Disclaimer: PS Company
Fandom [s]: the GazettE
Pairing [s]: AoixOC, and maybe some 'BL'
Warning: OOC (of course), typo [s], a little bit Boys Love. If you don't want that, please click 'back' button 'cause I don't want hear/see any FLAMES~ n_nv
Enjoy!
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini adalah hari pertama semester baru di SMA Peace Smile I. Di sebuah kelas berlabel X-1, di pojok ruangan duduklah dengan tenang seorang gadis blasteran Jepang-Italia dengan rambut cokelat gelap sepinggang yang digerai bebas menutupi punggungnya bagai tirai. Namun, yang membuatnya berbeda dari semua anak adalah matanya yang berbeda warna itu. Mata kiri hijau emerald dan mata kanan gold. Sebutalah ia memiliki mata dwiwarna. Dan hanya karena perbedaan 'kecil' inilah Sakura Adeleine dijauhi semua anak. Ia selalu sendiri. Melakukan apapun sendiri. Bermain sendiri, belajar sendiri, tinggal sendiri, dan bahkan untuk menghidupi dirinya ia harus bekerja part time.
Di depan kelas, di dekat pintu. Berdirilah sesosok pemuda tinggi berlesung pipit yang terlihat kikuk dengan keributan kelas yang sama sekali tidak memperdulikannya. Mata caramel-nya bergerak lincah mencari sebuah bangku kosong untuk ditempati. Buah usahanya adalah saat ia melihat sebuah bangku yang sepertinya tidak pernah ditempati. Sebuah bangku kosong yang di sebelahnya duduklah Sakura yang sedang menggoreskan garis-garis halus membentuk sketsa seekor burung surga, sang cendrawasih. Kakinya digerakkan dengan segera menghampiri bangku itu, tanpa memperdulikan sorot mata kasihan, iba, dan cukup jijik yang ditujukan padanya. Dan tentu saja yang bersangkutan tidak tahu.
"Ehem, apa sebelahmu kosong?" tanya si pemilik caramel itu.
"E, eh. Iya, tapi jangan duduk denganku. Aku-"
"AH, kosong ya!~ Baiklah kalau begitu." Potongnya sebelum Sakura menyelesaikan kalimatnya.
"T, tunggu dulu! Jangan seenaknya!" sergah Sakura panik. Membuat seisi kelas menoleh padanya dan sedikit berbisik.
"Ng? memangnya kenapa?" tanya pemuda itu.
"K, kalau kamu duduk denganku.. Kamu bakal dijauhi." Jawab Sakura lirih tanpa menghiraukan pandangan mengganggu dari semua anak.
"Kenapa sih? Ah, hei! Matamu itu-"
"J, jangan lihat!" cegah Sakura sambil menutup matanya rapat-rapat, mencoba menyembunyikan fakta bahwa matanya memiliki warna yang berbeda.
"Percuma kau menyembunyikan matamu. Nanti juga kelihatan." Ucap pemuda itu dengan nada malas.
"I, iya maaf. Reflek." Balas Sakura tanpa sedikitpun membuka kelopaknya.
"Buka dong. Aku pingin lihat." Pintanya sambil memegang pipi Sakura.
"Tidak mau! Kalau kubuka kamu akan takut dan menjauhiku!" tolak Sakura.
"Lalu kamu mau selamanya begini? Mau menutup matamu sampai kapan?"
"U, ukh…"
"Bukalah. Aku tidak akan menyesal." Pinta pemuda itu lagi dengan nada lebih serius, Kali ini berhasil. Dengan perlahan Sakura membuka matanya. Menampakkan kembali kedua iris berbeda miliknya.
'blush'
Wajah yang terlalu dekat, tangan hangat yang memegang pipinya, dan nafas si caramel yang terkadang menerpa dirinya membuatnya merona malu.
"Lihat. Apa aku kabur? Aku tidak kabur 'kan."
"I, iya.. H, hei! K, kamu benar tidak takut?" tanya Sakura sambil melepaskan tangan hangat pemuda caramel itu dari pipinya yang menghangat sebelum mebuat pemuda itu melihat wajahnya semakin memerah.
"Iya. Kenapa harus takut? Hehehe.. ^^ Aku Yutaka Uke. Panggil saja Kai." Ucap si caramel.
"A, Adeleine Sakura." Balas Sakura malu-malu.
"Hoho! ^0^ kita berteman ya, Sakura-chan." Ajak Kai.
'DEG'
Inilah sepatah kalimat yang paling ditunggu Sakura dalam hidupnya. Sepatah kalimat yang mengajaknya berteman. Sepatah kalimat yang sangat ingin ia dengar meski hanya sekali dalam seumur hidup.
"H, hehe. Yeah ^^." Balas gadis itu dengan senyum yang paling menawan, membuat Kai tersipu malu.
Doa awal pelajaran dan segala aktivitas belajar-mengajar pun dimulai. Meski tidak banyak yang berubah, setidaknya hari ini ia sangat senang atas hubungan baru bernama 'pertemanan'.
.
.
.
.
.
'KKRIING! KKRRING!'
[Setelah ini, kalian bisa istirahat siang. Panggilan kepada Siswi kelas X-I, Sakura Adeleine diharap segera menuju keruang OSIS sekarang dengan membawa tas. Terima Kasih.]
"Ah, Sakura! Kau dipanggil tuh." Kata Kai sambil mengeluarkan bekal makan siangnya.
"Eh? Iya ya. Ah! Aku kan belum mengisi berkas sekolah =x=." Balas Sakura.
"K, kau ini betul-betul ceroboh atau apa sih? sudah sana cepat. Kudengar OSIS di sini tidak suka anak-anak yang lambat."
"Iya, aku tahu. Bye Kai. Terima kasih sudah menemaniku hari ini! nanti Email aku ya." Pamit Sakura sambil menggendong tas punggungnya.
.
.
.
.
.
.
-Ruang OSIS-
"Jadi, ada keperluan apa aku dipanggil ke sini?" Tanya Sakura pada beberapa kakak kelas yang sedang duduk santai di ruang OSIS.
Ok, bisa dibilang tempat ini SANGAT MEGAH. Di ruangan ini ada TV Flat yang menggantung di dinding ber-wallpaper biru muda. Dengan alas berupa lantai marmer dan di beberapa bagian di tutupi karpet, ruangan ini lebih pantas di sebut Ruang Bersantai.
"Ng.. Bagaimana ya, ah begini! Sebaiknya kau menemui Ketua OSIS. Dialah yang memanggilmu. Kurasa ini soal berkas yang tidak diisi. Ruang Leader ada di sana. Pintu warna cokelat itu tuh." Jawab seorang senpai bertubuh pendek dengan rambut pirang gelap dan memakai beberapa piercing di telinganya.
"A, ah baiklah. Terima kasih-"
"Hiroto. Oogata Hiroto. Kau harus tahu nama anak OSIS dong!~ kan Cuma sedikit." Potong senpai itu cepat-cepat saat melihat Sakura ingin memanggil namanya.
Sementara Sakura pergi ke ruangan yang di maksud, datanglah empat orang siswa OSIS ke arah Hiroto. Yang berambut hitam dengan tinggi 178 cm, merangkul pundak si chibi dengan pelan. Si boncel *ditusuk stick drum* berambut hitam sedang merapikan dasinya. Sisanya, hanya duduk di sofa sambil sesekali mencuri ciuman.
"Shou-kun, Saga-kun! Jangan lakukan di sini dong! Nanti kalau Skaura-chan tiba-tiba keluar dan melihat kalian bagaimana coba?" Omel Hiroto pada sepasang kekasih 'tidak lazim' yang baru saja berciuman hangat.
"Maaf Pon-chan! Sakura juga masih lama 'kan?" balas Shou hangat.
"Huh. Bilang saja kamu sebetulnya iri karena seharian ini tidak dapat jatah ciuman dari Tora." Protes Saga dengan wajah datar.
Berbeda dengan pacaranya, Saga lebih tidak ramah kepada semua orang. Sedangkan Shou sebaliknya, ia selalu baik dan ramah. Mungkin itulah yang membuat mereka cocok.
"E, eh? Apa maksudmu Saga? Aku tidak iri kok!" Sergah Hiroto malu-malu. Tiba-tiba tangan besar dan kekar itu melingkar di pinggang ramping Hiroto. Si pemilik tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri, Tora.
"T, Tora-kun! A, apa yang kamu lakukan?" Tanya Hiroto dengan wajah sudah menyamai kepiting rebus siap makan (?).
"Aku hanya ingin membuat kita tidak kalah dengan pasangan 'freak' di sana kok Pon." Jawab Tora sambil menunjuk dua sahabatnya yang lagi-lagi berciuman.
"A, apa?"
Tanpa banyak bicara, Tora segera mendorong maju tubuhnya. Mempersempit jarak diantara mereka dan akhirnya membuat bibir keduanya bersatu. Hiroto mendesahkan simfoni kecil saat otot basah Tora menelusup kedalam mulutnya, menginspeksi tiap inci dari mulut si 'pon chibi' itu. menyapai ke-32 gigi Hiroto.
"T, Tora-kun c, cukup.. A, aku sudah tidak kuat!" Pinta Hiroto lemah. Tora akhirnya berbaik hati melepas pagutan bibirnya membuat jembatan saliva tipis diantara mereka.
"Heh, bagaimana Pon? Mau melanjutkan?" Tanya Tora nakal.
"A, apa sih! Tora-kun ih mesumm!" seru Hiroto sambil melempar bantal yang di balas dengan senyum menggoda ala Tora.
"T, Tora jangan menggoda Hiroto lagi dong….." Lerai Nao.
"Yeee Nao ih! Salahmu ngga punya pacar." Goda Tora dan kali ini sasarannya Nao.
"A, apaaaa? A, aku punya kok! Suatu saat aku akan punyaaa! UOOOOHH!" Oke, Nao berubah OOC. Wah, sampai ada background ombak berdesir segala ==
Oh my, jangan tanya bagaimana Saga dan Shou. Mereka sudah duluan masuk kamar khusus di ruang OSIS ini. yeah, tidak hanya ada TV flat dan segala macamnya. Di ruangan khusus OSIS ini ada beberapa kamar untuk beristirahat dengan tenang tanpa di ganggu siapapun. Ada empat Kamar berpintu sama dengan nomor-nomor menghiasi tiap pintunya.
"Ahahaha maaf Pon. Nanti saja ya aku kerumahmu." Kata Tora sambil mengelus kepala Hiroto yang terududuk di atas perutnya.
"Huhuhu! Tora-kun jeleeekk TTATT sukanya nggodain aku melulu.." Keluh Hiroto.
"Pfft! Habis kalau kamu tidak ku goda rasanya bukan aku saja." Balas Tora sambil mencium pipi Tora lembut.
.
.
.
.
.
-Ruang Ketua OSIS-
.
.
"Selamat siang." Sapa seorang senpai dan kali ini berwajah sangat cantik dan menawan.
"S, selamat siang." Balas Sakura gugup.
"Aku Uruha Takashima." Kata senpai itu sambil tersenyum hangat.
"Eh, iya. S, salam kenal. Anu, ada apa ya memanggilku?" Tanya Sakura.
"Duduklah dulu chibi." Sahut sebuah suara yang berasal dari balik meja Ketua OSIS.
"A, aku tidak pendek." Balas Sakura malu sambil duduk di depan meja itu.
"Aku Shiroyama Aoi, ketua OSIS SMA PS I." Kata suara itu lagi. Di hadapan Sakura kini duduklah dengan tenang sesosok pemuda tampan dengan bibir menawan, berpiercing banyak, dengan mata hazel *ngarang sumpah! Jangan di protes =_= anggep aja begitu* yang menatapnya tajam.
"H, hai Shiroyama-senpai…" Balas Sakura gugup.
"Tolong isi berkas ini Adeleine-san. Kami butuh data untuk sekolah." Pinta Aoi sambil memberikan sebuah map cokelat bertuliskan nama lengkap Sakura. Sakura meraihnya dan membuka-bukanya.
"Harus kuiisi sekarang atau besok aku kembalikan?" tanya Sakura.
"Sekarang dong. Kamu ini ternyata tidak hanya chibi! Ternyata kamu juga Baka!." Jawab Aoi sambil sedikit 'mengkritik' dengan pedas.
"Hah! Aku hanya bertanya, senpai Mujaer!" Balas Sakura tidak terima.
"Hoi, hoi! Ada apa sih, ribut sekali! Mengganggu tidurku saja." Kata boncel *dicekek kabel mic* berambut pirang bernama Ruki.
"Ah, maaf membangunkanmu Ruki. Anak ini berisik banget ya?" Ucap Aoi sambil menunjuk Sakura yang masih menyisakan sedikit aura membunuh.
"Sudahlah leader, jangan digoda terus. Memangnya leader mau menyandang titel 'Ketua OSIS penggoda cewek'?" Sahut senpai yang memakain noseband.
"Aih, rupanya Reita juga terbangun ya?" yang ini Uruha yang bicara.
"Iya nih gara-gara mereka aku jadi tidak nyenyak tidurnya." Omel Ruki dengan mata setengah tertutup.
"Si, siapa suruh tidur di sini boncel? Kamar juga masih kosong dua!" Balas Aoi.
"Kok tiga?" tanya Reita.
"Yang satu sudah dipakai SagaShou." Jawab Uruha sambil memainkan rambut Sakura.
"S, senpai hentikan.. Geli tahu.." Pinta Sakura.
"Uruha, lebih baik kamu bereskan berkas yang ada di meja rapat. Berantakan tuh. Daripada mainin rambut anak tidak jelas seperti dia." Usul Aoi.
"A, apa!"
"Halah, bilang saja deh kamu cembur =3=~ Ya sudahlah. Aku akan membereskan berkas-berkasnya. Ruki dan Reita mau 'mengganggu' mereka tidak?~" tawar Uruha. Sejenak Ruki dan Reita berpandangan dan akhirnya tersenyum mesum.
"Wah, foursome boleh juga." Kata Reita santai sambil berdiri.
"E, EH?"
"Ssst, jangan keras-keras Rei. Ada anak 'polos'! kamu benar~ Sedikit 'permainan'pasti juga akan menarik." Balas Ruki.
"Sudah jangan pedulikan mereka. Biarkan saja orang-orang itu! kamu cukup mengisi data-nya." Kata Aoi sambil memberikan pulpen hitam.
"Eh? T, terus gimana pelajaranku selanjutnya?" tanya Sakura khawatir. Meski ia tidak suka keadaan kelas tetap saja ia tidak ingin ketinggalan pelajaran. Tidak ada teman bukan alasan untuk tidak menjadi pandai!
"Aku izinin nanti."
"..." diam sebentar.
"EEHHH?" teriak Sakura tidak percaya.
"Sudahlah! Cepat isi datanya."
"I, iya."
Dan akhirnya di ruangan itu hanya ada Sakura dan Aoi yang duduk berhadapan dan masing-masing sibuk dengan pikiran dan pekerjaan mereka sendiri-sendiri. Membuat seisi ruangan begitu hening dan sunyi, menciptakan kecanggungan di antara mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC~
A, aih.. Kesampaian juga buat fic ini.. fic ini sebenernya uda ada draft sampe 3 chapeter sih.. tapi mau ngga mau update Cuma bisa mingguan. Maklum, anak SMA dengan nilai jeblok seperti saya mana pernah sih bisa lowong? =A= *curhat mbak?*. ya sudah.. Ini.. Pertama kali saya bikin fandom play/musical. Mohon Review desu 3
