So, You're Hungry?


Disclaimer :

PJO, HOO, and any characters in it © Rick Riordan

Plot and dialogues are my made-up

I gained no financial advantages from this fanfiction.

Warning :

Semi!AR, OOC, TWT

.

.

.

.

.

"Apa jam makan siang masih lama?"

Nico di Angelo mengeluh sambil merapatkan tubuhnya di rindangnya pohon apel di Perkemahan Blasteran. Ia benci berada di luar saat siang hari. Tapi, semua pekemah tidak boleh terus mendekam di kabin dan tidur. Maka di sinilah Nico, dengan lunglai memegang Pedang Stygiannya. Peluh mulai membasahi kening Nico. Yah, ia memang gampang sekali berkeringat, seolah dirinya dan suhu panas tidak ditakdirkan bersama. Seolah, sih.

"Ya ampun, ini 'kan masih jam sepuluh, Nico." Will memutar bola mata. "Dan kau baru sarapan dua jam yang lalu."

Will Solace justru kebalikan dari Nico. Sebagai putra Apollo, bisa dibilang matahari adalah teritorinya. Will selalu menyeret Nico keluar untuk menikmati matahari. Ia memiliki tangan Penyembuh, dan tiap pagi, nasihatnya adalah : Kau butuh sinar matahari.

"Aku mau kembali ke kabinku saja," kata Nico merepet di bayangan pohon apel. Ia benci sinar matahari yang mengenai kulitnya.

"Tapi, kau butuh sinar matahari, Nico." Will menyambar tangannya. "Tiduran terus tidak sehat, tahu."

Nico merengut ke arah Will. "Tapi, aku lapar."

"Jadi.. kau lapar?" Will tampak berpikir-pikir sebentar. Kemudian seulas senyum muncul di bibirnya. "Oke, bagaimana dengan apel?"

Nico memandang sangsi. "Baiklah."

Will berlari ke arah kabin Dementer. Katie Gardener sedang berbicara dengan Annabeth. Will mengatakan sesuatu dan Katie mengangguk. Sedetik kemudian, sebuah apel berwarna merah muncul di tangan Will.

"Ini apelmu, Nico!" Will melemparkan apel merah itu. Nico memang lemas, tapi gerakannya masih sigap. Ia langsung menangkap apel yang dilemparkan Will. Kemudian, ia mengigitnya.

.

.

.

.

.

.

Tigapuluh detik.

Itulah waktu yang dibutuhkan oleh Nico untuk menyadari bahwa Katie dan Annabeth menatapnya dengan takjub. Sementara Will tersenyum puas. Nico berhenti mengigit apelnya.

"Apa?" katanya dengan bingung. "Apa apel ini diracuni atau apa?"

Will tersenyum lebar. "Oh, tidak kok."

Nico menyipit curiga, sebelum akhirnya ia melanjutkan memakan apelnya.

.

.

.

.

.

.

FIN

.

.

.

.

A/N :

Satu kata : CIEEEEEEEEEEEEE

Hayooo, ini ada plot-twistnya :'3

Yang ngerti greek stuff harusnya ngerti ya, karena ini sering banget jadi headcanon di fandom PJO x'D

Yang nggak ngerti, tinggalin review yaaa /ngarep rivui banget nih anak :'')/ and I will tell you the plot-twist.