"hey Jungkook! Mau ikut main basket?"

Seorang pria dengan seragam sekolah yang tidak beraturan memainkan bola basket dengan satu jarinya, matanya menatap lurus pada seorang pria tampaan yang sedang menulis sambil memakan roti isi. Pria bernama Jungkook itu melirik malas pada temannya yang masih asik memainkan bola basket ditangannya.

"pergilah Jack, aku sibuk" ucapnya dingin sambil kembali menulis.

Pria bernama Jack itu berjalan mendekati meja Jungkook kemudian menatap semua buku tugasnya. Ia menendang meja itu kemudian terkekeh pelan. "kutu buku"

"enyahlah Jack!"

"kau tau, kau tak seharusnya belajar sekeras ini. Bukankah kembarannu itu sudah sukses di luar negri sana?"

Brak!

"jangan pernah sebut dia di hadapanku" seketika Jungkook berdiri dan mencengkram kerah baju Jack, membuat pria itu tertawa kecil kemudian menepuk-nepuk pundak Jungkook.

"kkk baiklah maafkan aku bung. Ayo kita keluar, kita bermain basket, aku dengar... Park Jimin itu sedang bermain basket dibawah sana"

Mendengar itu seketika cengkraman tangan Jungkook melemah membuat Jack tersenyum dan langsung meninggalkan Jungkook.

Sementara itu dibawah, sekelompok pria sedang asik menikmati jam kosong setelah pulang sekolah mereka dengan bermain basket. Para siswi yang sedang berlatih cheerleader berhenti berlatih hanya untuk sekedar melihat pria bertubuh mungil yang asik bermain basket dengan tubuh bermandikan keringat.

Jungkook, pria itu hanya duduk dikursi penonton. Menatap pria mungil itu kemanapun langkahnya. Jungkook menatap dada yang naik turun saat pria itu berbaring di lantai untuk sekedar mengambil nafas. Menatap bibir kissable yang sesekali terbuka dan tertutup. Dan leher yang mengkilap karena keringat yang terkena sinar matahari.

Dan otaknya seketika memikirkan saat pria itu menarik nafas karena kehabisan nafas saat Jungkook memaksa melumat bibirnya. Atau saat mulut itu menghisap juniornya dan meneriakan namanya saat ia sampai di klmaksnya. Atau saat ia bisa menandai leher itu dengan kissmarknya. Ah memikirkan itu semua membuat Jungkook 'mengeras'.

"cukup menghayalnya big baby, dia datang" ucap Jack yang dengan polosnya membuyarkan fantasi liarnya.

Jungkook berdecak kesal, tapi ia tidak bisa marah, karena Jimin berjalan menuju tempatnya untuk mengambil minum di tasnya. Baiklah, persetan dengan Jack, Jungkook lebih tertarik dengan leher jenjang yang terlihat seperti sedang menggodanya untuk 'ditandai'. Merasa ditatap, Jimin melirik Jungkook dan tersenyum ketika pria itu meletakan botolnya lagi.

"hei Jimin, mau bermain lagi?"

"ah tidak, aku harus mengurus beberapa hal" ucap Jimin sambil mengambil tasnya, ia tersenyum melirik Jungkook yang masih setia menatapinya. Setelah pamit pada temannya, Jimin berjalan meninggalkan lapangan, tak lupa memberi senyum dan lirikan 'ajakan' pada Jungkook.

Jungkook mengumpat kecil ketika melihat Jimin terus berjalan keluar gerbang sekolah tanpa melihat ke belakang. Dengan segera Jungkook mengambil tas nya dan berjalan menyusul Jimin, persetan dengan basket dan Jack, ia hanya ingin Jimin. Disepanjang jalan, Jungkook menjaga jaraknya dari Jimin. Ia terdiam saat melihat Jimin naik kedalam bus, dan dengan segera Jungkook menaiki bus yang sama saat bus itu berhenti di halte lain.

Jungkook mengumpat kecil ketika melihat banyaknya penumpang di bus itu. Ia berjalan perlahan melewati penumpang-penumpang lain. Lama berjalan, hingga akhirnya mata Jungkook menemukan punggung seorang pria pendek, dengan seringaian tipis di wajahnya, Jungkook berdiri di belakang Jimin dan merapatkan tubuhnya hingga juniornya merasakan belahan butt Jimin.

"eh?" Jimin sedikit tersadar saat merasakan benda keras menekan buttnya. Ia menengok ke belakang dan pipinya seketika memerah melihat wajah hoobae nya itu. Dengan seringaian yang membuat ia terlihat makin tampan, dan 'benda' yang mengeras dibawah sana.

"J-Jung..."

Jimin mencicit, dan berusaha memundurkan tubuh Jungkook, tapi pria itu hanya memberi isyarat agar Jimin tetap diam. Dan sepertinya ini adalah hari keberuntungan Jungkook, bus yang mereka tumpangi tiba-tiba rem mendadak di sebuah halte, membuat junior Jungkook harus kembali menekan butt Jimin. Baik Jungkook atau Jimin, mereka harus menggigit bibir untuk menahan desahan mereka.

Jimin kembali berusaha menjauhkan tubuh Jungkook, tapi Jungkook malah merapatkan tubuhnya dan menggesekan juniornya di butt Jimin, Jungkook bernafas di telinga dan leher Jimin, membuat pria itu tersiksa karena harus menahan desahannya. Dan tanpa sadar junior Jimin juga sudah menegang dibawah sana.

"rumahku di dekat sini, mau mampir hyung?" bisik Jungkook sambil menjilat pelan cuping telinga Jimin. Pria itu hanya mengangguk perlahan dan melirik Jungkook dengan mata sayunya. Jungkook tersenyun, ia sudah mendapatkan mangsanya, sekarang tinggal 'menikmatinya'.

*. Skip

Setelah turun dari bus, Jungkook mengajak Jimin masuk kedalam mobilnya. Jungkook memasukan paksa Jimin kedalam mobil.

"eunghh Jungh- umnhh" Jimin meracau tidak jelas saat Jungkook tiba-tiba menindihnya dan melumat bibirnya. Ia sedikit terkejut saat merasakan lidah Jungkook masuk dan mengabsen seluruh benda yang ada di mulutnya, apalagi saat lidah itu mengajaknya bergulat, menghasilkan saliva yang terus keluar dari mulut Jimin.

Jungkook melepaskan tautan bibirnya saat merasakan tepukan pelan pada dadanya. Ia menatap Jimin yang sedang menghirup nafas sebanyak-banyaknya. Jimin menatap sayu pada Jungkook saat pria itu mengusap bibir bawahnya dan menatapi leher dan dadanya. Pemandangan itu membuat Jungkook ingin segera memakan pria itu.

Tapi belum sempat berbuat lebih, seorang pria membuka kaca mobil yang memisahkan kursi depan dan belakang. Ia menatap Jungkook yang sedang mencumbu leher pria manis yang sedang sibuk mendesahkan nama Jungkook sambil meremas seragam kemeja Jungkook. Pria di kursi supir itu tersenyum kemudian mengetuk kaca hitam itu.

"kemana kita akan pergi tuan muda?" ucapnya.

Mendengar itu, Jungkook menjilat bibir Jimin dengan sensual dan melirik sang supir, "kau tau harus pergi kemana, Jack. Jangan buat aku memecatmu dan cepat jalankan mobilnya" ucap Jungkook dingin "kkk baiklah maafkan aku tuan muda" sahut sang supir sambil menutup kaca tadi dan segera melajukan mobilnya.

Kembali ke Jimin, pria itu sekarang tengah meraup oksigen sambil menatap Jungkook dengan sayu. Jungkook sendiri hanya diam menatap dada bidang Jimin yang naik turun. Dan tanpa aba-aba, Jungkook membuka kancing seragam kemeja Jimin. Ia memilin-milin nipple Jimin sebelum menjilat dan menghisapnya layaknya anak bayi yang mengharapkan susu.

Jimin sendiri hanya bisa mendesah keras dan meremas rambut Jungkook, sesekali ia menggigit jarinya untuk menahan desahannya saat pria itu memainkan nipple nya dengan lidah. Jimin menengok kebawah untuk melihat Jungkook yang sedang menatapnya sambil memainkan nipplenya. Tatapan Jungkook benar-benar membuatnya mabuk, dan tatapan itu yang membuat Jimin jatuh cinta pada Jungkook.

"umnhh ahh Jungkookhh... Hen- umphh" Jungkook kembali melumat bibir Jimin. Saat Jack membukakan pintu untuknya, Jungkook segera menggendong Jimin keluar dari mobil menuju kamarnya tanpa melepas tautan bibirnya. Jack hanya menggeleng pelan dan membawakan tas Jungkook dan Jimin dan memberikannya pada seorang pelayan.

Sementara itu dikamar besar milik Jungkook, Jungkook sudah menelanjangi Jimin, memangkunya dan memasukan dua jarinya pada hole sempit Jimin. Jimin sendiri hanya bisa mendesah tertahan dalam ciuman Jungkook. Tangannya meremas pundak Jungkook sebagai pelampiasannya karena jari itu sedang keluar masuk dalam holenya.

"aaanghhh disanah... Jungkookhh... anghh" badan Jimin mengejang saat merasakan jari Jungkook menusuk sweetspotnya. Jungkook terus menekan titik itu sambil menggoda nipple Jimin dengan lidahnya. Jimin semakin keras meremas rambut Jungkook, ia juga membusungkan dadanya saat ia mencapai klimaks pertamanya. Jungkook hanya terdiam menatap junior Jimin, ia mengecup bibir Jimin kemudian membaringkan pria itu di kasurnya.

Jimin hanya bisa menatap sayu pada Jungkook yang sekarang sedang membuka pakaiannya satu per satu. Pipinya memerah saat melihat tubuh Jungkook, dan jangan lupakan juniornya yang besar dan menggoda iman. Jungkook melebarkan kaki Jimin dan menggesek juniornya pada hole Jimin, membuat Jimin merengek manja karna detak jantungnya bekerja lebih cepat.

Jungkook mendekatkan wajahnya pada Jimin, "kalau sakit, cakar saja aku" bisiknya sambil menjilat bibir Jimin. Jimin hanya mengangguk. Kemudian Jungkook memasukan juniornya perlahan kedalan hole Jimin.

"anghh Jungkook- aaaahh!" reflek Jimin mencakap punggung Jungkook ketika pria itu memasukan juniornya dengan sekali hentak. Jungkook yang mendengarnya segera mengecupi bibir Jimin dan menenangkannya. Jungkook bisa merasakan juniornya dipijat dan diremas oleh hole Jimin. Dan beberapa saat kemudian Jungkook mulai mengeluar-masukan juniornya di hole Jimin.

"anghh Jungkookiehh... hmphh" Jimin melumat bibir Jungkook sebagai pelampiasan rasa nikmatnya. Jimin bertingkah sedikit agresif, terbukti tanpa ragu Jimin melesakan lidahnya kedalam mulut Jungkook dan mengajaknya bergulat.

"hmphh! Nghh hmh Kookiehh amhh" Jimin kembali meremas rambut Jungkook saat ia merasa juniornya yang besar baru saja menusuk titiknya.

Jungkook semakin gencar menusuk titik itu berkali-kali, membuat Jimin kembali klimaks untuk yang kedua kalinya. Jungkook berhenti saat melihat Jimin sedang mengambil oksigen. Ia segera merubah posisi Jimin menjadi menungging dengan kepala di atas bantal. Jungkok kembali memompa juniornya di hole Jimin.

Kali ini ia bebas menandai punggung Jimin dan meremas buttnya. Tak lupa Jungkook menggoda kedua nipple Jimin dengan jarinya. Jimin hanya bisa mendesah dibawah sana, ia meremas bantal sebagai pelampiasan rasa nikmatnya. Jungkook menahan wajah Jimin ketika pria itu mendongak karena tusukan Jungkook. Ia menjilati cuping telinga Jimin sambil menghujam juniornya dengan gencar.

"a-anghh Kookiehh, aku akan... ngghh apah yang kau lakukanhh" Jimin menengok ke belakang ketika merasakan lubang juniornya ditutup oleh jari Jungkook.

"kau tidak boleh keluar sebelum aku sayang... Kau bahkan sudah klimaks dua kali..." ucap Jungkook sambil menjilati cuping telinga Jimin. Jimin hanya menatap sayun pada Jungkook disampingnya. Ia segera mengetatkan dinding holenya, berharap si buas Jungkook segera klimaks.

Tapi cara itu hanya membuat Jimin tambah sengsara.

"aghh what a tight hole... kau ini benar-benar nakal ya. Akan kuhukum kau..." ucap Jungkook sambil mengocok cepat juniornya Jimin, membuat pria mungil itu kembali menjerit dan kembali mengetatkan hole nya.

"arhh i'm gonna cumh!"

"anghh nghh Jungkookieh~"

"ahh Jiminh!"

Bersamaan dengan itu, kedua pria itu klimaks bersama. Jimin segera bebaring di kasur dan ia memeluk Jungkook ketika pria itu sudah berbaring disampingnya. Mereka saling mengecup bibir sambil menghirup oksgen. Jimin memeluk erat pria di depannya, ia membenamkan wajahnya di dada bidang Jungkook, dan Jungkook langsung mengusap kepalanya.

"terima kasih hyung"

"hm? untuk apa?"

"permainan ini. Dan maaf jika aku kasar"

"eum... tidak apa... aku menyukainya"

"sungguh?"

"eum... aku juga... menyukaimu..." ucap Jimin malu-malu. Ia semakin mengeratkan pelukannya, ia bahkan malu untuk menatap Jungkook.

Jungkook sendiri sekarang sedang tersenyum senang karena perasaannya terbalaskan. Ia mengusap kepala Jimin dan sesekali mengecupnya.

"jadi... kita resmi menjadi sepasang kekasih?"

"eum? Molla... Jimin belum bisa memastikan"

"hee kenapa?"

"kkk tidak apa... nanti Jim beri tau, jika Kookie mau menganggap Jim sebagai kekasih, Kookie boleh melakukannya"

Jungkook hanya bisa tersenyum menatap Jimin. Ia kembali mengecup kepala pria itu kemudian mengusapnya.

Sepertinya hari esok dan hari lainnya akan jadi hari baru bagi Jungkook sebagag body guard Jimin.

"aku akan menjagamu hyung. Tak ada satupun yang akan mengambilmu dariku" bisik Jungkook yang kemudian menyusul Jimin ke alam mimpi.

TBC

Annyeong readers ^^)7 Kali ini Nji bawa ff request dari teman bbm, Chiminie BiTieS, sebelumnya maaf ya nji gak copas ceritanya di grup, soalnya di bbm kan cuma 200 karakter, kalau kepotong2 nanti gaenak apalagi adegan itunya.g Nah buat yang lain, kalau mau request cerita ke nji boleh x)
yah cukup sekian deh curhatannya hehe yang penting mah review aja, trus maaf ya kalau chap pertama ini terlalu pendek, chap kedua bagiannya VMin bakal lebih panjang hehe

Okeh sekali lagi RnR juseyooo /angkat baner MinYoon/?