SWEET ESCAPE

(What can a 17 y.o do?)

.

.

.

TAEKOOK

Warn: BL, cute Kookie, typo(s), Ey(T)D

.

.

Apa yang dapat dilakukan remaja yang masih berumur 17 tahun? Well, jika kau bertanya pada Jeon Jungkook maka jawabannya adalah dia berani melakukan apapun dan hal itu termasuk kabur dari rumahnya. Yep, Jungkook did that.

Semuanya bermula ketika Jungkook akan memasuki liburan musim panasnya, ia yang tinggal di California dengan kedua orangtuanya berpikir untuk kabur selama libur musim panas. Maka setelah seminggu lebih ia menggodog idenya, akhirnya Jungkook menjalankan aksinya.

"Summer camp?" Jungkook mengangguki pertanyaan kedua orangtuanya.

"Kalian akan sangat sibuk selama musim panas, jadi lebih baik musim panas kali ini ku manfaatkan untuk ikut summer camp. Boleh kan Dad?"

Lima hari kemudian dia sudah berdiri di depan area perkemahan musim panas dengan diantar kedua orangtuanya. "Jungkook, tidakkah kau ingin ikut kami saja selama musim panas?"

"No, Mom. Kalian akan sangat sibuk nanti, jadi lebih baik aku bersenang-senang disini. Oh ya, disini dilarang menggunakan ponsel jadi aku meninggalkan ponselku di rumah. Kalian tak perlu khawatir dan jangan terlalu sering menelepon kemari, nanti aku bisa diejek anak-anak yang lain." Akhirnya dengan berat hati, kedua orangtuanya meninggalkan Jungkook di perkemahan musim panasnya. Atau begitulah yang mereka pikirkan.

Jungkook yang melihat mobil orangtuanya sudah menghilang segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. "Gyeom-ah, kau bisa keluar sekarang."

Yugyeom, teman sekaligus sahabat satu-satunya Jungkook keluar dari persembunyiannya dengan tas besar di tangan kanannya. "Kau beruntung aku tidak punya kegiatan yang bisa ku lakukan selama musim panas ini, Kook."

"Kau memang sahabat yang terbaik, Gyeom-ah! Jadi kau tinggal masuk saja kesana, bilang namamu adalah Jeon Jungkook. Ku rasa tak akan ada orang yang curiga kalau kau bukan aku."

"Ya ya ya, kau beruntung kita punya beberapa kemiripan. Sekarang pergilah temui hyung yang paling kau sayangi itu."

"Sahabat coconut-headku memang yang terbaik! Nikmati musim panasmu, carilah pacar disana!" Yugyeom hanya melambaikan tangannya pada sahabat coconut-headnya yang telah berlari menjauh, meninggalkannya di perkemahan musim panas.

Nice, now what?

-태국-

Pukul 07.00 di musim panas, matahari belum menyorot membakar kulit dan jalanan kota Seoul sudah dipadati oleh aktivitas. Adalah keputusan yang baik untuk mengawali hari dengan secangkir espresso untuk menghilangkan kantuk dan mencoba untuk mengumpulkan tenaga yang masih berceceran. Ditambah lagi hari ini adalah hari liburnya, ah~ benar-benar hari libur yang sempurna bagi Kim Seokjin.

Yah, setidaknya sampai ponselnya berdering menghancurkan suasana sunyi nan damainya. "Yeoboseyo?"

'Hyung~'

Mendengar nada ceria di seberang saluran teleponnya, kening Seokjin berkerut dan reflek ia menjauhkan ponselnya. Nomornya tidak terdaftar di ponsel Seokjin, tapi Seokjin yakin ia mengenal suara di sebrang. "No way!" dengan ragu-ragu ia mendekatkan kembali ponselnya ke telinga dan berbisik tak yakin, "Jungkookie?"

'Ehehehe, selamat pagi hyung!'

"Ya Tuhan, ini benar-benar Jungkook?! Kau membuat hyung terkejut saja, dasar anak nakal!" Seokjin mengusap-usap dadanya, adiknya ini sudah sebulan ini tak menghubunginya dan sekarang tiba-tiba saja ia meneleponnya pagi-pagi begini dengan nomor yang tak ia kenal pula. "Ada apa menelepon pagi-pagi begini, Kookie?"

'Hyung, aku ada di luar sekarang.'

"Kau pergi bermain dengan siapa sore-sore begini?" Adiknya ini sangat jarang main keluar saat pukul 06.00 sore, biasanya dia akan berada di dapur dan menunggui Anna asisten rumah tangga mereka membuat persiapan makan malam.

'Hyung, ini sudah pagi, sudah jam 7.'

Jam tujuh? Hmm, sama seperti di Seoul. Wait, WHAT? Seokjin menyemburkan espresso yang baru disesapnya, buru-buru a meletakkan cangkirnya dan masih degan terbatuk-batuk ia mencari tissue untuk mengelap bibir dan dagunya yang terkena noda kopi.

'Hyung, kau baik-baik saja?'

"Jungkook! Kau sekarang ada dimana sebenarnya?"

'Aku ada di depan gedung apartemenmu hyung.' Buru-buru Seokjin berlari menuju jendela apartemennya, dan memang benar ada remaja laki-laki yang tengah berdiri di depan gedung apartemennya dengan tas ransel dan kopernya serta satu tangan yang memegang ponsel.

"No way!"

'YES WAY! Jadi hyung, kamar nomor berapa yang harus ku masuki?'

Seokjin masih ternganga terlebih mendengar nada ceria adiknya yang sudah bertahun-tahun tak ditemuinya. Jadi adiknya yang masih 17 tahun kabur dari California ke Seoul? Ibunya benar-benar akan membunuhnya.

-태국-

Remaja laki-laki dengan surai coklat halusnya itu masih menunduk dengan semangat menghabiskan sarapan yang dibuatkan kakaknya. Sudah lama sekali ia tak menikmati masakan kakaknya, mungkin sudah hampir satu tahun? Jungkook jelas tak akan menyia-nyiakan sebutir nasipun!

"Pelan-pelan Jungkook, kau bisa tersedak." Seokjin menyodorkan segelas air putih dan duduk di hadapan adiknya yang masih ayik menikmati masakannya. Cara makannya seperti sudah berhari-hari tak makan saja anak ini. Jika ada yang menanyakan apa kemiripan antara kedua kakak beradik ini selain parasnya, maka itu adalah selera makannya. Mereka bisa makan dengan porsi yang banyak dan sering mengejutkan orang-orang saat mereka pergi makan berdua. Well, siapa yang tidak terkejut jika melihat porsi makan untuk enam orang atau bahkan lebih ketika hanya ada dua orang pria di meja?

"Aku kangen masakan Seokjin hyung!"

"Hmm, makananku saja ya? Denganku tidak?"

"Eyy, tentu saja aku merindukan hyung, kalau tidak aku tak mungkin di sini sekarang." Adik kecilnya ini pasti punya alasan kenapa ia jauh-jauh kabur ke Seoul, tapi melihatnya yang ceria seperti ini mengingat mereka sudah tak bertemu selama mungkin satu tahun membuatnya tak sampai hati untuk mencecar Jungkook dengan pertanyaan-pertanyaan.

"Kau tidak capek?" Dengan pipinya yang menggembung sembari masih menguyah makanannya, Jungkook menggeleng menjawab pertanyaan kakaknya.

"Aku sudah tidur di pesawat tadi." Menelan suapan terakhirnya dan meneguk segelas penuh air putih, Jungkook mendesah lega kini naga di perutnya sudah tenang. "Hyung, ayo jalan-jalan! Jalan-jalan!"

Seokjin menggelengkan kepalanya heran, adiknya ini tetap saja sikapnya seperti bocah. Bagaimana mungkin dengan badannya yang bongsor itu ia masih terlihat sangat manis? Dan sikapnya, jangan membuat Seokjin memulai bercerita bagaimana imut dan menggemaskannya adiknya itu walaupun kini ia sudah beranjak menjadi seorang pria, tapi adiknya memang bayi kelinci kesayangannya. Jangan bilang-bilang Jongkook, dia bisa ngambek. Jungkook jika sudah tantrum sangat susah membuatnya berhenti.

"Iya iya, untung hari ini hyung libur. Mandilah dulu setelah itu kita pergi, nanti kita bisa makan siang di restoran tempat hyung bekerja."

"YEAY! Hyung memang yang terbaik!" Yap, adiknya memang bayi kelinci. Maksudku Jungkook bahkan melompat-lompat kecil untuk ke kamar mandi. Yah, mungkin Seokjin bisa membiarkan adiknya lolos kali ini. Well, mungkin besok?

TBC

a/n: Jadi~ ini ff pertamaku dengan Jungkook sebagai pemeran pertamanya, tapi tentu saja namjin bakal nyelip hohoho~

BTW, ini masih bisa dibilang pengenalannya, konfliknya masih belum keliatan ya.

Sebenernya aku buat ini begitu aja tanpa perencanaan apa-apa, jadi yah~ nikmatin aja ya mau dibawa kemana kookie kita ini hohoho~