Shikamaru menyesap long black-nya dalam diam sementara jemarinya dengan lihai bergerak di atas tuts-tuts keyboard komputer jinjingnya. Sesekali menghela napas memikirkan pekerjaannya yang cukup banyak saat itu. Kalau saja ia tidak menginjakan kakinya ke kedai kopi baru di kompleks perumahnya ia mungkin akan kembali ke kantornya, menyelesaikan pekerjaan yang tiada habisnya itu. Alasan lain ia tak ingin beranjak adalah barista wanita bersurai planita yang kini tengah melakukan proses grinding biji kopi di balik bar membuat aroma kopi yang menenangkan menguar ke seluruh ruangan yang sukses membuatnya menjadi tak ingin beranjak. Padahal ia bukan tipe orang yang suka menghabiskan waktu diam di tempat seperti itu meski untuk menyelekan pekerjaannya atau bahkan bersantai sejenak. Meski pada kenyataannya dia tidak perlu bekerja sekeras itu karena seorang pemilik perusahaan hanya tinggal memberi mandat pada bawahannya, bukan?

Pemuda beriris jelaga itu megembangkan senyumannya dan menyesap long black-nya sekali lagi.

Long black, kopi untuk seseorang yang tidak suka menunggu dan senang bersantai. Kopi yang biasa dipesan Shikamaru di kedai kopi manapun itu kemudian dibawanya pergi karena tidak suka berlama-lama di luar kantor dan meninggalkan pekerjaannya.

Namun kali ini, long black menjadi kopi yang menemaninya berdiam di kedai kopi itu, sembari memerhatikan barista wanita yang memiliki mata sejernih lautan itu.

.

.

.

Long Black

Discaimer: Masashi Kishimoto

Happy Reading

[Twoshoots]

.

.

"Peminum kopi hitam ditemukan lebih lugu dan lebih memilih untuk menjaga hal-hal sederhana. Mereka lebih sabar dan lebih tahan terhadap perubahan. Sikap yang lebih tenang dan menjaga suasana hati, juga ditemukan pada peminum kopi hitam." –Senior Barista saya.

.

.

TBC