.

Naruto © Masashi Kishimoto. Story © Archmblt Minmi

BAHASA GAK BAKU! OOC! AU!

Italic = Batin

.

1

PROLOG

WHEN WE MET *WINKS*

Cinta itu aneh.

Memang aneh banget.

Bahkan kita saja tidak bisa memilih kepada siapa kita akan jatuh cinta.

Aneh banget 'kan.

Waktu itu Sasuke, anak laki-laki yang dielu-elukan anak sekolah, bahasa sininya abang ganteng—tengah berjalan dari arah ruang kelasnya menuju ke luar. Pasalnya, waktu sudah menunjukkan waktu pulang sekolah sehingga dia memilih untuk pulang, ya kali nginep dah.

Sebelum sempat keluar dari lorong kelas, dia tidak sengaja mendengar percakapan yang berasal dari kedua teman seperbejadannya.

Ya, Naruto dan Sai.

Siapa lagi lah orang gesrek selain mereka.

"Eh, Lu kenal ketua cheerleading kita gak?" Ucap Sai memulai percakapan.

Naruto yang ditanya tampak memikir terlebih dahulu, "Oh. Aku tahu. Anak kelas dua empat 'kan? Yang galak banget itu? Yang kalau ngamuk bahkan ngalahin galaknya macan betina bunting yang ditinggal suaminya?" Serah Lu aja deh bang mau mendeskripsikan pemeran utama wanita ini macam apa.

Sai mengangguk dengan cepat. "Lu tahu gak?"

"Gak."

"Syaland. Gua belom kelar ngomong," ucap Sai misuh-misuh dan Naruto hanya menampilkan cengiran andalannya. "Kemarin gue mau ngajak dia jalan, pdkt ceritanya. Eh gue ditolak abis-abisan. Katanya, 'Punya kaca gak di rumah?' Ahelah, untung cantik," Naruto hanya bergidik ngeri mendengarkan cerita Sai yang nista.

Saat Naruto hendak mengucapkan kalimat lainnya, Sasuke tiba-tiba menepuk bahu kedua sejolinya itu.

"Hi Guys. Yuk pulang," ajaknya kemudian. "Eh, betewe kalian tadi ngomongin siapa?" tiba-tiba Sasuke kepo juga.

"Ngomongin ketua cheerlead—," kalimat Sai keputus, soalnya orang yang dibicarain sedang berjalan menuju mereka. Dia pun menjotos bahu Sasuke cepat membuat Sasuke meringis. "Itu anaknya! Yang jidatnya ngelewatin parkiran."

Sasuke yang lagi mengusap-ngusap bahunya pun melihat ke arah depan untuk mencari sosok gadis yang daritadi jadi bahan pergunjinggan teman bejadnya. Sasuke memerhatikan sepatunya, warna biru pertanda kalau dia anak kelas dua.

Degem hehe. Batinnya modus.

Saat menatapnya, oke Sasuke akui kalau gadis itu cantik. Dia bahkan terlihat anggun saat sedang merapikan rambut merah mudanya. Dan bahkan angin siang yang sepoi-sepoi jadi pemanis di dirinya, pasalnya angin-angin itu berhasil menerbangkan roknya—eh rambutnya hehe.

"Cantik," kalimat yang terlontarkan dari mulut anak Uchiha itu membuat kedua temannya melongo kaget. Iyalah kaget, orang gadis yang dibilang cantik itu galaknya kayak ibu-ibu kos.

Bukan teman namanya kalau mereka tidak merencanakan suatu hal bejad. Karena itulah, Naruto dan Sai saling memberikan sinyal untuk menjahili Sasuke. Naruto tiba-tiba berkata, "Namanya Tsunade, Suk," ucap Naruto tanpa dosa dan Sai hanya cekikikan aja.

"Eh anjir, namanya kok kuno banget," ucap Sasuke gak percaya. "Eh tapi namanya cantik juga sih kayak orangnya," sambung Sasuke yang enggak tahu keadaan kedua temannya yang sudah menutup mulut masing-masing akibat menahan ketawa.

Saat gadis itu mulai berjalan mendekati mereka—karena arah mereka itu arah keluar sekolah—tiba-tiba saja Sasuke berteriak dengan nistanya.

"HAI DEK TSUNADE!"

Gelakan tawa kedua temannya pun sudah tidak bisa terbendung lagi. Mereka benar-benar ngakak di belakang Sasuke karena rencana mereka untuk menjahili Sasuke itu berhasil.

Gadis itu tampak terdiam. Sasuke juga diam, menunggu reaksi si Tsunade itu. Gadis itu tampaknya berjongkok dan hal itu benar-benar diperhatikan Sasuke dengan detil. Yang Sasuke lihat, gadis itu tampak melonggarkan tali sepatunya dan melepaskan sepatu kanannya.

Awalnya Sasuke tidak mengerti, namun dia kemudian mengerti ketika sepatu itu melayang di udara dan kini berhasil menubruk kepalanya. Sasuke hanya bisa diam dan sok-sok tidak mengerti sembari memegangi jidatnya yang menjadi lapak darat sepatu manis itu. Sakit sih, tapi stay cool aja deh.

Sasuke membuka bibirnya, "Kenapa aku kamu timpuk?" tanya Sasuke dengan ekspresi tidak berdosa.

Di saat Sasuke sedang mencoba mencari penjelasan, kedua temannya yang ngakak so hard tadi malah pamit pulang duluan, kata mereka sih disuruh emaknya pulang buat makan makanya mau pulang duluan. Padahal mah modus aja biar enggak kena masalah.

Setelah kepergian mereka berdua, Sasuke kembali memerhatikan gadis merah jambu di depannya. Wajah gadis itu memerah, sepertinya dia lagi marah. Nah, asal kalian tahu aja kalau Sasuke itu anak mamih. Jadi harusnya 'kan dia itu takut kalau ditatap dengan tatapan menusuk seperti itu. Tapi kok saat gadis ini menatapnya tajam, dia malah badum badum, bukannya takut.

Apakah ini yang dinamakan cinta?

Kok dia manis yah kalau marah.

"Kamu kok ngelempar aku pakai sepatu sih?" tanya Sasuke ulang.

Gadis itu mengambil sepatu manisnya dan berjalan mendekati Sasuke yang sedang senyam-senyum modus, harapannya gadis itu bakal minta maaf dengan manis—eh ini dia malah menabok-nabokkan sepatunya ke tubuh Sasuke yang mulai mempertahankan diri.

"Kamu pikir aku gak marah apa? Ngapain kamu sebut-sebut aku pakai nama emakku?! Apa salah emakku sama kamu?!" teriakan tak tertahankan gadis itu membuat Sasuke kicep. Iya dia kicep. Dia sudah dibohongi oleh teman semenjak oroknya.

Syaland. Memang kawan mereka itu.

Orang-orang yang melihat adegan macan betina menabok lalat pengganggu itu hanya bisa geleng-geleng maklum. Ya maklumlah, orang yang ngamuk-ngamuk itu kakak ketua chearleading. Sudah biasa, sudah bukan trending topic lagi.

Gadis pinkeu itu ngos-ngosan. Keringat mengucur gitu aja dari dahinya. Bahkan lehernya juga lengket, aduh nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan, Suk.

Sasuke pun modus-modus merhatiin leher gadis itu sembari sok-sok kesakitan. Eh sayangnya ketahuan, di tabok deh muka ganteng Sasuke.

"Adu— Maaf ya. Aku nggak tahu," ucap Sasuke menyesal.

"Alah, alesan. Laki-laki memang sama semua. Dusta dunia akhirat."

"Kamu racun dunia akhirat, hehe."

Dan tabokan versi kedua pun terjadi.

"Aku beneran nggak tahu, dek," Sasuke kembali berucap untuk meyakinkan gadis itu kalau dia itu tidak bersalah.

Gadis itu tampak sedang memasang kembali sepatunya, mungkin sudah luluh. Gadis itu hanya natap tajam Sasuke kemudian melengos berjalan menjauhi Sasuke. Tapi bukan Sasuke namanya kalau berakhir sampai di situ saja.

"Tapi kamu manis dek kalau marah, hehe," sambung Sasuke garing.

Dan sedetik kemudian Sasuke menyesal sudah mengucapkan kalimat itu.

Karena kalimat itu dia tamat.

Tamat sudah kegantengannya.

Selamat tinggal rambut hitam indahnya.

:')

.

Kata orang pertemuan itu takdir.

Tapi kata aku pertemuan itu karena kita ketemu.

Aku seneng bisa ketemu sama kamu. Walaupun kamu galak banget sampai jiwaku berubah jadi jiwa maso. Aduh akutuh sedih. Kenapa kamu seneng banget nabok sama jambak aku? 'Kan aku jadi ketagihan pengen lagi, huhu. Pokoknya ini semua salah kamu! Aku jadi pengen lihat kamu marah lagi deh. Biasanya aku bisa nangis kalau lihat emak melototin aku pas aku gak sengaja mecahin piring hadiah deterjennya:' tapi kok pas dipelototin kamu aku jadi sayang? Aduh kamu tuh beda yah. Galak galak bikin sayang:' Semoga kita bisa jadi akrab! – Sasuke Uchiha, 2k17.

.

TBC

.

A/N

HALU!

MAAF GAJE GARINK KRIUK KRIUK!
AKUTU PENGEN COBA PENPIK MASA-MASA ANAK JAMAN(?)

ADU HASILNYA BUSUK BANGET XD!

Ini masih prolog sih Aku ngerjainnya sebelum kena writerblock lagi.

Jadi kelanjutan penpik ini ada di tangan readers ya! Kalau banyak yang suka, aku lanjut tapi kalau enggak yah say gudbaii. Soalnya aku masih punya projek penpik:" ini hanya selingan sih.

Gitu aja curcolnya. Semoga reaksinya positif!

.

Last,

Mind to Review? :3

.