Masa remaja adalah masa dimana semuanya terasa menggairahkan, seperti semuanya tidak ada waktu untuk dilakukan nanti jika tidak dilakukan sekarang.
Baekhyun seorang siswi di Gangnam High School. Dia terlihat lebih muda dari umurnya, seharusnya dia sudah tidak lagi berada dibangku SMA, namun dia pernah lama tidak bersekolah saat dia masih kecil.
Dia berdiri dipagar pembatas antara koridor dan taman sekolah, menarik nafasnya panjang sebelum berkoar-koar tentang Sehun-sahabatnya-yang mimpi basah tadi malam dan mendesahkan namanya.
Seisi koridor itu tertawa keras, mereka sudah biasa mendengar Baekhyun berkata-kata konyol. Tidak ada yang membenci Baekhyun, anak itu seperti ditakdirkan untuk menjadi sebuah kenangan gila tentang masa sekolah yang harus disimpan sampai tua.
Baekhyun menyeringai puas sebelum Sehun menariknya tangannya kasar dan membawanya ke ruang olahraga. Sehun mengumpatnya berkali-kali bahkan saat mereka berjalan dikoridor, namun Baekhyun hanya membalas umpatan-umpatan itu dengan tawa puasnya.
"noona, seharusnya aku membunuhmu sejak dulu!" laki-laki itu menarik rambut Baekhyun kesal. Baekhyun meronta-ronta meminta dilepaskan, "Oh Sehun lepaskan bodoh!". Sehun tidak menggubrisnya dan malah mengacak-acak rambut Baekhyun yang sebelumnya diikat kepang menyamping.
"kenapa kau melakukannya?", Sehun yang masih kesal melepaskan tangannya dari rambut Baekhyun. Baekhyun tidak menjaawabnya, ia malah balas menjambak rambut Sehun.
"aku kan sudah mengatakan padamu untuk tidak meninggalkanku dan pergi kesekolah sendiri! Seharusnya kau tau kalau kau tidak bisa jauh dariku karena rahasiamu tidak akan aman!"
"tapi aku harus mengganti celanaku yang basah bodoh!"
"kenapa kau tidak ganti dirumahku saja?"
Sehun mendengus, "yak, kau pikir aku tidak malu berganti celana dirumahmu, ini bekas mimpi basah bodoh!", Sehun masih tidak berhenti mengumpat. Baekhyun akhirnya tertawa, "aku penasaran dengan mimpimu" katanya sambil menaikkan alisnya.
Sehun mengenal Baekhyun sejak mereka masih kecil, saat itu Sehun masih berumur enam tahun dan Baekhyun berumur delapan tahun
Awal mereka berteman adalah karena disekolah dulu mereka berasal dari daerah yang sama, Busan. Teringat dulu bagaimana mereka selalu diperolok karena aksen mereka yang berbeda dari teman teman lainnya disekolah, sekolahnya dulu ada ditengah kota Seoul.
Baekhyun dan Sehun terlihat begitu menyedihkan dulu, hanya berdua saja sepanjang hari, dikucilkan. Mungkin karena itu Sehun sampai sekarang selalu dingin dan diam, tapi sejak dulu Baekhyun selalu menjadi orang riang yang tidak bisa diam dan tenang.
Kalau Baekhyun bisa move on dari masa masa kecilnya dulu, lain dengan Sehun yang hingga dia SMA pun hanya berteman dengan beberapa orang saja, Jongin dan Baekhyun.
"Mereka pasti akan mengolokku mulai dari sekarang sampai nanti aku ada di reuni sekolah ditahun 2030!". Sehun melemparkan pantatnya dimatras lompat tinggi. Baekhyun terlihat menahan tawanya, ia selalu senang jika Sehun merajuk sambil memonyongkan bibirnya maju. Karena menuruthnya jika Sehun seperti itu mereka akan terlihat seperti siswa normal yang tidak memilki masa kecil tidak menyenangkan.
"Kalau itu benar benar terjadi kau harus bertanggung jawab! Aku tidak mau tau, kau bahkan menjambak rambutku". Baekhyun tertawa, dia ikut duduk dimatras itu bersama Sehun, mengalungkan lengannya dipundak Sehun lalu mengatakan hal hal konyol untuk membuat Sehun diam.
Baekhyun selalu mengatakan pada Sehun bahwa masa dulu adalah bukan masa sekarang, Sehun selalu membantah bahwa itu sama saja. Dan ia tidak mau repot repot untuk membuat pertemanan lagi. Ia tidak perlu pura pura bersikap manis, membagi makanan – yang bahkan Baekhyun tidak tau kenapa Sehun sangat tidak menyukai itu – ataupun bersikap baik didepan orang tua mereka.
Orang tua Baekhyun seorang dokter, ibunya, Byun Ji Seol, adalah seorang dokter penyakit dalam. Byun Jung Ha, ayahnya, seorang dokter spesialis saraf. Membuat Baekhyun yang dulunya bercita cita untuk menjadi seorang dokter tidak memiliki keinginan lagi untuk menjadi dokter, hanya karena Baekhyun selalu mendengar hal hal membingungkan yang dibicarakan oleh ayah ibunya.
Jiseol dan Jungha sangat menyayangi Baekhyun, Baekhyun juga sebaliknya. Dan karena itu Sehun dibuat bingung bagaimana bisa mereka menyuruh Baekhyun menikahi seorang laki laki beristri – dan dia sedang hamil – bulan depan, dan demi tuhan, bagaimana bisa Baekhyun menyetujui itu.
Baekhyun menarik lengannya yang tadi ia kalungkan dipundak Sehun dan senyumnya tiba tiba berganti dengan seringaian nakal. Ia tiba tiba merasa penasaran lagi dengan mimpi Sehun. Sehun selalu terbuka dengan Baekhyun, tapi ia belum pernah mendengar Sehun bercerita tentang ia bisa hadir dimimpi basah pria yang berkulit sangat putih itu.
Tentu saja Sehun menolak untuk bercerita. Betapa memalukannya menceritakan mimpi basah kepada orang yang ada didalam mimpi basah itu, Sehun bergidik ngeri hanya dengan membayangkannya ditambah lagi dengan seringaian Baekhyun yang belum pudar. Tentu saja Baekhyun tidak dengan mudah menyerah untuk memaksa.
Setelah memaksa dan berakhir dengan mengancam bahwa ia akan meninggalkan Sehun diruang olahraga, akhirnya Sehun menceritakan mimpinya. "Jadi intinya kau melihat aku dan Chanyeol melakukan hal mesum didepanmu?" Baekhyun melipat tangannya didepan dadanya, membuat kesimpulan dari cerita Sehun. Ia sedikit mengerutkan keningnya, bukan apa apa ia hanya merasa aneh, bahkan Sehun ataupun dirinya belum begitu mengenal Chanyeol, pria tinggi jenius yang sudah menjadi dokter di usia ke 18 tahunnya.
"Aku tidak melihatnya, aku bermimpi melihatnya" Sehun menekankan.
"Iya aku tau, tapi kenapa Chanyeol?"
"Memangnya aku bisa mengatur mimpiku? Kalau aku bisa mengatur mimpiku lebih baik aku mengatur mimpiku supaya aku bermimpi tidak memimpikanmu dengan Chanyeol"
Baekhyun memutar matanya, "kau terlalu bertele tele".
"Apa kau terlalu memikirkan pernikahanku dengan Chanyeol?" Tanya Baekhyun.
Dia akan menikah dengan Chanyeol, seorang dokter muda yang sudah beristri. Chanyeol adalah putra satu satunya dari dokter Park Jae Beom dan ibunya, Park Byeo Ja. Mereka semuanya dokter.
Jiseol adalah sahabat dari Jaebeom dan Byeoja. Baekhyun hanya tau itu saja saat pertama kali Jiseol mengatakan kalau Chanyeol butuh bantuannya, sebenarnya lebih tepatnya Chanyeol dan istrinya, Seolhyun.
Ia tidak begitu paham masalahnya, yang ia tangkap, Seolhyun sedang mengandung anak pertamanya dan katanya setelah ia melahirkan ia tidak akan pernah bisa punya anak lagi. Chanyeol dan Seolhyun adalah pasangan yang masih sangat muda, mereka bahkan lebih muda dari Baekhyun - dia juga bertanya tanya kenapa mereka harus menikah muda - Baekhyun berumur 20.
Chanyeol - kata Seolhyun - harus mempunyai anak lebih dari satu. Ia tidak begitu mempermasalahkan obsesi orang tua pada keinginan memiliki banyak anak, hanya saja mereka bukan orang tua, hey mereka masih sangat muda. Baekhyun tidak terlalu menentangnya, ia berpikir tidak ada salahnya membantu orang, toh bukan dia yang meminta, dia yang dimintai. Artinya, Baekhyun bukan mengusik, karena ia juga tidak tau tapi dia sangat benci dengan kata mengusik.
Jaebeom sangat baik pada Baekhyun, Byeoja lebih lagi. Bahkan Byeoja sempat menangis karena Baekhyun bersedia membantu Chanyeol, Byeoja tidak pernah lupa mengatakan terima kasih setiap ia bertemu dengan Baekhyun. Baekhyun ingat saat kecil ia sangat takut dengan Byeoja karena Byeoja selalu membawa alat alat kedokteran kemana mana.
Pernikahan kontrak ataupun hal sejenisnya, sebetulnya Baekhyun berpikir bahwa nanti pernikahannya dan Chanyeol akan berakhir seperti itu juga. Tapi Baekhyun melihat dari keluarganya sendiri ataupun keluarga Chanyeol tidak menunjukkan tanda tanda itu. Yang ia lihat, mereka akan menikah dengan benar, seperti pernikahan normal pada umumnya.
Seolhyun, Baekhyun hanya beberapa kali bertemu dengan wanita itu. Pertama kali ia bertemu adalah di restoran, ia tidak tau kenapa waktu itu Seolhyun mengundangnya. Tapi saat ia datang ia melihat Seolhyun dan Chanyeol sudah menunggunya disebuah ruang private. Seolhyun melamarkannya untuk Chanyeol. Tentu saja Baekhyun yang sama sama wanita mengerti perasaan itu, ia tentu juga ikut menangis dengan Seolhyun. Ia bahkan hampir menolak lamaran itu kalau saja Seolhyun tidak mengatakan bahwa nasib pernikahannya dengan Chanyeol ada ditangannya.
Semuanya terdengar rumit memang, Baekhyun hanya menjalani dengan bebas, ia hanya ingin membantu.
"Kau tidak usah terlalu memikirkannya Sehun-ah, kau tau kan aku jago hapkido" Baekhyun tertawa. Tenggorokannya terasa kering karena justru dia yang sedang memikirkan itu.
"Apa kau berencana akan membunuh salah satu dari mereka?"
"Untuk apa?"
"Bodoh, lalu untuk apa kau mempersiapkan hapkido?"
Baekhyun tertawa ia menyenggol pinggang Sehun dengan sikunya, "aku kira mungkin kau mengkhawatirkanku. Jadi aku mengatakan kalau aku jago hapkido, kau tidak perlu khawatir"
"Aku justru lebih khawatir setelah kau terlihat mempersiapkan hapkidomu untuk mereka"
"Yak! Apa kau masih berpikir aku akan membunuh salah satu dari mereka?!" Baekhyun memukul paha Sehun keras.
"Yang penting kau tidak bunuh diri, noona"
Baekhyun menatap mata Sehun yang tajam, ia tau mereka saling menyayangi. Baekhyun selalu bersyukur bahwa Sehun tidak pernah pergi dari sisinya bahkan dari dulu, ia tidak tau apa yang begitu menyenangkan dari dirinya.
Baekhyun kemudian mengusak puncak kepala Sehun dan tersrnyum lembut kapadanya, "aku tidak akan bunuh diri Sehun. Aku tidak setega itu menyakiti orang orang yang menyayangiku tau?! "
"Jangan hanya memikirkan orang lain saja Baekhyun, pikirkan dirimu juga" Sehun menghembuskan nafasnya. Selalu seperti itu, Baekhyun tidak terlalu peka dengan dirinya, ia sibuk membuat orang lain senang.
"Kita masih akan tetap bermain kan?!" Baekhyun menatap Sehun dengan harap
"Seharusnya aku yang bertanya begitu".
Baekhyun tersenyum lagi, ia berharap Chanyeol tidak membatasi pertemanannya dengan Sehun.
