Sahabat adalah salah satu anugerah yang paling indah dalam kehidupan. Sahabat selalu bersama dalam keadaan apapun. Susah maupun senang. Sedih maupun tertawa. Suka maupun duka.

Sahabat sejati tidak akan pernah meninggalkanmu. Sahabat sejati selalu menerimamu apa adanya. Sahabat sejati tidak segan-segan menegurmu untuk kesalahanmu. Sahabat sejati memelukmu di setiap badai permasalahanmu.

Sahabat adalah hal terbaik yang bisa kau miliki.

.

Dedicated for my special bestfriend.

.

Disclaimer © Masashi Kishimoto.

Hak milik saya hanyalah ide cerita ini.

Rated : T

Summary : Sakura dan Sasuke adalah sahabat yang tidak terpisahkan. Mereka tidak bisa membayangkan yang satu tanpa yang lain. Harapan mereka adalah supaya mereka bisa terus bersama selamanya.

WARNING! OOC, gaje, abal, dan kekurangan lainnya.

.

Love Between Me and You

By: Felicia Rena

.

.

Dont like don't read

Happy reading!

.

#1: Sahabat

.

"SAKURAA! Kita berhasil! Kita diterima!" Sorakan seorang pemuda berambut kuning dan jabrik seperti duren itu begitu memekakkan gendang telinga seorang gadis berambut pink sepinggang yang berada di sebelahnya.

"Huuhh—Naruto, kamu bisa bikin aku jadi tuli nih!" Gerutu gadis pink yang dipanggil Sakura sambil menggosok-gosokkan tangan ke telinganya.

"Hehehe... Iya, maaf deh, Sakura," kata Naruto cengengesan. "Aku kan senang sekali bisa satu sekolah sama kamu lagi."

"Gombal kamu!" Gerutu Sakura.

Sakura kemudian menoleh pada gadis berambut indigo di sebelahnya,"Syukurlah kita bisa satu sekolah lagi ya, Hinata."

"Ya, Sakura. Aku sangat senang! Semoga nanti kita satu kelas ya," ujar Hinata sambil tersenyum.

"Hei, teme! Syukurlah kita bisa satu sekolah lagi ya," kata Naruto sambil merangkulkan lengannya pada pemuda berambut raven di sisi lainnya.

"Hn. Jangan pegang-pegang, dobe. Malu-maluin," kata pemuda raven itu sambil menyingkirkan lengan Naruto yang melingkari pundaknya.

"Huh! Kamu benar-benar dingin padaku, Sasuke. Apa artinya kedekatan kita selama ini?" Gumam Naruto berlebihan.

"Hentikan dobe! Kamu ini bisa membuat orang lain salah paham tahu!" Desis Sasuke.

"Hahahahaha..." Sakura dan Hinata tertawa terbahak-bahak melihat kedua teman mereka itu.

"Tega sekali kalian malah menertawakanku," ujar Naruto pura-pura tersinggung.

"Hahahaha...Habisnya kalian ini selalu saja begitu. Kamu lucu, Naruto. Hahahaha," tawa Sakura.

"Sepertinya kamu sedang senang sekali ya, Sakura?" Tanya Naruto dengan gaya menyelidiki.

"Tentu saja, Naruto! Sakura pasti senang karena bisa satu sekolah dengan Gaara. Iya kan, Sakura?" Goda Hinata.

Refleks rona merah menjalari kedua pipi putih Sakura. Gadis pink itu melemparkan pandangan awas- kau- nanti pada Hinata. Naruto membulatkan mulutnya sehingga membentuk huruf o mendengar penjelasan Hinata.

"Hahahaha! Begitu ya Sakura- chan? Senang sekali rupanya?" Ledek Naruto.

"Diam!" Seru Sakura yang wajahnya sudah sangat merah dan membuat Naruto semakin bersemangat untuk menggodanya.

"Ehm. Sepertinya yang sedang kalian bicarakan itu sedang menuju kemari," kata Sasuke.

Sakura menolehkan wajahnya dengan cepat. Jantungnya langsung berdebar cepat saat melihat sosok pemuda berambut merah sedang berjalan mendekatinya. Senyum manis terukir di wajah pemuda itu.

"Hai, Sakura."

"Gaa—Gaara- kun," balas Sakura gugup.

"Boleh kupinjam Sakura sebentar?" Tanya Gaara.

"Silahkan saja dibawa. Tapi tolong kembalikan dia dengan selamat atau kamu kembalikan dia sendiri pada ibunya," ujar Sasuke sambil tersenyum jahil.

"Sasukeee!"

"Hahaha... Bercanda kok, Sakura," kata Sasuke lagi.

"Huh! Kamu memang menyebalkan, Sasuke!" Gerutu Sakura. "Bye, Hinata!"

"Bye, Sakura!"

"Hei! Sakura! Kenapa tidak ada ucapan sampai nanti untukku?" Teriak Naruto saat Sakura mulai menjauh bersama Gaara. Pada akhirnya yang didapatkan oleh pemuda duren itu hanyalah jitakan di kepalanya dari Sasuke.

"Sasuke! Kenapa menjitakku? Huh—awas kamu ya! Sini kupeluk!" ujar Naruto kesal sambil merentangkan kedua tangannya.

"Hiihh—menjijikkan!"

.

.

"Selamat ya, Sakura. Kamu bisa diterima di sekolah ini. Aku bangga sekali padamu," ujar Gaara.

Gaara mengajak Sakura berkeliling Konoha High School. Sesekali Gaara menjelaskan letak-letak ruangan yang ada di sekolah itu. Gaara memang satu tahun lebih tua dari Sakura. Jadi Gaara akan menjadi kakak kelas Sakura di Konoha High School ini.

"Terima kasih, Gaara- kun. Aku juga senang sekali bisa diterima di sekolah ini," ujar Sakura riang.

"Hahaha... Baik-baik ya disini, Sakura," kata Gaara sambil mengacak rambut panjang Sakura.

"Hei, jangan diberantakin dong! Aku kan sudah menghabiskan setengah jam waktuku untuk menyisirnya," gerutu Sakura.

"Setengah jam untuk menyisir rambut?" Tanya Gaara sambil mengangakat alisnya.

Sakura menoleh ke arah Gaara dengan sedikit memajukan bibirnya. "Oke. Aku cuma bercanda. Jangan lemot gitu dong, Gaara- kun."

"Hahahaha... Aku tahu kok, Sakura. Jangan ngambek gitu dong. Nanti tambah jelek loh," gurau Gaara.

"Huh! Biarin aja! Kalo aku jelek berarti kan Gaara- kun sukanya sama cewek jelek," ujar Sakura sambil tetap cemberut.

Gaara masih saja tertawa melihat tingkah Sakura yang justru sangat menggemaskan baginya. Gaara sudah ingin sekali mencubit hidung Sakura yang mancung itu.

"Kalo gitu kamu cantik deh. Cantiiiikk bangett," puji Gaara.

"Bilang gitu cuma biar kamu nggak dibilang suka sama cewek jelek kan?" Tuding Sakura.

"Ya nggaklah, Sakura sayang. Beneran kok kamu itu cantik. Sumpah deh," Gaara mulai mengeluarkan sejurus rayuan gombalnya.

Walaupun masih dengan bibir yang manyun, tapi rona merah masih sempat mampir memenuhi wajah Sakura. Gaara semakin gemas melihat Sakura yang memerah.

"Tuh kan merah! Senang ya dipuji sama aku?" Goda Gaara.

"Aaaahhh! Gaara- kun usiill dehh!" Seru Sakura yang wajahnya semakin memerah. "Aku mau pulang!"

"Beneran sudah mau pulang?"

"Iya. Aku sudah janji mau pergi belanja peralatan sekolah sama okaasan. Nanti aku ditunggu di rumah," kata Sakura.

"Hm. Pulang sama siapa?"

"Sasuke. Seperti biasa," jawab Sakura.

"Boleh ku antar?"

"Eh? Tapi Sasuke—?"

"Nanti biar aku yang bilang sama Sasuke," ujar Gaara. Kemudian pemuda itu merangkulkan lengannya di pundak Sakura. "Ayo!"

Malu-malu tapi mau, Sakura mengikuti Gaara yang membawanya keluar sekolah menuju parkiran dimana Sasuke menunggu Sakura.

"Sasuke!" Panggil Gaara saat dia menemukan sosok Sasuke sedang membaca buku.

Gaara melepaskan rangkulannya pada Sakura sambil berjalan mendekati Sasuke. Sakura merasa sedikit kecewa saat Gaara melepaskannya.

"Hn? Sudah selesai?" Tanya Sasuke.

"Begini Sasuke, kali ini biarkan aku yang mengantar Sakura bagaimana?" Tanya Gaara.

Sasuke menaikkan kedua alisnya pada Sakura yang balas menatapnya dengan wajah sewarna dengan rambutnya. Tapi Sakura menatap penuh harap pada Sasuke.

"Hn. Baiklah kalau begitu. Tapi ingat, bawa dia langsung ke rumahnya dengan selamat dan tidak kurang satu apapun. Bisa-bisa aku yang kena omelan nanti kalau terjadi sesuatu pada Sakura. Oke?" Kata Sasuke.

"Hahaha—Baiklah. Akan kubawa dia langsung pulang kerumahnya dengan selamat. Dan akan kupastikan juga dia tidak akan kehilangan satupun anggota tubuhnya," janji Gaara.

"Oke. Kalau begitu sana! Cepat bawa dia pergi," ujar Sasuke dengan gaya mengusir.

"Mengusirku, nih?" Sindir Sakura.

"Bagus kalau kamu tahu," jawab Sasuke sambil nyengir dan membuat Sakura mengerucutkan bibirnya lagi.

"Ayo, Sakura," ajak Gaara.

"Eh, iya. Bye, Sasuke!"

"Hn."

.

.

Sakura memasuki kamarnya yang bernuansa pink dengan hati berbunga-bunga. Apalagi yang bisa merusak kebahagiaannya sekarang? Dia berhasil masuk ke Konoha High School yang merupakan sekolah paling elit sekaligus yang persaingannya paling ketat di Konoha. Tentu saja hal ini juga membuat kedua orangtuanya bangga padanya. Selain itu—Sakura juga bisa satu sekolah dengan pacarnya, Gaara. Sakura berharap dengan satu sekolah, mereka bisa menjadi lebih dekat lagi.

Sakura menghempaskan diri ke atas tempat tidur dan memeluk boneka lumba-lumba pink kesayangannya. Senyum tidak bisa lepas dari wajahnya yang berseri-seri. Dia mengingat-ingat lagi saat tadi Gaara merangkulkan lengannya di pundak Sakura. Juga saat Gaara menggenggam dan mencium tangan Sakura saat Sakura akan masuk ke dalam rumah.

Sakura bangkit dan berjalan menuju meja belajarnya. Dia mengambil kalender yang bergambarkan fotonya dengan Gaara. Kalender itu dia desain dan dia cetak sendiri dengan menambahkan fotonya berdua dengan Gaara. Sakura menamai kalender itu dengan kalender cinta. Dia mencatat pada kalender itu setiap hari yang berkesan baginya dengan Gaara. Juga setiap janji-janji kencannya.

Sakura mengambil spidol—yang juga warna pink—dan memberi tanda pada tanggal hari itu dengan bentuk hati. Satu lagi hari bahagianya dengan Gaara.

Sakura yakin—setelah ini pastilah kalender cintanya akan semakin dipenuhi dengan gambar-gambar hati. Karena dia percaya dan berharap hari-harinya setelah ini dengan Gaara akan semakin penuh dengan kebahagiaan.

.

.

To be continue...

-Felicia Rena-

.


A/N: Huaahh... Ini fic Naruto pertamaku. Gomen kalau banyak kesalahan. Saya adalah pengembara yang baru-baru ini aja nyasar di fandom ini. Saya juga baru-baru ini aja suka Naruto. Jadi maaf kalau pengetahuanku masih sedikit. Adakah yang mau membantu? Hehehe...

Gimana pendapat kalian ama fic ini? Apakah sebaiknya keep or delete?

Saya mengharapkan reviewnya yaaaaa...