Disclaimer: Frustasi berkat mimpi yang nggak juga jadi nyata (ato tepatnya mimpi yang nggak mungkin jadi nyata sebab nggak mungkin tiba-tiba Kishimoto Masashi-sensei terbang ke Indonesia cuma buat ngasih hak cipta Naruto ke author (kalo iya, pasti Semarang udah jadi ibukota Indonesia dari kemaren-kemaren))
Pairing : Itachi/Kakuzu. NO YAOI AREA!!
My first suspense fic!! R&R yaw!!
oxoxoxoxoxo
Pemuda berambut panjang itu terus berlari.
Dia rasa hanya itulah yang dapat dia lakukan saat ini. Ia tak punya pilihan lain selain mencoba melangkahkan kedua kakinya yang terus gemetar sejak tadi. Ia tak punya pilihan selain memaksa tubuhnya yang terus bergoncang untuk terus melakukan gerakan lari. Ia tak peduli betapa cepat jantungnya terus berpacu dan seberapa hebat nafasnya terus memburu.
Dia tak tahu harus melakukan apa selain berlari. Bahkan otak jeniusnya tak mampu memberikan suatu kontribusi yang cukup berarti.
Dan ia masih saja berlari.
Dengan sangat kencang.
Semakin kencang dan semakin kencang.
Benar-benar kencang hingga rasanya ia seluruh organnya akan meloncat keluar.
Tapi selama tenaga itu belum benar-benar habis dan ia masih kuasa untuk berlari maka ia tetap akan melakukannya.
Semua itu rela ia lakukan untuk menghindari orang itu.
Ya, orang itu!
Tak pernah sebelum ini ia merasakan begitu dekat dengan hal yang dinamakan kematian. Dan walaupun ia tak pernah mengalami kematian sebelumnya, tapi ia tahu jika kali ini dia sedang berhadapan dengan sesuatu yang jutaan kali lebih mengerikan dibandingkan ketika ia harus melawan seribu orang atau ketika ia harus ditusuk seribu kunai sekalipun.
Dan kematian!
Siapa sangka seorang petarung andal seperti dirinya sesekali juga merasakan ketakutan seperti halnya orang awam yang bahkan tak tahu bagaimana cara melempar shuriken.
Siapa sangka orang yang sudah mempersiapkan dirinya untuk mati sejak ia kecil akan mengalami ketakutan seperti halnya orang awan yang bahkan tidak mampu menerima fakta bahwa suatu saat sang maut pasti akan merenggut nyawanya.
Ironis!
Tapi agaknya sensasi itulah yang ia rasakan saat ini. Walau terdengar konyol bahkan bagi orang awam, tapi tetap fakta tidak akan berubah.
Ia ketakutan.
Ia gemetar.
Dan ia masih juga berlari seperti orang awam yang bodoh.
Sekali lagi, semua demi menghindari orang itu!
Apakah itu suara dewa kematian? Apakah seperti ini yang namanya maut? Kalau memang bukan, lalu disebut apa ini? Pikiran itu berkecamuk dalam otaknya yang hampir tak dapat berpikir lagi. Tapi akhirnya ia sampai pada suatu pemikiran yang ia yakini benar bahwa, ya! Dia saat ini sedang berusaha menghindari sesuatu yang lebih mengerikan ketimbang kematian. Dan setiap suara itu sampai ke gendang telinganya, ia akan berpikir mungkin ini sudah saatku.
Tak usah heran dan atau menyangkal kondisi ini. Kau mungkin akan melakukan hal yang sama dengannya jika kau mendengarkan suara itu. Pasanglah kedua telingamu dan coba dengarkan suara itu baik-baik.
"Hei, Uchiha Itachi!! Kalo lo nggak juga bayar utang, gue lempar lo ke neraka sekarang juga!! Kalo ketemu, awass lo yaa!!"
TAMAD(??)
oxoxoxoxoxo
AN:
Hehe. Ceritanya nggak jelas ya? Mana pendek banget lagi! Makanya kali ini kata tamat pake dobel question mark (biasanya satu).
Ucapan selamat buat orang-orang yang udah mampu mengerti maxud cerita yang abstrak ini.Maaph kalo jelek banget.
Nggak berharap adanya review (tapi kalo ada yang mau nggak nolak!!) dan juga nggak menolak adanya flame (kayaknya yang ngeflame kok bakal lebih banyak. Ugh firasat buruk) See u next story!!
