A/N: Hula! Ini first attempt saya buat nulis fic di fandom Eyeshield 21, dan jujur saja, saya nggak terlalu bisa nulis dalam Bahasa Indonesia (English saya juga pas-pasan...) . Anyways, ini adalah fic yang tahu-tahu muncul di otak error saya setelah saya membaca chapter 90 (waktu Hiruma ngumumin daftar pemain regular buat turnamen musim gugur).
Disclaimer: suer, bukan saya yang punya Eyeshield 21! Suer dah! Suer!! Su— *ditabok yang baca*
No Place Left
"Ini bukan sindiran, cuma pertanyaan manajer biasa; apa tidak ada yang lebih penting dari menang?" pertanyaan itu tiba-tiba saja meluncur dari bibir manajer Deimon Devil Bats, Anezaki Mamori.
Mamori tahu benar bahwa yang menyebabkannya melontarkan pertanyaan itu bukan sekadar kekesalannya pada sang kapten klub American Football yang saat ini tengah berdiri memunggunginya, Hiruma Youichi, yang mengatakan bahwa 'Yukimitsu tidak bisa dipakai' dan cuma menempatkan pemuda itu di bangku cadangan setelah semua usaha kerasnya di death march. Gadis berambut cokelat sebahu ini punya alasan lain, alasan yang lebih kuat, yang Mamori sendiri masih belum bisa menjelaskannya. Mamori ingin memastikan satu hal....
"Jelas nggak ada," Jawab Hiruma tegas. "Kalau kalah, berarti semua selesai, juga buat Botak Sialan itu," katanya lagi seraya berjalan meninggalkan Mamori yang masih berdiri terpaku di depan ruang klub mereka.
Mendengar jawaban dari quarterback itu, Mamori hanya terdiam. Ditatapnya lekat-lekat punggung Hiruma yang berjalan semakin jauh sampai sosok jangkungnya menghilang ke dalam kegelapan malam.
Sakit sekali.
Hati Mamori terasa sakit sekali mendengar jawaban Hiruma.
Tidak ada yang lebih penting selain menang.
Perlahan, Mamori tersenyum kecut. "Ternyata benar dugaanku," ucapnya, "saat ini, kepala Hiruma hanya dipenuhi oleh American Football; hanya kemenangan dan Christmas Bowl saja yang dilihatnya...."
Mamori pun memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam, memenuhi rongga paru-parunya dengan udara malam yang dingin, berharap itu bisa sedikit mengurangi rasa sakit yang menusuk di dadanya.
"Seharusnya, sejak awal aku sudah tahu," bisik Mamori perlahan, "bahwa saat ini, tak ada tempat yang tersisa untukku di hatinya...."
--THE END--
A/N: ...?!? O_o Astaga.... Fic apa pula ini?? Random banget.... Gaje ya.... Hehehe.... Nah, yang mau kasih kritik, saran, dan kalau ada yang berminat nge-flame atau nabok saya, silakan klik tombol hijau di bawah ini....
