Disclaimer : Tite Kubo

Rate : T

Genre : Romance&friendship

WARNING : Typo bertebaran dimana-mana, OOC, Penempatan tanda baca yang tidak sesuai, EYD yang berantakan dan masih banyak kecatatan lainnya.

PLEASE IF YOU DON'T LIKE DON'T READ

.

.

.

X0X0X0X0X0X0X0X

Bagai disambar petir disiang bolong itulah gambaran perasaan Orihime Inoue saat ini. Gadis cantik bermata abu-abu ini hanya bisa diam terpaku sekaligus terkejut menatap sosok pemuda yang ada dihadapanya saat ini yang sama sekali tidak pernah diduganya sama sekali kalau akan memiliki surat cintanya.

"Sudah kubaca," ucap pemuda tampan bermata biru tersebut, sambil memperlihatkan surat cinta berwarna merah muda milik Orihime.

Seharusnya surat cinta itu tidak berada ditangan pemuda bersurai biru itu karena Orihime tidak merasa kalau memberikan surat itu padanya. Selagi Orihime tengah sibuk dengan pikirannya sendiri pemuda tampan itu berjalan mendekatinya dan menatapnya datar.

"Dan aku tak keberatan jadian denganmu." Ucap pemuda bermata biru itu.

Tak lama pemuda tampan bersurai biru itu langsung pergi begitu saja meninggalkan Orihime. Tanpa perduli pada gadis cantik bersurai orange kecokelatan itu yang masih terlihat diam dan syok luar biasa, akibat mendengar pernyataan pemuda bermata biru tadi yang tidak pernah diduganya sama sekali akan keluar dari mulut pemuda bermata biru itu dan saat ini Orihime merasa tengah berada didalam mimpi.

"Mulai sekarang dan seterusnya kau pacarku." Ucap pemuda itu seraya pergi meninggalkan Orihime.

"EKH!?" teriak Orihime ketika sadar dengan ucapan sang pemuda tampan itu.

"Tunggu dulu Grimmjow..." panggil Orihime.

Namun sayanganya pemuda tampan yang bernama Grimmjow itu sudah keburu pergi jauh meninggalkannya tanpa sempat mendengarkan penjelasannya kalau surat cintanya salah alamat.

SRUK...

Tubuh Orihime beringsut jatuh terduduk diatas tanah sambil memukuli kepalanya sendiri dengan pelan.

"Bodohnya aku. Bagaimana bisa ini semua terjadi!" gumam Orihime dalam hatinya sambil terus merutuki kebodohanya sendiri yang ternyata salah menaruh surat cinta keloker Grimmjow Jaegarjaques. Murid laki-laki paling bermasalah dan sangat ditakuti oleh para siswa termasuk dirinya disekolah ini.

"Tuhan aku harus bagaimana. Mengapa harus dia yang meneriman dan membacanya?!" ujar Orihime dengan nada putus asa dan sedih.

Padahal setelah diam-diam memendam perasaan pada Uryuu Ishida, sang ketua Osis selama hampir tiga tahun. Akhirnya Orihime memberanikan diri untuk menyatakan cinta. Gadis pemilik iris abu-abu ii juga mendapatkan dukungan penuh dari sahabatnya Rukia Kuchiki untuk menuliskan surat cinta pada Ishida.

Saat pulang sekolah Orihime menaruh surat cintanya kedalam loker Ishida seraya berharap kalau pemuda bersurai hitam itu akan membacanya.

Dengan tubuh yang sedikit gemetaran Orihime berdiri didepan loker Ishida, sambil menggenggam erat surat cintanya yang berwarna pink. Awalnya Orihime benar-benar sangat ragu dan malu saat memasukkan suratnya ke loker Ishida.

Akan tetapi Rukia yang melihat dari jauh pun menyemangati sahabatnya itu, agar berani dan tidak takut untuk menaruh surat cintanya.

"Ayo Orihime. Berjuanglah kau pasti bisa." Rukia mengepalkan kedua tanganya dan mengayunkannya kebawah, sebagai tanda penyemangat pada sahabatnya itu.

"Terima kasih Rukia-chan." Orihime tersenyum senang menanggapinya. Dirinya benar-benar sangat terbantu dengan semangat dari Rukia.

Orihime menarik nafasnya dengan cepat dan menghembuskannya dengan perlahan. Padahal hanya memasukkan sebuah surat cinta, namun semua tenaga juga emosinya sangat terkuras. Dengan penuh keberanian Orihime-pun menyelipkan surat cintanya yang berwarna merah muda ke loker Ishida.

"Kuharap Isshida-kun membacanya." gumam Orihime dalam hatinya saat memasukkan surat cintanya.

Dan setelah melakukannya Orihime merasa sangat lega sekali. Namun sayangnya, semua impiannya serta keinginan Orihime untuk bisa bersama dengan Ishida hanyalah tinggal impian semata. Karena yang membaca dan membalas perasaannya adalah Grimmjow Jeagerjaques pemuda yang sama sekali tidak Orihime duga sama sekali.

"Tuhan!" jerit Orihime dalam hatinya.

Selama jam pelajaran berlangsung Orihime tidak bisa konsentrasi menyimak pelajaran yang tengah disampaikan oleh Sensei karena saat ini dipikirannya tengah berpusat dengan pertanyataan Grimmjow padanya juga surat cintanya yang salah alamat.

Dan bahkan sebelum tidur Orihime terus berdoa dan berharap kalau, yang terjadi hari ini hanya sebuah mimpi semata. Dan saat ia terbangun nanti dari tidurnya semuanya akan baik-baik saja. Apa yang terjadi hari ini tidaklah menjadi kenyataan.

*#*

Saat terbangun dipagi hari, Orihime merasa tak ada hal yang aneh dan semuanya terasa biasa saja. Namun saat dirinya hendak pergi kesekolah dan menuju halte bus untuk menaiku bus menuju sekolahnya, tiba-tiba sebuah motor besar berhenti didepannya dan menghadang jalannya. Orihime menatap bingung pada pengendara tersebut.

"Kau siapa?" tanyanya dengan penuh curiga.

Orang asing itu membuka helm yang dipakainya dan menampilkan wajah seorang pemuda bersurai biru dengan iris mata yang senada dengan rambutnya yang dikenali oleh Orihime adalah Grimmjow Jaegarjaques, pemuda bermasalah disekolahnya.

"Pagi Orihime," sapa Grimmjow datar.

Kedua mata Orihime membelalak sempurna dan dirinya terdiam lebih tepatnya syok melihat pemuda tampan bersurai biru itu dihadapannya saat ini.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?!" tanya Orihime dengan tersenyum kikuk, menatap Grimmjow, dirinya hanya ingin memastikan kalau ini bukanlah sebuah mimpi semata.

"Menjemputmu," jawabnya singkat.

"Untuk apa? Aku'kan tidak pernah minta dijemput olehmu," ucap Orihime dengan pelan.

"Memangnya salah jika ingin menjemputmu," tanya Grimmjow santai.

"Tidak, tapi..."

SIING...

Grimmjow memandang tajam Orihime bahkan terlihat ingin membunuh membuat Orihime menutup kembali rapat-rapat mulutnya dan mengurungkan niatnya untuk menolak ajakan dari pemuda bersurai biru itu.

"Cepatlah naik. Jika tidak ingin terlambat kesekolah dan jangan sampai aku mengatakannya untuk kedua kalinya." perintah Grimmjow seraya memakai helemnya kembali. Dengan ragu-ragu juga takut Orihime naik keatas motor besar milik Grimmjow karena terpaksa sekaligus takut.

BRUMM…

Grimmjow menggas motornya dengan kencang, "peganganlah yang kuat jika kau tak ingin jatuh."

Belum juga Orihime berpegangan pada apapun Grimmjow sudah melajukan motornya duluan dengan cepat. Membuat Orihime kaget dan dengan reflek langsung memeluk pinggang Grimmjow dengan sangat erat.

"Tuhan, lindungi aku," gumam Orihime dalam hatinya dengan takut. Semakin cepat Grimmjow melajukan motornya, semakin erat pula pelukkan dari Orihime.

Grimmjow tersenyum tipis, saat gadis yang diboncengnya ini memelukknya dengan sangat erat karena takut terjatuh dari motornya. Setelah mengendarai motor hampir dua puluh menit akhirnya penderitaan Orihime berakhir juga, mereka berdua sampai juga disekolah dengan selamat tentunya, gadis cantik ini berpikir kalau dirinya akan mati saat naik motor dengan Grimmjow.

"Te-terima ka-kasih atas tumpanganya." Ucap Orihime dengan gugup dan kakinya masih gemetaran karena masih merasakan sensasi saat dibonceng oleh Grimmjow.

"Sama-sama. Lagi pula itu memang tugas ku sebagai pacar." Grimmjow menanggapinya dengan santai.

Orihime baru sadar kalau kejadian kemarin dan hari ini bukanlah sebuah mimpi semata melainkan kenyataan.

"A-apa pacar?" Orihime menatap bingung Grimmjow.

"Ya, apa kau melupakan kejadian kemarin?" Grimmjow mulai menatap tajam Orihime dan mengitimidasi.

"Ti-tidak, a-aku ma-masih i-ingat kok," ucap Orihime gugup.

"Bagus, karena mulai saat ini kau adalah kekasihku. Jangan coba-coba lari dariku Hime." Ancam Grimmjow.

Glek...

Orihime menelan ludahnya susah payah saat melihat tatapan tajam Grimmjow.

"Ba-baiklah, aku tidak akan lari." Ucap Orihime pasrah.

Grimmjow memperlihatkan senyuman manisnya namun dimata Orihime itu terlihat seperti senyuman iblis yang menakutkan. Dirinya benar-benar tidak menyangka kalau akan berada didalam situasi seperti ini, padahal yang diharapkan dan diinginkannya adalah Ishida pemuda yang baik hati bak malaikat namun yang datang padanya malah seorang iblis tampan.

Ingin rasanya gadis bermata abu-abu ini berteriak sekeras-kerasnya menyangkal kenyataan ini dan menjelaskan kesalah pahaman ini pada Grimmjow namun dirinya tak bisa lebih tepatnya takut pada pemuda bersurai biru itu.

TING TONG...

Bel pelajaran pertama telah berbunyi dan beberapa menit lagi pelajaran pertama sudah akan dimulai, Orihime terlihat buru-buru pergi kekelas agar tidak terlambat juga dimarahi oleh Sensei.

"Kalau begitu aku kekelas duluan." pamit Orihime .

Namun sebelum Orihime pergi tiba-tiba saja Grimmjow menarik tanganya.

Gadis cantik bermata abu-abu ini-pun menoleh menatap Grimmjow, "Ada apa!?" tanya Orihime dengan bingung.

Cup...

Tiba-tiba saja Grimmjow mencium pipi kanannya singkat.

Blush…

Wajah Orihime merah padam bak kepiting rebus. Gadis cantik bermata abu-abu ini memegangi pipi kanannya yang terasa sangat panas karena ciuman singkat dari Grimmjow. Ini pertama kalinya didalam hidupnya dicium oleh laki-laki lain setelah mendiang kakak laki-lakinya, Sora Inoue.

"Ini bayaran atas yang tadi." Grimmjow menyeringai menatap Orihime.

Sedangkan Orihime masih diam terpaku dan terlihat syok dengan kejadian ini dan masih setia memegangi pipi kanannya. Grimmjow tersenyum tipis melihat sikap dan reaksi dari Orihime saat dicium olehnya. Terlebih wajahnya yang merah padam sangat lucu dan manis sekali dimatanya. Ingin rasanya Grimmjow mencium pipinya lagi, akan tetapi ia takut kalau gadis cantik bersurai orange kecokelatan itu akan pingsan nantinya.

"Pergilah. Isirahat nanti aku tunggu di atap sekolah." Ucapnya datar.

Orihime hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan menanggapinya dan berjalan cepat meninggalkan Grimmjow sendirian di halaman parkiran. Saat tiba dikelas Orihime langsung meletakkan tasnya kemudian duduk dibangkunnya, namun pikirannya masih terus melayang tentang kejadian yang beberapa menit lalu terjadi diparkiran tadi, antara dirinya dan Grimmjow.

Gadis bersurai orange kecokelatan ini tidak menyangka kalau Grimmjow akan melakukan hal seperti itu padanya. Orihime merasa heran pada dirinya sendiri, kemana rasa takutnya pada Grimmjow sejak kemarin dan saat ini, lalu kenapa juga ia malah merasa malu saat dicium olehnya, bukannya marah atau kesal bahkan kalau perlu memukulnya karena melakukan perbuatan yang sangat tidak sopan padanya.

"Hah!" Orihime menghela nafasnya dengan pelan.

Orihime terus saja termenung memikirkan Grimmjow, juga kejadian yang tadi, dirinya merasa sedikit nyaman saat berada didekat pemuda bersurai biru itu dan tak merasa takut sama sekali. Grimmjow yang selama ini Orihime bayangkan dan duga ternyata tidak seperti itu. Grimmjow ternayat pemuda yang cukup baik dan ramah menurutnya namun sedikit menyebalkan dan pemaksa tentunya.

"Pagi Orihime." Sapa Rukia dengan ramah dan langsung duduk disebelah Orihime.

Namun Orihime tak menjawabnya sama sekali dan masih terlihat asik melamun menatap langit lewat jendela kelas. Hal ini membuat Rukia penasaran dengan apa yang tengah dipikirkan oleh sahabatnya itu.

"Orihime," panggil Rukia dengan kencang.

Hal itu sukses membuat Orihime kembali tersadar dari lamunannya dan membuatnya menyadari keberadaan temannya itu, buru-buru Orihime menyapa Rukia.

"Tadi aku bertemu dengan Ishida. Apakah dia membacanya dan membalas perasaanmu!?" tanya Rukia dengan antusiasnya.

Orihime tersenyum kikuk menanggapinya dan belum bisa berkata yang sebenarnya terjadi pada Rukia. Terlebih tentang hubungannya yang terbilang sangat ajaib karena berpacaran dengan Grimmjow murid paling bermasalah disekolah. Juga pemuda yang paling Rukia benci karena tingkah dan sikapnya yang seenaknya.

"Dia menolakku," jawab Orihime dengan dusta sambil diiringi cengirannya.

Rukia tidak tahu dan sadar kalau kini Orihime tengah membohongi dirinya.

Orihime benar-benar merasa sangat bersalah sekali pada Rukia, karena harus membohonginya. Namun gadis cantik bermata abu-abu ini belum bisa dan berani mengatakan yang sebenarnya pada sahabat baiknya itu namun suatu saat nanti ia akan menceritakannya pada Rukia, entah kapan Orihime juga belum memikirkannya.

"Benarkah itu?!" Teriak Rukia tak percaya saat mendengarnya, padahal ia pikir kalau Ishida akan menerima sahabatnya.

Gadis cantik bersurai hitam itu-pun menghibur hati Orihime yang dikiranya tengah patah hati, karena ditolak oleh Ishida. Orihime benar-benar merasa tak enak hati karena membohongi Rukia, sahabatnya sendiri karena menyembunyikan hubungannya dengan Grimmjow.

"Gomenasai, Rukia-chan." Batin Orihime.

TING TONG...

Akhirnya jam istirahat pun tiba, Orihime harus pergi menemui Grimmjow di atap sekolah. Dengan langkah kaki yang gemetaran Orihime berjalan menaiki tangga, menuju atap sekolah sambil mendekap erat bekal makan sianganya seraya berharap tidak terjadi apa-apa dengannya saat bersama dengan Grimmjow nanti.

"Tuhan lindungi aku." Orihime terus berdoa didalam hatinya.

Sementara itu Grimmjow terlihat tengah asik duduk menatap langit sambil menghisap sebatang rokok dan meniupkan asapnya keatas. Pemuda tampan ini terlihat sangat begitu bosan dan wajahnya juga terlihat bête menunggu kedatangan sang kekasih.

"Lama sekali ia datang." Gerutu Grimmjow.

"Kalau begitu aku saja yang membawanya kemari." Ujarnya seraya bangun dari posisi duduknya.

Namun tak lama terdengar suara pintu terbuka dan menampilkan sosok seorang gadis bersurai orange kecokelatan yang sejak tadi Grimmjow tunggu dan nantikan kedatangannya. Dari jauh terlihat sekali kalau Orihime berjalan gemetaran kearahnya dan hal ini membuatnya agak kesal melihatnya.

Grimmjow langsung mematikan rokoknya dan membuanganya dengan sembarangan. Orihime langsung duduk disebelah Grimmjow.

Dengan tangan gemeteran Orihime menyodorkan bekalnya pada Grimmjow, "ini untukmu."

Grimmjow terlihat begitu senang saat menerimanya, ia tidak menyangka kalau Orihime akan membuatkannya makan siang.

Pemuda bersurai biru itu menerima dengan senang hati bekal makan siang itu dan membukanya dengan cepat, nafsu makannya langsung keluar ketika melihat bekal buatan Orihime.

"Bekal milikmu mana!?" tanya Grimmjow sambil melirik Orihime lewat ujung ekor matanya yang tidak memakan apapun, dan hanya duduk diam disebelahnya.

"A-aku sudah makan tadi," jawab Orihime bohong.

KRUCUUKKK...

Tiba-tiba saja terdengar suara bunyi perut dari Orihime dan seketika wajahnya langsung memerah karena malu sedangkan Grimmjow tertawa kecil saat mendengarnya.

"Mulutmu bisa berbohong. Tapi perutmu tak bisa berbohong Hime," sindir Grimmjow.

Orihime hanya menundukkan wajahnya dan menyembunyikan rona merah wajahnya.

"Bagaimana kalau kita makan ini berdua saja, toh ini bekalmu juga kan." Ujar Grimmjow.

"Ya."

Akhirnya mereka makan berdua dan berbagi bekal bersama dan menurut Grimmjow apa yang tengah mereka lakukan satat ini terasa sangat romantis sekali dan hatinya sedikit berdebar-debar ketika dekat dengan gadis yang dicintainya. Suasana saat ini terasa sangat hangat dan nyaman, walaupun tadi Grimmjow agak sedikit sebal juga melihat Orihime yang berjalan gemetaran melihatnya. Tapi dirinya tidak perduli akan hal itu, kini gadis manis ini telah menjadi miliknya dan tidak segan-segan menghajar bahkan membunuh siapapun yang berani melukai dan mengganggu gadis pujaan itu.

TING...TONG

Tak terasa bel masuk sudah berbunyi, dan hal itu merusak moment indahnya bersama Orihime karena harus membiarkan Orihime kembali kekelas dan mengikuti pelajaran kembali. Sedangkan Grimmjow memilih untuk membolos pelajaran yang dirasanya tidak berguna dan membosankan.

Drrrttttt…

Disaat tengah asik tidur siang tiba-tiba saja ponselnya bergetar terus dan itu sangat mengganggu istirahat sianganya. Dengan malas Grimmjow mengangakatnya, tanpa melihat siapa yang tengah menghubunginya.

"Halo," ucap Grimmjow dengan malas.

"Kakak ini aku," teriak seorang gadis kecil dengan panik.

"Yukiko! Ada apa!?" tanya Grimmjow dengan cemas.

Awalnya raut wajahnya terlihat biasa saja namun tiba-tiba saja wajhnya langsung terlihat sangat panic dan kaget. Setelah mematikan ponselnya, buru-buru Grimmjow berlari kebawah menuju parkiran. Grimmjow terus berlari dikoridor sekolah, saat tengah berlari dikoridor tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang tidak disadari kalau itu adalah Zaraki Sensei orang yang paling ditakuti disekolah karena terkelan sebagai Sensei yang kejam juga galak.

"Hei, kau!" omel Zaraki.

DRAP...

Bukannya meminta maaf Grimmjow malah terus saja berlari. Zaraki-pun mengejarnya karena merasa marah pada Grimmjow yang dinilai tidak sopan dan juga lagi-lagi membolos pelajaran.

"Berhenti, Grimmjow Jaegarjaques!" teriak Zaraki dengan penuh emosi.

Akan tetapi Grimmjow tidak memperdulikannya dan semakin cepat berlarinya menuju parkiran. Dengan cepat Grimmjow menyalakan motornya dan langsung melajukannya dengan kecepatan penuh.

BUUUMMM...

WHUUSS...

Grimmjow sudah melesat pergi dengan motornya keluar dari sekolah.

"Grimmjow. Kembali kau!" teriak Kenpachi yang berusaha menghentikan laju motor Grimmjow.

Namun percuma saja karena Grimmjow sudah pergi jauh dengan motornya. Bahkan penjaga gerbang sekolah langsung membukakan pintu gerbang karena takut ditabrak oleh Grimmjow karena saking kencangnya membawa motor.

"Sial, sial, sial..." teriak Grimmjow dengan nada yang frustasi. Ia terus memacu motornya dengan kecepatan penuh. Tanpa memperdulikan sekitarnya, dan dipikirannya saat ini harus sampai kesuatu tempat sebelum semuanya terlambat.

Tanpa sengaja Orihime melihat Grimmjow dengan motornya melaju dengan cepat meniggalkan area sekolah saat tengah melihat keluar jendela kelas.

"Grimmjow?! Mau kemana dia?" tanya Orihime dalam hatinya.

"Lihat! Itu Grimmjow." teriak Keigo dengan histeris.

Seketika kelas Orihime menjadi hebon dan ribut karena melihat Grimmjow yang melajukan motornya meninggalkan area sekolah.

Semua murid melihat keluar jendela menyaksikan kejadian ini. Mereka semua sangat kagum dan takjub melihat Grimmjow yang selalu melajukan motornya dengan sangat cepat. Banyak murid perempuan yang ingin sekali mencoba dibonceng olehnya. Namun sayangnya Grimmjow tidak suka melihat orang lain menyentuh motornya yang menurutnya adalah barang berharga miliknya.

"Hei anak-anak, kembali kebangku kalian masing-masing. Tak ada hal yang menarik diluar untuk kalian lihat." teriak Sensei Uruha yang mengajar matematika dan terkenal tegas saat mengajar. Dengan cepat semua teman-temannya-pun duduk kembali ke bangku mereka masing-masing dan mengikuti pelajaran dengan tenang.

"Grimmjow." gumam Orihime dalam hatinya sambil terus menatap Grimmjow yang semakin pergi jauh. Entah mengapa ada sedikit kecemasan dihatinya saat melihat Grimmjow. Ia harap tidak ada hal buruk yang akan menimpa pemuda bersurai biru itu.

Sedangkan itu Rukia diam-diam memperhatikan sikap Orihime dan raut wajahnya yang berbeda ketika memandangi kepergiaan Grimmjow. Terlebih tadi siang Orihime tiba-tiba menghilang begitu saja dari kelas. Hal ini menambah kecurigaan pada Orihime, ia yakin ada sesuatu yang tengah disembunyikan olehnya. Entah apa itu namun Rukia akan mencari tahunya sendiri. Ia berharap kalau itu bukanlah sebuah masalah yang besar.

"Apa yang tengah kau sembunyikan dariku, Orihime!?" Batin Rukia.

TBC

A/N : Inoue mau berterima kasih pada siapapun yang mau membaca fic ini karena ini adalah Fic pertama saya. Mohon maaf jika masih banyak menemukan kesalahan dimana-mana karena saya masih baru dan butuh banyak belajar.

Inoue mengucapkan terima kasih pada siapapun yang sudah mau membaca Fic ini.

Jika berkenan Read and Riviewnya.