Houseki no Kuni

Chapter 1 : Lapis Lazuli

namasayanichi

Pengambilan cerita dari "Land of Lustrous". Hanya SEDIKIT berbeda.

*Caution : Update 1 bulan sekali!


20.000 tahun lalu, para dewa menciptakan kembali bumi yang musnah. Namun, tidak sama seperti dahulu.

Para dewa mengutuk manusia atas kerusakan yang telah mereka perbuat dan menciptakan makhluk-makhluk serupa, yang terbentuk dari alam, sebagai penggantinya. Makhluk-makhluk ini hidup abadi, tidak membutuhkan makanan dan minuman, tidak bernafas, tidak memiliki organ bahkan kelamin, tidak pernah sakit, dan hanya membutuhkan cahaya untuk bergerak. Dengan begitu, mereka memiliki sedikit alasan untuk melakukan dosa. Namun hidup abadi bukan berarti mereka tidak dapat musnah.

Mereka dapat ter-'pecah'. Dan saat mereka tidak dapat disatukan lagi…

mereka lenyap dari dunia.


Akhir musim dingin…

Seorang antarcticite terlihat menuruni bukit es kecil. Di belakangnya tampak 3 gunung es hancur dan tenggelam ke dalam lautan. Tiba-tiba, seorang hutchinsonite berlari ke arahnya.

"Virus! Kau harus melihat apa yang ku temukan di pesisir pantai"seru hutchinsonite tersebut, membuat antarcticite bertanya-tanya. Dengan musim dingin yang hampir berakhir, keduanya bergegas ke arah pantai.

Di sanalah keduanya menemukan seorang lapis lazuli yang baru terlahir, terdampar di tepi pantai.

"Saki. Sebaiknya kita membawa bocah ini ke rumah sebelum lunarian menemukannya. Musim dingin berakhir beberapa jam lagi, dan aku akan mencair"titah antarcticite kepada hutchinsonite yang kini berada di belakangnya.

"Baik"


Es perlahan mencair, memperlihatkan hamparan rumput dan sungai. Di tengah-tengah padang rumput tersebut, terlihat sebuah bangunan putih raksasa. Bangunan itu dinamakan,

Home.

Selagi matahari memuncak, 10 orang yang tertidur di dalamnya satu per satu mulai terbangun. Dan yang pertama membuka matanya tidak lain adalah seorang alexandrite bernama Izetsuki, pemimpin dari seisi Home. Di hadapannya sudah berdiri seorang hutchinsonite yang siap memberi laporan.

"Pagi, Saki…"sapa Izetsuki sambil mengusap matanya. "Bagaimana perjalananmu bersama Virus? Berapa lunarian yang muncul?"

Saki tersenyum. Ia membenarkan yukata Izetsuki yang acak-acakan.

"Perjalanan kami lancar. 3 lunarian muncul, 2 bertipe E, 1 bertipe D. Dan…kami menemukan lapis lazuli yang baru lahir"

Lapis lazuli, hm? Lapis lazuli terkenal dengan kecerdasannya, namun sayang level kekerasannya hanya mencapai 5. Itu sebabnya lapis lazuli sering diincar musuh untuk meminimalisir serangan dan pertahanan lawannya.

"Baiklah. Kami semua akan bersiap-siap. Tolong bangunkan Shinra untuk membantu lapis lazuli itu, dan setelah itu kau boleh tidur"

"Baik"


Psyche mengendap-endap di belakang Sakuraya yang tengah merapikan kimono merah mudanya. Sebelum ia bisa mengejutkan si manganoan, Izaya memergokinya.

"Psyche! Jangan macam-macam! Kau adalah pasparadcscha. Kau tahu kan Sakuraya sangat rapuh. Salah-salah dia bisa hancur karena ulahmu"teriak Izaya. Jemarinya sibuk memasang pedang di belakang pinggangnya. "Sekarang pakai bajumu dan ikut bersama yang lainnya ke ruang utama. Kita kedatangan anggota keluarga baru, dan aku tahu kau menyukai hal seperti ini"tambahnya, membuat Psyche yang semula cemberut menjadi kegirangan. Pasparadscha muda itu segera memakai bajunya dan pergi, meninggalkan Sakuraya bersama Izaya.

"Apa dia tidak sadar sudah meninggalkan pedangnya"desah Izaya. Tangan kanannya menggenggam pedang Psyche. Sakuraya hanya memberinya senyum geli.

Tidak lama setelah menyusuri lorong yang luas, Izaya dan Sakuraya sudah sampai ke ruang utama. Mereka kemudian merapat ke barisan.

"Baiklah semuanya. Yang berdiri di depan kalian saat ini adalah seorang lapis lazuli. Mulai saat ini dia adalah adik kita, jadi bimbing dia untuk menemukan dan melaksanakan tugasnya"ucap Izetsuki sambil mengusap kepala si pendatang baru.

"Bisakah kau memberitahu namamu pada kami?"pinta Diamond yang berdiri di dekat lapis lazuli.

"Na…ma…?"

"Ya. Kita memang memiliki nama yang mengindikasikan jenis kita. Seperti aku yang merupakan cullinan dan dia yang di sebelahmu ini yang merupakan alexandrite. Namun terlepas dari nama-nama itu, kita memiliki nama sendiri. Nama yang mana selalu tergiang di kepala kita selama kita dalam proses pembentukan. Nama yang terpanggil berulang-ulang di 'mimpi' kita sebelum akhirnya kita membuka mata untuk pertama kalinya. Apa kau bisa mengingatnya?"jelas Diamond dengan sabar. Lapis lazuli itu awalnya bingung, namun akhirnya ia mengingat sesuatu.

"Namaku…

Kasuka"


Sedangkan itu, di dunia kahyangan…

"Apa kau sudah gila, Shizuo?! Kau tidak bisa pergi! Bagaimana jika semuanya tahu! Aku tidak ingin melihatmu dieksekusi!"cemas seorang dewa kematian kepada sahabatnya, sang dewa perang. Sahabatnya itu terlihat murka dan kini bersiap-siap meninggalkan kahyangan. "Ku mohon jangan pergi!"

"Tidak, Celty! Ini sudah keterlaluan! Adikku… Dia tidak sepantasnya mendapat hukuman! Dia tidak melakukan kesalahan apa pun! Aku harus menemukannya dan membawanya pulang"amuk si dewa perang tersebut.

"Tapi bagaimana! Sekali kau menapakkan kaki di bumi, kau tidak akan bisa pulang dengan mudah. Semua dewa tahu itu karena kita memang ditakdirkan untuk selalu berada di dalam kahyangan"

"KALAU BEGITU AKU TIDAK AKAN KEMBALI! Asalkan aku bersama dengan adikku itu sudah cukup"

Sang dewa kematian, Celty, hanya terdiam. Ia mengeratkan pegangannya terhadap sabitnya.

"Baiklah. Aku akan menahan yang lainnya. Ku harap kau cepat menemukannya dan pulang dengan selamat. Berjanjilah kau tidak akan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya dari ini, Shizuo"pinta Celty.

"Terima kasih, Celty"

Dewa perang itu pun menghilang.

"Jaga dirimu baik-baik, Shizuo"


Izaya merebahkan tubuhnya di antara rerumputan. Ia memejamkan mata, menikmati kehangatan sinar matahari. Lalu sebuah bayang-bayang menutupi wajahnya. Saat membuka matanya kembali, tampaklah wajah Kasuka yang datar menatap lekat ke arahnya.

"Bukankah kau lapis lazuli itu? Ada apa datang kemari?"

Kasuka mundur, memberi ruang untuk Izaya berdiri. "Aku ditugaskan untuk patroli di utara. Kata Kadota, daerah utara adalah tempat kemunculan musuh yang sulit diprediksi. Dan kemampuanku akan sangat berguna di sini. Namun, karena aku tidak begitu kuat, aku harus bersamamu yang merupakan bort dengan kekerasan 10, tingkat kekerasan tertinggi sama seperti Diamond"jelasnya dengan nada yang terkesan datar.

Izaya hanya tersenyum kecut mendengarnya. Sekilas masa lalu pun berputar kembali. Dulu ia juga memiliki partner. Seorang heliodor dengan tingkat kekerasan 7. Heliodor itu bernama Kida. Anak itu cukup terampil, lincah, dan semangatnya cukup menyebalkan. Jujur, ia dan Kida tidaklah akur.

Ia kuat.

Tapi ia gagal melindungi Kida. Ia gagal melindungi 1 orang.

Seharusnya ia bisa pulang dengan selamat bersamanya.

Tapi yang bisa ia bawa, hanyalah serpihan heliodor.

Dan sekarang? Kasuka menjadi yang kedua. Sebenarnya apa yang sedang kakak-kakaknya pikirkan sampai senekat ini? Bahkan Izaya tahu lapis lazuli merupakan sasaran empuk bagi lunarian.

Izaya berdiri dan merenggangkan lengannya. Tatapan yang semula menerawang kini berubah serius. Lalu ia mengeluarkan pedangnya, menodongkan ujungnya yang tajam tepat di depan wajah si lapis lazuli muda.

"Kalau begitu kita tidak punya waktu untuk mengobrol. Keluarkan pedangmu dan berlatih denganku. Sebaiknya kau berkonsentrasi penuh dalam waktu yang singkat ini sebelum lunarian datang"ucap Izaya. Kasuka menurut dan mengeluarkan pedangnya.

"Pasang kuda-kudamu. Tidak penting bagaimana gayanya, yang penting bagaimana kakimu nanti akan mengeluarkan tolakan yang kuat untuk melaju cepat atau melompat sangat tinggi"jelas Izaya. Ia merasa agak kesusahan menjelaskannya karena mengajar bagi Izaya masih merupakan hal baru, meskipun ini bukan yang pertama kalinya.

Kasuka mengangguk paham dan memasang kuda-kudanya.

"Sekarang coba serang aku dan tangkis pedangku"

Kasuka mengangguk untuk kedua kalinya.

Dan saat itulah mata pedang yang tajam melesat melewati sela-sela rambutnya yang terbuka karena tiupan angin. Membuat Kasuka spontan terkejut. Tubuhnya berubah kaku dan ia pun jatuh terduduk.

"Kau lapis lazuli. Gunakan matamu yang jeli itu untuk mengobservasi gerakan musuh"ucap Izaya seraya menarik kembali pedangnya. "Bersiaplah untuk serangan yang kedua"

Kasuka menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan. Dan saat ia membuka mata-

Sebuah ujung pedang siap menusuk mata kirinya.

Kasuka segera menoleh agar pedang Izaya meleset. Namun belum cukup dengan itu saja, tanpa buang waktu Izaya segera merubah arah hunusan pedangnya ke wajah Kasuka. Kasuka segera mengangkat pedangnya, yang ternyata tidak seringan yang ia bayangkan, memblokade pedang Izaya. Dengan cepat serangan itu tertangkis.

Namun Kasuka belum bisa bernafas lega. Sebuah tendangan melayang, sukses membawanya terpental cukup jauh.

"Tadi itu bagus. Tapi jangan selalu bergantung pada pedangmu. Apa kau mengalami retakan?"tanya sang bort mendekati Kasuka yang mencoba berdiri bertumpu pada pedang. Kasuka perlahan melihat pinggangnya yang sedikit hancur. Ia bergetar merasakan secara langsung perbedaan kekuatannya dengan Izaya. Izaya yang melihat reaksi Kasuka segera memungut pecahan Kasuka yang tercecer lalu membuat si lapis lazuli muda terduduk. Ia mengeluarkan perekat khusus dan membuka atasan Kasuka.

"Diamlah. Aku akan menyatukanmu kembali"

Kasuka mencoba menenangkan diri dan menghela nafas saat akhirnya ia bisa rileks.

"Lucu, bukan? Kita tidak bernafas tapi kita menghela nafas seakan kita bisa"

Kasuka terdiam.

"Kau tahu. Kau harus siap akan segala hal. Karena saat aku tidak ada, semua akan berakhir bagimu", tanpa sadar Izaya mengeratkan kepalan tangannya. Ia membayangkan Kasuka merasakan hal yang sama seperti apa yang pernah ia rasakan.

"Kekuatan yang besar ada bersama tanggung jawab yang besar"

Kasuka yang mulai paham arah pembicaraan ini hanya bisa menunduk diam. Ia lalu berdiri setelah Izaya selesai memperbaikinya.

"Mohon bantuannya, kakak"

Izaya tersenyum. Ia lalu berdiri dan menghunuskan pedangnya kembali.

1 kali serangan tertangkis. Yang kedua, dapat dihindari Kasuka. Izaya mengulum senyum puas kemudian mempercepat gerakannya.

Yang ketiga, menggores pipi Kasuka.

Izaya mengernyit. Ia akhirnya menyimpulkan bahwa Kasuka bukan tipe yang cepat bergerak. Sepertinya lapis lazuli yang satu ini harus dilatih sedikit lebih keras dalam mengontrol refleks tubuhnya. Tanpa basa-basi, Izaya melayangkan pedangnya ke sisi kanan wajah Kasuka.

Lalu sebuah perisai emas melayang entah darimana. Hampir mematahkan lengan Izaya kalau saja Izaya tidak segera membuang pedangnya dan menghindar.

Detik kemudian, Izaya merasakan sebuah lengan kokoh mencengkeram lehernya dari belakang dan seseorang langsung menindih tubuhnya yang ramping.

"Kau… KAU APAKAN KASUKA, HAH!"

Izaya menoleh dan langsung membulatkan mata. Tampak seseorang berbaju zirah emas, mata berwarna coklat, bertubuh tegap, dan berambut pirang menatapnya nanar. Dan orang ini bukan orang biasa. Orang ini bukan sebangsa dengannya.

Satu pertanyaan sukses meluncur dari mulutnya.

"Kau ini… apa?"


Helllllloooooowwww, miinnnnnaaaaaaaa~ 3 Mohon baca sampai akhir untuk kejutannya!

Pertama-tama, author harus mengucapkan maaf karena belum ada kabar sama sekali selama hampir 1 tahun. Dan sangat author sesalkan bahwa fanfic New Family masih belum ada perkembangan sama sekali. Hal ini dikarenakan notebook satu-satunya yang saya miliki rusak permanen bersama file-file fanfic di dalamnya. Oleh karena itu, mohon readers untuk maklum dan menanti perbaikannya selesai untuk kelanjutan fanfic New Family ToT

Sebagai gantinya, author melahirkan fanfic baru! (Jeng Jeng Jeng~)

Bagi yang belum tahu Houseki no Kuni atau Land of Lustrous silahkan cek di mbah gugel dan yutub. Walau fanfic kali ini mengambil dari anime tersebut, tapi author usahakan jalan ceritanya akan sangat berbeda.

Dari chapter 1 ini, author akan menjelaskan sedikit inti dari fanfic kali ini.

Bumi yang baru di fanfic ini dihuni oleh hewan, serangga, tumbuhan, dan 14 manusia batuan. Mari kita lihat urutan kelahiran mereka untuk membedakan siapa yang berperan menjadi adik dan siapa yang kakak :D ;

1. Izetsuki

2. Diamond, Kadota

3. Erika, Yumasaki, Togusa

4. Virus, Saki

5. Izaya, Hachimenroppi, Shinra

6. Kida

7. Ryuugamine (di sini nama si doi bukan Mikado biar ada kesan naganya gitu ^^), Psyche, Sakuraya

8. Linda, Hibiya

9. Kasuka

(Kenapa pas dihitung enggak 14? Karena udah ada yang diculik musuh).

Mereka, para manusia batuan ini, memiliki musuh yang mereka namakan lunarian (manusia bulan). Lunarian selalu muncul ke bumi untuk mengambil (atau menculik lebih tepatnya) salah satu dari mereka kemudian dibawa ke bulan, dan tujuan pengambilan paksa tersebut masih belum diketahui. Kalau kalian penasaran seperti apa lunarian itu silahkan cek di internet.

Sekarang kita bahas tentang kekuatan manusia batuan (sekalian belajar geografi dan kebumian :P). Kekerasan masing-masing dari mereka diambil dari skala mohs ;

1 : Talek

2 : Gipsum

3 : Kalsit

4 : Fluorit

5 : Apatit

6 : Feldspar ortoklas

7 : Kuarsa

8 : Topaz

9 : Korundum

10 : Intan

Dari kesepuluh skala mohs tersebut, jenis 1 adalah yang paling rapuh dan 10 yang paling keras. Jadi sekarang kalian bisa membedakan siapa yang terkuat di fanfic ini, kan? :D

Oke, sekian dari chapter kali ini. Semoga kalian suka dan tetap sabar menanti kelanjutan New Family (~^o^)~

*kalau ada pertanyaan, silahkan masukkan ke review. Favs dan follow sangat amat author apresiasi. DAN CEK IG AUTHOR DI : mynamenichi UNTUK MELIHAT FANART FANFIC INI! (akun di privat karena isinya khusus untuk para readers dan fujoshi/fudanshi saja, jadi mohon DM author dahulu jika hendak follow buat lihat isinya. Pasti author follow balik :D )