Kuroko menyandarkan punggunya dibatang pohon depan gymnasium. Riko memberikan waktu istirahat selama lima belas menit hari ini. Bagi anggota tim Seirin ini adalah kesempatan yang sangat jarang sekali didapat, mereka biasanya hanya mendapat istirahat kurang dari lima menit. Kuroko menghela nafas, "Mungkin moodnya sedang baik."
"Mungkin karena hari ini sangat panas."
Kuroko menoleh. Kagami ada disampingnya tanpa ia sadari.
"Sejak kapan kau disitu, Kagami-kun? "
Kagami menjawab sembari tertawa ringan, "Daritadi kok, memang kau tak menyadarinya?"
Kuroko menggeleng. Apakah terik matahari musim panas dapat membuat seseorang memiliki misdirection? Sepertinya tak mungkin. Pasti dirinya sedang tak fokus.
Kuning dan Biru Aqua
genre : Romance
Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi
Pirang dan Biru Aqua (c) Winechii
Warning : kata-katanya mungkin ada yang ganjil dan tidak sesuai dengan kaidah yang sering diajarkan oleh guru bahasa Indonesia saya di sekolah, dan mungkin ada typo yang telah lepas dari pengawasan saya. OOC.
"Kurokochii! Lihat awan itu! Mirip sekali dengan kaki kucing. lucunyaaa" si pirang berkata sambil menunjuk sebuah awan berbentuk kaki kucing.
"Benarkah? Kurasa lebih mirip kepalan tangan." Biru aqua berkata disebelahnya.
Si pirang kembali melihat ke arah awan yang ia tunjuk sebelumnya. Benar yang dikatakan lelaki disebelahnya, awan yang tadi terlihat seperti tangan kucing yang manis berubah menjadi kepalan tangan seorang binaragawan. Si pirang manyun. Biru aqua disampingnya hanya tersenyum lalu menyeruput milkshake di tangannya.
...
Furihata melambaikan tangannya ke arah kagami dan Kuroko. Oh, es krim dan minuman isotonik pesanan mereka telah datang.
"Kau lama Furihata." Ujar Kagami ketika Furihata memberikan sebuah kantung plastik berisi dua buah es krim soda dan dua buah minuman isotonik.
Furihata hanya bisa nyengir kuda mendengar keluhan Kagami. "Maaf Kagami-kun," ucapnya, "Kawahara milih es krimnya lama."
Kagami hanya bisa menghela nafas mendengarnya. Lelaki berambut merah tua itu langsung mengambil bagiannya, setelahnya memberikan bagian partnernya, "Nih."
Kuroko mengambil bagiannya, "Terimakasih."
"Nee, ngomong-ngomong dibawah sini sejuk ya." Kagami menutup botol isotoniknya lalu membuka es krim soda miliknya.
"Hm, kau tau tidak Kagami-kun. Saat musim panas, kucing sangat pandai menemukan tempat sejuk untuk beristirahat dan tidur."
"Benarkah?"
"Ya, dan orang bilang aku mirip kucing karena bisa menemukan tempat-tempat sejuk di musim panas."
Jeda. Kuroko menengadah ke langit. "Hari ini awannya banyak ya. Mungkin nanti akan hujan."
"Ha?" Kagami tak mengerti.
...
Si pirang mengayuh sepedanya dengan sekuat tenaga. Jalan menanjak ini sangatlah panjang, apalagi dia membonceng orang. "Kise-kun, kalau kau tidak kuat aku turun saja. Kita bisa jalan kaki." Ujarnya dengan wajah datar, meskipun ada sedikit nada khawatir dikalimatnya.
"Aku tak apa Kurokochii. Anggap saja ini latihan untuk tubuhku karena aku sering tak hadir latihan." Ujarnya sambil tertawa ringan. Lelaki biru aqua menghela nafas, "Terserah kau." Ujarnya.
"Nee Kurokochii, lihat! Awan yang itu bentuknya seperti naga yang menabrakkan dirinya ke gunung!" si pirang menunjukkan sebuah awan abu muda yang berbentuk seperti naga sedang melesat dengan kecepatan penuh—setelah mereka sampai ditempat tujuan mereka, puncak bukit belakang sekolah.
"Ohh! Lalu yang itu! Yang itu."
"Yang mana?"
"Itu Kurokochii! yang diatas itu mirip sekali dengan kura-kura!" dengan semangat si pirang menunjuk awan tersebut. "Ya, memang mirip." Balas lelaki biru aqua.
"Ohhh! Ada lagi Kurokochii! kali ini seperti brokoli!" kelihatannya mata si pirang berbinar.
Biru aqua melihat ke awan yang ditunjuk oleh si pirang. Matanya menyipit, "Kise-kun bukannya itu kubis bunga?"
"Tidak Kurokochii! Itu brokoli!"
"Dilihat dari manapun itu kubis bunga Kise-kun."
"Brokolii!"
"Tidak, itu kubis bunga."
"Brokoli!"
"Kubis bunga."
"Brokoli!"
"Kubis bu—tunggu. Bukannya mereka satu species ya?"
"Ha?"
"Ya, maksudku.. Kubis bunga dan brokoli. Mereka kan satu jenis."
"Aku tak mengerti Kurokochii."
"Jadi, mereka itu satu species atau satu jenis dengan nama latin Brassica oleracea atau biasa kita sebut kubis, yang membedakan mereka hanya kelompoknya saja. Kalau kubis bunga itu Brassica oleracea Botrytis sedangkan brokoli itu Brassica oleracea Italica." Jelasnya panjang lebar.
"Kurokochii, kenapa kita malah membahas biologi?" hanya itu respon dari si pirang. Yang bisa ia lakukan hanya mengutuki kenapa lelaki pirang dihadapannya bodoh sekali.
Mereka merasakan angin yang amat kencang ketika keduanya menuruni bukit belakang sekolah dengan sepeda. Membuat rambut masing-masing menjadi tak karuan bentuknya, apalagi biru aqua. Rambut lelaki satu itu selalu saja dengan mudahnya berantakan, si pirang tak bisa berhenti tertawa karena bentuk rambutnya yang bisa dibilang cukup unik.
"Tolong hentikan Kise-kun." Ujarnya dengan nada geram.
Si pirang berhenti tertawa, "Berbalik Kurokochii, biar kurapihkan rambutmu." Ia mengambil sebuah sisir dari tasnya lalu dengan cekatan menyisir biru aqua dihadapannya. Biru aqua hanya bisa memejamkan matanya. Rasanya sangat nyaman bila seseorang menyisirkan rambutmu dengan lembut seperti ini.
...
Lima menit sudah Kuroko dan kagami hanya terdiam di bawah rindangnya pohon. Tidak ada satu pun yang berniat membuka percakapan, asyik dalam pikirannya masing-masing.
"Kuroko, apa ada seseorang yang kau suka?" pertanyaan random keluar dari mulut kagami beberapa detik kemudian. "Ada." Jawabnya tanpa menoleh pada Kagami.
"Benarkah? Apakah gadis di sekolah ini?" Kagami kepo.
"Bukan, dia di sekolah lain." Ujar Kuroko. 'Sebenarnya disebut gadis juga salah sih, tapi berhubung wajahnya memang agak cantik biarkan saja'. Batin Kuroko.
"Siapa?" Kagami makin kepo. Kuroko tersenyum, "Itu rahasia Kagami-kun." Kuroko menempelkan telunjuk pada mulutnya, Kagami memajukan bibirnya.
"Yang pasti," lanjut Kuroko, "Ialah orang pertama yang mengatakan aku seperti kucing karena pandai menemukan tempat sejuk di musim panas." Senyum Kuroko mengakhiri kalimatnya.
.
.
.
Maybe TBC
Untuk sementara ini mungkin statusnya complete kali ya?
Dan, dua minggu menjelang UN SMA saya malah bikin ginian *tawa laknat*
Gapapa lah ya, kali-kali hehehehe.
Review? silahkan, saya ga gigit *tebar cinta*
