All about love
Semoga masih ada pembaca yang menyukai ff Kihyun. Happy Desember!
Cast: Kibum, Kyuhyun
Genre: Romance
Rate: T
Cerita ini hanya ff belaka. Kesamaan nama memang disengaja, kesamaan lainnya tidak disengaja. Mengandung unsur romance sesama jenis. Jadi, hanya diperuntukkan bagi siapa-siapa yang suka BL. Selamat membaca.
Part 1
Kyuhyun selesai membuat simpul dasi, mengencangkan, kemudian meluruskannya agar sejajar dengan kancing kemeja. Mengaca sejenak, kemudian tersenyum. Sempurna. Dia mengambil vest dari gantungan, memakainya, mengancingkan dengan cepat, lalu meluruskan kainnya. Mengaca sejenak dan tersenyum lagi. Sempurna. Langkah berikutnya mengambil jas, memakainya, melurukan kainnya, kemudian mengaca juga. Sempurna. Tidak pernah ada hal yang tidak sempurna melekat di diri Kyuhyun, itu berlaku sejak dia baru lahir dan sampai dia mati nanti.
Terlahir di tengah-tengah keluarga yang kaya raya, posisi tinggi, dan mendapatkan kasih sayang berlimpah membuat Kyuhyun jadi orang yang tidak pernah menemui kesulitan. Dari awal dia sudah dimanjakan, dipuja-puja, bahkan dilindungi dari apa pun. Apa yang dia minta akan diberikan. Apa yang dia perintahkan akan dituruti. Kalau dia salah pun akan dilindungi. Ibarat kata, dia terjatuh ke lantai karena tersadung tali sepatunya sendiri, lantainya yang akan dipukul, pembuat sepatunya yang akan dituntut. Boleh dibilang dia kebal terhadap apa pun, termasuk kebal hukum.
Kenapa demikian?
Kyuhyun adalah satu-satunya cucu lelaki di keluarga Cho. Sejak kakeknya mengembangkan kerajaan bisnis keluar Asia, belum ada penerus yang bisa dia tunjuk. Kakek Cho punya tiga anak, sayangnya semuanya perempuan. Meski ketiganya mampu mengurus bisnis-bisnis ayahnya, bukan berarti bisa mewarisi posisi puncak kerajaan bisnis itu. Sedangkan setelah ketiganya menikah, belum ada yang memiliki anak laki-laki sampai lebih dari sepuluh tahun pernikahan. Padahal sudah sepuluh cucu dilahirkan oleh anak-anaknya, sampai mereka mengaku kwalahan, tapi Kakek Cho masih menyuruh mereka menghasilkan anak. Sampai suatu ketika seorang teman menyarankan Cho sekeluarga berdoa di sebuah kuil jauh di pedalaman. Kakek Cho mengusung istri dan anak cucunya ke kuil itu, berdoa agar diberikan cucu laki-laki, membagikan sumbangan ke kuil itu, menyantuni anak yatim, memberi makan janda-janda, merawat orang-orang tua, dan membantu orang miskin. Tiga tahun kemudian doa mereka dikabulkan. Cucu ke-sebelas, laki-laki, Kyuhyun orangnya.
Biksu di kuil itu memberikan beberapa nasehat, untuk memerlakukan cucu laki-lakinya secara wajar, untuk tetap rendah hati terhadap orang kecil, juga untuk tidak menghentikan bantuan-bantuan yang selama tiga tahun dilakukan keluarga Cho. Mungkin karena terlalu senang, nasehat biksu di kuil itu hanya diiyakan tanpa dilakukan, mereka tidak berfikir tentang konsekuensinya.
Selama 24 tahun, tidak ada hal buruk menimpa keluarga Cho. Kyuhyun, calon pemimpin kerajaan bisnis Cho tumbuh dengan sehat, tampan, dan pintar. Dia sudah memegang sebagian bisnis keluarga, hanya belum seluruhnya. Dan dalam waktu dekat ini, posisi itu akan diberikan padanya.
Dia berdandan dengan sangat rapi sore hari ini, bukan karena hari ini posisi tertinggi itu akan diberikan padanya, tapi karena malam ini dia ada janji kencan. Begitu yang dikatakan Kyuhyun pada hampir seluruh penghuni rumah, mulai dari penjaga gerbang sampai kakeknya yang tinggal beda kota dengannya. Suasana hatinya benar-benar sangat baik. Dia memaafkan semua kesalahan pegawainya, menjawab semua pertanyaan tidak bermutu dari saudara-saudaranya, dan tersenyum hampir di setiap menit pada sesuatu yang tak ada di depan matanya. Orang yang sedang jatuh cinta selalu punya caranya sendiri untuk berekspresi, yang lain harap maklum.
"Tidak usah tanya aku mau ke mana!"
Sejujurnya tidak ada yang ingin bertanya Kyuhyun mau ke mana. Kakak-kakaknya hanya duduk sambil menatapnya dengan malas. Salah satu sepupunya malah mendengus keras, kemudian beranjak dari tempat itu. Pergi ke dapur, mencari makanan akan lebih baik dari pada mendengar Kyuhyun yang mulai bertele-tele.
"Aku mau kencan."
"Kita tahu, bahkan mungkin seluruh dunia pun tahu." Salah seorang sepupu menjawab dengan ketus. Dia masih melipat kedua tangannya di dada sambil memandang jengah pada Kyuhyun. "Tapi apa urusannya dengan kita sampai harus kau kumpulkan di sini?"
Kyuhyun hanya membalasnya dengan senyum.
Dia ingin berbagi kebahagiaan. Itu niatnya. Menelepon dan menyuruh saudara serta sepupunya untuk datang. Tadinya sepuluh orang yang dia telepon, tapi satu kakaknya dan tiga sepupunya tak bisa datang. Enam orang saja yang sekarang berada di kamarnya, minus satu yang barusan keluar.
"Kyu, aku sedang sangat sibuk. Devisi yang kupimpin sedang mengerjakan proyek skala besar. Kalau kedatanganku ke sini hanya untuk hal yang sia-sia, aku akan pergi sekarang!" ancam kakaknya yang telah mengepalai satu devisi di kantor pusat milik kakeknya. "Kau jangan main-main di sini!"
"Ini bukan main-main," Kyuhyun memakai jam tangannya. Rolex limited edition seharga 5 ribu dolar, hadiah dari pamannya dua hari yang lalu. Cincin-cincin perak, titanuim yang dibuat khusus dari Tiffany & co, yang dipesan oleh kakak pertamanya, disematkan di jari-jarinya. Itu juga hadiah karena Kyuhyun telah jatuh cinta. "Aku butuh bantuan kalian."
"Jangan bertele-tele..."
"Noona, aku benar-benar butuh bantuan kalian."
Kyuhyun tidak bohong. Meski akhir-akhir ini hatinya berkembang sempurna, hari ini ditetapkan sebagai hari pertemuannya dengan orang yang dikencaninya, tetap saja dia belum begitu percaya diri. Tidak seperti Kyuhyun yang biasanya.
Sepupunya yang mendesain setelan yang dipakai Kyuhyun sekarang, mendengus kesal. Setelan itu untuk kliennya, salah seorang public figur yang akan menggadakan acara lamaran besar-besaran. Namun, seminggu yang lalu Kyuhyun datang ke Butik dan meminta setelen itu untuk dirinya sendiri dengan alasan tidak punya baju untuk dipakai kencan. Kyuhyun memaksa, makanya sepupunya menjadi sangat kesal.
"Iya, apa?" Sebenarnya kesalnya sudah hilang, tapi hari ini jadi kesal lagi karena dipaksa datang meski desain baru yang dia rancang untuk kliennya belum selesai.
"Jangan kira karena semua orang menyanyangimu, kita akan terus memanjakanmu, Kyu!" kakaknya menambahkan. "Ini hari sibuk, kita semua punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Jangan bertele-tele kalau memang butuh bantuan!"
Mereka sayang pada Kyuhyun. Sebagai cucu terkecil dari keluarga Cho, satu-satunya saudara laki-laki, tidak ada permintaan yang bisa mereka tolak. Tetapi Kyuhyun yang sekarang beda dengan Kyuhyun yang kemarin-kemarin. Kyuhyun kemarin itu adalah Kyuhyun yang benar-benar bisa dibanggakan, yang kali ini tidak. Bukan karena prestasi kerjanya menurun, juga bukan karena membangkang, tapi karena Kyuhyun telah berubah sikap sedemikian drastis. Menjadi sangat cerewet, menjadi sangat mengganggu, menjadi sangat aneh. Hanya gara-gara dua minggu lalu dia mengaku jatuh cinta pada seseorang yang pertama kali dilihatnya, dia menjadi lupa diri.
Semua orang senang dia jatuh cinta. Satu demi satu dari keluarga besarnya sampai memberinya hadiah. Pemindahan tampu kekuasaan kerajaan bisnis Cho itu juga akan diberikan kakek padanya setelah mendengar berita ini, tapi Kyuhyun belum mau bercerita siapa gadis yang sangat beruntung itu. Kyuhyun menceritakan betapa hebatnya perasaan jatuh cinta, betapa hebatnya orang yang dicintanya itu, dan betapa hebatnya kalau mereka menikah nanti. Tiap hari, dua minggu penuh, satu demi satu orang di keluarganya diberitahunya soal itu, sampai mereka manjadi bosan seperti sekarang ini.
"Kyu..."
"Hmmm..." Dia menoleh sambil tersenyum pada kakaknya.
"Senyummu menjijikkan!" kakaknya mencebik, jijik. "Katakan sekarang atau kita pergi dari sini!"
"Tunggu sebentar!"
Kyuhyun memilih satu dari deretan botol parfum yang ada di hadapannya. Menyemprotkan sedikit ke bajunya. Padahal dia sudah memakai parfum tepat setelah dia mandi tadi, sekarang dia menyemprotkan parfum lainnya. Baginya, bau wangi adalah modal tersendiri untuk menarik perhatian orang itu. Kemudian selesai. Dia berbalik, berdiri tegak di hadapan kakak-kakak dan sepupu-sepupunya.
"Bagaimana penampilanku?"
"Terlalu sempurna," jawab seorang sepupu.
"Apa aku akan diterima?"
Lima wanita yang ada di ruangan itu langsung memusatkan diri pada Kyuhyun.
"Apa maksudmu diterima?"
"Diterima jadi kekasihnya?"
"Kekasih siapa?" tanya kakaknya. Alisnya menukik tajam. Agak heran dengan perkataan adiknya barusan. "Kau akan meminta gadis lain lagi untuk jadi kekasihmu?"
"Tidak!" Kyuhyun menggeleng cepat. "Masih orang yang sama," terangnya.
"Kau bilang dia sudah jadi kekasihmu!"
"Aku tidak bilang begitu." Semua orang salah paham ternyata. Dia hanya bilang telah jatuh cinta, bukan sudah pacaran. Kencan hari ini saja atas inisiatifnya, makanya dia tidak begitu percaya diri. "Aku akan memintanya jadi kekasihku malam ini."
"Kupikir kau..."
Semuanya tak habis pikir. Euforia yang ditampakkan Cho terkecil di keluarga selama dua minggu ini belum benar-benar terjadi. Lalu dua minggu mereka ikut bahagia, ikut repot, ikut kesal dengan tingkah Kyuhyun, tidak ada artinya?
"Jadi selama ini..." kakaknya menggeleng takjub. Sementara itu Kyuhyun hanya mengangguk-angguk penanggapi salah persepsi yang kemudian diluruskan kakaknya. "Ya sudahlah, sekarang lakukan saja yang terbaik. Kita yakin kau akan diterima." Sepupu lainnya yang sudah bangun dari keterkejutannya ikut mengangguk. Ikut yakin. Siapa juga yang akan menolak keturunan Cho, apalagi Cho yang akan mewarisi tempat tertinggi di kerajaan bisnis keluarga. "Temui wanita itu, bawa dia ke tempat romantis, minta dia jadi kekasihmu, lalu terserah kau mau menikahinya kapan..."
"Eh, kau sudah tahu silsilah keluarganya, belum?" seorang kakak lainnya bertanya.
Kyuhyun mengangguk lagi.
"Silsilah keluarga tidak penting. Asal wanita itu dari keluarga baik-baik, semuanya bisa diatur." Bisa diatur sesuai kemauan keluarga Cho tentunya. Kalau wanita itu miskin, bisa dibuat kaya dalam sekejap. Kalau jelek, bisa dibuat cantik dalam sekejab. Tapi tunggu... keluarga Cho tidak boleh berjodoh dengan orang-orang jelek. Kalau hanya kusut dan kusam, bisa di-makeover. Kalau jelek, big no. Keluarga tak akan setuju. "Asal wanita itu tidak cacat wajah..." maksudnya jelek. "...kita semua setuju."
"Asal wanita itu tidak cacat otak..." mengacu pada maksud bodoh. "...kita semua setuju." Sepupu lainnya menyahut.
"Masalahnya..."
Perkataan Kyuhyun terpotong oleh salah satu sepupu. "Jangan bilang kau tidak percaya diri untuk memintanya jadi kekasihmu?"
"Aku sangat percaya diri untuk menyatakan cinta. Hanya tak percaya diri kalau setelah itu dia akan menolakku."
Kyuhyun melesu. Bukan sifat keluarga Cho untuk menyerah. Suka atau tidak, cinta atau tidak, siapa pun dan apa pun yang diinginkan keluarga Cho harus jadi milik mereka. Tapi Kyuhyun tidak punya sikap optimis itu sekarang ini.
"Memang siapa dia berani menolakmu?" Seorang sepupu bertingkah congkak. Dia pernah membubarkan rumah tangga orang gara-gara pernah ditolak dan lebih memilih wanita selain dirinya. "Kau tampan, kau kaya, kau hebat, posisimu tinggi, dan kau jelas tidak bisa ditolak. Kalau sampai penolakan benar-benar terjadi, dia bisa kita buat menyesal seumur hidup." Dan dia merencakannya juga untuk sepupu tercintanya.
Kakak kandung kyuhyun setuju.
"Mudah bagi keluarga kita untuk membuatnya menyukaimu."
"Dengan cara curang?" Kyuhyun bertanya.
"Dengan cara curang kalau hasilnya membuat wanita itu menyukaimu, kau tak mau?"
Tidak hanya sekali dua kali keluarga Cho curang dalam berbagai hal. Kalau mereka curang sekali lagi, bahkan seribu kali lagi, agaknya tidak jadi masalah. Demi bisa hidup bersama dengan orang yang disukainya, lebih baik curangi saja cintanya. "Tentu saja mau. Aku mau hidup dengannya."
"Jadi, apa lagi yang kau khawatirkan?" Satu demi satu wanita di ruangan itu mengangguk. Wanita-wanita yang jadi saudara Kyuhyun memang cantik, pintar, kaya, tapi juga manipulatif. Selalu superior untuk lelaki-lelaki biasa di luar sana. "Kalau sudah siap, kita tidak akan menghalang-halangimu. Segera temui calon kekasihmu itu!"
"Masalahnya..."
Seorang kakak menekuk bibirnya. Membuat cibiran yang menakutkan. "Masalah apa lagi?"
"Dia tidak tahu kalau aku akan datang."
Meski mengerutkan dahi, kakaknya mengatankan. "Dia tidak akan menolakmu."
"Dia tidak tahu kalau aku menyukainya."
"Itu malah akan membuatnya terkejut, senang," sahut sepupunya. "Dia akan menerimamu."
"Dia tidak mengenalku..."
"Astaga!" kompak semuanya memekik.
Kakaknya penasaran, "Jadi kau mau meminta wanita yang belum mengenalmu menjadi kekasihmu hari ini juga?" lalu menggeleng-geleng prihatin. "Setidaknya kau mengenalnya dulu. Pendekatan dulu, baru minta wanita itu jadi kekasihmu!"
Apa boleh buat, Kyuhyun jatuh cinta pada pandangan pertama. Mereka belum bertemu secara resmi, bahkan tidak pernah bertatap muka. Kyuhyun mengetahuinya tanpa diketahui balik. Tiap hari dalam dua minggu ini Kyuhyun menyempatkan diri mengunjungi tempat dia pertama kali melihat orang itu. Sayangnya dia tidak selalu berada di sana. Hanya akhir pekan, boleh dikatakan dalam dua minggu ini, Kyuhyun baru melihat orang itu dua kali, tiap hari sabtu saja. Melihatnya dari jauh. Bukan tidak berani mendekatinya, tapi menunggu waktu yang tepat. Setidaknya sampai dia tahu banyak tentang orang itu.
Kyuhyun sudah mencari tahu tentangnya. Nama, umur, pekerjaan, alamat rumah, silsilah keluarga, bahkan hal-hal kecil yang sering dilakukan orang itu. Hanya saja susah mendeteksi ada di mana tiap harinya. Pekerjaan membuatnya berada di tempat dan waktu yang susah diprediksikan. Itu menjadikan Kyuhyun rindu sekaligus frustrasi tak melihatnya.
Hari ini sabtu, orang itu akan ada di tempat yang sama. Makanya, hari ini dia memutuskan untuk berkencan. Maksudnya, datang ke sana, menemui orang itu lalu menyatakan cinta. Seperti yang dikatakannya tadi, dia tidak percaya diri, takut ditolak. Namun, barusan sepupunya mengatakan akan membantu untuk memenangkan hati pujaan hantinya kalau sampai berani menolaknya.
Seorang sepupu maju, menepuk pundak Kyuhyun. "Kau berubah jadi orang lain saat sedang jatuh cinta." Dia lebih bijak dari wanita-wanita lainnya di ruangan ini. "Bilang saja kau jatuh cinta padanya pada padangan pertama. Jangan memintanya jadi kekasih terlebih dulu. Ajak dia berkenalan dan biarkan kalian saling mengenal lebih dekat."
Kyuhyun tidak mau hanya saling mengenal. Dia mau orang itu langsung jadi kekasihnya, tapi... apa boleh buat. Omongan sepupunya ada benarnya. Meski pada akhirnya mereka berdua tetap akan jadi kekasih dengan cara apa pun, setidaknya Kyuhyun menciptakan kesan baik terlebih dahulu. Maka dari itu, dia mengangguki sepupunya.
"Oh ya," sepupunya menambahkan. "Kau sudah tahu dia punya kekasih atau orang yang sedang dekat dengannya?"
"Buat apa? Toh, pada akhirnya dia tetap akan jadi kekasih Kyuhyun." Sepupunya yang tadi menyarankan untuk bertindak curang, menyerobot. "Kalau dia punya kekasih kau akan merebutnya kan, Kyu?"
"Iya. Aku tidak akan biarkan dia bersama orang lain." Kyuhyun mantap soal ini. "Tapi setahuku dia tidak punya kekasih."
"Cukup, jangan menyarankan yang tidak-tidak pada Kyuhyun lagi!" Sepupu yang bijak tadi mencegah saudari-saudarinya. "Bagus kalau dia tidak punya kekasih, kesempatanmu jadi lebih banyak. Sekarang, karena kau benar-benar sudah siap, berangkat saja, daripada nanti terlambat!"
Kyuhyun menolak bergerak saat bahunya didorong keluar kamar. "Dia baru akan berada di tempat itu setelah jam tujuh malam," katanya sambil melihat jam tangannya. "Empat jam lagi."
Empat orang wanita melotot tajam, hanya satu yang tidak. Segera saja sepupunya itu memberinya semangat. "Lelaki yang hebat adalah yang mau bersiap sedini mungkin untuk menyambut kencan dengan calon kekasih. Tidak apa-apa!" katanya samibl menepuk-nepuk lembut bahu yang barusan didorongnya. Padahal dia sempat terkejut juga. Sepupu lelaki satu-satunya benar-benar jadi orang aneh ketika jatuh cinta. Sekali lagi harap maklum. "Wanita itu benar-benar beruntung dicintai lelaki sepertimu!"
Setidaknya dukungan dari keluarga masih mengalir meski Kyuhyun tidak bersikap seperti Cho yang biasanya.
"Dari tadi kalian menyebut wanita itu, wanita itu... aku jadi risih." Kyuhyun membuat kakak-kakaknya menoleh lurus padanya. "Aku harus jujur kalau begitu. Orang yang kusukai itu bukan wanita, makanya aku tidak percaya diri kalau sampai ditolaknya."
"Apa lagi kali ini? Jangan bilang kau menyukai wanita jejadian?" bentak kakaknya.
"Bukan wanita jejadian. Dia lelaki. Lelaki betulan," terang Kyuhyun, jelas dan mantap.
Di saat lima orang wanita di ruangan itu terkejut, melotot, dan hampir copot jantungnya, seorang wanita yang baru masuk ke kamar itu memekik...
"Apa?"
Menelepon, mengatakan bahwa dirinya ditolak, Kyuhyun memanggil bala bantuan. Kakak-kakaknya harus datang. Bagaimanapun caranya mereka harus bisa membuat lelaki itu menerima Kyuhyun. Kakak-kakaknya bukan tak mau membantu, mereka masih syok dengan pernyataan Kyuhyun bahwa dirinya menyukai lelaki.
Kata-kata biksu dari kuil terpencil dulu teringiang kembali. Mereka lupa untuk memerlakukan Kyuhyun sewajarnya. Terlalu dimanjakan, terlalu diangung-angungkan. Sekarang konsekuensinya muncul juga. Tapi... seburuk-buruknya konsekuensi, kenapa harus menjadi penyuka sesama jenis?
Sejujurnya kakak-kakak tak setuju mengingat Kyuhyun si penerima tampu kekuasaan tertinggi keluarga harus punya pasangan wanita betulan, kemudian punya anak sebagai penerusnya. Namun, masih karena jarang menolak permintaan adik mereka, sekarang pun mereka tak bisa menolaknya. Mau tidak mau mereka menyanggupi datang ke tempat yang disebutkan Kyuhyun.
Setelah menelepon, sambil menunggu kedatangan bala bantuan, Kyuhyun kembali masuk coffe shop tempat lelaki yang disukainya berada. Lelaki itu masih duduk di bangku yang sama. Menyeruput kopinya sambil berbincang dengan si empunya cafe. Kejadian barusan, saat Kyuhyun memintanya jadi kekasih dan langsung dapat penolakan, seperti tak berbekas di mata orang itu.
Kyuhyun jalan ke sana, ke meja yang letaknya dekat kasir. Berdiri kembali di depan lelaki itu. Sekali lagi mengatakan keinginannya untuk jadi kekasihnya.
"Kau sudah berubah pikiran, kan? Mau jadi kekasihku, kan?"
Dua lelaki yang duduk di satu meja itu menolehkan mukanya pada Kyuhyun. Seorang dari mereka berdecak bosan, seorang lagi tersenyum geli.
"Mr. Cho, Kibum menolakmu, bukan mau memikirkan ajakan berpacaran darimu."
"Diam kau! Aku bicara dengan Kibum, bukan denganmu!"
Si empunya cafe angkat tangan. Dia diam. Bukan takut dengan Kyuhyun, tapi memberi waktu pada Kibum untuk membenarkan perkataannya. Kata-kata Kibum sama persis dengan perkataan si empunya cafe. Dia menolak Kyuhyun.
"Kibum, memangnya kenapa kau menolakku?"
"Aku tidak berkencan dengan lelaki."
"Kenapa tidak? Lelaki atau wanita, sama saja. Bahkan mengencani lelaki tidak semerepotkan mengencani wanita. Contohnya aku ini. Tidak ribet, mandiri, tampan, pintar, kaya, posisiku tinggi. Kau tak perlu repot-repot memanjakanku kalau kita pacaran." Kyuhyun menyebutkan semua keunggulan dirinya. Walau hampir semua orang tahu siapa dirinya, Kyuhyun mengulanginya lagi. Siapa tahu Kibum belum begitu mengenal keluarga Cho, belum mengenal betul siapa Cho Kyuhyun. "OK, sekarang kau tak berminat dengan lelaki, tapi kau jangan buru-buru menolakku. Pikirkan dulu, aku akan setia menunggumu!"
Dia menarik satu kursi dari dua kursi yang tersisa. Mendekatkan kursi itu pada kursi yang diduduki Kibum, kemudian duduk di situ. Tangannya memulur, meraih tangan Kibum yang memegangi cangkir kopi di atas meja, kemudian mengenggamnya erat.
"Aku benar-benar jatuh cinta padamu. Itu bisa jadi referensi bagus untuk menerimaku." Kyuhyun menggenggam erat, tapi Kibum menarik lebih erat tangannya dari genggaman Kyuhyun. Sejenak merasa kecewa, tapi kepercayaan dirinya tumbuh dengan cepat. "Kau tak akan dapatkan orang setulus aku. Menyia-nyiakanku akan rugi besar."
"Mr. Cho, kau terlalu percaya diri..."
"Bukankah sudah kusuruh kau diam!" Kyuhyun meneriaki si pemilik cafe. Masih tidak takut, tapi si pemilik cafe itu memilih menutup mulutnya. "Sekali lagi kau bicara, kusumpal mulutmu dengan cangkir kopi ini!" ancamnya sambil mengangkat gelas kopi milik Kibum.
Suasana kembali tenang.
"Kibum..."
"Bahkan kalaupun kau lebih baik dari siapa pun, aku tetap tak bisa menerimamu." Dengan tegas Kibum mengatakan, "Aku tidak suka padamu!"
Kyuhyun mendesah. "Jangan begitu. Rasa suka itu bisa ditumbuhkan perlahan-lahan. Pokoknya terima aku dulu, masalah lainnya dipikir belakangan."
Baru bertemu langsung dipinang jadi kekasih, bagaimana Kibum tidak kaget? Siapa Kyuhyun memang belum diketahui Kibum, tapi mendengar marga Cho di belakang nama Kyuhyun, sedikit banyak membuat Kibum tahu kalau lelaki itu tak akan menyerah. Kibum memang tidak punya kekasih, tapi dia juga tidak sedang mencari kekasih. Lagipula seumur hidupnya sekarang, belum pernah berkencan dengan sesama jenis. Dan tidak tertarik dengan sesama jenis.
Ini adalah permintaan ketiga Kyuhyun dan ketiga kalinya ditolak Kibum. Seperti apa yang dipikirkan, Kyuhyun memang tidak menyerah. Kalau jurus tolakan darinya tidak mempan, satu-satunya yang harus dilakukan Kibum adalah menghindar.
Kibum mengangkat pantatnya dari kursi.
"Kau mau ke mana?"
"Pulang."
"Tapi kau belum menjawab pertanyaanku..."
"Aku sudah menjawabnya." Kibum keluar dari kursi, tapi Kyuhyun ikut berdiri kemudian menariknya agar tidak pergi. "Kau bilang menyukaiku, coba kau pikirkan lagi rasa sukamu padaku. Itu Benar atau tidak?"
"Tentu saja benar," jawab Kyuhyun cepat.
"Jangan jawab sekarang. Jawab saat kau sudah memikirkannya ribuan kali."
Kyuhyun menarik lengan Kibum lagi ketika lelaki itu akan pergi. "Aku sudah memikirkannya jutaan kali malahan. Masih tetap sama, aku menyukaimu. Coba kau tahu dalamnya hatiku.." Kibum berhasil meloloskan diri, kemudian berjalan pergi. "Tunggu... tunggu, Kibum. Setidaknya kau tunggu sampai kakak-kakakku datang. Mereka akan jadi saksi atas perasaanku padamu."
Kibum mengkode sepupunya, si pemilik cafe, untuk mengurus harga kopinya, dibayar nanti. Dia pamit dengan bahasa kode juga. Berjalan keluar kedai kopi sambil dibuntuti Kyuhyun yang masih dengan alasan-alasan soal perasaan sukanya.
"Kibum, lima belas menit saja. Mereka akan sampai!"
Kibum berjalan ke parkiran, Kyuhyun mengikuti.
"Aku suka kau betulan. Kemarikan tanganmu, coba sentuh dadaku. Kau akan tahu..." Tangan Kibum diraih, tapi Kibum menghindar. "Kibum..."
Kibum berjalan dan berhenti di depan motornya. Meraih kunci dalam saku celana,memakai helm, kemudian menaiki motor dan menyalakannya. Kyuhyun mencegahnya, tapi tidak digubris. Hendak naik keboncengan, Kibum malah meneriakinya.
"Tolong..." Seumur-umur, sekali ini Kyuhyun mengiba. Bukan untuk pekerjaan, bukan untuk keluarga, tapi untuk cinta. "Kibum, tolong jangan pergi dulu!" Kibum sudah menjalankan motornya, Kyuhyun segera berdiri di depan motor itu.
"Kalau tidak menyingkir, kutabrak kau!"
"Baiklah, baiklah. Kau boleh pergi sekarang. Kau butuh waktu untuk berpikir. Saat kita bertemu lagi, kau sudah harus menerimaku. Ok?"
Kibum menikungkan motornya, kemudian berjalan pergi.
"Aku belum selesai..."
Tapi motor Kibum digas sekencang-kencangnya meninggalkan Kyuhyun.
Lima menit setelahnya mobil kakak-kakaknya datang. Empat wanita berhamburan keluar dari dalam mobil, menghampiri Kyuhyun dan menanyakan perihan calon kekasihnya.
"Kalian terlambat!" katanya sambil pasang wajah nelangsa. Wajah kehilangan semangat, tapi belum patah hati. "Kibum sudah pergi."
"Tenang, paling lambat minggu depan dia sudah akan jadi kekasihmu!" janji kakak-kakaknya.
Hampir seminggu ini Kibum merasa mendapat teror. Bukan teror yang mengakibatkan kematian, tapi teror yang menggerogoti ketenangan hidupnya. Wanita-wanita cantik yang mengaku bermarga Cho, satu persatu datang untuk memintanya jadi kekasih adiknya. Kibum tidak menerima ataupun mengiyakan. Menjawab baginya sama dengan membuang-buang waktu. Bukan hanya itu, tiap pagi dan sore hari, Kyuhyun datang juga meminta hal yang sama.
Kibum bekerja untuk Google Korea. Menjadi salah satu orang penting di perusahaan, bagian pemrograman. Bisa bekerja dari mana saja asal pekerjaannya tertangani dengan baik. Dia tidak pernah masuk kantor kecuali ada pertemuan dengan tim, rapat penting, ataupun ketemu atasan. Sama seperti pekerja-pekerja lainnya. Tak ayal, ruangan-ruangan dan kubikel-kubikel di kantor Google itu sering tak ada orangnya. Ketika Kibum mengunjungi kantornya dua hari lalu untuk menyerahkan hasil kerjanya langsung pada atasan, Kyuhyun ada di depan gedung kantor, menunggunya dan kembali menyatakan cinta. Begitu juga ketika Kibum keluar dari kantor, Kyuhyun masih di depan gedungnya, sekali lagi menunggu untuk diterima cintanya. Kata resepsionis, Kyuhyun datang tiap hari hanya untuk menemuinya. Maka dari itu Kibum bermaksud tak akan datang ke kantor lagi.
Esok harinya Kibum dapat email beruntun dari rekan-rekan kerjanya, mengatakan bahwa terjadi kebocoran data perusahaan. Google Korea dapat kritik pedas dari pengguna dan penggunanya pun turun drastis. Sebelum masalah itu selesai ditangani, harga saham anjlok setengah dari kenaikan tahun lalu. Semua orang dibuat bekerja keras untuk mengembalikan keadaan seperti semula, termasuk Kibum. Sampai suatu sore Kyuhyun menemuinya dan mengatakan akan membeli saham Google Korea dan menyuntikkan dana besar pada perusahaan itu asal Kibum mau menerimanya. Jelas sekarang, keluarga Cho yang menyebabkan bocornya data itu.
Kyuhyun datang ke tempat tinggal Kibum. Tiap pagi dan sore hari sudah berdiri di depan pintu apartemennya, menunggu Kibum keluar atau masuk ruangan. Masih dengan tujuan sama, memintanya jadi kekasih. Karena pusing mendapati tingkah keluarga Cho itu, Kibum memutuskan tidak pulang selama dua hari ini. Tapi pagi tadi, ayahnya dengan suara senang mengatakan dapat partner hebat untuk mengembangkan bisnis. Sudah membahas seluruh bentuk kerjasama, menandatangani perjanjian, dan menerima modal. Kibum senang kalau bisnis ayahnya bisa berkembang, tapi kesenangannya segera hilang setelah mendengar keluarga Cho adalah partner ayahnya. Kibum jelas sudah tidak bisa membuat ayahnya membatalkan perjanjian itu.
Sekarang Kibum makin pusing kepala.
Hari ini dia putuskan kembali ke rumahnya. Berjalan pelan-pelan sambil berharap Kyuhyun tidak ada di depan pintu apartemennya.
Teleponnya berbunyi, sepupunya menelepon di saat hendak memencet tombol di lift.
"Tadi utusan keluarga Cho menemuiku..." suara sepupu Kibum terdengar frustrasi di telepon. "...menemui semua pemilik toko dan cafe di distrik ini lebih tepatnya. Mereka menawarkan banyak uang agar kita mau menjual cafe dan toko pada mereka."
Untuk pembisnis sekelas keluarga Cho, distrik yang diinginkan sekarang bukanlah tempat bagus untuk membangun usaha besar. Tempat itu ramai karena memang cocok untuk dijadikan bisnis kelas menengah. Kalau keluarga Cho mengubah daerah itu jadi pusat hiburan kelas atas, dijamin tak akan seramai sekarang. Lagipula fasilitas yang dibangun pemerintah di distrik itu dikhususkan untuk kelas menengah ke bawah. Mana ada orang kelas atas yang sudi ke sana?
Atau ini ada hubungannya dengan permintaan konyol Cho terkecil di keluarga itu? Demi melancarkan permintanya jadi kekasihnya?
Kibum berdehem ringan sebelum menanggapi, "Untuk apa mereka menginginkan daerah itu? Tidak ada potensi untuk dikembangkan ke bisnis yang lebih tinggi."
"Kita juga berpikir begitu, tapi mereka ngotot ingin membeli tanah-tanah ini."
"Keterlaluan!"
Sepupu Kibum mengiyakan dari seberang. "Mereka bilang tidak akan mengubah tempat ini jadi apa pun, hanya mengatakan akan memilikinya dan menjadikan kita semua penyewa di tanah mereka. Kurang ajar, kan?" dengusnya. "Aku curiga ini kerjaannya Cho Kyuhyun. Atau gara-gara kau tolak di sini waktu itu, dia jadi mendendam pada tempat ini?"
"Kalau begitu dia memang gila!" Ya, tindakan Cho Kyuhyun dan saudara-saudaranya memang gila. "Lapor polisi saja!"
"Lapor polisi apanya? Mereka datang kemari malah membawa polisi. Kau kira polisi akan berpihak pada kita kalau kita melapor?" Dia mengomel di telepon. Suaranya sampai membuat Kibum pening. "Tahu begini, harusnya kau terima saja cinta Cho Kyuhyun itu."
Kibum mendengus benci. "Aku tidak gila. Jadi, jangan berharap aku akan menerimanya!"
"Kibum Kibum..." sepupunya mendecak berkali-kali. "Kau tak berpikir, mungkin saja Cho Kyuhyun itu menyukaimu sekarang, lalu besok dia menyukai orang lain lagi. Dia itu keturunan Cho, mudah bosan, mudah berpindah hati, mudah mendapatkan dan mencapakkan apa saja." Dia menjeda dengan beberapa tarikan nafas. "Kalau kau jadi kekasihnya, pasti dia mau memberikan apapun yang kau mau, termasuk fasilitas terhebat. Simbiosis mutualisme namanya, kan?"
"Aku tak sudi bersimbiosis mutualisme dengannya!"
"Jangan langsung menolaknya..."
Lift-nya sudah jalan turun. Hampir ke lantai dasar.
"Kumatikan, aku mau masuk lift," potong Kibum.
"Tunggu dulu!" sepupunya mencegah. "Kau harus bantu kita, orang-orang yang sebentar lagi kehilangan tanah dan mata penceharian..." katanya lebai. "Dekati Cho Kyuhyun. Kalau kau tak mau jadi kekasihnya, ya pura-pura saja. Setelah itu bujuk dia agar tidak mengganggu toko-toko kami."
Kibum mendengarkan, tapi tak mau memasukkan dalam kepalanya. Jadi kekasih Cho Kyuhyun, lelucon macam apa itu? Kibum tak sudi.
"Aku tahu kau belum pernah kencan dengan sesama jenis. Ini akan jadi sangat mengasyikan. Memacu adrenalin. Bayangkan saat kau bercinta dengannya nanti. Kalau kau bisa menguasai tubuh si diktator itu, sama dengan mengusai segalanya." bujuknya lagi. "Cho Kyuhyun itu kunci untuk berbagai macam pintu. Mengendalikannya adalah pilihan terbaik!"
"Terima kasih, tapi aku tidak tertarik!"
Sepupunya belum menyerah.
"Kudengar Kyuhyun tidak pernah berkencan sebelumnya. Kau akan jadi yang pertama..." Tidak jelas, Kibum tidak mau mendengarnya. Lagipula lift sudah ada di depan matanya. Tidak akan ada lagi sambungan telepon dalam kotak besi itu. Pintu lift mulai terbuka dan... "Aku pernah sekali memerhatikan postur tubuhnya. Selain tinggi, langsing, dia tidak punya bentuk badan bagus untuk menyaingimu. Eh, tapi bokongnya..."
"Kibum!"
Kibum terkejut. Buru-buru mematikan telepon setelah melihat Kyuhyun dalam lift yang terbuka. Lelaki itu tersenyum dan hampir meloncat senang mendapati Kibum di depannya. Kibum ditarik masuk, tapi Kyuhyun tidak keluar dari lift. Kyuhyun yang memencet nomor lantai, membawa lift itu ke ruangan Kibum berada. Kyuhyun yang keluar dari lift duluan, berjalan duluan juga ke pintu kamar Kibum, kemudian menunggu Kibum membukakan pintu.
"Kau tidak segera membuka pintu karena tidak mau aku ikut masuk, kan?"
Kibum menghela nafas, menekan nomor pin ke pintu, kemudian membuka pintu kamarnya lebar-lebar. Kyuhyun menerobos, masuk duluan ke dalam ruangan. Mengamati ruangan sambil menunggu Kibum masuk setelah menutup pintunya kembali.
"Minimalis. Aku suka," celetuk Kyuhyun sambil berkeliling di dalam rumahnya Kibum. "Rumahku terlalu besar, aku pusing tiap hari melihat lorong-lorong dan ruangannya. Aku berniat tinggal di tempat minimalis seperti ini."
Kibum meletakkan tas kerjanya di atas sofa. Pelan-pelan karena laptop kerjanya ada di dalam sana. Dia tidak beranjak dari ruang duduk, sementara Kyuhyun menjelajah ke seluruh ruangan. Hampir-hampir masuk ke kamar tidurnya sebelum Kibum memanggil dan mengajaknya duduk untuk bicara.
"Jadi, kau mau apa kemari hari ini?"
Kyuhyun duduk di sofa, tepat di sebelah Kibum. Kibum menggeser duduknya, begitu pun Kyuhyun. Pokoknya mereka harus duduk dekat-dekatan walau tidak menempel. "Seperti yang kuminta sebelumnya. Aku mau kau jadi kekasihku."
"Kenapa kau mau aku jadi kekasihmu?"
"Kan sudah kubilang dari kemarin-kemarin kalau aku suka padamu. Tidak ada alasan lain yang lebih masuk akal lagi untuk membuatku terus mengejar-ngejarmu selain itu."
Dengan santai Kyuhyun mengulurkan tangannya. Niatan memeluk Kibum, tapi lelaki yang ingin dipeluknya bergeser semakin jauh.
"Sebenarnya apa alasanmu terus menolakku?"
Kibum tidak menjawab. Semua alasan yang pernah diutarakannya bisa dielak dengan mudah oleh Kyuhyun. Daripada susah-susah mengarang alasan lain, lebih baik tidak usah bicara sama sekali.
"Kau tahu kalau aku tidak akan pernah berhenti berusaha membuatmu jadi kekasihku. Jadi, tidak ada gunanya kau menolakku terus-terusan. Yang ada akan tambah buruk untukmu dan orang-orang disekitarmu."
Itu peringatan atau ancaman, yang jelas Kyuhyun tidak main-main dengan apa yang dikatakannya.
"Kenapa kau melakukan ini?"
"Karena aku menyukaimu."
"Harus melakukan sejauh ini hanya demi itu?"
"Apa yang barusan kau katakan? Hanya demi itu?" Kyuhyun mendesah kesal. "Cinta adalah sesuatu yang patut diperjuangkan. Aku mencintaimu. Jadi, harus mendapatkanmu. Persetan walau kau tak mencintaiku juga."
"Itu namanya egois."
"Seluruh keturunan Cho memang egois, aku tidak akan menampiknya."
Mungkin benar apa yang dikatakan sepupunya, harusnya dia menerima Cho Kyuhyun biar semua ini tidak terjadi. Boleh dibilang gara-gara dia menolak Kyuhyun, perusahaannya mendapat masalah, sepupunya juga. Dan sebentar lagi ayahnya akan dapat masalah yang sama peliknya dari partner kerjanya. Karena Kyuhyun berada di balik semua itu. Kalau keadaan ini berlangsung, bukan bisa ditangani, tapi Kyuhyun akan membuat masalah pada orang lain lagi.
Memang dia tidak menyukai Kyuhyun, tapi kalau dengan menjadi kekasih lelaki itu bisa menyelesaikan semuanya, dia akan lakukan. Seperti yang dikatakan sepupunya, siapa tahu Kyuhyun hanya menyukainya sebentar kemudian bosan dan memilih meninggalkannya. Pikir saja keuntungan yang dia dapat nanti. Seperti yang dikatakan sepupunya juga, akan sangat menguntungkan kalau bisa menguasai Kyuhyun.
Kibum melirik ke arah lelaki itu, mengamati tubuhnya atas bawah. Tetap tidak menemukan sesuatu yang menarik, maka dari itu dia mendesah lesu.
"Kalau aku jadi kekasihmu, kau akan kembalikan semuanya seperti semula?"
Bibir Kyuhyun terkembang. Senyumnya cerah sekali. "Kau akan menerimaku?" Dia menggeser duduknya, dekat sekali dengan Kibum. Untungnya lelaki satunya tidak menjauh lagi. "Aku akan kembalikan semuanya, bahkan akan kubuat semuanya jadi lebih baik." Mengulurkan kedua tangan lalu memeluk Kibum. Ketika hendak menjatuhkan ciuman di pipi Kibum, lelaki itu menghentikannya. "Kenapa, bukankah kau sudah menerimaku?"
"Tidak sekarang. Besok kau baru resmi jadi kekasihku." Ekspresi bahagia Kyuhyun melemah, itu tidak menyurutkan niatan Kibum untuk melanjutkan kalimatnya, "Tapi untuk berapa lama kau mau jadi kekasihku?"
"Apa maksudmu untuk berapa lama?" Kibum tidak menjawab, diartikan sendiri oleh Kyuhyun bahwa lelaki itu sedang membuat perjanjian dengannya. Dia kira Kyuhyun main-main dengan perasaan. Dia akan terima pertanyaan Kibum itu, lalu membuktikan bahwa rasa sukanya bukan seperti angin lalu. "Kita lihat saja nanti!" Kyuhyun tersenyum kecil.
"Karena keinginanmu sudah kukabulkan, harusnya kau kembali. Aku punya banyak hal yang harus dikerjakan..."
Kyuhyun kecewa, tapi tetap tersenyum. "Ok. Aku akan datang lagi. Paling cepat besok pagi!" Dia menunda niatannya untuk mencium Kibum. Segera melepaskan pelukannya, kemudian beranjak dari sofa. Diantar Kibum ke pintu, kemudian keluar. "Setelah ini kau harus terbiasa dengan keberadaanku di dekatmu!" kata Kyuhyun sebelum meningalkan Kibum.
To be continue
