Diamond

Cast: Kibum, Kyuhyun

Genre: Romance

Rate: T

Cerita Kihyun ini dibuat untuk hiburan semata. Tidak ada yang benar dalam cerita ini. Jika ada kesamaan adegan, itu tidak disengaja.

Part 1

Berlian yang dilelang oleh balai lelang terbesar di negara ini telah dimenangkan anggota keluarga Kim, Kim Kibum dengan harga 6,2 juta dolar. Desas desusnya, berlian itu akan diberikan pada kekasihnya. Entah siapa kekasihnya itu, satu pun belum ada yang bisa memastikan.

Seminggu tepat setelah pembelian berlian, Kibum mengadakan open house. Mengundang pembisnis-pembinis rekanan untuk tukar informasi dan menjalin kerjasama di rumahnya yang besar. Acara itu juga ajang pamer berlian baru yang dimenangkannya. Berliannya diletakkan di kotak kaca, dipajang di ruang tersendiri dan diberi batas-batas. Semua orang bisa melihatnya dengan bebas, hanya saja tidak dapat menyentuhnya.

Kyuhyun ada dalam daftar undangan. Demi memerluas bisnis dan memerbanyak rekanan, dia datang dengan setumpuk kartu nama untuk dibagikan pada pembisnis-pembisnis yang datang. Malam itu dia berhasil membagikan hampir separuh kartu nama yang dia bawa, tapi malam itu juga dia mabuk lumayan berat. Setiap satu orang yang ditemuinya mengajaknya minum satu gelas. Dan sampai acara itu berakhir, Kyuhyun hampir tidak bisa menginjak tanah dengan benar. Untungnya tuan rumah menyediakan kamar-kamar untuk beristirahat sejenak.

Pukul tiga pagi, Kyuhyun mendapatkan kesadarannya. Dia berpamitan pulang sementara sebagian orang mabuk lainnya memutuskan menginap. Dan partisipasi Kyuhyun di pesta itu pun selesai.

Masalahnya, ketika dia bangun agak siang, di depan rumahnya sudah ramai orang menunggu. Empat laki-laki berbadan kekar dan dua laki-laki yang lebih kecil. Empat orang berbadan kekar itu terbukti bekerja untuk Kibum, sedangkan dua orang lainnya adalah detektif polisi yang langsung diketahui Kyuhyun dari lencana yang tergantung di leher mereka. Pertama kalinya dia membuka pintu, yang didapatinya dari orang-orang itu adalah surat pemanggilan dari kantor polisi. Hanya sebagai saksi atas hilangnya berlian seharga 6,2 juta dolar milik raja bisnis, Kim Kibum. Kyuhyun dimintai keterangan sama dengan orang-orang yang dipanggil lainnya, kemudian dipersilakan kembali ke rumah masing-masing.

Hari berikutnya, orang-orang yang sama memintanya datang. Kali ini tidak ke kantor polisi lagi, tapi langsung ke rumah Kibum. Di sana ada beberapa orang, kelihatannya berposisi sama dengan Kyuhyun sendiri. Penyelidikan itu sudah mengerucut, Kyuhyun dan orang-orang yang didatangkan ke rumah Kibum adalah tersangkanya. Dari penyedilikan detektif polisi, berdasarkan catatan kepulangan dan gambar-gambar dari CCTV, mereka adalah orang yang terakhir terlihat sebelum berlian itu hilang.

Semua orang memberikan alibinya dan semua orang dibebaskan untuk sementara. Namun, akan ada orang-orang dari kepolisian maupun dari kelompok Kibum yang akan mengawasi mereka, kalau-kalau mereka melarikan diri.

"Jadi, sekarang kau tersangka?"

Kyuhyun mengangguk.

"Kau berani bersumpah di depanku kalau kau bukan pencurinya?" Seketika Donghae ditempeleng oleh Kyuhyun.

"Apa mukaku terlihat seperti pencuri?"

"Aku hanya tidak mau salah memercayai orang." Hampir kena tempeleng lagi, Donghae menghindar dengan cepat. "Meski aku tahu kau tak akan tertarik dengan berlian dan barang-barang berkilau lainnya, siapa tahu kau tiba-tiba khilaf."

Kyuhyun menambahkan, "Khilaf mencuri berlian untuk kuberikan pada kekasihku?" secara tidak langsung Kyuhyun menyindir Kibum yang telah pamer hadiah yang akan diberikan pada kekasih yang belum kelihatan batang hidungnya itu. Bibirnya mencebik dengan lancar, kelihatan sekali kalau dia sedang mengejek.

"Jangan begitu. Kalau anak buah Kibum ada yang dengar, kau akan dilaporkan polisi. Dua kali kau jadi tersangka. Masuk penjara dengan hukuman dua kali lipat. Mau?"

Kyuhyun menggeleng kasar, langsung menutup pembicaraan soal Kibum.

Ini agak menyulitkan Kyuhyun. Setelah introgasi lanjutan oleh detektif-detektif hebat, Kyuhyun tidak mampu menyangkal beberapa tuduhan. Tidak mampu membuat alibi yang lebih tepat. Dia hanya mengingat keadaan terakhir dirinya di pesta itu. Mabuk, numpang tidur untuk beberapa jam, kemudian pulang jam 3 pagi. Selain itu dia tidak tahu lagi. Sesaat dia hendak pulang malah seorang pelayan yang bekerja di malam itu mengatakan melihat Kyuhyun berjalan ke ruang berlian, mendekat ke kotak. Hanya karena pelayan itu tidak berpikir soal pencurian, dia pergi begitu saja tanpa melihat kejadian berikutnya.

Kyuhyun tersangka utama sekarang ini. Hanya keajaiban Tuhan yang membuat dirinya belum ditahan.

"Kau bisa memberiku referensi pengacara hebat, tidak?"

"Kau kan punya pengacara sendiri."

"Iya, tapi aku butuh lebih dari satu pengacara. Untuk jaga-jaga saja."

Donghae mengangguk-angguk. "Posisimu memang sulit. Sehebat apapun pengacara yang kau sewa, Kibum pasti akan memenangkan gugatan. Kau pasti diharuskan mengganti berlian itu atau dipenjara beberapa tahun."

Kyuhyun mendelik, "Enak saja, aku tidak mencuri perhiasan itu." Dia mendengus pula.

"Aku mengenalmu sejak lama. Aku percaya kau tak melakukannya." Donghae melirik ke luar cafe. Di sana masih ada beberapa orang yang dalam beberapa hari ini mengikuti Kyuhyun kemanapun. Untung saja mereka tidak ikut masuk ke dalam cafe. Bisa-bisa mereka dengar pembicaraan ini dan melaporkan pada bosnya. "Meski Kibum itu terlihat baik dipermukaan, dia itu licik. Kau lihat mukanya, kan? Penuh dengan tanda-tanda kelicikan."

Yang diajaknya bicara sedang berpikir. Mencari di mana letak kelicikan Kibum. Orang itu punya ekspresi wajah yang sulit dibaca. Kebanyakan diam, pandangan lurus, tidak pernah terlihat marah, tidak juga terlihat senang. Datar saja. Kyuhyun sampai curiga kalau hidup lelaki itu sedatar mukanya, bagaimana caranya menikmati hidup?

Atau itulah ekspresi yang diidentifikasi Donghae sebagai muka penuh kelicikan.

"Kau pernah terlibat hal tak menyenangkan dengannya, tidak?"

Kyuhyun menggeleng. "Bahkan kita tidak begitu kenal."

Kyuhyun adalah tersangka utama dalam kasus pencurian berlian ini. Hanya belum cukup bukti saja untuk memenjarakannya. Karena Donghae sendiri yakin temannya itu tidak melakukan pencurian, dia menawarkan diri untuk mencari jalan pembebasan. Kebetulan dia sendiri tidak hadir di open house-nya Kibum. Jadi, dia bisa leluasa bergerak, diam-diam menyelidiki motif hilangnya berlian itu dan mencari jalan untuk melawannya.

Kali ini Kyuhyun hanya bisa bergantung pada Donghae.

.

.

Seminggu setelahnya, sebelum Kyuhyun berangkat ke kantor polisi untuk peyelidikan lanjutan, Donghae datang padanya. Keterangan yang diberikan olehnya sungguh mengejutkan. Kemungkinannya Kibum masih menyimpan berlian itu. Dia hanya butuh seseorang untuk dipermainkan. Kebetulan tersial bagi Kyuhyun karena berada di sana malam itu. Meski dia tidak pernah terlibat secara langsung, sudah cukup bagi Kibum untuk memilihnya jadi bahan bully-an. Kibum sering melakukan ini. Jadi, bisa dibilang Kyuhyun adalah salah satu orang tak beruntung itu.

Yang lebih mengejutkan lagi dari keterangan Donghae adalah orientasi seksual Kibum. Donghae bilang, Kibum 100% gay. Meski menyukai sesama jenis tidak dilarang, masih ada beberapa kalangan yang tidak menyukainya. Salah satunya adalah ayahnya Kibum yang memegang setengah aset keluarga. Untuk mendapatkan aset itu, Kibum memacari seorang wanita terhormat. Hanya saja tidak diketahui siapa wanita itu. Berita itu dianggap salah satu jalan pembebasan bagi Kyuhyun.

"Sekarang ini Kibum tidak punya kekasih sungguhan. Kau bisa memanfaatkan hal ini untuk membebaskan diri." Kyuhyun belum mengerti. Masih mengernyit sedalam-dalamnya. "Kau keberatan, tidak, kalau harus berpacaran dengan Kibum?"

"Apa maksudmu? Aku harus jadi gay juga?"

Donghae memukul pundak Kyuhyun keras-keras sampai si empunya pundak meringis. "Seperti kau bukan gay saja!"

Oh, iya. Kyuhyun lupa diri. Selama ini dia juga gay. Hanya jarang jalan dengan lelaki. Bisa dibilang dia adalah gay yang tidak begitu laku.

"Hanya perlu jadi kekasihnya Kibum. Dengan begitu status tersangkamu akan dihapuskan olehnya. Kau juga bisa menyelidiki dari dalam, kenapa Kibum melakukan tindakan pencurian fake ini padamu."

"Aku ini tersangkanya, bagaimana bisa dia tiba-tiba suka padaku?"

"Kalau itu aku yang akan atur. Sekarang kau pergi dulu ke kantor polisi. Jawab semua pertanyaan dengan jawaban yang tepat. Jangan buat pernyataan yang merugikanmu. Sementara itu aku akan mencari cara memertemukanmu degan Kibum." Donghae merenung sejenak, tapi belum bisa menemukan apapun di kepalanya. "Ah, persiapkan dirimu untuk bersikap manis karena menurutku, Kibum suka lelaki-lelaki yang manis."

"Astaga... memangnya ada tampang manis di wajahku?"

"Tidak, tapi coba saja. Siapa tahu Kibum tertarik."

Semenjak jadi tersangka pencurian, hari-harinya Kyuhyun penuh dengan umpatan-umpatan. Baru saja Kyuhyun selesai mengumpat lagi setelah Donghae menelepon dan menyuruhnya ke jalanan utama dekat kantor pusat milik Kibum. Kyuhyun tidak boleh membawa mobil. Dia harus menunggu di tepi jalan dekat restoran sea food, lalu menunggu aba-aba dari Donghae.

Yang membuat Kyuhyun mengumpat adalah rencana Donghae yang mengharuskan dirinya ditabrak mobil Kibum saat lelaki itu lewat nantinya. Dia sudah jadi tersangka dan harus membiarkan dirinya ditabrak pula, bagaimana Kyuhyun tidak sebal?

Begini tepatnya rencana Donghae itu...

Kyuhyun harus pura-pura menyeberang saat Kibum lewat dengan mobilnya. Dia harus mengumpankan diri agar ditabrak Kibum. Dari tabrakan itu diharapkan Kibum menolongnya. Satu dua kali mereka bertemu, Kyuhyun harus bisa membuat Kibum tertarik padanya, istilahnya menggoda Kibum. Kyuhyun harus bisa menjadikan dirinya sebagai kekasihnya Kibum. Nah, setelah itu, rencana pembebasan diri akan disusun.

"Kalau aku ditabrak sampai mati?" Kyuhyun sempat bertanya seperti ini.

Jawaban Donghae enak saja. "Kalau kau mati otomatis tuduhan yang dilontarkan padamu langsung terhapuskan."

Tak pelak Kyuhyun mengumpat berkali-kali.

Kyuhyun melihat ke jam tangannya. Sudah cukup malam. Semua orang pasti sudah pulang kerja sejak tadi sore, tapi menurut Donghae lagi, Kibum selalu pulang tidak kurang dari jam 8 malam. Ini lima belas menit lebih dari jam 8, Kibum kapan pulangnya?

Masih berdoa, semoga tabrakan nanti tidak meremukkan tulangnya, tidak membuatnya koma, dan tidak membuatnya mati seketika. Semoga hanya lecet sedikit dan lecetnya di tubuh, tidak di mukanya. Belum selesai doanya diucapkan, teleponnya berbunyi. Donghae menghubunginya dari tempat persembunyian. Karena sudah memasang handset di telinganya, Kyuhyun hanya perlu menekan tombol angkat di ponsel, kemudian mengantongi ponselnya lagi.

"Kibum sudah mendekat. Cepat ambil posisi!"

Kyuhyun mengambil posisi. Maksudnya, berjalan ke tepi trotoar, siap melangkah atau melompat langsung ke depan mobil Kibum. Tapi Donghae langsung berteriak di telepon.

"Jangan hanya berdiri di sana. Maju sedikit!"

Kyuhyun maju sedikit, mepet dengan jalan raya yang ramai.

"Ok, sekarang simpan muka penasaranmu. Pasang ekspresi yang cocok untuk calon korban tabrakan." Donghae mengarahkan bak sutradara kawakan. Padahal dia mau mencelakakan temannya sendiri, tapi yakin sekali kalau idenya ini tidak akan berdampak buruk pada Kyuhyun, sama seperti adegan dalam film-film. Semuanya tidak berbahaya.

"Ekspresi calon korban tabrakan itu seperti apa?"

Donghae diam sejenak. "Tidak usah pasang ekspresi lah!" akhirnya. Soalnya dia sendiri tidak pernah jadi korban tabrakan. Jadi, tidak tahu ekspresi korban tabrakan. Lagipula Kibum juga tidak mungkin melihat ekspresi Kyuhyun sebelum ditabrak, kan? "Berdiri saja yang benar. Sebentar..." Dia diam untuk beberapa saat, kemudian bicara lagi. "Kibum sudah dekat!"

"Tunggu... tunggu. Aku belum siap mati!"

"Kau tidak akan mati. Hanya akan luka kecil!" Donghae mengoceh. Menghitung perkiraan jarak mobil Kibum dengan tempat Kyuhyun berdiri. "Pikirkan apa jadinya kalau kau jadi terdakwa pencurian. Kau akan dipenjara. Semua orang tidak akan percaya padamu lagi. Bisnismu pun juga akan hancur. Ini satu-satunya jalan, tahu!"

"Tapi..."

"Tutup mulutmu. Kibum mendekat!" Donghae berteriak seakan tepat berada di dekatnya. "Kau lihat mobilnya? Itu mobil hitam yang berjalan cepat ke arahmu!"

Kyuhyun mengangguk dan Donghae tahu. Mungkin lelaki itu berdiri di suatu tempat dengan teropong canggih, makanya tahu semua yang dilakukan Kyuhyun.

"Kuberi aba-aba. Hitungan ketiga kau harus menyeberang!"

Menunggu beberapa detik hingga mobil yang dikatakan Donghae mendekat. Hampir dekat, tapi Dongahe tidak segera menghitung. Tidak ada aba-aba keluar dari temannya itu. Kyuhyun hampir mengira Donghae membatalkan rencana, tapi nafas-nafas keras yang dia dengar di telepon menghapus perkiraannya. Sampai mobil itu hanya menyisakan beberapa meter di depannya. Donghae teriak di telinganya.

"Jalan!"

Katanya mau menghitung, Donghae langsung teriak. Kyuhyun kaget bukan main. Melompat langsung ke tepian jalan.

Kyuhyun berjalan. Karena grogi dan takut mati, dia berjalan lebih cepat. Berharap luka tabrakannya ringan seperti yang dipintanya. Dia sama sekali tidak berani menoleh ke arah datangnya mobil. Sampai di tengah jalan, baru menyadari bahwa tidak ada tabrakan sama sekali pada dirinya. Dia selamat?

Menoleh dan mendapati jalur yang dilalui Kibum berhenti di lampu merah.

"Sialan!" umpat Kyuhyun

Ternyata dia berjalan di dekat lampu lalu lintas. Pas lampunya menyala merah. Pantas Donghae yakin kalau tabrakannya hanya akan menimbulkan luka ringan. Setiap mobil akan melambatkan lajunya di dekat lampu merah. Kenapa tadi dia sampai tidak tahu? Terlalu fokus, terlalu takut, terlalu grogi, mungkin.

"Kenapa lampunya berubah merah secepat itu!" Donghae mengomel di seberang telepon. "Kupikir tadi nyala kuning lebih lama, biar Kibum memerlambat laju mobilnya. Ketika menabrakmu, tidak akan berefek berlebihan."

"Sekarang bagaimana?"

Belum juga dijawab, decitan ban mobil terdengar dari arah sebaliknya. Kyuhyun menoleh, melihat mobil itu melaju kencang. Tak terkendali. Instingnya mengabanya untuk lari. Dia lari, tapi tidak cukup waktu. Badannya tersenggol tepian depan mobil itu, terputar, terpelanting, lalu jatuh tapat di depan mobil Kibum.

Kyuhyun masih sadar ketika dia tergeletak di atas aspal. Dia masih sadar ketika penumpang mobil di depannya turun. Wajah Kibum ada tepat di depan matanya. Memanggil-manggilnya. Bercampur dengan suara Donghae yang berteriak-teriak berisik di telinganya, tapi Kyuhyun tidak sanggup untuk merespon. Badannya tidak dapat digerakkan. Merasa lemas, merasa tidak bertenaga, kemudian kehilangan kesadaran.

.

.

Sudah bangun sekali, merasakan pusing yang tak terkira. Dia masih melihat Kibum di sebelahnya. Kibum menekan tombol untuk memanggil dokter, kemudian gerombolan dokter dan suster datang. Kyuhyun diberi pemeriksaan singkat, kemudian diberi suntikan karena mengeluh kepalanya pusing. Dia tertidur kembali.

Saat bangun kedua kalinya, kepalanya sudah tidak sakit lagi. Kali ini ada Donghae di sebelah ranjangnya. Temannya itu tersenyum. Kegembiraannya jelas tegah memuncak. Sebelum kemudian dia menyapa Kyuhyun seakan Kyuhyun baru bangun tidur di pagi hari.

"Usaha kita, lebih dari berhasil. Kau sudah jadi kekasihnya Kibum tanpa bersusah-susah menggodanya."

"Badanku sakit, kau malah mengatakan hal yang tidak-tidak."

"Eits," Donghae menggerak-gerakkan telunjuknya kanan kiri, menyuruh Kyuhyun untuk tidak protes sebelum dia selesai menjelaskan. "Kau tidak mengalami cacat apapun setelah kecelakaan itu. Tubuhmu utuh, hanya lecet sedikit. Diberi krim anti luka, 2-3 hari juga akan sembuh." Dia menambahkan, "Walau bukan Kibum yang menabrakmu, tapi dia yang menolongmu. Kau tahu, tidak, kenapa kau dapat perawatan nomor satu di rumah sakit ini?"

Kyuhyun menggeleng lemah.

"Karena Kibum yang membawamu ke sini. Pihak rumah sakit mengira kau adalah kekasihnya. Kibum juga tidak mengelak ketika kalian dianggap sepasang kekasih. Dia bahkan menjadi penjamin di rumah sakit ini untuk kesembuhanmu." Donghae menganguk-angguk sendiri. Menepuk tangan Kyuhyun yang tidak sakit sambil tersenyum selebar-lebarnya. "Aku membocorkan rahasia ini ke umum. Di luar sana sudah beredar gosip kalau kekasih Kibum kecelakaan dan sedang dirawat di sini. Sebagian lagi malah sudah tahu kalau kau kekasih Kibum."

Kyuhyun menutup matanya sejenak. Semudah itu dia jadi kekasih Kibum? Tapi kecelakaan yang menimpanya tidak sebanding dengan posisi itu.

Dia mengangguk-angguk. "Berapa lama aku tertidur?" Donghae memasang dua jarinya. "Ya ampun. Aku koma selama dua hari?"

"Kau tidak koma, hanya tertidur. Karena setiap kali bangun, selalu mengeluh dan meracau kesakitan, Kibum meminta dokter untuk memberimu obat tidur plus obat pereda rasa sakit. Sampai sekarang kau... Eh, aku lupa tanya kabarmu. Bagaimana kabarmu? Masih merasa sakit?"

"Astaga... Kau telat!" Tidak ingat bagian dia terbangun dan mengeluh sakit. Seingatnya hanya terbangun sekali ketika Kibum ada di dekatnya, kemudian terbangun lagi saat ini. "Aku masih merasa sakit, tapi tidak terlalu. Sekarang haus. Bisa ambilkan aku minum?"

"Hmm."

Donghae mengambil minum untuk Kyuhyun, memberinya sedotan dan membantu temannya itu minum beberapa teguk. Donghae memanggil dokter setelah dia selesai menjabarkan banyak hal. Setelah menjalani pemeriksaan ringan, dokter meninggalkannya.

Beberapa saat setelah dokter keluar dari ruangan, Kibum masuk. Sepertinya dapat beberapa patah kata dari dokter itu karena ketika masuk ruangan, Kibum seakan sudah tahu kalau dia sudah bangun.

"Dua hari lagi kau sudah boleh pulang," katanya tanpa bertegur sapa dulu pada Kyuhyun juga Donghae. "Rawat jalan di rumah akan lebih baik. Di sini terlalu bising dan tidak aman."

Donghae dan Kyuhyun sama-sama tidak mengerti apa yang dikatakan Kibum. Keduanya bengong, tak mampu mencerna omongan lelaki itu. Kemudian Kibum menjelaskan dengan kata-kata yang lebih simple. Dia bilang, Kyuhyun akan ikut pulang ke rumahnya. Di rawat oleh perawat yang ditugaskan khusus.

Sebenarnya Donghae tidak menyangka kalau Kibum akan bertindak sejauh ini. Menolong bahkan berencana mengurusnya sampai sembuh karena Kibum mengaku telah menabrak Kyuhyun. Mengutarakan keinginannya untuk bertanggung jawab. Meski Donghae dan Kyuhyun sendiri tahu bukan Kibum yang menabrak, mereka diam saja. Pasti ada alasan lain Kibum melakukan itu, contohnya karena berita yang mengatakan bahwa Kyuhyun kekasihnya. Maka dari itu, Kibum menanggung apa yang tidak dilakukannya.

"Kau," sambil menunjuk Donghae. "Anak buahku ada di luar. Tunjukkan rumah Kyuhyun, mereka akan mengurus barang-barangnya."

"Maksudnya?"

"Mereka akan memindahkan sebagian barang-barangmu ke rumahku," jawab Kibum santai. Dia mengkode Donghae agar berdiri dan pindah, lalu dia sendiri menempati kursi itu. "Aku tak bisa memantau perkembangan kesehatanmu kalau kau di rawat di sini. Aku tak punya banyak waktu untuk pulang pergi ke sini."

Kalau di rumah, tiap pagi dan malam hari dia bisa melihat Kyuhyun dengan mudah.

"Oh..." Donghae mengangguk. "Kalau begitu aku akan pergi sekarang!" Sekalian memberi waktu untuk Kyuhyun lebih dekat dengan Kibum. "Kyu, aku pergi. Besok aku akan ke sini lagi."

Meski keadaannya sakit, Kyuhyun masih bisa berjalan-jalan. Mengelilingi rumah besar Kibum dan melihat semuanya, dalam maupun luar rumahnya. Seorang pelayan menemani kemanapun dia pergi. Termasuk melihat-lihat ruang tempat malam itu diadakan pesta dan ruangan tempat berlian itu disimpan.

"Ruangan ini masih dalam tahap penyelidikan. Mohon tidak menyentuh apapun agar tidak meninggalkan jejak!" si pelayan menyarankan.

Kyuhyun hanya mendekat tanpa berbuat apapun. Pandangannya diedarkan ke sekeliling, ke atas, sudut-sudut ruang, kemudian kembali ke kotak kaca kosong di tengah ruangan. "Di tempat ini tidak ada CCTV?"

Pelayannya menggeleng. "Sejak awal, ruangan ini memang tidak dipasang CCTV."

"Kenapa?"

"Saya tidak tahu." Si pelayan mendekat, mengaba dengan lengannya agar Kyuhyun mundur beberapa langkah dari kotak kaca. Kemudian melanjutkan, "Saya dengar dari kepala pelayan, berlian itu akan diberikan pada Anda. Sayangnya berlian itu hilang."

Kyuhyun menoleh langsung pada pelayan. Si pelayan sepertinya menganggap Kyuhyun sebagai kekasih Kibum. Jangan-jangan semua orang yang bekerja di rumah ini tahunya begitu. Kibum yang mengatakannya atau mereka menarik kesimpulan sendiri? Kalau mereka tidak tahu siapa Kyuhyun sebenarnya, kemungkinan mereka juga tidak tahu kalau Kyuhyun adalah tersangka pencurian.

Kata Donghae kemungkinan berlian itu masih ada pada Kibum. Pencurian itu palsu. Tuduhan dibuat semata-mata untuk menyenangkan hatinya Kibum. Menuduh seseorang, kemudian mem-bully-nya sampai masuk penjara. Sebagai korban, Kyuhyun akan gunakan waktunya selama di sini untuk membongkar kasus ini. Kyuhyun akan temukan motifnya, temukan berliannya, kemudian membungkam Kibum dengan tuntutan balik.

Sementara itu, Kyuhyun akan bermanis-manis pada Kibum. Berteman pada semua pelayan, lalu mulai mencari di tempat-tempat rahasia di rumah ini.

"Ngomong-ngomong kau tahu kronologi hilangnya berlian itu?"

Si pelayan mengangguk. "Dicuri salah satu tamu Tuan Kim. Karena Tuan Kim tidak memasang CCTV di ruangan ini, Beliau tidak punya cukup bukti untuk memenjarakan orang itu. Hanya ada seorang saksi, itu pun tidak terlalu jelas."

"Kau tahu..." Kyuhyun hendak bertanya lebih lanjut, si pelayan memotongnya.

"Saya tidak ada di pesta hari itu." Si pelayan tersenyum malu-malu. "Hanya dengar dari orang-orang. Maklum Tuan, Tuan Kim tidak mengizinkan kita bekerja untuk pestanya. Beliau bilang pekerjaan kami cukup mengurus rumah. Semua kebutuhan pesta diurus oleh party organizer."

Pantas kalau pelayan ini tak tahu siapa Kyuhyun. Kyuhyun lega satu masalahnya terlewat begitu saja. Dia memutuskan meninggalkan ruangan itu setelah tidak ada hal yang bisa ditemukannya. Kembali ke kamarnya, dia akan makan siang, minum obat, kemudian tidur.

"Tuan Kim akan datang lebih cepat hari ini," kata si pelayan sambil membereskan sisa-sisa makan siang Kyuhyun. "Tuan Kim bilang akan mengajak Anda makan malam di luar."

Oh, itu alasan dokter datang ke rumah tadi pagi. Mengecek keadaan Kyuhyun dan mengatakan kalau Kyuhyun sudah boleh bepergian dalam jarak dekat. Jadi, alasan pemeriksaan itu karena Kibum akan mengajaknya makan malam di luar.

Kyuhyun tidak bisa membayangkan seumpama Kibum jatuh cinta padanya. Sebegini cepat? Kyuhyun tidak yakin, tapi bisa saja. Sudah lama Kibum tidak memiliki kekasih. Kebetulan Kyuhyun terlalu memesona untuknya, dalam pikiran Kyuhyun sendiri. Bisa saja lelaki itu jatuh cinta padanya sejak pertama kali menolongnya. Kibum dikenal sebagai orang yang dingin, orang yang suka menghancurkan orang lain demi kesenangan pribadinya. Tidak mungkin juga orang seperti itu akan menolong Kyuhyun, merawatnya hingga sembuh kalau tidak ada perasaan apa pun.

Tidak mau besar kepala sebelum mengetahui maksud di balik makan malam nanti, Kyuhyun berusaha bersabar. Dia tidur dulu. Bangun dua jam setelahnya. Dia tidak melakukan apa pun selain berkeliling di rumah Kibum. Dan akhirnya terdampar di dapur, bercakap-cakap dengan koki rumah sambil menikmati puding yang dibuat khusus untuknya.

"Tuan, Tuan Kim sudah datang." Pelayan yang disiapkan khusus untuk melayaninya, memberi tahu. "Beliau mencari Anda."

Pelayan itu membawa Kyuhyun ke kamar pribadi Kibum. Si pelayan mengetuk pintu, Kibum memersilakan mereka masuk. Ketika pintu kamar dibuka, pemandangan pertama yang terlihat adalah Kibum yang hanya mengenakan celana dalamnya. Kulit coklatnya terpampang. Bahunya tegap, pundak yang lebar, dan dada yang bidang. Buntalan otot berbentuk kotak ada di perut itu, diikuti garis duyung yang tegas dari samping pusar, turun dan menghilang di celana dalam. Nampaknya Kibum hendak mandi. Si pelayan menundukkan kepalanya, tidak berani menatap tubuh tuannya. Kyuhyun memandang Kibum penuh minat, tapi segera tersadar. Mukanya dibuat biasa saja, karena kebetulan dia tidak tertarik dengan lelaki itu. Setidaknya begitu persepsinya saat ini.

"Tuan Kim..."

Kibum mendatangi mereka. Merengkuh Kyuhyun dan mengecup keningnya.

"Kau tampak lebih sehat daripada kemarin. Dokter mengatakan, kau sudah boleh dibawa keluar rumah." Sedikit terkejut dengan adegan ciuman yang dilakukan Kibum, Kyuhyun tak sanggup menanggapi lelaki itu dengan suara. Kulit-kulit telanjangnya menempel di kulit lengannya, membuat Kyuhyun sedikit grogi. Hanya anggukan yang bisa dia berikan. "Kau mau makan di luar, malam ini?"

Kyuhyun tidak menjawab. Malah mencoba melepaskan diri dari pelukan Kibum.

"Kalau kau merasa belum sehat benar, tak apa. Bisa lain waktu."

Menolak Kibum artinya tidak ada penjelasan tentang semua perlakuan Kibum terhadapnya. Jadi, Kyuhyun segera menggelengkan kepalanya. "Aku mau. Jam berapa kita akan berangkat? Aku akan bersiap-siap."

Kibum tersenyum kecil. "Kapan kau siap, saat itulah kita berangkat." Ketika pelayannya mengangkat kepala, pandangannya bertemu langsung dengan mata Kibum. Kibum tidak berekspresi, tapi pelayan itu tahu kalau Tuannya tidak suka dipandangi. Dia buru-buru menunduk lagi. "Tidak usah terburu-buru. Aku akan menunggu sampai kau siap."

"Kalau begitu aku akan bersiap!"

Kyuhyun akan berbalik, tapi Kibum segera meraih lengannya. Tersenyum sekali lagi, setelah itu memerbolehkan Kyuhyun pergi ke kamar yang ditempatinya. Si pelayan mengekornya ke kamar untuk membantu.

To be continue

Ternyata setelah masuk doc manager, tulisan jadi berantakan. Berarti yang kemarin kuposting juga sama berantakannya. Pantas ada yang protes. Dulu enggak, kenapa sekarang begini? Mana harus pake adds on anonymox segala untuk nembus ffn. Tapi ya sudahlah ya, yang penting bisa ikut Desemberan.