Just Joke?

Author:Azzelya Bara

Rated: T

Genre: Romance, Drama

Main Pair: KaiSoo

Length: Two Shot

Summary: Apa 3 kata itu hanya lelucon untukku? Begitu? Aku memang sangat polos sehingga bisa tertipu oleh leluconmu. Kuakui, aku menyesal telah menyukaimu, Jongin/KaiSoo Fic/Two Shot/DLDR


Namja berambut hitam itu tertunduk lesu sambil memandang sebuah kotak bekal di tangannya. Ia menghela nafas panjang sebelum mendongak. Kedua matanya menatap sesosok pemuda berambut cokelat yang tengah duduk di bangku dekat lapangan. Sepertinya, Ia sedang beristirahat setelah lelah bermain basket.

"Apa aku harus memberikan bekal ini?"gumam si rambut hitam a.k.a Do Kyungsoo. Kyungsoo bingung sekarang. Tadi Ia ingin memberikan bekal pada Kai, tapi begitu tiba di sini entah kenapa Ia ingin cepat-cepat membalikkan tubuhnya lalu kembali kelas.

"Ah, tidak usah. Bair kumakan saja deh. Kebetulan aku lapar."setelah berpikir, Kyungsoo membulatkan keputusannya. Ia membalikkan tubuhnya dan hendak melangkahkan kakinya, namun sebuah suara membuat langkahnya terhenti.

"KYUNGSOO PENDEK!"

Si pipi chubby menoleh ke sosok yang barusan menghinanya itu—Kim Jongin. Namja itu tengah tersenyum mengejek ke arahnya dari bangku lapangan. Kyungsoo menggeram kesal. Ia sudah sering mendengar ejekan dari Kai soal tinggi badannya. Memang sih, Kyungsoo mengaku kalau Ia pendek—173 cm. Tapi kan, Kyungsoo tidak mau diejek.

"Grr… apa maumu, hitam?"

"Kemari, pendek! Aku lihat kamu bawa bekal."

Dengan terpaksa, Kyungso melangkahkan kakinya ke bangku taman tempat Kai duduk. Kai langsung mengambil—mungkin tepatnya merampas—kotak bekal itu dari tangan Kyungsoo. Namja berambut hitam itu mendengus sebal dan duduk di sebelah Kai yang sedang membuka kotak bekalnya.

"Spaghetti? Sepertinya enak…"komentar Kai setelah melihat isi kotak bekal. Tanpa berlama-lama, Ia langsung memakan bekal dari Kyungsoo.

"Aku membuatnya sendiri, Kai. Aku harap kau suka."Kyungsoo tersenyum tipis. Rona-rona merah mulai menghiasi pipi chubby-nya ketika Kai terlihat sangat menikmati Spaghetti buatannya.

"Kau yang membuatnya? Yakin? Kau tak membelinya di restaurant cepat saji kan?"Kai bergurau, seketika itu rona merah di wajah Kyungsoo langsung lenyap.

"Dua jam aku memasak Spaghetti itu tadi pagi tapi kau bilang aku membelinya dari restaurant cepat saji? Kau jahat!"

"Hehehe…"

Mereka berdua terdiam dalam suasana canggung. Kyungsoo menoleh ke Kai yang asyik menyantap bekalnya dengan kelaparan. Kini, perut Namja berpipi chubby itu menjadi lapar karena melihat orang lain makan. Padahal Kyungsoo sarapan tadi pagi, dan ini masih jam istirahat pertama—biasanya kan Kyungsoo pergi ke kantin saat jam istirahat kedua.

"Kenapa melihatku terus, pendek? Lapar? Kau mau?"tawar Kai sambil menyodorkan kotak bekal Kyungsoo.

"Aku tidak lapar…"jawab Namja berambut hitam itu sambil tertunduk dan menggeleng.

"Aku tahu kamu bohong. Ayolah! Ini untukmu saja. Kau terlihat kelaparan."

"Sudah kubilang aku tak lapar, tuan sok tahu. Sudah ah, aku mau pergi ke kantin—eh?!"tanpa sengaja, Kyungsoo keceplosan. Ia memang ingin segera kabur dari lapangan dan pergi menuju kantin sekolah lalu menyantap semangkuk ramyeon pedas.

"Tuh kan, kau berbohong. Ini untukmu."

"Tidak usah. Buatmu saja. Aku pergi dulu, bye!"

Setelah berpamitan pada Kai, Kyungsoo berlari dengan cepat meninggalkan lapangan sekolah menuju tempat tujuannya—kantin sekolah.


"Kyungsoo, makannya pelan-pelan. Nanti kau tersedak lho!"ucap seorang Namja berwajah manis pada Kyungsoo yang tengah memakan ramyeon-nya dengan ngebut. Tapi Kyungsoo mengabaikan ucapan sahabatnya, Byun Baekhyun, dan malah mempercepat makannya hingga Ia tersedak.

"Uhukk… uhuk…"

"Kau ini susah dibilangin sih."Baekhyun menyodorkan segelas air mineral pada Kyungsoo. Kyungsoo buru-buru menyambarnya dan meneguk isinya sampai habis.

"Kenapa kamu makan secepat tadi Kyungsoo? Seperti kesetanan saja…"

"A-aku lapar gara-gara melihat si hitam makan bekal buatanku."jawab Kyungsoo lalu kembali memakan ramyeonnya dengan tidak secepat tadi.

"Kau memberinya bekal? Kenapa aku engga dikasih?"Baekhyun pura-pura memasang wajah kecewa dan sedih. Kyungsoo jadi merasa bersalah.

"Maaf. Besok akan kubuatkan juga untukmu."

"Yeay!"Baekhyun bersorak kecil.

Kyungsoo & Baekhyun saling berbincang-bincang usai mangkuk ramyoen keduanya habis sambil sesekali menyeruput minuman masing-masing. Yang paling cerewet tentu saja Byun Baekhyun. Ia terus-terusan bercerita tentang liburannya kemarin di Kebun Binatang bersama keluarganya. Baekhyun bilang, dia melihat banyak hewan dan juga pertunjukan ikan lumba-lumba. Bukannya mendengar ocehan Baekhyun, Kyungsoo malah membayangkan wajah Kai saaat sedang menyantap bekalnya tadi di lapangan.

"Oh ya, aku sudah jadian dengan Chanyeol Hyung."

Kyungsoo membulatkan kedua matanya ketika mendengar ucapan Baekhyun barusan.

"Mwo?! Chanyeol Hyung? Si anak kelas 3-A yang tinggi itu?"tanya Kyungsoo memastikan kalau telinganya tidak salah dengar.

"Iya. Kenapa kamu kaget gitu sih?"Baekhyun salah tingkah ketika Kyungsoo menatapnya dengan tampang O_O.

"Kapan Baekhyun?"

"Umm… 2 hari yang lalu."

Kyungsoo ber-oh ria. Baekhyun memang sudah lama menyukai Chanyeol, mungkin sejak mereka bertemu, namun Baekhyun selalu mengubur perasaannya itu dalam-dalam. Betapa beruntungnya Baekhyun karena Chanyeol juga memiliki perasaan yang sama. Terbukti dengan Chanyeol yang menyatakan perasaannya pada Baekhyun 2 hari yang lalu. Sekarang Kyungsoo benar-benar iri. Ia juga berharap kalau orang yang Ia sukai memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

"Bagaimana dengan Jong-"

"BAEKHYUN!"Kyungsoo memotong ucapan sahabatnya dengan muka bersemu merah. Baekhyun tertawa kecil.

"Hehehe… cepat kau nyatakan perasaanmu pada Jongin, Kyungsoo."saran Baekhyun sambil tersenyum.

Ya. Kim Jongin adalah seorang teman sekelas Baekhyun yang berhasil merebut hati Kyungsoo. Kyungsoo menyukai Kai sejak melihatnya menari dengan lincah di dalam kelas. Menurut Kyungsoo, waktu itu Kai terlihat sangat mengagumkan, tetapi tiba-tiba saja Kai salah gerakan dan tubuhnya ambruk. Kyungsoo segera menolong Kai. Jantungnya mulai berdebar-debar dengan kencang saat membantu Kai berdiri. Pemuda ber-iris hazel itu tak bisa melupakan kejadian yang terjadi sekitar 1 tahun yang lalu tersebut. Meski Kai selalu mengoloknya dengan ejekan 'pendek', tapi rasa suka Kyungsoo pada Kai tak pernah pudar.

"A-aku masih malu, Baekhyunie."ucap Namja berambut hitam itu sambil tertunduk, dan meremas seragam sekolahnya.

"Kenapa malu? Kan, tinggal bilang 'saranghae'."ujar Baekhyun, santai.

"Itu sulit, Baekhyun! Tak semudah membalikkan telapak tangan."

"Terserah kamu saja deh."


Di jam istirahat kedua, Kyungsoo menghabiskan waktunya di atap sekolah sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Ia sangat suka berada di atap sekolah ini karena suasananya sangat tenang. Sebenarnya tadi Namja berpipi chubby itu ingin mengajak Baekhyun, tapi Ia membatalkannya dengan sebuah alasan—Baekhyun terlihat sedang bercengkrama bersama Chanyeol. Kyungsoo tak berniat mengganggu mereka berdua dan memutuskan untuk pergi ke atap sekolah sendirian.

"Kyungsoo!"

Tiba-tiba gendang telinga Namja berambut hitam itu menangkap suara yang terdengar begitu familiar. Kyungsoo membalikkan tubuhnya ke belakang dan tersenyum melihat sosok berwajah tampan tengah berjalan ke arahnya. Dialah Kim Joonmyeon, Ketua Kelas 3-A yang berteman dekat dengan Kyungsoo.

"Annyeonghaseo, Suho Hyung!"sapa Kyungsoo, ramah.

"Annyeonghaseo, Kyungie. Tak biasanya kau di sini sendirian. Biasanya sama Baekhyun. Mana dia?"Suho menoleh kanan kiri untuk mencari Baekhyun, tapi hasilnya nihil.

"Dia sedang bersama Chanyeol Hyung. Aku tak ingin mengganggunya."jawab Kyungsoo sambil kembali menghadapkan tubuhnya ke lapangan sekolah. Ia memegang pagar pembatas dan menatap Kai yang tengah bermain basket bersama teman-temannya.

"Oh iya, bulan depan akan ada festival sekolah. Kau mau ikut? Aku sih, akan menyanyi saat festival nanti."ucap Joonmyeon. Tapi Kyungsoo tak mendengarnya karena asyik memandang Kai sambil berimajinasi kalau Kai akan menoleh ke arahnya lalu tersenyum lembut.

"Kyungsoo?!"panggil Suho.

"E-eh… kau bilang apa tadi?"Kyungsoo menoleh ke kakak kelasnya itu dengan tampang polos. Suho mendecak sebal.

"Bulan depan nanti ada festival sekolah. Kau ikut?"ulangnya.

"Tentu. Seperti tahun kemarin."jawab Namja berambut hitam itu.

Esoknya…

Seorang pemuda berkulit tan berjalan dengan riang di sepanjang koridor. Ia menghampiri sosok Namja berambut blonde yang tengah membuka pintu lokernya. Kai tersenyum lebar.

"Selamat pagi, Sehunie."sapanya.

"Pagi."balas Sehun, singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan buku di dalam lokernya. Ia mengambil beberapa buku, lalu menutupnya dan menoleh ke arah Kai.

"I love you."

Sehun memutar kedua bola matanya bosan, sementara sosok di depannya hanya tertawa renyah. Ia memang tahu kalau saat ini sahabatnya itu hanya sedang bercanda. Siswa Starship High School mana sih, yang tak kenal dengan Ultimate Troll a.k.a Jongin dari kelas 2-B ini? Kai memang hobi mengeluarkan lelucon dari mulutnya. Salah satu lelucon favoritnya adalah kalimat 'I Love You'. Sehun selalu menganggap lelucon itu adalah lelucon paling bodoh di dunia, dan Ia muak mendengarnya.

"Berhenti berucap seperti itu, Jongin. Aku malas mendengarnya."ucap Sehun, sebal.

"Hehehe… Sehunie marah, ya? Maaf deh."Kai nyengir. Si rambut pirang mendengus sebal. "Bye, Sehunie!"

"Bye!"

Akhirnya, Kai hilang dari pandangan Sehun. Sehun hendak berjalan menuju kelasnya, tetapi sebuah suara berhasil menghentikan langkah kakinya.

"Sehun!"

Ketika pemuda bertubuh tinggi itu menoleh ke si pemanggil, senyum lebar langsung terpampang dengan jelas di sudut bibirnya. Sehun sangat senang karena yang memanggilnya tadi adalah Xi Luhan, sahabatnya. Luhan terlihat sangat imut. Rambutnya pirang, matanya berwarna cokelat tua, bibirnya tipis dan senyumnya sangat manis.

"Kenapa Luhan?"tanya Sehun tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.

"I love you."

Wajah Sehun langsung merah padam ketika mendengar ucapan yang terlontar dari Luhan. Sehun tak percaya, jika Namja yang Ia sukai selama ini ternyata mengucapkan 'I love you' padanya. Sehun bahagia. Ya. Saking bahagianya Sehun tak bisa mengungkapkan perasannya di selembar kertas.

"I Love you too, Luhan."

"…"

"…"

"Hahahaha!"tiba-tiba saja Luhan tertawa keras. "Oke, ternyata lelucon itu sangat lucu. Pantas saja Kai suka membicarakannya. Sepertinya aku akan tertular Kai."

Seketika itu, senyum lebar di sudut bibir Sehun lenyap. Hatinya sesak dan sakit begitu mengetahui kalau omongan Luhan tadi hanyalah bohongan. Tetapi Sehun berusaha ikut tertawa seolah ucapannya juga lelucon meski hati berkata lain. Setelah mereka berdua puas tertawa, Luhan berpamitan pada Sehun.

"Bye!"Luhanpun berjalan meninggalkan Sehun menuju kelasnya.

Sehun terdiam di tempatnya berdiri. Ia sangat menyukai Luhan—bahkan mencintai Luhan tepatnya. Tapi Sehun selalu berjuang untuk melupakan perasaannya karena Ia merelakan Luhan untuk sahabatnya, Kai, yang ternyata juga menyukai Luhan. Sehun tak pernah bisa melupakan Luhan dari pikirannya, namun di sisi lain Sehun juga kasihan dengan Kai yang sudah lama sekali menyukai Luhan.

"Andai, lelucon 'I love you' itu tak pernah ada."lirih pemuda berambut brunette itu sebelum pergi menyusul Luhan ke kelas.


Pelajaran pertama di kelas 2-B adalah Matematika, sebuah pelajaran yang sangat dibenci oleh Kyungsoo. Kyungsoo sangat lemah di Matematika, tak jarang Ia mendapat pelajaran tambahan sepulang sekolah karena nilainya yang kurang memuaskan dalam bidang pelajaran yang Ia benci itu. Lain lagi dengan Kai. Kai sangat menyukai Matematika, bahkan ulangannya kemarin mendapat 100. Ia juga salah satu siswa kesayangan Choi Seonsaengnim—guru Matematika kelas 2 di Starship High School.

"Kyungsoo, kau kenapa?"tanya Baekhyun ketika melihat teman sebangkunya yang berwajah pucat. Kyungsoo menaruh kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya. Sungguh, tubuhnya sangat lemas, ditambah kepalanya terasa agak berat.

"Molla…"lirih Kyungsoo.

Baekhyun menempelkan telapak tangannya di kening Kyungsoo—sangat panas.

"Omo! Kau panas, Kyungie!"pekik Namja penggemar bacon itu, kaget.

"…"Kyungsoo hanya terdiam. Ia terlalu lemas, sampai-sampai tak ingin berucap satu kata pun.

"Choi Seonsangnim!"tiba-tiba Baekhyun mengangkat tangannya tinggi-tinggi, sontak pria paruh baya yang sedang menerangkan pelajaran di depan kelas tersentak kaget. Ia menatap salah satu siswanya itu dengan pandangan bingung.

"Kenapa, Byun Baekhyun?"tanya Choi Seonsaengnim.

"Kyungsoo demam. Apa boleh aku membawanya ke Ruang Kesehatan?"pinta Baekhyun.

"Ne. Cepatlah."

Setelah mendapat izin, Baekhyun segera membopong tubuh Kyungsoo menuju Ruang Kesehatan. Terselip rasa senang dalam hati Kyungsoo ketika Ia tiba di Ruang Kesehatan. Kenapa? Karena Ia terbebas dari pelajaran Matematika!


Teng! Teng! Teng!

Akhirnya pelajaran Choi Seonsaengnim telah berakhir. Beliau pergi meninggalkan kelas setelah memberikan PR pada siswa-siswa kelas 2-B. Siswa-siswa berhamburan keluar kelas, tak terkecuali Byun Baekhyun. Ia berjalan menuju Ruang Kesehatan untuk memeriksa keadaan Kyungsoo sekarang, tapi seseorang mencegatnya. Orang itu memeluknya dari belakang sehingga Baekhyun tak bisa kabur.

"Baekhyunie… temani aku ke kantin."pinta si pemeluk dengan manja. Baekhyun tersenyum kecil.

"Ne, Chanyeol. Tapi aku ingin menemani Kyungsoo dulu. Dia sedang sakit dan berada di Ruang Kesehatan."setelah itu, Chanyeol melepas pelukannya.

"Jinjja? Kita makan saja dulu. Baru ke sana."pinta Namja bertubuh jangkung itu sambil memelas. Ia ingin makan bersama Baekhyun-'nya' di kantin.

"Baekhyun!"

Tiba-tiba datanglah seorang Namja berkulit tan. Baekhyun menoleh ke arah orang itu. Rupanya Kim Jongin. Baekhyun bisa melihat raut cemas yang terukir di wajah tampan pemuda berambut cokelat gelap itu.

"Kenapa, Kai?"tanya Baekhyun, heran.

"Apa Kyungsoo masih di Ruang Kesehatan?"senyum tipis terukir di sudut bibir Namja bertubuh mungil itu. Ia tebak, pasti Kai ingin datang ke Ruang Kesehatan untuk mengecek keadaan Kyungsoo.

"Tentu."

"Oh ya sudah. Bye!"

Setelah itu, Kai melangkahkan kaki jenjangnya menuju Ruang Kesehatan. Setibanya di sana, Jongin bisa melihat Kyungsoo yang tengah duduk di atas ranjang sambil memakan semangkuk bubur. Kyungsoo yang menyadari kehadiran seseorang sontak mengalihkan pandangannya dari mangkuk bubur di tangannya ke si pembuka pintu.

"J-Jongin?!"Kyungsoo kaget. Nyaris saja Ia menjatuhkan mangkuk bubur itu.

Kai tersenyum sebelum duduk di samping Kyungsoo. Ia menempelkan tangannya ke dahi Kyungsoo untuk mengecek apakah Kyungsoo masih panas atau tidak. Hal itu membuat wajah Namja berpipi chubby itu merona merah. Jantungnya berdebar-debar tak karuan. Kyungsoo terpaku ketika tangan hangat Kai yang menyentuh keningnya. Sungguh, perasaan senang meluap-luap di dalam hati Kyungsoo.

"Kau masih panas, pendek."ujar Kai sambil menarik tangannya. Namja berambut hitam itu mendengus sebal ketika mendengar kata 'pendek' dari mulut Kai. Sebisa mungkin Ia meredam emosinya.

"Iya aku tahu. Tapi enak lho, Kai. Aku bisa di sini sampai pelajaran terakhir. Ruangan ini dingin dan ada AC-nya."ucap Kyungsoo.

"Sakit kok dibilang enak sih. A ne, itu bubur darimana? Kamu baru dari kantin?"Kai mengalihkan topik pembicaraan. Ia menatap bubur yang sedang dimakan Kyungsoo dengan tatapan lapar.

"Ini dari petugas kesehatan. Tadi Ia memberikanku ini karena aku belum sarapan."

"Boleh aku minta?"

"S-silahkan. Untukmu saja. Aku tidak suka."Namja berpipi chubby itu memberikan mangkuk buburnya pada si rambut brunette. Kai langsung menerimanya dan segera menyantapnya dengan cepat.

Bohong sekali kalau Kyungsoo memberikan mangkuk itu dengan ikhlas.

Bohong sekali kalau perut Kyungsoo tidak lapar saat ini.

Bohong sekali kalau Kyungsoo tidak menginginkan bubur itu.

"Kenapa melihatku, Hyung? Kamu lapar?"tanya Kai ketika melihat Kyungsoo yang menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.

"Umm…"Kyungsoo memberikan jeda. Ia memberikan bubur itu pada Kai karena Ia yakin Kai juga belum sarapan. Kai memang jarang sarapan pagi karena Ia sering bangun telat sehingga Ia tak sempat sarapan.

"Buka mulutmu!"titah Kai, tiba-tiba. Kyungsoo membulatkan matanya kaget. Tapi Ia segera membuka mulutnya, dan sesendok bubur masuk ke dalam rongga mulutnya. Awalnya Kyungsoo sangat terkejut, tapi Ia cepat-cepat menelan bubur itu setelah Kai menarik sendok dari mulutnya.

"Kamu mau lagi?"tawar pemuda bernama asli Kim Jongin itu. Dengan ragu dan malu-malu, Kyungsoo mengangguk kecil.

"N-ne."

"Tapi nanti ya, kalau sudah habis. Kekeke…"

"Ya! Jongin!"protes Kyungsoo, sebal.

Akhirnya, Kai selesai makan. Ia menaruh mangkuk itu ke atas meja dan menatap Kyungsoo dengan senyum lebarnya. Kyungsoo merasa risih dan cepat-cepat membuang muka dari Namja itu. Kai mulai membuka suaranya.

"Kyungsoo."

"Apa?"pemuda berambut hitam itu memberikan respon singkat.

"I love you."ucapan Kai barusan membuat Kyungsoo membelakkan kedua matanya. Apa?! Seorang Kim Jongin menyatakan perasannya pada Kyungsoo? Bukan hanya itu saja, kini Kai mulai memeluk Kyungsoo erat. Ini mimpi ya?

"A-aku juga mencintaimu, Jongin…"bisik Kyungsoo dengan wajah merah padam. Ia balas memeluk Kai dengan tak kalah erat.

"Kyungsoo, aku—"

"Saranghae."

"Kyung—"

"K-kau… mau kan jadi Namjachinguku?"Kyungsoo melepas pelukannya. Kai segera menjauhkan diri dan menatap Kyungsoo dengan tatapan terkejut.

"Umm… bagaimana ya?"

Wajah Kyungsoo mulai menjadi cemas. Ia takut-takut jika nantinya mendengar sebuah penolakan dari Kai. Tapi, bukankah Kai yang terlebih dahulu menyatakan perasaannya? Kyungsoo yakin, kalau Kai akan menerimanya. Iya. Kai pasti akan menjadi Namjachingunya.

"Apa jawabanmu Kai?"Kyungsoo pasang muka melas. Kai jadi luluh dan bingung harus menjawab apa. Padahal Ia hanya berniat untuk mengerjai Kyungsoo, tapi kenapa malah terjadi hal yang tak Ia inginkan seperti ini? Kai ingin sekali bilang kalau Ia hanya bercanda, namun Ia tak bisa setelah melihat wajah Kyungsoo yang memelas.

"Umm… Aku…"

TBC

Author's note: Annyeonghaseo! Aku datang dengan FF baru. FF ini terinspirasi dari sifat Chen yang suka nge-troll member EXO lainnya. Oh ya, aku seneng banget ngebaca review untuk FF-ku yang 'A Doll'. Aku usahain untuk bisa update kilat. Akhir kata, review please!