Disclaimer

Naruto©Masashi Kishimoto

Warning: OOC,Typo,sudah berulang kali saya bilang bahwa saya adalah penulis awam jadi jika tidak berkenan membaca coretan gak jelas saya,don't read

Pair: sasuhina,sasusaku

Capture 1

Tak pernah menyesal mencintaimu

.

.

.

.

Seorang gadis berambut Indigo tengah asik mengepel lantai lobi Uchiha corporation. Tak peduli banyak orang berlalu lalang dan seenaknya menginjak lantai tanpa mau menghargai usaha para Office Girl yang sibuk membersihkan lantai. Gadis Indigo itu tetap semangat bekerja, dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya dan tak kenal lelah.

Hinata Hyuuga adalah gadis keturunan salah satu keluarga terkaya di Jepang yang lebih memilih hidup mandiri dan bekerja di Uchiha Corp. demi mengejar cinta si pemilik perusahaan Uchiha Sasuke. Dari pada kuliah diluar negeri dan menjadi pewaris keluarga Hyuuga.

"Lihat gadis Hyuuga itu, keturunan konglomerat tapi rela menjadi OG demi mengejar cinta Sasuke-kun" seru gadis berambut merah.

"Iya, bodohnya gadis itu, kalau aku sih dengan kekayaan sebanyak itu, akan kujadikan si Uchiha milikku dengan mudah" lanjut si gadis berambut pirang panjang.

Namun Hinata tidak pernah menggubris kata-kata mereka. Menurut Hinata mereka tak mengerti arti hidup yang sesungguhnya. Ia tetap saja semangat mengerjakan tugasnya meskipun hampir tiap hari mendapat cercaan dari mereka

Tiba-tiba seorang gadis berambut pink datang menghampirinya.

"Hah.. Sakura Haruno"

"Maaf, boleh tanya ruangan " Tanya sakura sopan.

"Tentu,silahkan anda menuju lantai empat lalu belok kekiri disitu ruangannya" jawab Hinata dengan senyum riang.

"Trimakasih" balas Sakura, dan membalas senyum Hinata.

Sakura Haruno adalah kekasih Sasuke ketika masih SMU. Mereka berpisah karena Sakura lebih memilih kuliah diluar negri meninggalkan Sasuke. Meskipun tadi Hinata sempat cemburu melihat Sakura datang, tapi ia tidak jadi membencinya karena melihat Sakura sangat lembut dan sopan. Dari dulu Hinata memang tidak mudah membenci seseorang.

Sakura berjalan ke arah lift menuju lantai 4 seperti yang ditunjukkan HInata tadi. Didalam lift dia bertemu dengan para karyawan.

"Ohh.. apa aku tidak salah lihat, dia… Sakura Haruno"

"Wah.. iya, cantik sekali"

"Cantik sih. Tapi bodoh sekali sampai meninggalkan Sasuke yang setampan itu,kaya lagi"

Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar gosip mereka tentang dirinya.

"karyawan disini tukang gosip, beda sekali dengan yang tadi, sangat ramah" . pikirnya sebal sembari mengingat wajah Hinata.

Begitu sampai diruangan Sasuke,segera saja Sakura memeluk sasuke dari belakang yang saat itu tengah serius dengan dokumen ditangannya sehingga tidak memnyadari kedatangan seseorang.

"Jadi,sekarang kau sudah berani berlaku tidak sopan padaku. Dasar gadis mata pu—"

"Mata apa katamu?"

Sasuke tersentak melihat gadis dibelakangnya bukanlah gadis yang selama ini mengejar-ngejar dia. melainkan—

"Kau…mau apa kesini" ucap sasuke datar.

"Aku rindu padamu Sasuke-kun"

"Sudahlah, apa tujuanmu kesini"

"Aku benar-benar merindukanmu. Aku kemari ingin melanjutkan kisah kita yang dulu sempat tertunda karna kepergianku"

"Hn. Kau mau minum apa"

"Tapi jawab dulu—". Belum sempat Sakura menyelesaikan kata-katanya, Sasuke sudah menelpon seseorang.

"Halo, cepat buatkan 2 capucino kirim keruanganku sekarang juga"

"Ahh, Sasuke-kun. 2capucino akan segera Datang" jawab Hinata riang dari seberang telfon.

Tut!

Sasuke sempat menyesal karena tindakan gegebahnya yang langsung menelpon pantry. Padahal ia tau Hinata melarang siapapun mengangkat telfon di pantry kecuali dirinya apalagi jika dari Sasuke.

Selama beberapa saat mereka berdua hanya diam. Sasuke terus saja sibuk dengan dokumennya sementara Sakura tak henti-hentinya memandangi wajah mantan kekasihnya itu.

Tok tok!

"Masuklah" ucap Sasuke datar.

"Capucino specialnya datang " sapa Hinata riang.

"Hn. Letakkan saja" jawab sasuke sekenanya.

"Wah, kita ketemu lagi, siapa namamu" sapa Sakura ramah.

"Nama saya Hinata Hyuuga, Sakura-san"

"Kau tau namaku?" Tanya Sakura bingung.

"Tentu, semua pegawai disini tau tentang Sakura-san" jawab Hinata kalem.

Mendengar kata-kata Hinata Sakura makin yakin untuk kembali menjalin hubungan dengan Sasuke. Ia mengira semua orang tau tentang dirinya pasti karena Sasuke masih mencintainya. Jika tidak pasti Sasuke akan melarang siapapun menyebut tentang dirinya.

Sakura berjalan menghampiri Sasuke dan kembali memeluk Sasuke dari belakang. Ia kecup pelan pipi kiri Sasuke dan semakin mengeratkan pelukannya. Selama kurang lebih 2 th ia tidak bertemu Sasuke membuatnya tidak sanggup menahan kerinduan mendalam yang ia rasakan. Bercampur dengan rasa bersalah yang amat sangat ia sesali. Meninggalkan dan menyakiti Sasuke adalah kesalahan yang tidak ingin diulanginya.

Sementara Sasuke hanya diam sambil memejamkan mata ketika Sakura memeluknya. Walaupun selama ini hatinya telah beku karena ditinggalkan. Tapi ia tidak bisa memungkiri kalau sesungguhnya ia juga sangat merindukan gadis yang saat ini tengah memeluknya. Pelukan Sakura membuat ia teringat kenangan masalalu mereka. Saat mereka tengah berpelukan,berbagi kasih sayang satu sama lain,berbagi suka dan duka. Namun sekelebat kenangan pahit menghapus semua kenangan indah mereka hanya dalam sekejap.

Pelan-pelan Sasuke melepaskan pelukan Sakura. Sementara Hinata yang sedari tadi melihat adegan mereka berdua sudah tidak tahan lagi membendung air matanya.

"Sa-saya permisi dulu". Gumaman pelan Hinata membuat mereka tersadar dari lamunan masing-masing.

Hinata berlari menuju toilet, dan segera memasuki ruangan kosong lalu menangis sejadi-jadinya didalam.

"ini pertama kalinya aku melihat Sasuke serapuh itu. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya, ia bisa senyaman itu dalam pelukan seorang wanita. Sasuke yang aku kenal selama ini tidak pernah mau dekat dan tidak pernah mau peduli urusan wanita. Tapi yang kulihat tadi, dia seperti anak kecil yang sudah lama kehilangan ibunya, dan tiba-tiba bertemu ibunya kembali. Apakah ia begitu menderita selama ini, ia seperti menumpahkan seluruh penderitaannya dalam pelukan—Sakura"

Hinata merasa seperti orang jahat saat ini. Kenapa ia sempat berfikir ingin menggantikan posisi Sakura dihati Sasuke. Sementara Sasuke sangat terpukul dengan kepergian Sakura. Dan yang dilihatnya tadi, adalah sosok Sasuke yang begitu bahagia karena bertemu kembali dengan sesuatu yang pernah hilang darinya.

Namun semua dugaan Hinata salah. Sasuke seperti itu karena ia ngin membuang semua rasa sakit yang pernah ia tak ingin merasakan rasa sakit itu lagi. Meskipun kenangan itu masih melekat namun tak pernah terlintas untuk mengulanginya.

"Sasuke-kun capucino buatan Hinata enak sekali lo, rasanya seperti minum di café mahal. Kenapa kau belum meminum sedikitpun punyamu?"

"Hn. Aku belum haus"

"Tapi dari tadi kau Cuma memandanginya, minuman itu takkan terasa kalau Cuma dipandangi."

"Sudahlah, lebih baik kau pulang. Aku sibuk"

"Baiklah lain kali kita ketemu lagi ya Sasuke-kun"

"Tidak janji"

Karena bosan dengan sikap dingin Sasuke akhirnya Sakura menyerah juga dan pulang. Sementara capucino buatan Hinata tak ia sentuh sedikitpun. Dari dulu Sasuke memang tidak pernah mau memerima pemberian apapun dari Hinata. Bahkan makanan atau minuman yang dibuatkan susah payah oleh Hinata untuknya tak pernah ia cicipi sedikitpun.

.

.

.

.

.

.

Gedung milik Uchiha sudah mulai sepi begitu memasuki pukul setengah enam sore. Namun si bos, Uchiha sasuke masih sibuk dengan berkas-berkas yang ada di mejanya. Seperti biasa seorang gadis berambut indigo selalu menemaninya ketika ia sedang lembur. Meskipun sedikit terganggu namun ia tetap membiarkan gadis itu. Walaupun sebenarnya Hinata tidak pernah mengganggunya, karena Hinata duduk dikursi sebelah ruangan Sasuke. Dan disitu terdapat kaca tembus pandang sehingga Hinata dapat melihat Sasuke dari luar ditambah lagi Hinata tidak pernah mengeluarkan suaranya yang dapat membuat Sasuke terganggu. Jadi tidak ada alasan bagi Sasuke untuk mengusir Hinata.

Selama beberapa saat Hinata memandangi Sasuke. Tak bosannya mengagumi wajah sempurna Sasuke. Bahkan ia sering berkhayal Suatu saat Sasuke akan menjadi suaminya, menjadi belahan jiwanya. Dan ia menjadi penerang bagi Sasuke, menjadi kebahagiaan Sasuke,menjadi tempat berteduh bagi Sasuke setelah melalui hari-hari yang sulit. Namun, rasanya sangat sulit baginya meraih semua itu. Sasuke sangat mustahil ia jangkau ditambah dengan kehadiran Sakura. Dan lagi ia tak pernah mendapatkan perhatian khusus dari Sasuke.

Tepat pukul delapan malam Sasuke keluar dari ruangannya. Dan seperti biasa Hinata mengikutinya dari belakang. Meskipun ia tau Sasuke tak pernah menganggapnya sama sekali seperti malam-malam sebelumnya. Namun Hinata tak pernah ingin menyerah, ia tetap ingin suatu saat dicintai oleh Sasuke.

"Emmmm.. ingin memberikan ini untuknu" ucap Hinata malu-malu.

"Hn" jawab Sasuke tak peduli.

"I-ini obat tradisional dari keluarga Hyuuga. Bi-biasanya kakakku dan ayah selalu minum ini ka-kalau capek habis kerja" ucap Hinata sambil menyodorkan obat pada Sasuke. Sementara Sasuke dengan ogah-ogahan menerinya.

"I-itu obat mujarab resepnya saja rahasia, dan hasilnya bi-bisa langsung terasa. Sasuke-kun pasti sangat capek kan"

Tanpa menjawab atau sekedar berterimakasih, ia langsung saja pergi meninggalkan Hinata tanpa berkata sedikitpun. Dan Hinata sempat bersemu merah karena Sasuke mau memerima hadiahnya. Hinata memang selalu senang ketika Sasuke mau menerima hadiahnya meskipun ia tau setelah ini hadiahnya hanya akan berakhir terabaikan,seperti yang sudah-sudah. Namun ia punya keyakinan yang sangat kuat, keyakinan bila suatu saat nanti Sasuke pasti mau menerimanya.

Karena Sasuke sudah jauh meninggalkannya Hinata berlari mencari Sasuke, tanpa sengaja ia melihat sasuke tengah melemparkan hadiah yang ia berikan ke tong sampah. Lalu dengan tak sedikitpun merasa bersalah Sasuke masuk kedalam mobil dan meninggalkan gadis yang tengah terluka perasaannya.

"Sasuke-kun, kenapa kau tega melakukan itu. Kau tau betapa sulitnya mendapatkan itu untukmu. Aku sampai hampir mencurinya dari rumahku sendiri. Aku sampai harus memohon pada kak Neji demi mendapatkan itu untukmu. Aku melakukan itu karna aku sangat mancintaimu Sasuke, dan aku tak ingin melihatmu sakit. Tapi mengapa kau menganggap hina semua usahaku"

.

.

.

.

.

.

TBC

Ketemu lagi dengan saya bersama fic baru saya. Saya tidak tau apakah fic saya ini cukup berkualitas dan alurnya tidak terlalu cepat. Hanya reader yang dapat menilainya. Silahkan curahkan semua dalam review.