TITTLE : вещие (Veschiye)

ALTERNATIVE TITLE : Precognitive Dream

PAIR : ALLxJIN / EVERONExJIN slight KANGINxLEETEUK


Precognition also called prescience, future vision, and future sight is an alleged psychic ability to see events in the future.


"Hyung, kau menikmati hal ini bukan?" bisik pemuda itu ditelinganya.

"Bagaimana rasanya ketika sweetspotmu kuhunjam terus menerus?" lanjutnya lagi.

Jin tidak menjawab ia terus mendesah,pemuda itu mencium Jin lemah lembut sembari menghunjam holenya terus menerus. Tangan nya yang tidak terpakai ia pakai untuk mengocok 'adik kecil' milik Jin.

"Ah! J-angan...!" mohon Jin

"Aku akan membuat hyung merasa nikmat jadi aku akan sedikit bermain-main dengan hyung dulu~"

Pemuda itu mengocok miliknya dengan kencang hingga akhirnya Jin mengeluarkan sepermanya. Kepalanya terjatuh diatas kasur. Badannya sedikit gemetar karena baru saja mengeluarkan cairan. Nafasnya terengah-engah. Ia melirik kearah pemuda yang ada dihadapannya, tersenyum senang melihatnya yang 'ambruk'

"Jangan tidur dulu, aku masih belum selesai!" katanya sambil menusuk kembali hole miliknya

"Nghh…kumohon..hh…hen-tikan!" pinta Jin tapi diabaikan oleh pemuda tadi

Ia terus menusuk dititik itu hingga Jin mulai kehilangan kontrol dirinya sendiri. Ia mendesah dengan liarnya dan hal itu membuat pemuda tersebut mempercepat gerakkannya, hingga akhirnya ia melenguh bersamaan dengan cairan sperma yang keluar di dalam hole milik Jin. Jin mendesah dan merasakan bagaimana cairan hangat itu masuk kedalam tubuhnya, memenuhi perutnya.

Setelah selesai mengeluarkan semua, Pemuda itu menjatuhkan dirinya diatas kasur lalu memeluk Jin dari belakang, Jin sudah tertidur karena kelelahan dibuatnya. Ia mengecup jenjang lehernya.

"Aku mencintaimu." Katanya sebelum akhirnya tertidur pulas.

01 Januari 2017

Adalah hari raya tahun baru terburuk yang pernah ada. Terbangun dengan surai lembut kelamnya yang acak – acakkan ditambah dengan pipinya yang memerah serta cairan lengket dibawah sana.

Kacau.

Satu kata yang tepat menggambarkan pagi indahnya yang hancur karna mimpi aneh semalam.

Jin tidak tahu apa yang terjadi padanya, semalam ia tidak mabuk – mabukan atau hal aneh yang memicu dirinya untuk 'berhalusinasi seliar' itu dimimpinya.

Ditambah lagi dengan seorang pria tidak dikenal.

Jin memang belum pernah berkencan diusianya yang menginjak dua puluh empat tahun, jadi ia tidak begitu memperhatikan kemana seksual orientasinya lagipula ayahnya sendiri juga menikahi seorang laki –laki 'spesial'. Tapi berdasarkan pengalaman mimpi anehnya semalam.

Ia positif seorang pecandu Adonis sekarang.

Kim Seok Jin, adalah nama lengkapnya. Laki – laki yang berprofesi sebagai furniture designer ini merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ayahnya Kim Kang In menikahi 'ibunya' Park Jung Soo yang merupakan seorang guru TK sewaktu ayahnya belum begitu berkecimpung didunia politik.

Hasil pernikahan orang tuanya melahirkan anak pertama sekaligus noonanya Kim So Eun yang beda tiga tahun dengannya, lalu kakak keduanya sekaligus hyungnya yang berbeda setahun darinya yaitu Kim Jin Woo. Soeun merupakan seorang Chief pd-nim disalah satu pertelevisian korea, KBS. Dan hyungnya merupakan salah satu member dari boy group asuhan YG Entertainment, WINNER.

Baik Soeun dan Jinwoo mengekspos diri mereka sebagai bersuadara dan merupakan anak seorang 'menteri'. Tapi terkhusus untuk Jin, ia tidak mau terliput dan diliput, membuat bungsu Kim ini jarang keberadaannya diketahui orang – orang.

Bukan tanpa alasan Jin pernah diculik sewaktu kecil ketika diajak ke taman ria oleh keluarga besarnya yang saat itu kakeknya merupakan seorang perdana menteri. Membuatnya takut dengan gelap dan flash atau blitz kamera. Baik Soeun dan Jinwoo menghargai keputusan adiknya untuk tidak mengekspos dirinya, sehingga waktu terbaik bersama adiknya adalah ketika perayaan tahun baru seperti ini dirumah kakeknya dimana keluarga besar berkumpul.

Mereka mengadakan barbeque dan sedikit games keluarga. Disamping padatnya tour hyungnya, dan jadwal padat noona dan ayahnya mereka tetaplah keluarga besar yang hangat. Itu yang membuat rakyat Korea sangat mencintai keluarga ini. Mereka tidak memaksa anaknya untuk berkecimpung didunia politik.

Jin sarapan dengan wajah suram, dan seluruh anggota keluarganya menyadari hal itu, begitu mendapati pemuda dengan hoodie pink itu alih – alih mendatangi sang ibu dan nenek didapur untuk membantu memasak atau sekedar membantu membawa lauk ke meja makan malah langsung duduk di meja makan.

"Jadi ada apa dengan princess pink kita satu ini" ujar sepupunya, Kim Myung Soo. Seumuran dengannya namun kekeh ingin dipanggil hyung karna ia lahir sembilan bulan lebih dulu darinya. Penerus usaha retail milik keluarga Kim.

Dan hobi meledek Jin dengan candaan seperti tadi. Bukan tanpa alasan, Myungsoo menyukai Jin.

Meski Jin sama sekali tidak mengetahui fakta ini.

"Tidak ada apa – apa denganku. Aku hanya mendapat 'mimpi buruk' semalam" lirih Jin dan mendapati seluruh keluarga besarnya menatap dirinya was – was karena mereka berfikir bahwa 'trauma masa kecilnya kembali datang'

Menyadari hal itu Jin pun langsung berucap "Ini bukan mimpi yang kalian pikirkan, ini seperti aku mendapati diriku 'digigit serigala liar'" ujar Jin berbohong dan langsung mengambil bubur yang dihidangkan didepannya.

Jin berharap ini hanyalah sekedar bunga tidur.

Pemuda itu meletakkan kedua kaki Jin di bahu tegapnya, dan ia mengambil sisa klimaks Jin dan melapisi jarinya. satu jari, Jin masih tidak apa-apa karna mungkin saking begitu terangsangnya, dia tidak merasakan kalau satu jari sudah berhasil masuk pada 'hole' kenikmatan miliknya yang berwarna pink cerah, dua jari, Jin menjerit.

"AAARRGHH! Hentikan! Keluarkan~! Appoyo…~! Hiks…" erang Jin yang berusaha berontak tapi percuma karena sudah tidak memiliki tenaga. Dan tubuh pemuda itu yang anehnya terlihat lebih kecil darinya namun sangat kuat. Tiga jari telah berhasil masuk.

Pemuda itu merasakann jarinya dilumat dengan brutal dan rasa hangat yang nyaman ini membuatnya semakin bergairah. Libidonya semakin memuncak, ia membayangkan kalau miliknyalah yang ada didalam, bukan tiga jarinya yang sedang melakukan pelonggaran.

"AAARRRGHH~!" pekik Jin membuat ia mendiamkan untuk sementara ketiga jarinya agar terbiasa.

Setelah agak lama, ia mulai memainkan jarinya dan bergerak-gerak di dalamnya berbentuk zig zag agar sedikit melonggar.

"Appo…appo…ugh..appo…hiks…appoyo..AARRGHH! hiks…" tangis Jin, tapi pemuda itu tidak mendengarnya. Nafsu yang begitu besar telah membuat akal sehatnya hilang. Yang ada hanyalah nafsunya.

Setelah dirasa cukup, Ia mulai melepaskan ketiga jarinya. Terdengar desahan lega dari belahan bibir plum milik Jin. Pemuda itu mulai mengocok kejantanannya yang sudah mulai tegang dan memposisikan kejantanannya di depan 'hole' milik Jin.

Jin mulai hampir memejamkan matanya, ketika ia segera memasukkan ujung dari kejantanannya, dan itu seketika membuat Jin menjerit

"AARRGGHH! Keluarkan! Appoyo! Jebal~..hiks.." tangis Jin.

Pemuda itu begitu menikmatinya. Hangat, sempit sekali dan terasa begitu menyenangkan. Dirinya yang semakin diliputi nafsu langsung menghentakan pinggulnya hingga tertanam sempurna.

"Ah…" desahnya perlahan ketika seluruh kejantanannya tertanam sempurna. Rasanya begitu menyenangkan, hangat dan sulit dijelaskan. Matanya terpejam sedikit karena begitu menikmati tubuh polos yang dia sedang nikmati ini.

Pemuda itu mendiamkan untuk sementara, setelah dirasa kalau Jin sudah mulai merasa tidak apa-apa, dirinya mulai bergerak secara perlahan. Awalnya terasa begitu sakit untuk Jin, namun lama kelamaan, mulai menyukainya.

Pemuda itu terlihat seperti kesetanan menghujani sweetspot Jin dan Jin hanya pasrah dan terus menangis sedikit kalau merasa perih, atau mendesah terus menerus ketika sweet spot miliknya dihujani oleh pemuda itu.

"Ahh…~" Jin terus mendesah. Seprai kamarnya sudah hancur karena aktifitas mereka. Tempat tidur Jin sudah berdecit kencang dan bergerak terus menerus menandakan kalau pemuda itu begitu kesetanan menghujani sweet spot milik Jin yang sensitive

Dirinya terus menghujani sweet spot milik Jin. Cairan miliknya semakin membuatnya licin dan semakin masuk kedalam. Hingga orgasme miliknya menyembur terlalu dalam ke hole Jin.

Ia ambruk dengan menindih tubuh Jin dan begitu kelelahan. Keduanya tertidur sambil berpelukan.

Jin terbangun dengan deru nafas yang berdegup kencang, ia mendapati dirinya 'basah' diarea 'bawah sana' dan bagian 'belakangnya' yang seakan – akan masih mengingat rasa sakit sekaligus nikmat yang terjadi didalam mimpinya semalam.

03 Januari 2017,

Jin kembali terbangun dengan keadaan mengenaskan akibat mimpi disetubuhi oleh seorang pria lagi yang anehnya pria ini berbeda dari yang kemarin ia mimpikan.

Jin takut untuk tidur sekarang, ia tidak begitu menikmati satu minggu liburnya yang harusnya penuh canda dan tawa bersama keluarga besarnya sekarang. Ia bahkan tidak menggubris ledekan Myungsoo yang memanggilnya dengan Princess Pink atau Eomma-Jin atau Pig-Jin.

Dan Soeun menyadari perubahan itu.

"Jadi Jin, apa yang terjadi padamu?" tanya Soeun mengajak Jin untuk menemaninya berbelanja di supermarket.

"TIdak ada apapun yang terjadi padaku"

"Kau tahu bukan kau dan Jinwoo sangat buruk dalam berbohong"

"Aku tidak berbohong"

"Itu membuatku semakin yakin bahwa dirimu tengah berbohong"

Jin kalah telak.

"Apa karna mimpi burukmu lagi? Mimpi yang katanya digigit serigala liar itu?" tanya Soeun to the point.

Jin menghela nafas

"Sejujurnya aku tidak bermimpi digigit serigala liar, aku bermimpi bahwa aku…eum…" ujar Jin terputus karena merasa malu dengan mimpinya.

Menyadari bahwa pipi adiknya memerah, membuat khayalan Soeun menjadi 'liar'

"Maksudmu digigit serigala liar adalah perumpamaan kan? Kau bermimpi ditiduri laki – laki bukan?" ujar Soeun lagi

"NOONA!" ujar Jin langsung menutupi mulut kakaknya takut – takut ada yang mendengar.

Soeun sudah terbiasa bekerja di pertelevisian dan penyiaran, sangat mudah baginya menebak apa yang ingin dikatakan atau dipikirkan lawan bicaranya.

"Aku rasa itu wajar, kau belum pernah mengalami mimpi basah bukan?" tanya Soeun santai ketika mereka memutuskan untuk rehat disebuah caffe di depan supermarket tersebut.

"Tapi bermimpi berulang – ulang dengan dua laki – laki yang berbeda?" tanya Jin yang masih menganggap bahwa ini adalah 'masalah serius'.

"Aku rasa tubuhmu memang sedang bekerja aktif memproduksi hormon karna dirimu sangat telat sekali untuk mengalami mimpi basah ketika laki – laki pada umur dua belas tahun bahkan sudah bisa melakukan hand job" ujar kakaknya sambil mengedipkan matanya jahil.

"Noona!" ujar Jin pasrah melihat dirinya jadi bahan candaan dan memilih untuk mengantri di counter memesan minuman bagi keduanya.

Namun naas, dirinya ditabrak seorang pemuda bermasker hitam yang menumpahkan enam minuman ke sweater berwarna pink pastel miliknya.

Dan hanya ada dirinya dan noonanya serta pemuda ini yang berada di caffe ini karena faktor yang masih pagi dan mereka sekarang berada diwilayah sedikit 'terpencil' dari khalayak umum.

"Jin! Neo gweanchana? Yak! Dirimu jalan tidak pakai mata apa!?" cetus Soeun emosi melihat pakaian adiknya yang seratus persen basah terkena tumpahan kopi dan jus

"Sudahlah noon, tak apa dia tak sengaja" ujar Jin sambil melepas sweaternya yang basah dan berharap kaus lengan panjangnya tidak ikut basah.

Dan syukurlah bawa baju didalamnya tidak ikut terkena tumpahan minuman.

"Maafkan aku, aku sungguh benar – benar tidak sengaja, sebentar tunggu disini biar ku belikan baju!" ujar pemuda yang tidak dikenal itu.

"Awas pemuda itu! Akan ku-"

"Tenanglah noon. Dia kan bilang bahwa dia tidak sengaja noona tidak malu dilihat pelayan caffe sini?" ujar Jin membuat Soeun sadar mereka jadi pusat perhatian para pelayan disini.

"Aish! Sudahlah! Aku tidak mood minum lagi!" ujar sang kakak langsung mengambil belanjaan mereka dan berjalan keluar. Jin hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Maaf atas kekacauan yang kami buat" ujar Jin sambil memohon maaf pada pelayan yang ada dan membayar minuman yang tadi tumpah dan membelinya lagi lalu ikut berjalan keluar

Dan tak lama kemudian pemuda bermasker hitam tadi datang sambil membawa tas belanja berisi baju untuk dipakai Jin mendapati bahwa sekarang beberapa pelayan tengah mengepel tempat dimana minumannya jatuh tadi.

"Maaf, pemuda yang tadi memakai sweater pink tadi kemana ya?"

"Ah! Pemuda itu sudah pergi disaat anda datang. Baru saja! Sekitar lima menit yang lalu" ujar sang pelayan membuat dirinya terdiam.

"Ah satu lagi. Dia sudah membayar minuman yang tadi anda tumpahkan dan membeli kembali minuman yang anda pesan, dan sudah kami bawakan ke meja anda. Meja anda dilantai dua bukan?" ujar sang pelayan ramah membuat pemuda itu mengangguk dan langsung naik keatas dilantai dua, tempat dimana lima orang lainnya tengah menunggu dirinya dengan pakaian 'tertutup'

Pemuda itu langsung melepaskan maskernya dan duduk disana tercenung mendapati white frappucino didepannya.

"Hyung kenapa lama sekali!" ujar pemuda yang lain.

"Maafkan aku Jimin, aku-" ujar pemuda itu tadi terpotong memperhatikan bill yang masih tertempel di nampan minumannya dan mengambilnya

Dan struk itu tertandatangani lunas atas pemegang credit card bernama, Kim Seok Jin.

"Namjoon kau sudah gila tersenyum karena melihat sebuah struk? Dan lagi sejak kapan kau membeli sweater berwarna pink?" ujar pemuda yang lain, terlihat lebih kalem dan acuh dibanding pemuda lainnya yang dimeja itu.

"Palingan untuk toynya nanti malam" ledek Jimin

"Aku tidak tahu bahwa hyung suka menjadi sugar daddy sekarang, hobi membeli hadiah untuk babynya" ujar pemuda berambut abu – abu kecoklatan.

"Minuman yang tengah kalian minum ini dibayari oleh babyboyku" ujar Namjoon menuai suara tersedak dari masing – masing orang yang ada disana.

"Jadi hyung yang mencari sugar daddy sekarang!?" ujar pemuda berambut dirty brown.

"Jungkook jaga ucapanmu! Tapi apa yang dibilang Jungkook apakah benar?"

"Kau juga sama saja Hoseok hyung" ujar Jungkook ketus menuai kekehan dari pemuda yang meyanggahnya tadi.

"Aku tidak sengaja menumpahkan minuman pada seorang pemuda tadi dan aku membelikannya baju untuk mengganti pakaiannya tadi"

"Dia laki – laki penyuka warna pink?" tanya Jimin

"Wajahnya bahkan layaknya seorang Goddess"

"Krystal?" tanya Jimin lagi

"Seribu kali lebih cantik dari Krystal"

"Sedih sekali, padahal kau baru tidur dengannya semalam" ujar pemuda kalem tadi yang meminum ice black coffeenya dengan nikmat.

"Tapi ketika aku datang dia sudah membereskan 'kekacauan' yang aku buat dan kembali pergi bersama seorang yeoja"

"Jadi hyung sekarang hobi merusak hubungan orang?"

"Seperti tidak kau saja Taehyung" ujar Hoseok menuai decakan sebal

"Aku tidak yakin, karna dia memanggil yeoja itu dengan sebutan noona. Dan sepertinya aku pernah melihatnya disuatu tempat…"

"Mungkin noonanya adalah partner bedmu dahulu"

"Aku rasa bukan"

"Teman sekerja? Seperti produser, atau penulis?" ujar Taehyung

"Ah benar! Dia Kim Soeun, Chief PD KBS!" ujar Namjoon

"Kalau begitu jangan main – main terhadap 'orangnya' namjoon" lanjut J-Hope

"Tapi siapa yang tahu? Seorang Goddess ada untuk menjadi 'cobaan' para manusia bukan?" ujar pemuda kalem tadi yang tertarik dengan pembicaraan mereka.

"Suga hyung, kupikir dirimu aseksual" ledek Jungkook

"Siapapun dia aku penasaran sekali dengannya" ujar Taehyung sambil menaikkan sudut bibirnya, menyeringai.

"Aku jadi penasaran seberapa menggoda dirinya" ujar Jimin

"Mungkin juga seberapa nikmat holenya" ujar Jungkook membuat seluruh hyungnya memberi deathglare

"Mwoya? Seperti aku saja yang byuntae disini" bela Jungkook

"Aku jamin kalian tidak akan bisa menolak pesonanya" ujar Namjoon jahil

"Baiklah aku jadi tertarik padanya sekarang" ujar J-Hope

"Well, we'll see" ujar Suga kemudian.

Ya, merekalah sang boy group yang sedang naik daun, BTS. Atau dikenal secara luar sebagai Bangtan Sonyeondan

Atau juga Beyond The Scene

Dan dengan segala 'kehidupan malamnya yang gelap'.

/

Ia mengangkat Jin untuk duduk dipangkuannya, membuat belahan butt Jin sangat amat pas dengan posisi 'adiknya' yang sudah 'tegang menantang'.

"Arghhh~" Jin mendesah kesakitan, rupanya dari tadi pemuda itu memasukkan jarinya untuk melonggarkan jalan masuknya nanti. Ia melakukan gerakan zig zag hingga ketika ia memasukkan tiga jarinya sekaligus Jin mengerang kesakitan seperti tadi.

Pemuda itu mengecup dahi Jin pelan lalu turun ke hidung dan yang terakhir mata. Ia memandangi Jin sebentar membuat Jin membuka matanya untuk berhadapan dengan wajahnya

" Hyung…dirimu makhluk satu – satunya dibumi ini yang memilik pheromone tak tertahankan. Dirimu begitu indah sampai diriku tidak bisa melepaskanmu" ujarnya menatap dalam kedalam doe eyes milik Jin hingga ia mencium kembali bibir plum milik Jin

"Eunghh…" desahan Jin menandakan bahwa ia telah menemukan sweetspot milik Jin. Segera saja ia menidurkan Jin kembali dan dalam sekali hentak pemuda itu memasukkan juniornya kedalam hole milik Jin.

"Eumhh!~" ujar Jin mengerang tertahan karna bibirnya masih dibungkam oleh bibir milik pemuda itu. Sesuatu mengalir disana yang pemuda itu yakini bahwa itu adalah darah. Ia mengalihkan kesakitan Jin dengan memelintir dan mencubit sesekali kedua nipplenya dan meremas lembut junior milik Jin. Setelah Jin dirasa tenang ia mengeluarkan juniornya hingga tersisa kepalanya didalam hole milik Jin dan menghujamnya kembali.

"Eunghh…" dan desahan Jin membuat pemuda itu mengetahui titik sweetspot milik Jin. Ia memaju mundurkan itu secara perlahan hingga mempercepat kembali genjotannya.

"Eunghh…fas..terh…ughh" ujar Jin tidak kuat dengan nikmat yang pemuda itu suguhkan karna selain 'milik' pemuda itu yang memenuhi holenya tangannya juga bergerilya pada twins ballnya dan bibir pemuda itu yang sedang mengulum 'adik kecilnya'

"Ugh…ak…akuh…ak..kuh…inginhh…."

"Bersama sayang~~"ujar pemuda itu mempercepat dan memperdalam tusukannya.

Jin mengeluarkan spermanya hingga membasahi tubuhnya dan sperma pemuda itu yang memenuhi holenya hingga mengalir kepahanya.

Jin tertidur pulas akibat kelelahan.

04 Januari 2017,

Dan Jin kembali lagi terbangun dari mimpi 'buruknya'

Juga mendapati dirinya yang kembali 'basah' dibawah sana.

Jin melihat bahwa waktu masih menunjukkan pukul satu malam, ia yakin tak akan bisa tidur sehabis ini. Sehingga memilih membersihkan kekacauan yang ada dan memilih berjalan kearah pantai sambil menikmati angin malam yang menerpa wajahnya.

Dibalut sweater turtle neck berwarna putih dipadu long coat berwarna pink pucat cukup membantu dirinya menghalau kedinginan.

Ada yang aneh dengan mimpinya ini, ia tidak yakin bahwa ini memang karena dirinya yang belum mengalami mimpi basah.

Ada yang aneh dengan mimpinya. Bagaimana bisa ia berhubungan intim dengan tiga orang lelaki berbeda yang belum pernah ia lihat atau kenal sebelumnya? Acara merenungnya terganggu oleh suara handphonenya yang berdering.

Kennie~ is calling

"Oh, Jaehwannie, ada apa?"

"Bukan apa – apa hanya ingin bertanya bagaimana liburanmu"

"Baik"

"Suara-mu tidak menjanjikan"

Dari dulu Jin memang pembohong yang buruk

"Aku hanya tidak bisa tidur disini"

"Kau harus cukup istirahat karena jarang sekali dirimu bisa menghabiskan waktu bersama keluarga"

"Ya, ya, ya ini aku mau tidur. Kututup dulu ya, bye"

"Bye Jinnie~~"

Jin tidak berbohong bahwa dirinya mengantuk. Sapuan angin pantai dan hangatnya pasir pantai membuat Jin tidak dapat menolak keinginan tubuhnya untuk segera berbaring dibawah pohon kelapa dan berharap bahwa tidak akan ada mimpi buruk yang menimpanya lagi.

"AKU BILANG LEPASKAN AKU!"

"DASAR KAU BAJINGAN SIALAN!"

"AKU? BAJINGAN SIALAN? HAHAHA SALAH SENDIRI KAU TIDAK BISA MEMUASKAN NAFSU YEOJACHINGUMU!"

"SIALAN KAU!"

"OH KENAPA? ADA YANG SALAH JIKA AKU MENGATAKAN BEGITU? MEMANG DASARNYA PACARMU BITCH!"

"JAGA UCAPANMU TAEHYUNG!"

"AH AKU TAK HERAN BTS BISA TERKENAL SECEPAT INI. KURASA KAU SAMA LACURNYA DENGAN YEONJI! KAU PAKAI TUBUHMU UNTUK MEMUASKAN PARA WANITA – WANITA TUA KESEPIAN ITU!"

"BRENGSEK!" ujar Taehyung sambil menusuk pemuda itu dengan pecahan botol soju yang ada disekitarnya berkali – kali tanpa ampun.

"ANDWAE! JOON OPPPA! TAEHYUNG! HENTIKAN!" ujar Yeonji panik.

Dan sedari tadi ada reporter yang merekam kejadian itu dari kejauhan.

"ANDWAE!" Jin terbangun dengan nafas terengah – engah.

Berbeda dengan mimpi – mimpi sebelumnya, ini jauh lebih menakutkan. Terasa lebih nyata karna suasananya tepat berada di pantai dimana ia berada sekarang.

"Taehyung…hiks…aku mencintaimu.."suara tangis menyadarkan Jin untuk segera keluar dari pohon kelapa tempat ia tertidur tadi dan mencari sumber suara.

Sesosok perempuan berambut blonde dan sesosok laki – laki berambut dirty grey saling berhadap- hadapan. Jin sontak kaget melihat orang – orang yang ada dimimpinya muncul dihadapannya.

"Mianhae noona, tapi hubungan kita sebatas friend with benefit. Kau tahu akan hal itu kan" ujar Taehyung sambil meminum botol sojunya namun botol itu terhempas dan pecah berkeping – keping akibat terantuk batu karam disana.

"Noona!"

"AKU SENGAJA MELEPASKAN JOON OPPA UNTUKMU! INIKAH BALASANNYA"

"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK MAU BERHUBUNGAN DENGANMU!"

"TAPI APA ALASANNYA!?" ujar Yeonji menangis

"AKU ALASANNYA!" ujar Jin muncul dari belakang pohon kelapa tadi

"Siapa kau?" ujar Yeonji kalap membuat Jin sedikit gemetar

"Aku kekasihnya, bukankah begitu Taetae?" ujar Jin meminta Taehyung yang kebingungan mengangguk mengiyakan

"Apa kalian pikir aku percaya? Buktikan!" ujar Yeonji menantang menarik badan Taehyung yang lebih berat dari badannya dan mencium bibirnya.

Atau tidak sama sekali, Jin hanya sekedar menempalkan kedua hidung mereka dan menyisakan se-inchi ruangan agar bibirnya dan Taehyung tidak bertemu.

Taehyung merasa bahwa lelaki ini konyol dan gila atau bisa jadi adalah salah satu sasaeng fansnya. Namun, Taehyung harus menarik kembali pikirannya melihat pemuda yang ia asumsi gila ini gemetaran dan detak jantungnya mendadakan ia ketakutan, dan juga kesakitan melihat tangannya yang meremas bajunya erat dan matanya yang tertutup rapat.

Dan juga fakta bahwa Jin tidak benar – benar ingin menciumnya.

Lalu Taehyung menyadari bahwa pemuda ini tidak menggunakan alas kaki.

Dan sangat berkemungkinan ia menginjak beling botol sojunya tadi.

"Lihat, kami sudah berciuman didepan matamu. Apa masih cukup kurang bukti bahwa aku tidak cinta padamu?"

"KIM TAEHYUNG KAU BAJINGAN KEPARAT! DAN KAU JUGA!" ujar Yeonji sambil menampar Jin dan menghempaskannya ke bibir pantai.

Great, bajunya basah semua sekarang.

"YAK YEONJI KEMARI KAU!" ujar Taehyung ingin mengejarnya namun terhenti oleh suara lemah Jin.

"Jangan mengejarnya, akan ada kekasihnya yang akan kemari dan kekasihnya diikuti oleh seorang reporter tanpa ia sadari. Jika dirimu kesana, dirimu akan terlibat skandal" ujar Jin mencoba berdiri tertatih – tatih namun terjatuh lagi akibat ombak air dan tenaganya yang habis terkuras untuk menyeimbangkan tubuhnya dan juga kakinya terluka akibat menginjak beling ditambah asinnya air laut membuat kakinya semakin perih untuk berdiri.

'setidaknya tidak terjadi pembunuhan disini'

Jin kaget melihat Taehyung membopong dirinya ala bridal style keluar dari pantai dan berjalan kearah mobil yang Jin asumsikan sebagai mobil milik pemuda bernama Taehyung ini. Taehyung membuka dashboard mobilnya dan mendapati kotak P3K disana namun tiba – tiba keheningan terjadi disana.

"Eum, aku tidak tahu bagaimana cara mengobati luka seperti ini" ujar Taehyung kemudian membuat Jin menghela nafas"

"Pertama bersihkan kakiku, guyur dengan air bersih" ujar Jin memberi instruksi dan dituruti oleh Taehyung. Jin mendesis lemah bahwa lukanya sangat perih.

"Apakah belingnya besar?" ujar Jin

"Tidak begitu besar hanya berukura satu centimeter kurasa, dan tidak begitu dalam"

"Ambil dengan pinset namun sebelumnya baluri lukaku dengan antiseptik" ujar Jin bersiap – siap bahwa itu pasti akan sangat perih.

Dan benar saja, Jin merintih pelan dan air mata mengalir di wajahnya. Tubuhnya luar biasa berkeringat disamping fakta tubuhnya basah kuyup akibat diceburkan ke laut.

"Setelah itu apalagi?"

"Tutup pendarahannya dengan ice pocket yang berwarna biru itu. Caranya cukup ditekankan pada luka" ujar Jin lemah.

"Setelah pendarahannya selesai dirimu bisa membalut lukanya dengan perban apabila tidak bisa cukup tempelkan kain kasa dan plester" ujar Jin lemah menutup matanya karena kelelahan menahan sakit dan menangis. Taehyung mengambil opsi kedua karna ia tidak bisa memakai perban.

Akhirnya mereka berdua berada didalam mobil dengan tenang.

"Bagaimana bisa dirimu tahu aku ada disini"

"Diriku lebih dulu disini, aku tertidur dibawah pohon kelapa tempat aku muncul tadi"

"Lalu darimana dirimu tahu bahwa Lee Joon sunbaenim dan seorang reporter akan datang kesini"

Hening menyapa.

"…dari mimpi…"lirih Jin pelan yang bisa ditangkap oleh telinganya.

"Apa yang kau lihat dimimpimu?" Tanya Taehyung mendengar jawaban konyol Jin

"Pertengkaran…tangis…kematian…" ujar Jin masih dalam posisi menutup matanya.

Kemungkinan yang Taehyung ajak bicara sekarang adalah alam bawah sadarnya.

Dan alam bawah sadar tak akan bisa berbohong. Seketika Taehyung menanggapi serius ucapan Jin

"Jelaskan dengan lebih detil"

"Yeonji-shi…menciummu dan mengatakan bahwa dirinya tak bisa hidup tanpamu lalu Lee Joon-shi datang dan membawanya pergi namun Yeonji-shi menolak membuat kalian saling bertengkar…"

"Lalu?"

"Ia mengatakan bahwa BTS terkenal karna mereka menyuap dengan meniduri wanita – wanita eksekutif, dirimu marah dan menusuk Lee Joon-shi dengan beling botol soju tadi, dan reporter itu merekam semuanya…"

Seketika Taehyung termenung mengingat dan menyadari bahwa pemuda ini datang padanya dengan raut wajah tegang.

"Kau pasti sangat ketakutan tadi…" lirih Taehyung yang tidak ditanggapi oleh Jin yang sepertinya sudah tertidur pulas.

/

Taehyung mendorong jok Jin ke belakang. Taehyung menaikkan pinggang Jin sedikit ke atas. Diarahkannya kejantanannya yang besar itu ke hole Jin. Jin menggigit bibir bawahnya yang sudah membengkak itu, mata sayunya menatap Taehyung.

Taehyung memasukkannya perlahan-lahan agar Jin tidak kesakitan. Baru kepalanya saja, Jin sudah menjerit tertahan.

Kejantanan Taehyung itu masuk sepenuhnya ke dalam hole Jin, "ARGGH!" pekik Jin.

Ini memang sangat sakit, terlebih Taehyung tahu Jin belum pernah melakukannya. Rasanya sangat penuh dan tubuh bawah Jin seperti dirobek-robek.

Tanpa Jin sadari, air matanya menetes deras. Dia mencengkram lengan atas Taehyung untuk menyalurkan rasa sakitnya. Mata Jin menutup rapat-rapat.

Taehyung mengusap mata Jin dan mengecup kelopaknya, "Sangat sakit? Apa harus kuhentikan saja?"

"Tidak…nghh…lanjutkan saja!" jawab Jin sambil membuka matanya.

Bibir Taehyung bergerak ke leher Jin dan mengecupnya. Tangan Taehyung memijat-mijat adik kecil Jin agar Jin melupakan rasa sakitnya. Dia masih belum berani bergerak karena tahu, bahwa ini sangat sakit untuk Jin.

Setelah Jin merasa lebih tenang, Taehyung mulai bergerak dengan perlahan-lahan. Dia mengalungkan kaki Jin dipinggangnya dan tangannya masih memijat adik kecil Jin.

"Ahh Taehyungnieh..." Jin menutup matanya sambil mengalungkan tangannya dileher Taehyung.

Taehyung mendesah tertahan begitu Jin mengusap-usap rambutnya. Dia mulai mempercepat lajunya didalam hole Jin. Jin ikut tersentak ke atas sesuai dengan pergerakan Taehyung. Mulutnya tak berhenti meracau tidak jelas.

Tepat saat Taehyung mengenai sweetspot Jin, Jin langsung menjerit kegirangan, "Yeaaah! There, Taehyung!" pekik Jin.

Taehyung menyeringai dan mempercepat lajunya lagi. Jin hanya menjerit keenakan sambil menutup matanya. Jin mulai merasakan dia akan sampai sebentar lagi. Holenya merapat dan menjepit kejantanan Taehyung.

"Jangan…akh…rapatkan begitu!" pinta Taehyung. Taehyung tidak mau hole Jin terluka parah akibat seks mereka.

"Aku..hhh..akh! Lakukan saja aku hampir sampai.." ucap Jin. Taehyung tetap menggerakkan kejantanannya didalam hole Jin.

"Ahh Taehyunghh..ahh…aku sampai..hhh…"

"Keluarkan saja!" seketika itu sperma Jin keluar dan mengenai badan Taehyung.

Jin langsung terdiam lemas. Namun karena hentakan Taehyung yang belum keluar, Jin ikut bergerak.

Tak lama dari Jin, Taehyung mulai menggerakkan punyanya semakin cepat, "Ahh!"

"Hyung! Aku…shit!" Taehyung mengeluarkan spermanya tepat didalam Jin.

"Ahh…." Desah Jin begitu Taehyung mengeluarkan spermanya didalam hole Jin.

05 Januari 2017

Dan dirinya kembali terbangun dengan kekagetan yang seperti biasa menatap dirinya tengah tertidur disamping orang yang ada dalam 'mimpinya tadi'.

Juga bersyukur setidaknya mereka masih dalam keadaan lengkap

Menyadari Taehyung masih tertidur dirinya segera keluar dari mobil dan segera berlari menuju rumah kakeknya mengabaikan teriakan panik tukang kebunnya yang melihat kakinya yang dibalut kain kasa itu kembali berdarah.

Dan Jin masih punya hari yang panjang untuk dintrogasi oleh keluarga besarnya.

Taehyung terbangun dengan long coat hitam yang ia pakai untuk menyelimuti Jin kini sudah bertengger manis dibadannya, ia melihat kesamping dan mendapati bahwa Jin tidak ada lagi diseatnya. Acara melamunnya diganggu oleh telpon dari Jimin.

"Oy Tae! Ini sudah jam berapa bodoh dan kau dimana?"

"Jam Sembilan pagi, kenapa?"

"Kau masih bertanya kenapa!? Kau semalam keluar dengan si Yeonji dan masih bertanya kenapa? Tidakkah kau baca berita pagi ini!?" ujar Jimin

"Aku tidak tahu"

"Cepat kemari dan akan kuberi tahu. Kau tidak aman diluar"

"Baiklah aku akan segera kesana" ujar Taehyung segera menancapkan gas mobilnya ke hotel tempat mereka berlibur.

Sesungguhnya BTS sekarang sedang menikmati masa tujuh hari libur mereka dengan mengunjungi pulau Jeju dan memesan satu lantai hotel khusus untuk mereka. Sesampai dihotel, Taehyung dikejutkan dengan seluruh membernya yang menunggu dirinya dikamar dengan wajah serius.

Dan menghidupkan TV

Solois Yoo Yeon Ji tertangkap tengah bertengkar dengan actor yang sedang naik daun sekarang, Lee Joon. Pihak agengsi Lee Joon memang mengatakan bahwa artisnya pergi untuk menemui Yeon Ji karena ada masalah pribadi. Apakah ini bukti bahwa mereka tengah berkencan sekarang?

Suga mematikan televisi tersebut.

"Kau ada dipantai waktu itu kan? Dimana dirimu?"

"Diparkiran mobil bersama seorang lelaki"

"Lalu, laki – laki itu mengetahui hubungan gelapmu dengan Yeonji"

"Justru dia yang menolongku agar tidak tertangkap reporter"

"Bagaimana bisa?" kaget Jimin

Lalu Taehyung menceritakan semuanya mulai dari dirinya yang ditelpon Yeonji, Jin yang datangmengaku sebagai pacarnya, merawat luka Jin dan tidur bersama dimobilnya, hingga ia terbangun oleh telepon dari Jimin.

Tentunya ia merahasiakan bagian ia yang mewancarai Jin.

"Siapa nama pemuda itu?"

"Aku lupa namanya, namun aku masih ingat jelas wajahnya"

Dan mereka semua menghela nafas menghadapi kebodohan Taehyung.

"Taehyung, mulai saat ini kau harus memperhatikan 'kehidupan malammu' sekarang" tegas Suga.

Dan Taehyung hanya mengangguk pasrah dan memilih rebahan dikasurnya karna badannya cukup pegal tidur di jok sofa.

Lagipula mungkin Taehyung tidak akan bernafsu untuk kehidupan malamnya.

Karena mana bisa ia melupakan wajah Jin? Wajah yang ia lupa tanyakan namanya tersebut.

/

Jin termenung karena ini pertama kalinya didalam mimpinya ia 'tidur'dengan orang yang ia kenal. Inisiatif, ia mencoba mencari nama Taehyung di kolom pencarian dan betapa terkejutnya bahwa selama ini Jin bermimpi tidur dengan teman – teman Taehyung.

Rap Monster atau Namjoon merupakan orang pertama yang memulai mimpi buruknya, disusul dengan Min Yoongi atau Suga dan Jimin lalu Taehyung. Terakhir ialah Jungkook dan J-Hope. Lalu Jin kembali mensearch mengenai BTS.

Hal yang Jin tahu bahwa BTS mempunyai enam member dan baru saja comeback dengan DNA juga punya fandom yang cukup besar, Army.

Bersih dari skandal manapun. Namun jika Jin membuka forum para haters BTS maka ia menemukan fakta bahwa mereka sesekali pernah menemukan member BTS di Bar atau Hotel yang tentunya ini mengenai 'kegiatan malam'.

Namun sepanjang Jin lihat, ia tak akan menemukan foto atau video apapun akan hal itu.

Lelah karena terus berfikir ia memutuskan untuk tidur siang.

"Aku hamil…"

"Benarkah!? Maka aku akan menjadi calon ayah sekarang!"

"Tapi kau tahu kan, aku tak cinta padamu Sunghoon oppa"

"Apa maksudmu Yooram?"

"Aku manfaatkan anak ini untuk menjebak Kim Soo Hyun oppa!"

"Apa maksudmu!? Dia seorang bintang dan kau hanyalah seorang penari latar"

"Dan dirimu hanyalah seorang crew set panggung! Tak ada yang bisa ku banggakan. Setidaknya agensinya tahu benar bahwa aku pernah menjadi 'partner tidurnya' dan dia jauh lebih bagus menjadi ayahnya dibanding dirimu" ujar Yooram lalu pergi, Sunghoon yang mengamuk langsung membanting set panggung yang ada menyebabkan satu pondasi panggung patah dan menimpa seorang perempuan disana.

Kim So Eun.

"NOONA!"

07 Januari, 2017

Mimpi terburuk yang pernah Jin mimpikan.

Kematian noona tercintanya.

"Eommoeni, noona eoddiseo?" ujar Jin turun tertatih – tatih akibat kakinya yang masih dibalut perban.

Rumah kakeknya di pulau jeju ini benar – benar luas sehingga tangganya cukup panjang.

"Jin! Hati – hati! Tentu saja noonanmu sudah berangkat kerja sekarang. Dirimu lupa acara KBS Drama Award kan dilaksanakan pertama kalinya diluar Seoul. Tentu noonamu sudah dari subuh pagi tadi berangkat sayang" ujar Leeteuk kaget mendapati mata anaknya sembab.

"Eomma, aku harus ketempat noona sekarang, noona dalam bahaya" ujar Jin panik melepaskan pelukan ibunya dan berlari keluar menemukan mobil yang sudah disiapkan oleh supir pribadi keluarganya meminta agar dengan cepat mencapai venue.

Mengabaikan teriakan khawatir sang ibu.

"Noona…kumohon angkat telefonnya..." ujar Jin panik sambil meremas bajunya. Ia juga mencoba menghubungi Jinwoo atau Ken karena WINNER dan VIXX termasuk dalam Line-up yang memeriahkan acara.

Namun hasilnya nihil, tidak ada satupun dari ketiganya yang mengangkat telepon.

Jin turun dari mobil dengan oversized sweater rajut putih yang dirajut langsung oleh neneknya menjuntai hingga ke lututnya tanpa mengenakan bawahan apapun atau alas apapun ditambah sebelah kakinya yang diperban membuat Jin seketika menjadi bahan tontonan artis yang sedang menunggu panggung selesai untuk rehearseal dan beberapa crew yang tengah hilir mudik mempersiapkan diri.

Juga beberapa fans dari berbagai macam fandom yang berada diluar gate bersamanya.

"Ahjussi, saya harus bertemu dengan Chief pd-nim sekarang juga" ujar Jin memohon pada security gate.

"Maaf, tapi hanya orang tertentu saja yang boleh masuk" ujar sang security.

Jin coba menjelaskan bahwa ia punya urusan penting dengan Chief-pd namun security tetap kekeh tidak membuka gate terhadap Jin. Jin bahkan dianggap sasaeng fans oleh security dan fans lainnya.

"Wajahnya manis, apa dia perempuan?"

"Dia tampak seperti gelandangan"

"Gelandangan yang punya wajah dewi. Aku iri betapa halus dan cerah kulitnya"

"Tapi dia baru saja turun dari mobil Lamborghini"

"Bisa aja itu mobil tuannya"

"Sasaeng fans gila"

"Mana ada supir berpakaian seperti itu. Kasihan, ia tampak seperti anak hilang"

Desas – desus para fans yang mengerumuninya membuatnya tidak nyaman. Ia terus memohon dibukakan pintu sampai supirnya tadi datang menghampiri

"Yeo ahjussi…" lirih Jin

"Dia putra bungsu Kim Kangin maka dari itu ia ingin menemui noonanya" bisik sang supir pada security guard membuat sang security otomatis membuka gate untuk Jin

Siapapun didunia ini tidak akan mau berurusan dengan keluarga Kim.

"YA! AHJUSSI! KENAPA PEMUDA GILA ITU DIBIARKAN MASUK!" sebal salah satu fans disana.

"Hei anak kecil, yang kalian bilang pemuda gila tadi adalah putra bungsu menteri Kim" ujar sang security

"Mana mungkin, putra bungsu menteri Kim kan Jinwoo oppa jangan coba – coba membodohi kami"

Namun mereka semua terdiam ketika sang supir menunjukkan silver id card dan foto keluarga besar Kim dimana ada Jin disana.

Silver id card menandakan bahwa orang ini merupakan pengawal pribadi keluarga menteri.

Hening langsung menyapa mereka semua sementara pengawal Yeo memilih masuk kedalam mengkawali Jin.

Seluruh rakyat Korea telah melewatkan kesempatan mendapatkan foto sang bungsu Kim tersebut.

Jin langsung saja mencari dua orang dimimpinya dibelakang panggung.

Namun terlambat, Sunghoon sudah membanting set panggung menyebabkan pondasi panggung patah.

"NOOONAA!" ujar Jin berlari mencoba menyelamatkan noonanya dengan langsuk memeluk melindungi sang kakak.

Punggungnya terantuk besi dan kaki noonanya terhimpit pondasi yang jatuh.

"NOONA! NOONA! TOLONGGG!hiks…TOLONGG!" crew yang mendengar teriakan Jin dan beberapa artis laki – laki langsung membantu mengangkat pondasi yang menghimpit kaki kakaknya dan langsung membawanya ke tenda penanganan darurat.

"Jin!" sebuah suara yang ia kenal memanggilnya dari belakang.

"Jinwoo hyung…hiks…"ujar Jin langsung memeluk Jinwoo, menangis dibahu kakaknya.

"Pstt..gweanchana…semua baik – baik saja" ujar Jinwoo menenangkan sang adik.

"Tuan Jinwoo maaf telah gagal melindungi Tuan Jin dan Nona Soeun"ujar pengawal Yeo merasa bersalah.

"Ini hanya kecelakaan kecil tak perlu disesali. Segera hubungi keluarga, untuk menjemput Jin kemari" ujar Jinwoo sambil mencoba menenangkan adiknya.

Kakaknya sudah siuman sejam kemudian dan meminta co-chief PD untuk menghandle karena mau tidak mau acara harus tetap dilaksanakan. Properti kembali diset ulang.

Dan Jin yang menjadi topik pembicaraan.

Maksudnya, hey, bibir plum pink merekah, kulit seputih susu dan sehalus sutra, rambut hitamnya yang lembut dan harum. Serta pakaian Jin yang mempertontonkan kaki jenjangnya dan bahu mulusnya.

Seluruh makhluk didunia ini tidak akan mungkin menolak untuk 'mencicipi' Jin.

"Setidaknya pakai alas kaki untuk melindungi kakimu" ujar Myungsoo datang membawakn sepasang sandal lucu bermotif Mario kesukaan Jin, membuat Jin sedikit tersenyum.

Jinwoo harus rehearseal dengan artis lainnya membuatnya langsung menghubungi Myungsoo agar bisa menemani Jin disini bersama pengawal Yeo.

Dan tentu saja Myungsoo dengan rela meng-cancel meeting pentingnya begitu tahu kondisi orang yang ia sayangi sangat kacau begini.

"Ahh!" keluhnya sakit ketika menunduk membuat Myungsoo memeriksa punggung Jin.

Dan mendapati luka lebam panjang dipunggungnya yang sudah berwarna kebiruan.

Myungsoo sontak marah dan meminta Jin ke RS untuk mendapat perawatan lebih seperti CT Scan jika ada tulang yang patah. Jin menolak namun noonanya setuju dengan Myungsoo bahwa Jin harus dibawa kerumah sakit. Akhirnya Jin pasrah mengiyakan namun ia melihat Sunghoon yang termenung dibelakang panggung disaat ia keluar.

"Myungsoo, aku ada urusan sebentar" ujar Jin tertatih mengunjungi belakang panggung.

Sunghoon kaget mendapati seorang pemuda menawarkan dirinya sekaleng cola.

"Kau Sunghoon bukan? Aku melihatmu yang membanting peralatan set panggung tadi" membuat Sunghoon panik seketika.

"Aku tidak akan melaporkan hal itu. Dan baik aku dan noona juga tidak ingin membawa masalah ini ke aparat penegak hukum" ujar Jin tersenyum menenangkan.

Bagaimana bisa manusia semalaikat ini?

"Daripada melampiaskan amarahmu dan berujung pada membahayakan orang lain, aku jauh lebih setuju dirimu menghalau rencana Yooram" ucapan Jin membuat Sunghoon terkaget – kaget.

Darimana Jin tahu?

"Aku bukan ayah yang baik-"

"Ayah yang baik bukanlah perkara status jabatan, Sunghoon-shi. Hubungan tidak dibangun dengan uang, melainkan kasih sayang dan kepercayaan. Aku yakin anakmu akan bangga padamu suatu hari nanti" ujar Jin

"Sunghoon-shi…"

"Nde..?"

"Yang aku tahu, seorang ayah tak boleh menyerah demi anaknya" ujar Jin serasa bagai angin segar untuk Sunghoon.

Kim Seok Jin

Pemuda bersweater putih itu akan selalu Sunghoon kenang.

"Kenapa lama sekali sih Jin?" ujar Myungsoo khawatir

"Maafkan aku.." ujar Jin malam berdebat dan Myungsoo yang membantunya berjalan.

Dan Taehyung melihat semuanya dari kejauhan.

Dia adalah member BTS yang menyaksikan kejadian tadi dari kejauhan karna sewaktu diawal kecelakaan BTS tidak ada di venue saat itu

"Kim Seok Jin ya namanya…" ujar Taehyung namun hatinya panas melihat Jin dipapah oleh Myungsoo.

"Oy Taehyung, wajahmu kenapa seram banget sih?" Tanya J-Hope

"Aku habis melihat milikku diganggu orang" ujar Taehyung langsung kembali latihan meninggalkan J-Hope yang kebingungan.

"Ada apa dengan anak itu"


APAAN INI!?

Hello guys, aku datang sambil mengisi kekosongan ide *hikseu*

Buat kalian yang menunggu The Missing Moon sama Tmesis sabar yaa..

Oh ya ini adalah fanfic yang kupersembahkan untuk Worlwide Handsome kita wkwk

Jadi ya...udah gini aja...

Authornya tidak tahu mau ngomong apa lagi

Ini adalah mahakarya dari segala ke-byuntae author yang ada...

DONT FORGET TO RnR ALSO FAV&FOLLOW

BUDAYAKAN MENINGGALKAN JEJAK YA TEMAN -TEMAN~~