Diffarence
Disclaimer :Naruto Masashi Kishimoto
Author: D.C Kyori Kyoya
Rating : T menuju M
Genre : Romance,
WARNING: TYPO MENYEBAR,GAJE,OOC,BAHASA TIDAK BAKU.
SASUSAKU/SASUHINA
Aku tersenyum saat perempuan berambut gelap itu menganggukkan kepalanya. Wajahnya semakin cantik saat ia tersenyum-tersipu malu. Membuatku gemas ingin memakannya. Tapi aku harus menahan diriku. Jujur saja, dia berbeda dari perempuan manapun yang sering ku jumpai. Dia begitu cantik-jelas dia seorang Hyuuga,pintar-tentu saja,dia sempurna-iya. Dia gadis pemalu,tidak seperti gadis-gadis yang kuceritakan tadi. Biasanya gadis-gadis akan mengejarku kemanapun aku berada tapi tidak dengannya. Dia hanya menatapku dengan tersipu kemudian menunduk dan pergi. Tapi itu tidak lagi setelah aku berkencan dengannya kurang lebih 3 bulan ini.
Bisa dibilang kami ini merupakan pasangan yang sempurna. Seorang Uchiha berkencan dengan gadis Hyuuga. Di kalangan pembisnis nama Uchiha dan Hyuuga tidak lah asing, Uchiha yang terkenal dengan segala kepunyaannya dibidang transportasi dan Hyuuga dengan segala tambang emasnya yang dipunyainya. Luar biasa bukan? Banyak orang yang berpikir ini semua demi bisnis semata tapi tidak,aku menyukai gadis yang sedang duduk di sampingku ini, mata lavendernya terfokus pada jalan. Kami sedang berjalan menuju kediamannya.
Setelah menghabiskan weekend ku bersamanya,aku semakin enggan untuk meninggalkannya barang sedetik saja.
Kami tiba di rumahnya tepat pukul 7 malam,aku masih ingin hidup,jika ayah dari gadis yang ku kencani ini tahu aku membawa anak gadisnya dari pagi hingga malam,aku pasti akan dibunuh di saat ini juga. Hinata melangkah masuk kedalam rumah dan akupun mengikutinya dari belakang. Aku hanya berharap,bahwa ayah Hinata sedang tidak berada di rumah saat ini. Dan harapan kecilku terwujud dengan cepatt.
"Sepertinya ayah sedang tidak berada di rumah Sasuke." Suara lembutnya memasuki gendang telingaku. Aku tersenyum bahagia mengetahui hal tersebut.
Aku segera duduk ketika ia melangkah memasuki ruang tengah dan mungkin menuju ke kamarnya. Aku bersender pada sofa berwarna coklat tua ini,mataku terpajam. Sepertinya aku harus cepat-cepat pulang dan merebahkan diri diatas kasur kesayanganku.
"Kau...siapa?" suara asing itu membuatku duduk tegap,dan menatapnya penuh tanya.
Seorang perempuan berambut pink yang panjang,hanya mengenakan sebuah tangtop berwarna hitam dan sebuah hotpast berwarna senada,menatapku tajam. Seakan-akan aku ini adalah musuh bebuyutnya.
"Seharusnya aku yang bertanya!" pemandangan didepanku ini sempat membuatku berhebti bernapas untuk sesaat. Tubuhnya kecil putih,dan dia tidak terlalu tinggi. Aku bisa menjamin bahwa dia hanya sebatas bahuku. Ia menatapku semakin garang setelah mendengar penuturanku barusan. Mata hijaunya melotot,hidung kecil mancungnya nampak menghirup napas,sebelum bibrir kecil tipis itu bersuara.
"Apa kau seorang pencuri?" he? Memangnya apa ada pencuri setampan diriku. Jawabannya adalah tidak. Bagaimana dia bisa menyimpulkan bahwa aku pencuri. Alis kananku terangkat. Dengan perlahan aku menghampirinya yang berada di perpotongan ruang tamu ruang tengah dan disana ada sebuah anak tangga kecil. Entah akan menuju kemana tangga itu,aku sama sekali belum berkeliling rumah kekasihku. Dia berada di anak tangga,benar dugaanku dia hanya sebatas bahuku jika tidak menaiki anak tangga itu.
"Sakura?!" pekikan seseorang membuat kami menoleh ke sumber suara. Perempuan berumur 20 tahun itu baru saja menuruni anak tangga di samping gadis berambut pink itu.
"Hinata?" perempuan yang ternyata bernama Sakura itu mendorongku menjauh dan memeluk Hinata.
"Aku merindukan mu!" Hinata berucap dengan nada bergetar. Apa dia akan menangis?
"Aku lebih merindukan mu!" kini giliran Sakura yang berucap. Sepertinya aku baru saja menyaksikan sebuah drama yang menyayat hati. Oh ya ampun aku dilupakan oleh mereka berdua.
"Maaf mengganggu kalian melupakan aku." Ujarku sambil memutar bola mataku bosan. Mendengarku berbicara Hinata segera melepaskan pelukannya,kemudia menatapku bersamaan dengan perempuan kecil tersebut.
"Sasuke ini sepupuku. Haruno Sakura." Ia tersenyum memperkenalkan perempuan bernama Sakura padaku. Dan lihatlah perempuan itu menatapku membunuh.
"Dan Sakura ini Uchiha Sasuke,kekasihku." Ia berbicara pelan saat menyebut kata 'kekasih' mungkin dia malu. Pandangan matanya berubah,masih tajam tetapi tidak setajam tadi,aku mengulurkan tangan guna menjabat tangannya.
Tangannya begitu halus,hampir sama halusnya seperti tangan Hinata.
"Senang bertemu denganmu Uchiha-san." Ia cepat-cepat melepaskan jabatan tangannya. Seperti takut jika berlama-lama berjabat tangan dengan ku akan tertular virus mematikan.
Aku hanya mengangguk dan bergumam kecil menanggapinya. Hinata menuntun Haruno menuju ruang tengah,dan lagi-lagi aku mengikutinya. Mereka duduk berdekatan,saling berpegangan tangan. Nampaknya mereka cukup dekat.
"Kapan kau sampai? Seharusnya kau bilang bisa menjemputmu." Apa ini gadis yang biasanya pendiam pemalu kini bertanya panjang lebar pada sepupunya.
"Tadi pagi kira-kira pukul 10. Dan kau sudah diculik oleh kekasih mu itu. Aku tidak mau mengganggumu." Ia menatapku sinis,senyum miringnya menakutkan.
"Apakah ayah tahu bahwa kau kemari? Dan berapa lama kau disini?" oh astaga Hyuuga Hinata kenapa kau menjadi sangat cerewet. Bahkan kau mengabaikanku.
"Ya,paman Hiashi tahu,dia yang menjemputku dibandara. Aku akan kuliah di sini bersamamu Hinata."
"Benarkah itu? Sasuke apa kau tahu Sakura baru berumur 18 tahun,tapi dia sangat Genius,umur 16 tahun dia sudah lulus dari sekolah menengah atas." Akhirnya Hinata kembali menyadari keberadaanku. Aku hanya menatapnya sekilas dan bengambil smartphone ku yang bergetar beberapa saat yang lalu. Sepertinya aku sudah harus pergi.
"Hinata aku harus pergi." Ucapku sambil berdiri,dan kedua orang itu juga ikut berdiri. Hinata mengantarkan aku samapai depan. Aku mengucapkan selamat malam dan pergi dari kediamannya.
Dalam perjalanan pulang,ingatanku tentang sepupu Hinata tidak pernah hilang,caranya menatapku,caranya berbicara,caranya berjalan, arrgghhhhhhhh ada apa denganku. Seharusnya aku memikirkan kekasihku saja,bukan orang lain, sialan. Aku dengan kesal menginjak dalam-dalam pedal gas pada mobil sportku. Kini mobil biru milikku berjalan dengan sangat cepat di kesunyian malam.
Diffarence
Aku terbangun saat jam diatas bangku disamping tempat tidurku berbunyi. Semalam setelah aku pulang dari rumah Hinata tubuhku mendadak panas,mengingat sepupunya menggunakan tangtop hitam yang memperlihatkan belahan dadanya,yang tidak bisa dibilang kecil itu. Aku menjadi gila hanya dengar memikirkannya saja. Bahkan dada Hinata tidak cukup indah lagi menurutku. Bagaimana aku bisa tahu dada Hinata? Tentu saja aku curi-curi pandang,aku tidak mau sampai Hinata tahu bahwa aku in mesum. Seorang lelaki mesum itu bukan kah hal wajar? Dari pada memikirkannya sebaiknya aku bergegas mandi dan berangkat ke kampus. Mungkin aku akan bertemu dengan Haruno itu lagi.
Setelah selesai menyelesaikan mandi dan tentu saja berpakaian,aku tergesa menuruni tangga. Salahkan si Haruno itu yang selalu dengan tiba-tiba mencul di kepalaku,hingga aku "berolah raga tangan di selakanganku" bahkan semalam aku juga melakukannya. Benar-benar sial.
Tanpa menghirau kan panggilan beberapa pelayan aku bergegas menuju garasi dan masuk kedalam mobil,menuju kampus.
Setibanya di kampus aku mendapati dua orang yang sedang bercakap-cakap. Dua orang itu adalah Hinata dan gadis Haruno itu. Aku berinisiatif untuk menghampiri mereka.
"Hai Sasuke. Kau sedikit terlambat." Tegur Hinata sambil menyerahkan beberapa kertas pada Haruno. Karena angin bertiup cukup kencang,kertas yang dibawa Hinata terbang tertiup angin,tapi tidak begitu jauh. Hinata menghampiri kertas itu dan menyerahkan sisanya pada Haruno. Karena sedikit kesusahan membawa kertas-kertas itu Haruno tidak sengaja menjatukan bolpoinnya. Dengan reflek Hinata mengambilnya. Aku sedikit bisa melihat dadanya di balik kemeja tipis ungu miliknya. Hinata tersenyum menyerahkan bolpoint itu pada Haruno.
"Aku ada kelas pagi hari ini,jadi Sasuke tolong ajak Sakura mengelilingi kampus. Dia sudah terdaftar di kampus ini." Dia melangkah pergi sambil melambaikan tangannya. Apa aku harus menemaninya berkeliling? Berdua? Hanya BERDUA? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi.
"Baiklah, kita akan pergi ke arah mana?" Haruno berhasil membuatku kembali dari pikiranku sendiri. Kertas-kertas yang tadi ditangannya kini sudah entah dimana. Mungkin sudah berada di tas punggungnya.
"Ikuti aku." Aku berjalan mendahuluinya. Sedikit menjelaskan tempat-tempat penting di kampus ini tidak lah sulit bagiku. Sampai kami berjalan pada sebuah lorong gelap yang menghubungkan lab Fisika dan Biologi.
"Apa kau mengencani Hinata hanya karena dadanya?" pertanyaan itu membuatku kaget dan memutarkan tubuhku menghadapnya. Aku menatapnya intens,senyum miringnya kembali diperlihatkan padaku. Dia mendorongku hingga aku terbentur pada tembok lab Fisika yang sepi ini. Dia semakin dekat denagnku,aku yakin dia pasti berjinjit untuk menyamakan tinggiku.
"Jika benar,kau juga boleh mengencaniku." Dadanya merapat pada dada bidangku. Aku benar-benar berhenti bernapas saat itu juga. Aku membalikkan keadaan seketika itu juga. Dengan cepat aku menyatukan bibirku dengan bibirnya. Bibirnya benar-benar lembut. Bahkan aku belum pernah beciuman dengan Hinata. Apa ini yang disebut dengan selingkuh?
Maafkan aku Hinata.
TBC
Fanfic abal-abal kyori yang ke tiga hehe semoga menghibur.
