Kamu, Hujan, Senja, dan Rindu
Yara Aresha
a SasuSaku's Fanfiction
Naruto©Masashi Kishimoto
Warning :
Poetry, AU, OOC, Sasuke's POV
DLDR
Ini tentang kenangan yang sama-sama kita gantungkan, pada senja dan hujan.
Tentang rindu yang sama-sama kita pendam dan kita terbangkan lewat angin.
Senja itu kita saling menatap, di bawah guyuran hujan rintik-rintik.
.
Hujan yang menitipkan cerita..
Tentang kita yang saling berbagi kehangatan dan berbagi asa.
Tentang kita yang saling meyakinkan dunia, bahwa jatuh tak selamanya menyakitkan.
.
Jatuh cinta...
Ya, saat itu jatuh cinta adalah hal yang begitu indah.
Saat aku dan kamu menjelma kita, saling merindu dan menguatkan satu sama lain.
.
Semuanya tentang kita.
Kita yang berjalan beriringan, masih dengan latar senja dan guyuran rintikan hujan.
Kita yang saling menggenggam tanpa memperdulikan hiruk pikuk dunia.
.
Bahagia itu... Kita―dulu.
.
Dulu saat asa yang kita miliki masih saling berhubungan.
Saat kita masih saling melemparkan pandangan dan enggan melepaskan dari masing-masing bola mata.
Kini aku dan kamu sama-sama tersadar, sementara aku terbangun dengan setumpuk penyesalan.
.
Kita terpisah oleh egoku yang enggan mengalah.
Sampai akhirnya hujan itu mereda, senja tenggelam, meninggalkan rindu dan kita yang saling melupakan.
Mungkin hanya aku yang masih tak bisa melupakanmu
.
Sudahlah, mungkin memang aku tak seharusnya berharap kembali.
Meskipun, rasa itu selalu ada di sini, di hati ini.
Rasa itu tersimpan manis di sini, di suatu tempat di hatiku yang tak akan tergantikan oleh siapapun.
.
Uchiha Sasuke, menatap nanar ke depan altar di sebuah gereja yang telah di penuhi para tamu undangan dari berbagai kalangan. Ia duduk di kursi paling belakang, manik obsidiannya tak lepas dari kedua mempelai yang saling berhadapan itu. Lebih tepatnya, ia tak sedikit pun mengalihkan atensinya dari sesosok wanita cantik yang di balut dalam gaun putih panjang menjuntai. Wanita itu, Haruno Sakura―yang sebentar lagi akan berganti marga menjadi Sabaku Sakura―mantan kekasihnya, terlihat begitu bahagia. Senyuman manis yang tersungging di wajahnya begitu tulus, membuat siapa saja yang melihatnya luluh, tak terkecuali Sasuke.
Sakura dan pemuda dari keluarga Sabaku itu kini saling mengikrarkan janji sehidup semati. Lalu, Sasuke menahan napasnya sejenak, saat pemandangan di depannya menyajikan adegan yang membuat hatinya teriris, pemuda berambut merah dengan tato Ai di keningnya itu menempelkan bibirnya dengan bibir Sakura, mencium wanita musim semi itu di depan seluruh tamu undangan. Serta merta sambutan tepuk tangan yang riuh terdengar di sepenjuru gereja saat keduanya saling melepaskan diri. Sasuke tersenyum pahit. Menahan air matanya agar tak jatuh.
Ya, inilah permainan takdir. Kau tak bisa mengelak, menghindar, atau bahkan melawan. Yang bisa kau lakukan hanyalah menikmatinya, meresapinya, memahaminya, dan menerima apapun yang Ia kehendaki.
.
The End
