Why Do I Want to Die?

Naruto © Masashi Kishimoto

[Penulis tidak mengambil keuntungan secara materiel dari fanfiksi ini]

(Slice of life/Psychological)

.

.

Prolog

.

.

Aku pikir dengan menulis, aku dapat melarikan diri dari remuk rengsa duniaku sendiri. Namun, nyatanya tidak. Raga dan jiwaku justru terjebak dalam deretan kalimat yang menyambung menjadi sebuah paragraf yang beralur.

Kira-kira, sekitar 48 hari yang lalu, aku mengalami kecelakaan. Sebuah truk besar yang mengangkut kayu, menghantam mobilku begitu saja dan membuatku dibawa ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri.

Semua orang yang mengenalku heran, kenapa aku masih hidup?

Patah tulang hebat dan kehilangan banyak darah yang aku alami, sempat membuat mereka pesimis dan tak ada harapan.

Mungkinkah aku bisa diselamatkan?

Sedangkan aku, sebenarnya tak butuh diselamatkan. Mungkin.

Karena tema, alur, dan semua unsur intrinsik di dalam cerita ciptaanku memanglah terlihat sempurna dan luar biasa. Akan tetapi, tidak dengan cerita hidupku sendiri. Cacat dan busuk.

Mengerikan.

Aku adalah penulis yang mengerikan; tidak punya hati dan bermasa lalu menyedihkan. Entah siapa yang mau memedulikan aku di dunia ini. Semua orang pasti tahu jawabannya—pastilah tidak ada. Sebab aku tidak percaya Tuhan, atau lebih tepatnya membenci Tuhan. Dan aku sadar, semua yang ada di dunia ini hanyalah pemeran dari cerita yang dibuat-Nya. Segala tindakan sekecil apapun itu, sudah tertulis di skenario milik-Nya. Termasuk—hukumanku.

Tuhan menghukumku dengan mengambil seluruh ingatanku. Menyisakan sedikit pecahan yang mengantarku pada teka-teki masa lalu, dan di saat semua pecahan itu kembali tersusun seperti sebuah puzzle, aku menjadi jijik kepada hidupku sendiri.

Tak ada yang baik dalam hidupku.

Membuatku ingat akan dua pecahan yang Tuhan berikan padaku di awal kisah ini dimulai. Pecahan ingatan yang mengantarku bertemu dengan diriku di masa lalu, menawariku sebuah pilihan tetap tinggal di sana atau pergi. Tetap berbohong atau jujur. Tetap hidup atau mati.

Hai, Namaku Haruno Sakura. Aku adalah seorang penulis dan aku—ingin mati.

Tuhan sedang baik padaku. Dia menyisakan aku dalam dua ingatan. Seorang penulis dan mati, tetapi kenapa aku ingin mati?

A/n:

Terima kasih untuk Crystallized Cherry karena sudah membantu memberi krisar untuk prolog ini.