Author : Hai semua readers, saia adalah orang baru di fanfiction. Bisa dibilang, ini adalah fanfic saya yang pertama. Jadi, tolong beri komentar tentang fanfic ini.
Warning : T rate, Typo, bahasa labil
No pairing
Disclaimer : Punya Masashi Kishimoto
Lomba 17-an
.
.
Pada suatu pagi yang cerah, Naruto, Sasuke dan Sakura berkumpul untuk menunggu Kakashi di tempat mereka sering latihan.
"Maaf ya, aku sedikit terlambat," kata seorang pemuda yang sedang berjalan menuju mereka bertiga.
"Guru Kakashi, selalu saja terlambat. Aku jadi jamuran disini," kata Naruto sambil melempar lemparkan suriken miliknya ke pohon. Sementara Sasuke hanya melirik pemuda itu yang ternyata adalah Kakashi dengan wajah datar.
"Maaf, maaf. Sepertinya hari ini tidak ada misi maupun tugas untuk kita. Jadi kalian bisa bebas melakukan apa saja," kata Kakashi sambil membuka novel yang selalu dia baca.
Mendengar perkataan Kakashi barusan, membuat Naruto melotot kaget, bahkan matanya sampai terlihat mau keluar. "Sial, aku menunggu dia sampai seperti ikan yang sedang di panggang kayak gini, dia malah bilang gak ada tugas!" Kata Naruto dalam benaknya.
"Lalu, kenapa kau menyuruh kami berkumpul disini?" Tanya Sasuke dengan memasang wajah datarnya.
"Akan diadakan perlombaan 17 Agustus, nanti jam 10.00 WIB," kata Kakashi yang masih saja membaca novel kesukaannya.
"Wah, kelihatannya seru ni! Eh kalian berdua mau ikut, kan? Kalau gak ada kalian jadi gak seru," kata Naruto dengan semangat. Dia jadi nggak sabaran untuk ikut lomba itu.
Sasuke langsung berdiri. Dia mengangguk tanda kalau dia juga akan ikut.
"Bila Sasuke ikut, aku juga ikut," kata Sakura yang juga ikut berdiri disamping Sasuke.
"Baiklah kalau begitu. Sekarang, kalian harus mendaftar sebelum jam 09.30 WIB! Ya sudah, aku harus pergi dulu. Ada tugas yang harus aku lakukan," kata Kakashi sambil menutup novel kesukaannya itu. Dia juga sempat tersenyum ke Naruto, Sasuke dan Sakura seolah dia ingin berkata 'semoga kalian berhasil' kepada mereka bertiga. Kemudian, Kakashi menghilang begitu saja entah kemana.
"Ayo cepat, kita harus mendaftar sebelum antriannya menjadi panjang," kata Naruto yang sangat bersemangat dengan terburu buru, seolah ingin meninggalkan kedua temannya.
Setelah mereka sampai ke tempat pendaftaran, mereka harus mengatri terlebih dahulu.
"Heh….., sudah ku duga antriannya akan sepanjang ini!" Kata Naruto mengeluh dengan antrian yang semakin lama semakin banyak.
-000-
1 jam kemudian
.
.
Mereka berhasil mendaftar dan mendapatkan nomor peserta.
"Sasuke, Sakura, kalian dapat nomor berapa?" Tanya naruto kepada kedua temannya tersebut.
"Aku mendapat nomor 30," kata Sasuke sambil memperlihatkan nomor pesertanya.
"Kalaun aku dapat nomor 41," kata Sakura sambil menunjukkkan nomor pesertanya. "Kalau kau Naruto?" sambung Sakura dengan sebuah pertanyaan.
"Aku mendaptkan nomor 32," jawab Naruto, kini giliran Naruto yang menunjukkan nomor peserta yang dia dapatkan.
Tak lama kemudian, terdengar suara dari tempat pendaftaran. "Tes – tes, halo – halo, 123 dicoba," kata salah satu panitia yang ada di tempat pendaftaran. "Saya mau mengumumkan kalau pendaftaran sudah ditutup. Bagi yang sudah mendaftar, silakan kalian menunggu beberapa menit lagi!" Sambung panitia tersebut.
"Ah, menunggu lagi deh," kata seorang pemuda yang mengikuti lomba itu. Pemuda itu menggunakan pakaian serba hijau, rambutnya berbentuk seperti mangkok dan memiliki alis tebal.
"Sudahlah Lee. Ayo kita mencari Neji. Dari tadi aku belum melihatnya sejak kita berpisah karena berdesak desakkan dengan peserta yang lain," kata wanita yang menggunakan baju sinlet berwarna pink dan rambutnya dikuncir dua.
"Baiklah Tenten, heh…..," kata pemuda yang bernama Lee dengan wajah malesnya.
Di taman dekat tempat pendaftaran
.
.
Naruto dan Sakura bertemu dengan Konohamaru. Mereka sedang bercanda tawa disana. Sementarta Sasuke pergi entah kemana. Tiba – tiba, Konohamaru menabrak dua orang ninja.
"Hei bocah, lihat – lihat kalau jalan!" Kata pemuda yang ditabrak oleh Konohamaru. Dia memakai jubah hitam dan dibelakang tubuhnya terdapar benda aneh yang dibuntel oleh kain putih. Pemuda itu mendorong Konohamaru sampai Konohamaru terjatuh.
"Sudahlah Kankuro, jangan cari masalah," kata wanita yang berada disampingnya. Wanita itu memakai baju hitam dan memakai ikat pinggang berwarna merah. Dia membawa kipas raksasa di belakang tubuhnya. Rambutnya berwarna kuning dikuncir empat.
"Hei, jangan kasar – kasar dong sama anak kecil!" Kata Naruto tidak terima kalau temannya di perlakukan seperti itu.
"Apa? Nggak terima? Ayo kita bertarung sekarang," kata pemuda itu yang bernama Kankuro. Dia sudah menurunkan benda yang dari tadi dia ikatkan di tubuhnya.
"Sudahlah Kankuro, jangan bikin masalah disini," kata wanita yang berada disebelahnya lagi untuk mencegah temannya itu berbuat yang tidak diinginkan.
"Sudahlah Temari, ini adalah urusan lelaki," kata Kankuro yang sudah bersiap untuk membuka kain putih yang membutel benda itu.
Pada saat Narto sudah bersiap untuk menyerang Kankuro, tiba – tiba saja sebuah suriken menghentikan serangan Naruto.
"Hei hentikan, kalian seperti anak kecil saja!" Kata Sasuke yang sekarang sedang berdiri di atas sebuah pohon.
"Jangan ikut campur urusanku, atau kau akan ku bunuh," ancam Kankuro kepada Sasuke.
"Hentikan tindakanmu Kankuro, atau kau yang malah ku bunuh disini!" Kata seorang pemuda yang memakai baju merah kecoklatan dan membawa sebuah tong. Rembutnya berwarna merah dan terdapat tulisan berwarna merah di dahinya. Pemuda itu berdiri di balik pohon sejajar dengan Sasuke.
"Eh, Ga Garaa, aku cu cumak main – main aja kok," kata Kankuro yang ketakutan setelah melihat sosok pemuda itu yang ternyata adalah Garaa.
Tak lama kemudian, Garaa hancur menjadi butiran – butiran pasir dan tiba – tiba, Garaa sudah berada dibelakang Kankuro yang ketakutan.
"Sudahlah, ayo kita pergi," kata Garaa yang sekarang melangkah pergi meninggalkan mereka.
"Tunggu, siapa kalian sebenarnya?" Tanya Sasuke yang sekarang sudah berdiri di samping Naruto dan Konohamaru.
"Namaku Garaa, mereka berdua adalah teman temanku, di sebelah kananku ini namanya Kankuro dan di sebelah kiriku ini namanya Temari. Kami adalah ninja pindahan dari desa Sunagakure," jawab Garaa memperkenalkan diri dan kedua temannya. Dia sama sekali tidak melihat ke arah Naruto dan yang lain. Dia langsung saja berjalan pergi setelah memperkenalkan diri.
Tak lama kemudian, terdengar pengumuman dari tempat pendaftaran. Naruto dan yang lain langsung bergegas menuju tempat itu.
-000-
Di tempat pendaftara
.
.
"Pengumuman, Bagi seluruh peserta lomba segera berkumpul," kata Salah seorang penitia lomba. Naruto dan yang liannya sudah ada disana.
"Oke, kalian sudah dapat nomor pesertanya?" Tanya panitia itu. Para peserta langsung menunjukkan nomor peserta mereka masing – masing. "Baiklah, pertandingan yang pertama adalah cerdas cermat. Dimana kalian harus menjawab beberapa soal tentang ninja. Sekarang, kalian lihat di papan pengumuman, dimana kelas kalian," sambung sang panitia.
Semua peserta langsung pergi melihat nama mereka di papan pengumuman. Setelah Naruto melihat namanya di papan pengumuman, dia malah menendang nendang tembok dengan penuh emosi. Konohamaru yang melihat hal itu langsung menghampiri Naruto.
"Naruto senpai, ngapain nendang – nendang tembok kayak gitu?" Tanya Konohamaru. Naruto yang tersadar langsung memasang wajah memelasnya.
"Aku nggak sekelas dengan Sakura….." kata Naruto kepada Konohamaru. Konohamaru jadi pingsan di tempat setelah mendengar perkataan Naruto.
Tak lama kemudian, bel berbunyi dan para peserta langsung masuk kedalam kelas mereka masing – masing.
Naruto masuk ke dalam kelasnya dengan keadaan lesu. Ternyata dia sekelas dengan Sasuke. Tak lama kemudian, datang Lee dan Tenten yang juga satu kelas dengan Naruto.
"Halo semua. Namaku Lee. Ayo kita bersemangat dalam mengikuti lomba ini!" Kata Lee dengan semangat. Bahkan dia naik ke atas meja saat memperkenalkan dirinya.
"Hei Lee, kau ini membuat aku malu saja!" Kata Tenten yang sekarang wajahnya jadi merah karena kelakuan temannya itu.
Tak lama kemudian, muncullah Seorang pemuda dan seorang wanita yang masuk ke dalam kelas. Pemuda tersebut memakai jaket berwarna kelabu dan di kepalanya terdapat seekor anjing. Sedangkan sang wanita memiliki rambut pendek berwarna biru kehitaman dan mata bakugan. Dia juga memakai jaket berwarna kelabu.
"Hei Kiba, sudah lama kita nggak ketemuan. Kemana aja lo? Oh ya, bagaimana keadaan Akamaru?" Tanya Naruto untuk untuk memulai pembicaraan. Dia memanggil pemuda itu dengan nama Kiba dan memanggil anjingnya dengan nama Akamaru.
"Kami berdua baik – baik saja," sapa Kiba kepada Naruto. Mereka mungkin sangat senang karena sudah lama mereka berdua tidak berbicara semenjak mereka lululs dari akademi. Tak lama kemudian, Kiba melihat ke arah wanita yang ada disebelahnya mendadak berjalan mundur dan wajahnya memerah. Dia pun teringat, kalau wanita yang berada disebelahnya itu memiliki perasaan yang dia pendam kepada Naruto.
Kiba langsung mendorong wanita itu dan memperkenalkannya kepada Naruto. "Oh ya kenalin, ini Hinata. Salah satu teman satu tim gue," kata Kiba memperkenalkan wanita yang namanya adalah Hinata. Sontak wajah Hinata menjadi semakin memerah.
"Ah, Ki Kiba. Apa – a apaan sih," kata Hinata tergagam setelah dia didorong oleh Kiba. Posisi Hinata dan Naruto sangat dekat, bahkan mereka bisa saling bertatap buka. Tapi Hinata memalingkan wajahnya dari Naruto.
"Ooo, jadi ini yang namanya Hinata, keturunan Hyuuga yang paling atas. Kenalin, aku Naruto," kata Naruto memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.
Wajah Hinata semakin memerah. Kiba yang melihat hal itu, langsung memegang tangan Hinata dan menaruh tangan Hinata di tangan Naruto.
"Nah gini yang bener. Orang jabat tangan, malah diem aja," kata Kiba. Tiba – tiba saja Hinata pingsan ke depan. Naruto langsung memegangi Hinata yang pingsan ke arahnya.
"Yaah, ni anak kenapa tau – tau puingsan kayak gini? Hinata, Hinata bangun," ucap Naruto yang mulai panik setelah orang yang dia pegangi sekarang tidak bangun – bangun juga. Beberapa menit kemudian, Hinata tersadar dari pingsannya. Dia langsung bangun dari pelukan Naruto.
"Ah, ma maaf, aku ga gak sengaja," kata Hinata sambil membungkukkan tubuhnya dan dengan wajah yang memerah. Hinata langsung pergi ke tempat duduknya. Kiba dan Akamaru langsung geleng – geleng kepala melihat hal itu. Tak lama kemudian, muncullah Kankuro yang ternyata juga sekelas dengan Naruto.
"Dia lagi, ingin rasanya aku memukul dia sekarang!" Ucap Naruto dalam hati. Kankuro hanya terdiam di tempat duduknya saat melihat Naruto yang melihatnya dengan penuh amarah. Sementara Sasuke hanya diam saja dengan wajah dingin khasnya. Namun Kankuro melihat mata Sasuke yang yang sepertinya menatap tajam ke arahnya, seolah memiliki pikiran yang sama seperti Naruto.
Tak lama kemudian, beberapa panitia datang dan masuk ke dalam kelas yang di tempati Naruto. Tak lama kemudian, salah seorang panitia maju ke depan barisan. Panitia tersebut memiliki bekas luka di wajahnya.
"Halo, namaku Ishido. Aku adalah pemimpin panitia di kelas ini. Jadi, kalian harus mematuhi perintahku. Peraturan pada lomba ini adalah kalian harus mengerjakan soal – soal yang akan kami berikan kepada kalian. Kalian boleh melakukan apa saja untuk menjawab pertanyaan yang akan kami berikan kecuali mencontek. Jika kalian ketahuan mencontek, kalian akan kami diskualifikas. Kalian mengerti?" Ucap Ishido panjang lebar.
"Mengerti!" Jawab para peserta secara bersamaan.
Setelah itu, panitia yang berada di belakang Ishido membagikan lembal soal yang isinya hanya Sembilan soal saja. Namun, Sembilan soal tersebut sudah dapat membuat Naruto menjadi pusing tujuh kelililng. Hinata yang ternyata duduk bersebelahan dengan Naruto tidak merasa heran dengan Naruto yang sekarang menarik narik rambutnya sendiri. Malah wanita yang ada disebelah Naruto itu memainkan jari jarinya sambil menunduk malu seolah sedang menyembunyikanmemainkan jari jarinya sambil menunduk malu seolah sedang menyembunyikan perasaan yang sangat dalam.
Sementara Sasuke, dia sedang menatap heran kepada para panitia yang tadi membagikan soal, sekarang mereka duduk di bangku yang agak jauh dari bangku peserta yang berada di posisi paling kanan dan ada satu panitia yang duduk di belakang.
Sementara itu, Sakura yang berada di kelas sebelah bersama Konohamaru sedang berbicara dengan tiga orang. Pemuda yang satu bertubuh kurus dengan rambut hitam berbentuk seperti nanas. Yang satunya adalah seorang wanita yang memiliki rambut kuning di kuncir. Dan seorang lagi berbadan gendut dan suka makan.
"Hey Sakura, kemana Sasuke. Kok daritadi aku nggak ngelihan dia?" Tanya wanita itu sambil melihat sekeliling ruangan kelas.
"Dia ada di ruangan sebelah, mungkin ujiannya sudah dimulai, karena sudah tidak ada lagi suara di ruangannya Sasuke," jawab Sakura yang sudah tidak mendengar suara di kelas sebelah. Sementara Konohamaru malah mencicipi makanan yang dibawa oleh pemuda gendut itu.
"Chouji senpai, aku minta makanannya dong!" Kata konohamaru dengan tatapan memelas. Pertama pemuda yang dipanggil Chouji itu tidak mau membagi makanannya. Namun karena Konohamaru terus menerus meminta dengan wajah memelas, akhirnya Chouji memberikan sebungkus makanan kepada Konohamaru. Sementara pemuda kurus itu terus menguap dan berusaha untuk memejamkan matanya, namun gagal karena orang – orang yang ada disana sangat berisik.
"Ini lagi Shikamaru. Lo jangan tidur melulu ngapa? Dari tadi tidur melulu, tidur melulu." Kata Ino dengan kesal dengan sikap pemuda yang bernama Shikamaru itu.
Tak lama kemudian, datang beberapa panitia ke kelas Sakura.
Di kelas Naruto
.
.
Terdengar suara pensil para panitia pengawas. Setiap kali salah satu panitia yang duduk disebelah peserta yang paling kanan memukulkan pensilnya di papan yang mereka bawa, selalu ada yang di diskwalifikasi.
"Ini aneh, kenapa ada yang didiskwalifikasi lagi? Apa maksud dari suara pensil itu?" Tanya Sasuke dalam hatinya. Sementara naruto semakin menggila karena banyak yang di diskwalifikasi ditambah lagi dia belum menjawab satupun soal yang diberikan. Sekarang, dia menjambak jambak rambutnya dan membenturkan kepalanya dengan pelan di bangkunya. Hinata yang melihat hal itu malah senyum – senyum dengan wajah memerah.
Tek tek tek
Tak lama kemudian, terdengar suara pensil yang dipukul oleh salah satu panitia yang duduk di sebelah peserta yang duduk paling kanan. Sasuke yang mendengar suara itu langsung memperhatikan gerak gerik para panitia yang ada di ruangan yang dia dan Naruto. Setelah panitia itu berhenti memukul pensil yang dia bawa, Ishido langsung menggerakkan tangannya yang dari tadi dia sembunyikan di belakang tubuhnya ( kayak posisi istirahat ditempat prajurit TNI ). "Kemana kode tangan itu ditujukan?" Tanya Sasuke dalam batinnya. Tak lama kemudian, dia teringat dengan panitia yang duduk di belakang peserta yang duduk paling belakang. Sasuke berpura pura sedang meregangkan tubuhnya. Disaat itulah dia melihat ke belakang. Dia melihat panitia yang berada di belakang menggerakkan tangannya menunjukkan angka 3 dan 4.
"Nomor 34, kau di diskwalifikasi," kata Ishido. Sasuke mulai mengerti maksud dari lomba ini.
"Jadi begitu, sebenarnya lomba ini bukan lomba cerdas cermat, melainkan lomba ini untuk mengetahui bagaimana cara kita untuk mencontek dengan menggunakan jurus kita tanpa ketahuan," kata Sasuke dalam hatinya. Sepertinya dia mulai paham maksud dari lomba ini. Tak lama kamenudian, dia melihat Naruto yang sekarang sedang tidur sambil memegangi kepalanya.
"Sepertinya si dobe itu sedang fustasi karena soal – soal ini," kata Sasuke dalam hatinya setelah melihat kondisi Naruto yang seperti itu.
Hinata yang melihat kalau lembar jawaban milik Naruto belum diisi sama sekali, akhirnya menyodorkan kertas jawabannya pada Naruto. "Ini Naruto, cepatlah mencontoh punyaku," kata Hinata pelan supaya tidak kedengaran oleh Ishido cs.
"Tidak usah Hinata, aku lebih baik mengerjakannya dengan cara jujur. Lagipula jika kita berdua ketahuan, kita berdua bis di diskwalifikasi dan aku tidak mau kau di diskwalifikasi karna aku," kata naruto dengan mantap.
Hinata sangat terkejut. Sekarang wajahnya memerah lagi. Bukan karena malu, melainkan karena takjub oleh sifat Naruto. "Naruto kau masih mengedepankan kata jujur pada saat ini dan kau juga memperdulikan aku. Rasanya, aku aku…" Kata Hinata dalam benaknya. Dia ingin pingsan lagi. Namun kali ini dia berhasil mengendalikan diri.
"Aduh…, kenapa aku menolak kesempatan itu? Aku memang bodoh," kata Naruto dalam hati. Sekarang, dia kembali menjambak rambutna dan menbenturkan kepalanya ke bangku agak keras ( kaya the rock star gayanya Naruto sekarang )
-000-
20 menit berlalu
.
.
""Baiklah, waktu kalian sudah habis," kata Ishido kepada semua peserta yang tersisa di ruangannya. Para peserta mulai gugup dan panik. " Sudah, kalian tidak usah panic seperti itu. Sebenarnya, 9 soal yang diberikan pada kalian hanya untuk menyaring kalian," sambung Ishido untuk menenangkan para peserta. Mereka semua mulai bernafas lega.
"Jadi, kami semua lulus," teriak salah seorang peserta.
"Belum, masih ada satu pertanyaan lagi dan pertanyaan inilah yang akan menjadi penentu kalian berhasil atau tidak," terang Ishido. Sekarang, para peserta mulai tegang.
"Ayo cepat, berikan soal yang terakhir!" Kata salah seorang peserta yang lain.
"Baiklah, akan aku berikan soalnya," kata Ishido yang mampu membuat para peserta semakin tegang saja. "Satu dari teman kita akan menghadapi kematian saat menjalani misi. Kalian sebagai temannya ingin sekali menolongnya, namun misi harus tetap dijalankan. Jika kalian menolong teman kalian itu, maka misi yang sedang kalian jalani akan mengalami kegagalan. Jadi, mana yang akan kalian pilih dan apa alasan kalian memilih itu?" Ishido langsung memberikan sederet pertanyaan pada para peserta.
"Kalau aku akan mementingkan misi Karena bagiku misi itu sangat penting." Jawab salah seorang peserta.
"Salah," kata Ishido setengah berteriak.
Tak lama kemudian, Naruto teringat akan perkataan Kakashi.
Naruto Memory The Past
Naruto sekarang terikat di sebuah batang kayu. Di sebelah kanan ada Sakura dan sebelah kiri ada Sasuke. Mereka berdua sedang memakan bekal yang mereka bawa. Tak lama kemudian, perut Naruto berbunyi.
"Hei Naruto, apa kau lapar?" Tanya Sasuke.
"Ya iyalah, nggak dengar cacing – cacing di perutku ini berbunyi?" jawab Naruto dengan sedikit sewot.
"Sakura, lebih baik kita bagi makanan yang kita punya kepada Naruto. Dia pasti akan kelaparan nanti saat melakukan pengambilan lonceng milik Kakashi," terang Sasuke.
"Baiklah, ini aku berikan sedikit makananku," kata Sakura sambil menyodorkan makanan miliknya.
"Eee Sakura, aku tidak bisa!" Kata Naruto.
"Kenapa?" Tanya Sakura heran. Sekarang dia mengkerutkan alisnya.
"Sudah jelas kalau aku sedang terikat seperti ini, jadi aku tidak dapat menggerakkan tanganku," jawab Naruto dengan geleng – geleng kepala dengan pasrah.
"Lalu maumu apa?" Tanya Sakura sekali lagi.
"Aku ingin kau menyuapiku Sakura," jawab Naruto dengan bahagia karena akan disuapi oleh Sakura.
Dengan menahan amarahnya, Sakura menyuapi Naruto. Baru satu suapan, Kakashi langsung datang dan memarahi mereka.
"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Kakashi dengan ekpresi marah.
"Kami ingin memberi makan Naruto karena kami adalah satu tim. Jika salah satu dari kami menderita, maka kami harus merasakan yang dia rasakan," jawab Sasuke dengan tegas.
"Satu tim ya…., hmm….., selamat selamat, kalian berhasil," kata Kakashi yang berubah menjadi bahagia.
"Haaa…, berasil? Berhasil apanya?" Tanya Naruto dengan heran sambil mengkerutkan dahinya.
"Ya berhasil, kalian berhasil menyelesaikan misi untuk merebut lonceng milikku," jawab Kakashi yang masih menunjukkan wajah bahagianya.
"Mengapa guru meloloskan kami?" Tanya Sakura.
"Karena ada satu hal. Memang, jika kita melanggar peraturan, maka kita akan disebut sampah. Tapi, jika kita meninggalkan teman kita, maka kita akan disebut orang yang lebih rendah dari sampah," terang Kakashi sambil berjalan ke sebuah batu besar berwarna biru.
Naruto Memory The Back
"Kalau aku memilih untuk membantu temanku itu. Karena orang yang meninggalkan temannya dalam kesusahan adalah orang yang lebih rendah dari sampah," kata Naruto yang sekarang sedang berdiri menatap Ishido.
Ishido hanya diam sambil menutup matanya. Suasana menjadi hening untuk sesaat dan akhirnya, Ishido membuka matanya. "Selamat, kalian semua berhasil menyelesaikan lomba lomba ini," kata Ishido. Para peserta langsung bersorang sedang dan Narutolah yang paling keras teriakannya.
Tak lama kemudian Ishido membukakan pintu keluar dan semua peserta keluar ruangan tersebut. Tak lama kemudian, giliran ruangan yang dihuni Sakura dan Konohamaru yang yang terbuka. Naruto langsung bergegas menghampiri mereka berdua.
"Bagaimana, kalian berhasi kan?" Tanya Naruto kepada Sakura dan Konohamaru.
"Kami berdua berhasi Naruto senpai," jawab Konohamaru dengan mengacungkan jempolnya.
Tak lama kemudian, terdengar pengumuman dari tempat pendaftaran.
-000-
"Pengumuman, kepada semua peserta harap berkumpul," kata panitia itu. Semua peserta langsung berkumpul didekat tempat pendaftaran. "Kali ini, kita akan melakukan lomba lari. Mengerti?" Kata panitia itu dengan panjang lebar.
"Mengerti!" Jawab semua peserta dengan serempak sambil mengangkat tangan ke udara. Mereka langsung berkumpul ke lapangan.
Di lapangan garis start
.
.
Seluruh peserta yang belum didiskwalifikasi di lomba sebelumnya, sekarang sudah berkumpul di lapangan tempat lomba berikutnya akan segera di mulai. Tak lama kemudian, Hokage 3 datang beserta para panitia.
"Semuanya harap diam. Sekarang kita akan mendengarkan sambutan dari ketua Hokage 3," kata panitia yang mata kanannya tertutup oleh rambutnya. Dia langsung memberikan mikrofonnya kepada Hokage 3.
"Para panitia penyusun lomba yang saya hormati. Para peserta yang mau berpartisipasi dalam lomba yang saya sayangi dan saya cintai. Pertama tama, saya mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang sudah mau berpartisipasi dalam lomba…" Kata Hokage 3. Namun kata katanya terhenti karena disela oleh Naruto.
"Hei ayo cepat pidatonya, aku sidah tidak sabar untuk melanjutkan lomba ini," kata Naruto yang langsung saja memotong pidato Hokage 3. Sakura yang melihat hal itu langsung memukul umbun – ubun Naruto dengan sangat keras dan sekarang, Naruto mengaduh kesakitan.
"Wah, ternyata sudah ada yang tidak sabaran ya? Baiklah, tanpa membuang waktu lagi, lomba ini secara resmi aku buka," kata Hokage 3. Semua peserta langsung bertepuk tangan. Ada yang bersiul dengan keras, dan ada yang berteriak tidak jelas kayak orang gila.
"Baiklah, kalian bersiaplah diposisi kalian masing – masing," perintah panitia itu. Semua peserta langsung berbaris. Dari nomor yang terkecil hingga yang terakhir yang terbesar. "Peraturan dari lomba ini adalah kalian harus sampai di puncak gunung yang berada di sana," sambung panitia itu sambil menunjuk ke arah gunung yang dimaksud. "Kalian boleh melakukan apapun selama lomba ini berlangsung kecuali membunuh sesame peserta. Kalian mengerti?" sambungnya lagi dengan panjang lebar.
"Mengerti!" jawab semua peserta yang ada di sana.
"Baiklah, bersedia….., siaaaaap, dor…." Kata panitia itu dan saat suara pistol berbunyi, para peserta langsung berlari menuju ke garis finis.
Naruto, Sasuke, Sakura dan peserta yang lain memilih untuk melewati hutan sebelah utara desa Konoha. Baru seperempat jalan setelah memasuki hutan, terjadi keributan dimana mana. Akamaru yang mencium keributan itu langsung menggonggong.
"Ooo, jadi begitu," kata Kiba yang sepertinya memahami maksud dari gonggongan dari Akamaru.
"Ada apa kiba?" Tanya Tenten yang tiba – tiba saja datang bersama Lee.
"Menurut penciuman Akamaru, didepan sedang terjadi pertempuran dan didepannya lagi ada ninja yang sedang memasang jebakan," jawab Kiba dengan mantap.
"Kalau begitu, kita harus lebih cepat lagi," kata Lee yang kemudian menambah kecepatannya.
"Kita juga jangan kalah dengan Lee Akamaru. Ayo kita tambak kecepatan kita," kata Kiba. Dia langsung mengeluarkan beberapa pil dari kantong senjatanya dan memakan pil tersebut. Tak lama kemudian, kekuatan Kiba bertambah dan dia berlari lebih cepat.
"Hmm, lebih baik aku mencari jalan lain teman – teman, aku pergi dulu," kata Tenten yang kemudian menghilang dibalik semak – semak.
"Supaya lebih cepat, kita lewat atas saja, bagaimana Sasuke?" Tanya Sakura memberikan saran kepada teman temannya.
"Boleh juga," kata Sasuke dengan santai. Sekarang, Naruto, Sasuke, Sakura dam Konohamaru melompat lompat dari satu pohon ke pohon yang lain ( kayak tarzan aja pakek loncat loncatan segala ).
Sementara itu, Garaa, Kankuro dan Temari sedang melompat diantara pepohonan yang mereka lewati.
"Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Kankuro kepada kedua temannya itu.
"Aku sedikit bosan dengan lomba ini. Aku akan pergi ketempat lain saja di hutan ini tidak ada satupun peserta yang terlihat," kata Garaa mengeluh dengan situasi saat ini.
"Hei Garaa, apa kau ingin membunuh para peserta yang ada di lomba ini?"Tanya Kankuro dengan tatapan curiga kepada Garaa.
"Itu bukan urusanmu," kata Garaa dengan santainya. Tak lama kemudian, dia berubah menjadi butiran – butiran pasir dan menghilang.
"Kurang ajar, seenaknya saja menghilang begitu saja!" kata Kankuro dengan kesal.
Tak lama kemudian, Temari berhenti di persimpangan jalan. Dia menatap ke arah kanan jalan.
"Ada apa temari?" Tanya Kankuro merasa heran.
"Kankuro, aku akan mengikuti jalan ini. Sepertinya, angin menginginkan aku untuk berlari ke arah sana," jawab Temari yang masih memandangi jalan itu.
"terserah kau saja," kata Kankuro yang merasa jengkel dengan kedua temannya itu. Akhirnya, mereka berdua berpisah di persimpangan jalan tersebut.
"Ternyata benar yang dikatakan Kiba. Di tempat ini baru saja ada pertempuran," kata Sasuke sambil melihat sekeliling area pertempuran yang masih ada bekas pertarungan.
"Jangan – jangan, disekitar ini ada jebakannya, Sasuke senpai!" ujar Konohamaru yang juga ikut melihat sekeliling sambil mempersiapkan gulungan benang yang berada di dalam kantongnya.
Tak lama kemudian, Naruto cs langsung melesat pergi melanjutkan perjalanan mereka.
-000-
"Wah…, wah…, wah.., siapa yang ku temui ini? Seekor tikus kecil yang terpisah dari kelompoknya," kata Temari sambil meneringai setan ke arah wanita yang sekarang berada di hadapannya.
"Cih, kenapa aku harus bertemu dengan orang seperti dia disaat seperti ini?!" Tanya wanita itu yang ternyata adalah Tenten. "Tidak ada cara lain, aku akan melawanmu." Sambungnya sambil mengeluarkan sebuah gulungan.
"Jadi, kita akan bertarung, baiklah. Sakioto no jutsu," kata Temari sambil membuka kipas raksasanya dan mengeluarkan jurusnya dimana dia akan mengeluarkan kekuatan angin yang diarahkan ke arah musuhnya.
Dengan cepat, Tenten menghindar dari serangan Temari. Kemudian dia mengeluarkan sebuah senjata dari gulungan yang dia pegang dari tadi. Dia langsung menyerang Temari dengan senjatanya itu. Temari menangkis semua serangan yang diarahkan ke padanya dengan kipas raksasanya.
"Kau benar – benar menyusahkan. Sakioto no jutsu," kata Temari. Kembali dia mengeluarkan jurus yang sama. Namun kali ini, jurusnya berhasil mengenai Tenten. Tenten terhempas lumayan jauh.
"Kurang ajar! Kalau begitu, akan ku akhiri segera," kata Tenten yang mulai geram. Dia mengeluarkan dua gulungan dari dalam tas ninjanya dan menancapkannya di tanah. Kemudian, dia membuka segel dan meletakkan telapak tangannya ke tanah. Tak lama, keluarlah tulisan – tulisan dari tangannya. "Kodaro no jutsu," sambungnya, kemudian kepulan asap tebal keluar dan Tenten keluar yang diikuti oleh dua ekor naga berbentuk asap. Lalu naga – naga itu memutari tubuh Tenten dan menjadi gulungan. "Hujan senjata," sambungnya lagi. Dia langsung melempar beberapa senjata yang muncul dari kedua gulungan tersebut.
Dengan sigap, Temari langsung menghindar dari serangan itu. Melihat serangannya berhasil dihindari, dia langsung berdiri terbali disebuah batang pohon dan dari tangannya keluar beberapa benang. Benang – benang tersebut membilit senjata – senjata yang dikeluarkan oleh Tenten dan dengan satu gerakan, senjata – senjatas itu langsung terbang melayang dan menyerang temari dengan berutal.
"Hebat juga jurusmu ini, aku sampai kelelahan. Kalau begitu, terimalah in,." puji Temari. Kemudian dia membuka kipasnya dan menggigit tangannya. Darah segar mengsalir dari ibu jarinya. Dia langsung mengoleskan darah itu ke kipasnya. "Darao no jutsu," sambungnya sambil menghempaskan kipasnya. Angin besar menghempas cukup kencang. Dibalik tiupan angin itu, muncullah seekor kucing besar yang sedang menggigit sebuah tongkat yang disetiap ujungnya terdapat sabit besar dan kucing itu menghilang bersamaan dengan tiupan angin yang semakin kecang mengarah ke Tenten.
Tenten tidak bisa bertahan dari serangan itu. Dia langsung terhempas ke angkasa. Temari menutup kipasnya dan menghilanglah angin berasr itu. Tak lama, Temari mengangkat kipasnya ke atas dan tiba – tiba saja, tubuh Tenten tertancap di kipas tersebut. Darah segar mengalir di kipas itu. Temari langsung menghempaskan tubuh Tenten ke sebuah pohon. Belum selesai sampai disitu, Temari ingin menghempaskan Tenten sekali lagi. Namun tiba – tiba saja tubuh Temari tidak bisa bergerak.
"Huh, untuk jurus Kagemaneku berhasil," kata seorang pemuda yang datang bersama dua orang lain. "Chouji, Ino, cepat bawa Tenten ke desa Konoha untuk mendapatkan pengobatan," sambung pemuda itu kepada keduas temannya.
"Baik Shikamaru," kata Chouji dan Ino hambir bersamaan. Mereka berdua langsung menggotong tubuh Tenten dan pergi meninggalkan mereka berdua.
Setelah Chouji dan Ino membawa Tenten pergi, dia mulai beraksi. Dia menggerakkan tangan kanannya dan diikuti oleh Temari yang membuat kipasnya terjatuh. Kemudian, Shikamaru memasukkan tangannya ke dalam tasnya yang juga diikuti oleh Temari. Dari dalam tasnya, Shikamaru mengeluarkan sebuah tali dan digunakannnya untuk mengikat Temari. Setelah berhasil mengikat Temari, Shikamaru melepaskan jurus kagemanenya dari Temari dan duduk bersandar di sebuah pohon.
"Hei teme, katamu kita akan aman bila mengambil jalan ini. Mana buktinya? Kita malah masuk ke area bom kayak gini," kata Naruto kesal. Kini mereka berempat sedang berada di dalam area jebakan yang dipenuhi oleh kertas peledak.
"Cih!" kata Sasuke berdecak kesal. Mereka berempat sedang berusaha keluar dari area ledakan itu dengan bantuan Konohamaru yang menggunakan benang yang dari tadi dia bawa.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Naruto cs dapat keluar dari area jebakan itu dan berhasil memenangkan lomba ini?
TBC
Author : Maaf bila ceritanya terlalu panjang. Sebenarnya cerita ini mau saia bikin beberapa chapter. Tapi, saia masih belum tau caranya. Baru tadi pagi saia diajari caranya bikin chapter sama temen saya. Jadi saia akan membuat chapter dari fic ini. Oh ya, akalau ada jurus yang namanya salah, saya mohon maaf.
Thank para readers yang mau baca fic ini ( walau ceritanya gak karuan ). Ide, kritik dan pertanyaan silakan review atau langsung PM saia.
