Ideal White.
PROLOGUE
Sebelum kita memulai cerita ini, aku ingin bertanya pada kalian semua—Apakah kalian memikirkan kematian kalian sendiri?—kapan, dimana atau bagaimana kalian mati nantinya?
Mungkin kalian membayangkan diri kalian bisa hidup dan mati dalam kehidupan bahagia dan memuaskan.
Dan Aku juga membayangkan diriku sendiri, tua dan tak berdaya dan terbaring lemah diatas kasur putih, Dikelilingi oleh Anak-anakku beserta cucu-cucuku menemaniku hingga malaikat kematian datang menjemputku. Akhir yang bahagia dan damai
Tapi, hei...
Cerita membosankan seperti itu tidak ada yang menyukainya, dan seperti yang mereka bilang "Ekspetasi berbeda dengan Realita."
Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada hidupmu sebelum hal itu benar-benar terjadi.
Ambil contoh ; Diriku.
Tak pernah terbayang oleh diriku, Aku akan mati dibunuh oleh seorang wanita dengan pakaian yang begitu minim serta sayap hitam legam dipunggungnya—Aneh bukan? Kupikir dia semacam cosplayer atau semacamnya.
Ini semua adalah sebuah ketidak sengajaan.
Kalian lihat, ini semua berawal ketika aku berbelanja di Toserba terdekat untuk membeli sesuatu dan ditengah perjalanan pulang aku melihat seorang Remaja—yang aku lupa namanya, tapi aku tau kami berada di satu sekolah—baru saja diserang oleh perempuan menggunakan tongkat stick bercahaya.
Dan melihat hal itu, Penyakit akut—yang sering ibuku sebut sebagai Hero Syndrome—yang kuderita mulai berulah lagi.
Aku berlari kearahnya tanpa pikir panjang dan tanpa tahu konsekuensi yang akan kuhadapi. Aku berdiri diantara Remaja yang terluka dan Gadis yang baru saja menyerangnya.
Aku merentangkan kedua tanganku sebagai tanda dia tidak boleh mendekati remaja yang sedang terluka itu dan juga menjadikan diriku tameng yang melindunginya. "Ka-Kau,...apa yang baru saja kau lakukan padanya?"
Gadis itu menatapku dengan tatapan penuh kebingungan tapi tatapan itu segera berubah menjadi tatapan predator yang sudah berhasil memojokkan mangsanya.
Kedua ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman yang tidak terlihat menyenangkan dan dengan sensual dia membasahi bibir manisnya dengan lidahnya.
"Aku bertanya-tanya—kenapa bukan orang sepertimu,...pria tampan dan menawan yang memiliki Sacred Gear," Manik violetnya melirik kearah remaja yang terbaring dengan luka menganga-nganga diperutnya, "Setidaknya dengan begitu aku bisa lebih menikmati waktu kencanku ketimbang bersamanya."
"A-apa...?"
"Ufufufu Maaf ya, tapi tidak boleh ada saksi mata jadi aku terpaksa membunuhmu,..."
"Urkh..."
Rasa sakit yang begitu teramat sangat kurasakan ketika sebuah tombak, lembing—atau apapun itu—yang terbuat dari materialisasi partikel-partikel cahaya, dengan mudahnya menembus melalui tubuhku dan menorehkan Luka fatal pada tubuhku.
Pakaianku mulai ternoda oleh darah, mewarnainya dengan warna krimson.
Aku tak bisa lagi merasakan bagian bawah tubuhku hingga akhirnya membuatku terjatuh tersungkur dan menghantam tanah solid yang keras dan dingin. Dadaku terasa sesak penglihatan begitu kabur dan aku merasa,...Dingin.
Aku merasakan sepasang tangan lembut menyentuh kedua sisi pipiku dan membelainya dengan lembut. "Kupikir aku bisa bermain dengan tubuhmu sebentar,...mumpung masih hangat—Slurpp, Ufufu..."
Gadis itu menindih tubuhku dan memelukku dengan erat, lidahnya menjilat leherku dan bergerak naik secara perlahan melalui rahangku dan jilatannya berhenti di pipiku.
Jika aku tak berada di keadaan yang kacau begini mungkin aku akan merasa kegirangan tapi saat ini ada hal yang lebih penting lagi dipikiranku,...
Apakah ini benar-benar akhir dari hidupku?
Apakah begini kematianku?
Dunia benar-benar penuh mister dan hal-hal yang aneh, tak pernah terpikir dalam hidupku aku akan mati dengan cara seperti ini.
Tapi, hei,...
Setidaknya aku akan mati dalam keadaan sudah tidak perjaka lagi—itu sebuah peningkatan dalam hidupku.
...
Kurasa.
Kedua kelopak mataku terbuka dengan perlahan dan berkedip beberapa kali-kali untuk memfokuskan penglihatanku yang terasa kabur. Dan begitu penglihatanku mulai menjelas hal yang pertama kali kulihat adalah batang-batang jeruji besi yang mengurungku dalam ruang kecil.
Dan aku juga baru menyadari bahwa kedua tanganku terikat pada rantai besi yang terhubung langsung pada dinding batu.
"Ara, sudah bangun?"
Mendengar suara feminim perempuan sontak membuatku menolehkan kepalaku pada sudut ruangan yang gelap. Aku memicingkan mataku tapi percuma saja, ruangannya terlalu gelap hingga aku tak bisa melihatnya.
Tapi suara feminim dan sensual yang kudengar ini terasa tidak asing.
"kau tau, kau benar-benar pria yang menarik—siapa sangka kau memiliki kemampuan regenerasi tingkat tinggi yang menyelamatkan dari Luka yang kubuat. Kekuatanmu benar-benar mirip dengan Klan Phenex."
Kulihat Manik Violet berkilau dibalik kegelapan serta Suara langkah kaki yang berjalan kearah bergema dalam ruang.
Aku akhirnya bisa melihat sosok yang mengurungku ketika dia berjalan menjauh dari sudut ruang yang gelap.
"...tapi jika kulihat baik-baik, kau benar-benar seperti seorang Phenex."
Jari-jarinya menyisiri rambutku dengan lembut sebelum dia menjambaknya dan memaksaku untuk menatap kearahnya.
"kau memiliki Rambut pirang yang halus serta Manik Sapphire yang indah. Tanda seorang Phenex tapi...aku tak merasakan Aura Iblis darimu."
"Ugh..."
Tiba-tiba saja aku merasakan rasa sakit dikepalaku seperti Otakku ditusuk dengan besi-besi panas berulang kali..dan pada saat itu juga semua ingatanku sebelum ini terjadi kembali padaku.
Pria remaja yang sekarat.
Gadis bersayap dengan tongkat cahaya.
Serta diriku, yang tertusuk tongkat cahaya ketika mencoba melindungi pria remaja itu.
Aku mengingat semuanya.
"Ka-kau...siapa kau...?" tanyaku.
Wanita terdiam beberapa saat sebelum tersenyum padaku.
"Namaku adalah Raynare. Aku adalah Datenshi, dan mulai dari sekarang...kau, Manusia, akan hidup sebagai Budakku."
[THE END]
A/N : Booom! Bagaimana menurut kalian cerita ini? apakah bagus, menarik, atau malah sebaliknya?-kuharap kalian semua menyukainya.
Dan, cerita ini tidak akan berlanjut. cuma sampai disini saja tapi jika ada diantara Reader atau Author yang berminat untuk melanjutkan cerita ini atau mengadopsinya silahkan. lakukan sesuka kalian.
