PARADISE LOVE

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Title : PARADISE LOVE

Pairing : SasuNaru, ShikaKiba, NejiGaa

Warning(s) : Boys Love, Typo kemana-mana dan banyak, EYD berantakan masih banyak belajar maklum author baru. Judul nggak nyambung. Pokoknya masih banyak kesalahan.

Catatan : "talk" dan 'mind',

Sasuke, Neji, Shikamaru : kelas 2 sma

Naruto, Kiba, Gaara : kelas 1 sma

Happy reading!

Chapter 1

Di atas sebuah bukit di kota Konoha—berdirilah sebuah bangunan sekolah yang mewah dan ternama bernama Konoha Gakuen. Konoha Gakuen adalah sekolah SMA paling bergengsi dan elite. Banyak kalangan ternama dan kaya yang menyekolahkan anak-anaknya di Konoha Gakuen. Selain sekolah terelite—Konoha Gakuen juga mendidik murid-muridnya untuk mengembangkan bakat mereka dalam bidang art, seni musik, olahraga, dan bela diri.

Dijalanan menuju sekolah—terlihat beberapa murid laki-laki dan perempuan yang memakai jas biru muda dipadu dengan celana panjang hitam dan rok pendek berwarna sama, sedang berjalan santai dengan membawa tas sekolah mereka. Sebuah dasi biru tua silk menghiasi leher mereka. Kemeja putih terlihat di balik jas biru muda mereka. Itu adalah ciri khas seragam Konoha Gakuen.

Tak terkecuali seorang remaja berambut pirang cerah bernama Uzumaki Naruto, ia tengah berjalan santai menyusuri jalan berbukit menuju sekolah. Tangan kirinya menenteng tas ranselnya yang menggantung di bahunya. Hari ini adalah tahun pertamanya sebagai murid SMA Konoha Gakuen. Sebenarnya— Naruto tak pernah menyangka, ternyata hasil kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil. Selama menjadi siswa SMP—Naruto bukan termasuk siswa yang cerdas tapi dia tidak bodoh hanya sedikit tidak paham. Tapi toh sekarang dia sudah berhasil membuktikan pada semua guru dan teman-temannya di SMP—jika dirinya bisa masuk di SMA Konoha dan mendapatkan posisi 10 besar. Awalnya ia dan semua orang yang meragukan kemampuannya—begitu terkejut dengan diterimanya dirinya di Konoha Gakuen yang terkenal sebagai sekolahnya anak-anak berIQ tinggi.

Tiba-tiba Naruto menghentikan langkah kakinya. Lalu mendongak ke atas, mengamati langit biru berawan di sana. Kedua iris biru saphirenya terlihat berseri-seri.

'Ini seperti mimpi—semoga hari-hari ku akan menyenangkan'

"Sedang apa kau berdiri disitu!" Teriak seseorang dari belakang Naruto dan otomatis membuatnya terkejut.

"Upacara penerimaan murid baru sudah hampir dimulai—cepat pergilah ke aula" Perintahnya pada Naruto sambil menunjuk ke sebuah bangunan megah dengan atap berbentuk dome.

"Ba..baik senpai" Segera Naruto bergegas menuju tempat yang ditunjukan oleh siswa yang menegurnya tadi.

"Huh! Judes sekali sih dia" Guman Naruto pelan.

15 menit kemudian—Naruto sudah sampai didalam aula besar Konoha Gakuen, ia sudah duduk dibangku paling depan bersama dengan beberapa siswa baru yang dikenalnya tadi. Tak lama acara pun dimulai dan suasana berubah hening dan serius. Dimulai dengan sambutan kepala sekolah yang lumayan panjang dan pidato panjang tentang beberapa peraturan sekolah yang wajib dipatuhi.

(Skip time)

Akhirnya upacara pemnerimaan siswa baru telah usai dan semua siswa baru telah menempati kelas-kelas masing-masing dilantai dua. Hari ini tidak ada mata pelajaran—jelas mereka masih baru jadi kegiatannya hanya mencatat jadwal pelajaran dan pengenalan wali kelas. Dan seperti yang dipikirkan Naruto—hari ini ia banyak mendapatkan teman dan sepertinya hari-harinya disekolah akan begitu menyenangkan.

Tapi benarkah hari-hari Naruto akan semenyenangkan dengan apa yang dibayangkannya? Mungkin begitu tapi mungkin juga tidak!.

.

.

.

# Sebulan kemudian #

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 itu berarti sekolah akan mulai 30 menit lagi namun sepertinya waktu 30 menit itu tidak akan cukup untuk datang kesekolah tepat waktu untuk seorang siswa ceroboh seperti dia

"HUAAAAA! AKU TELAT TELAT...! Hos hos hos!"

Naruto mengayuh sepedanya cukup kencang bahkan saat mencapai jalan yang menurun. Gerbang sekolah tinggal 5 meter lagi. Beruntung baginya satpam penjaga gerbang belum menutup pintu gerbang sekolah saat Naruto tiba di sana. Segera saja ia melesatkan sepedanya masuk ke dalam area Konoha Gakuen.

Wuss!.

Seorang satpam penjaga gerbang yang melihat Naruto memasuki gerbang sekolah dengan kecepatan kilat—segera membuka gerbang sekolah dengan cepat yang hampir saja ditutup olehnya.

"Bocah kuning itu selalu menggunakan sepedanya ke sekolah," Gumam sang satpam yang memperhatikan Naruto sejak tadi.

"Padahal—siswa lain selalu menggunakan mobil-mobil mewah mereka ke sekolah. Merakyat sekali dia."

Saat sudah berada di area parkir sekolah, ia melihat beberapa mobil-mobil mewah berjejer dengan rapi—ada juga beberapa motor sport yang terparkir disamping mobil-mobil mewah.

Maklum saja Konoha Gakuen adalah sekolah SMA paling bergengsi dan elit di Jepang. Jadi jangan heran jika sebagian murid Konoha menjadikan mobil dan motor sebagai tunggangannya kesekolah. Sementara Naruto—ia lebih memilih naik sepeda kesekolah, menurutnya naik sepeda lebih menyehatkan dan sekalian berolahraga di pagi hari.

"Naruto!" Teriak seseorang memanggil nama sang pemuda berkulit tan itu.

"Lee—ohayou" Sapa Naruto ramah pada sahabatnya—Rock Lee. Lee adalah anak dari pengusaha besar di Cina, sekarang ini—ia tinggal di Konoha bersama pamannya.

"Seperti biasa—kau selalu menggunakan sepeda butut mu kesekolah, kau tahu—beberapa siswa disini sedang membicarakan mu. Bahkan—mereka menduga, kau adalah siswa dari kalangan kebawah, ku dengar—murid-murid disini tidak terlalu suka dengan siswa miskin. Mangkanya banyak murid-murid dari kalangan tidak mampu yang sebagian sudah keluar dari Konoha Gakuen" Lee sedikit menyenggol bahu Naruto dan menunjukkan beberapa murid Konoha Gakuen yang memeperhatikan Naruto dengan pandangan sinis.

"Biarkan saja mereka— aku tidak peduli, yang penting sekarang aku bisa bersekolah dengan tenang dan mereka tidak mengganggu ku" Naruto menarik tangan Lee dan membawanya memasuki gedung sekolah.

"Dasar kau ini—padahal anak dari kepala kepolisian yang kekayaannya bisa menandingi klan Uchiha, tapi sok merakyat. Mereka jadi salah mengira—kalau kau adalah siswa miskin" Gerutu Lee pelan namun masih bisa didengar oleh Naruto.

"Hey! Ayah ku tidak sekaya itu, lagi pula—kenapa kau samakan keluarga kami dengan klan Uchiha. Level kami sangat jauh. Dan jangan bicarakan tentang ayah ku, aku benci dia" Kata Naruto sambil sedikit marah dan tidak terima dengan Ucapan Lee yang menyinggung soal ayahnya.

Memang tidak banyak orang yang tahu tentang identitas Naruto yang sebenarnya, hanya Leelah yang tahu sejak awal—jika Naruto putra dari Namikaze Minato. Dulu Minato adalah rekan bisnis ayah Lee, namun karena sesuatu hal—akhirnya Minato memilih menjadi polisi dan kini menjabat sebagai kepala polisi di kota Konoha. Sementara Naruto—ia memilih memakai marga ibunya 'Uzumaki' dan menyembunyikan jadi dirinya yang sebenarnya.

Sekarang ini Naruto tinggal bersama Umino Iruka—adik angkat dari mendiang ibunya, Uzumaki Kushina. Naruto sangat membenci ayahnya, karena menurutnya—Ibunya meninggal karena kesalahan Minato yang telah menelantarkan mereka. Tapi meski Naruto benci ayahnya—bukan berarti ia tidak sayang pada ayahnya. Sepertinya kadar kebenciannya pada Minato mulai sedikit berkurang.

"Kyaa—Uchiha-senpai!"

Terdengar kegaduhan di lantai atas saat seorang remaja tinggi dan tampan berjalan menaiki tangga lantai dua dengan angkuh dan dingin. Dan dibelakangnya ada dua remaja yang tampangnya tak kalah keren dengan remaja emo didepan mereka.

"Nara-senpai, Hyuga-senpai kyaaaa!"

Mendengar kegaduhan dilantai dua—Naruto dan Lee mendongakkan kepalanya dan terlihat tiga pangeran sekolah yang berjalan dengan angkuh sambil melewati beberapa siswa yang berjejer rapi. Tak mau kalah dengan siswa yang di lantai atas—beberapa siswa di lantai bawahpun tak kalah histerisnya.

"Pesona dan ketenaran Flower Paradise memang tak pernah ada habisnya, aku jadi iri dengan mereka" Kata Lee sambil menatap kagum kearah Flower Paradise.

"Flower paradise apaan—nama dan kelakuannya sama sekali tidak sesuai, cocoknya sih—mereka dinamakan bunga bangkai paradise. Itu sangat cocok dengan kelakuan mereka yang suka berbuat onar" Gerutu Naruto sambil menaiki tangga dilantai dua dan meningggalkan Lee yang masih berdiam diri sambil menatap kagum kearah ketiga remaja tampan di lantai atas.

Sedikit penjelasan tentang apa itu Flower Paradise—siapa sih yang tidak tahu nama itu, bahkan nama itu sudah populer dan kepopulerannya menyamai kepopuleran arti-artis yang sedang tenar saat ini.

Flower Paradise adalah nama bagi sekumpulan remaja tampan yang bersekolah di Konoha Gakuen, terdiri dari tiga orang remaja. Mereka bertiga adalah anak-anak dari kalangan elite dan terkenal. Bukan hanya kekayaan dan ketampanan yang mereka punya tapi juga ketiga remaja ini mempunyai IQ diatas rata-rata. Tak heran jika banyak murid-murid di Konoha Gakuen yang mengidolakan mereka.

Uchiha Sasuke—Leader dari Flower Paradise atau bisa disebut, Black Rose. Sesuai namanya—Sasuke mempunyai mata hitam kelam dan rambut berwarna senada dengan matanya. Meski Black Rose digambarkan mempunyai keindahan yang luar biasa namun berhati-hatilah—Bunga cantik ini juga mempunyai duri yang siap melukai siapa saja yang coba-coba menyentuhnya. Sama seperti Sasuke—meski terlihat sangat kalem dan cenderung mempunyai sifat yang acuh, namun siapa sangka—jika Sasuke sanggup melukai siapapun yang dengan berani mengusik ketentramannya. Tidak peduli itu wanita atau pria, tua-muda sekalipun—Sasuke akan menghajarnya sampai puas, korbannya matipun—Sasuke sama sekali tak peduli. Asalkan moodnya kembali seperti semula—berbuat sadis pun akan ia lakukan demi mendapatkan ketentramannya kembali. Perlu diketahui—Sasuke mempunyai kekuatan tangan yang sekuat monster—tak heran jika Sasuke dijuliki si tangan besi dari Konoha. Sadis sekali!.

Hyuga Neji—si Lili putih, mungkin karena memiliki warna mata silver yang indah dan cenderung menyukai putih, mangkanya banyak yang menjulikinya dengan nama itu. Sama seperti Sasuke—Neji juga seorang yang acuh dan tidak pernah peduli dengan keadaan sekitarnya. Meski tidak sesadis Sasuke—namun jangan salah, Neji adalah pemegang sabuk hitam. Sudah beberapa kali Neji menjuarai berbagai turnamen Judo, baik itu dipertandingan nasional maupun international. Bukan hanya Judo saja—Neji juga pandai berkelahi jika dalam keadaan terdesak dan benar-benar kepepet tentunya, tidak seperti Sasuke yang memang doyan berkelahi jika moodnya sedang jelek.

Terakhir—Nara Shikamaru, sang Bunga Cattleya. Bunga ini biasanya digambarkan dengan pesona dewasa dan ketenangan—sama seperti Shikamaru yang mempunyai sifat tenang dan tidak mudah terpancing emosinya. Dan dia mempunyai aura yang lebih dewasa dari pada Sasuke dan Neji. Meski bersifat sangat tenang—Shikamaru juga mempunyai kemampuan bertarung selevel dengan Sasuke dan Neji, jadi jangan terkecoh dengan sifat tenangnnya.

Kembali pada Naruto—saat ini ia sudah berada dilantai dua. Ia dapat melihat dengan jelas beberapa kerumunan siswa yang kebanyakan adalah perempuan—masih mengerubungi Flower Paradise.

'Mereka itu seperti tidak ada kerjaan—apa tidak bosan, setiap pagi meneriaki dan menunggu Flower paradise seperti itu. Mereka seperti penjilat—menjijikkan!'

Tidak mau ambil pusing dan berlama-lama—Naruto segera melangkahkan kakinya kembali menuju kelasnya, beruntung letak kelasnya tidak terlalu jauh dari tempatnya berada. Dengan santai dan tanpa beban—Naruto sedikit bersenandung pelan, sepertinya ia benar-benar menikmati masa-masa SMAnya dengan gembira. Asalkan ia tidak berurusan dengan Flower Paradise—dijamin kehidupannya disekolah akan baik-baik saja.

"Sasuke-senpai tolong terimalah cintaku" Dengan membawa seloyang cake besar dengan banyak krim chocolate diatasnya—seorang gadis bertubuh tambun tiba-tiba berlari tepat kearah Naruto sambil berteriak kencang. Naruto yang terkejut dan tak sempat menghindar—akhirnya malah tertabrak gadis itu dan membuatnya terjatuh dengan keras diatas lantai, sementara gadis tambun tersebut juga ikut terjungkal—tepat diatas badan Naruto yang tergencet diantara kerasnya lantai dan berat tubuh gadis itu.

"Ittai" Ringis mereka berdua bersamaan.

"Mi..minggir, sesak" Naruto mencoba menyingkirkan tubuh gadis tambun itu dan mencoba untuk bangkit.

"Ma..maafkan aku, aku benar-benar tak sengaja" Kata gadis itu sambil mengulurkan tanganya untuk membantu Naruto berdiri.

"Lho! Mana cake ku tadi?" Sadar cake yang tadi dibawanya hilang—seketika gadis itu melepaskan genggaman tangannya pada Naruto, dan otomatis Naruto kembali terjungkal ke lantai dengan pantat terlebih dahulu.

"Ittai~" Ringis Naruto lagi sambil memegangi pantatnya. Gadis itu masih mencari cakenya sambil mengedarkan pandangannya kebeberapa arah. Namun betapa terkejutnya saat beberapa murid yang tadinya mengerubungi Sasuke CS—tiba-tiba menatap gadis tambun itu dengan pandangan menusuk, perlahan beberapa murid yang berkerumun tadi sedikit menepi dan betapa terkejutnya gadis itu saat melihat seragam Sasuke yang belepotan cake dengan krim chocolate.

Sementara itu Sasuke terlihat sedang terbakar emosi—selama hidupnya, tidak pernah ia dipermalukan didepan umum seperti ini. Dengan geram—Sasuke mengepalkan tangannya.

"SIAPA YANG MELAKUKAN INI!" Teriak Sasuke marah sambil mendelik kearah gadis tambun itu dan Naruto yang masih duduk di lantai dengan memegangi pantatnya yang sakit.

"!" Melihat Sasuke begitu menakutkan, gadis itu gemetaran dan tidak bisa berkata apa-apa lagi—segera saja ia mencari cara dan alasan agar bisa selamat dari amukan Sasuke.

Ting!

Sebuah ide licik muncul saat melihat Naruto yang masih mengaduh kesakitan di lantai dan tidak memperhatikan keadaan sekitarnya.

"A...aku melihatnya—Dia!" Tunjuk gadis tambun itu pada Naruto dan seketika semua murid yang berkumpul tadi—memandang kearah Naruto.

Meresa ditunjuk oleh gadis tambun itu—Naruto mendongakkan kepala dan sedikit tidak mengerti saat ia melihat beberapa orang memandanginya dengan pandangan yang menusuk.

"Dia yang melempar Sasuke-senpai dengan Cake itu, beruntung tadi aku cepat-cepat menangkapnya saat ia mencoba untuk lari!" Sambil berkata lantang—gadis itu menarik kerah kemeja Naruto dan menyeret Naruto kedepan kerumunan.

"Hei! Apa yang kau katakan" Elak Naruto sambil menyentak tangan gadis tambun itu.

Sing!

Terlambat—semua orang sudah memandangnya dengan tajam dan menusuk, seakan-akan memang Narutolah yang melakukannya.

"Bu..bukan aku" Sekeras apapun Naruto mengelak—tetap saja tidak ada yang percaya, kerena bagi mereka saat ini—siapa saja yang melukai 'bunga cantik mereka' maka—MATILAH KAU SEKARANG!.

Glup.

Naruto menelan ludah saat melihat Sasuke berjalan kearahnya dengan pandangan yang dingin dan ada aura hitam dibelakangnya. Dengan gerakan patah-patah—Naruto selangkah demi selangkah mundur kebelakang dan sialnya punggungnya membentur tembok. Merasa terpojok Naruto memejamkan matanya erat saat Sasuke sudah berada didepannya dengan aura gelap yang muncul disekililingnya. Tubuh kecil Naruto terlihat benar-benar bukan tandingan tubuh kekar Sasuke .

Gereb

"Kau—yang melakukannya" Desis Sasuke sambil mencengkram rahang bawah Naruto dengan kuat, merasa kesakitan dan takut—Naruto semakin memejamkan matanya.

Melihat Naruto yang diam—Sasuke semakin marah dan seketika mengepalkan tangan kanannya untuk memukul wajah Naruto.

"Buhan akhu" Ucap Naruto tak jelas, karena cengkraman tangan Sasuke yang membuatnya susah bicara.

"Apa? BICARA YANG JELAS DASAR BERENGSEK" Tanpa babibu—Sasuke melayangkan tinjunya tepat kearah Naruto, namun saat kepalan tangan Sasuke hanya berjarak 5 meter dari wajah Naruto—tiba-tiba seseorang menahan tangannya. Semua murid berubah menjadi tegang saat melihat peristiwa itu, selama ini tidak ada yang berani menghentikan aksi Sasuke.

"Hentikan—Uchiha-sama," Kata orang itu sambil masih menggenggam tangan Sasuke. Sasuke sedikit melirik kearah belakang dengan geram—ia tahu pemilik suara berat itu. Hatake Kakashi—kepala pelayan sekaligus orang kepercayaan di keluarga Uchiha, di Konoha Gakuen—dia juga berekerja sebagai guru etika. Sedikit menghela nafas untuk meredam emosinya—Sasuke melepaskan Naruto namun masih menatapnya tajam.

"Sepulang sekolah nanti—temui aku di lapangan basket, jangan coba-coba untuk kabur—MENGERTI!" Gertak Sasuke sambil berlalu pergi dan diikuti oleh Neji dan Shikamaru dibelakangnya . Melihat Sasuke pergi dan melepaskannya—tubuh Naruto mereosot kebawah, kakinya lemas karena ketakutan.

'Matilah aku sekarang'

Saat berpapasan dengan Kakashi—Sasuke dengan sengaja menyenggol bahu Kakashi sambil menatapnya tajam, sementara Kakashi hanya tersenyum maklum melihat kelakuan tuan mudanya. Sudah dua tahun ini—Kakashi ditugaskan Fugaku untuk mengawasi Sasuke dilingkungan sekolah maupun di rumah, sudah bukan rahasia umum lagi—tingkah Sasuke yang kelewat brutal membuat Fugaku pusing. Untuk mengontrol kelakuan Sasuke yang kelewat batas dan terkesan sadis—Kakashi harus ekstra mengawasi Sasuke dan tak segan untuk menghentikannya meski dengan kekerasan.

"Sedang apa kalian—cepat masuk ke kelas kalian masing-masing, sebentar lagi bel pelajaran pertama berbunyi" Komando Kakashi sambil menggiring semua murid untuk pergi ke kelas masing-masing. Tak terkecuali Naruto yang dengan gerakan lemas juga pergi menuju kelasnya. Saat Kakashi berpapasan dengan Naruto—ia merasa familiar dengan wajah Naruto yang begitu tidak asing dengan seseorang.

"Sepertinya aku pernah melihat wajah itu dan rambut kuning itu seperti..." Kakashi sedikit berpikir sambil mengingat-ingat sesuatu. Merasa mendapatkan ingatannya—Kakashi menganggkat sebelah alisnya.

"Namikaze-san?," Gumamnya pelan. Sedikit menyeringai—Kakashi memandangi Naruto dari belakang, kemudian ia mengambil poselnya didalam saku celananya dan mengirim sebuah pesan singkat pada seseorang.

"Sudah kutemukan kau—Uzumaki Naruto atau lebih tepatnya, Namikaze Naruto. Ini akan jadi semakin menarik"

Tbc.

Maaf ffnya agak sedikit berantakan,,,

OK sampai jumpa di chapter depan jangan lupa reviewnya...BABY~~~~