INQUIRY

By TheBlackCobra


Maincast

ChanBaek. Temukan sendiri tokoh yang lain.

Alur

Maju-Mundur. Biar enak.


Hantu masa lalu kembali memanjangkan taringnya. Kebangkitannya membutuhkan jiwa keluargamu. Dia akan menelan seluruh dunia dan membuatmu sebagai persembahan awal mula kisahnya.

Baekhyun akan menjadi orang itu.

.

.

One.

.

.

Tangan Baekhyun yang penuh goresan menggigil. Itu bukan hanya goresan kecil, tangan itu terihat seperti tangan orang gila yang memarut kulitnya ke aspal. Bahkan serat putih dagingnya tersingkap mengeluarkan darah.

Tubuhnya penuh keringat, kotor tanah memenuhi baju dan badannya. Tak henti-hentinya ia bernapas pongah, seolah udara di bumi ini menipis seperti kertas, menguap seperti kabut.

Baekhyun menelan air liurnya sendiri, merasakan rasa pekat tembaga dari darah yang mengering. Ia mencoba bicara.

"Aku... a-aku akan menusuk diriku. Saat aku bangun lagi, kamu harus ucapkan kodenya. O-oke? Saat aku bangun... sekejap setelah aku bangun ka-kau harus langsung ucapkan kodenya," Baekhyun meringis menangis. "Jika aku menjawab dengan kode balasan maka aku berhasil. A-aku berhasil. Tapi jika... aku, aku tidak menjawab dengan kode, kau harus bunuh aku, ya? Jangan berpaling karena dia akan menghadangmu, jangan lari karena dia akan mengejarmu... kau harus bunuh aku, ya. Aku ingin kamu hidup. Ini... ini," Baekhyun menunjuk, menepuk dadanya keras. "Bukan aku lagi, ini orang lain... semirip apapun tingkahnya, sekuat apapun bujukkannya kamu harus tetap membunuh aku... ya?"

Pemuda di hadapannya menunduk menangis, gemetar. Badannya bahkan tidak bisa lebih gemetar lagi dari ini. Ia menggeleng kuat-kuat, menolak rencana Baekhyun.

"Ti-tidak," Pemuda itu menggenggam lengan Baekhyun. Ketakutan merayap di punggungnya. "Aku takut, takut, takut, takut, takut." Jerit pemuda itu.

Baekhyun tetap gigih. Tidak ada cara lain, semua orang tahu itu. Makhluk ini... parasit ini tidak akan menyerah sampai ia bangkit lagi. Baekhyun mengambil bambu runcing yang terikat di punggungnya, menyerahkannya secara paksa ke jemari pemuda itu.

"Tidak... aku mohon..." Pemuda itu menangis pilu.

"Jika ada cara lain, maka akulah yang akan memohon, akulah yang akan mengemis setitik harapan."

Baekhyun memegang erat jemari pemuda itu agar tidak melepaskan genggamannya pada bambu runcing.

"Aku menyayangimu... Jika aku lebih memperhatikan, lebih peduli, lebih mendengarkan, semua tidak akan seperti ini. Aku menyesal... menyesal. Aku minta maaf. Kamu takut? Aku bahkan lebih takut. Kalau... kalau aku tidak menyebutkan kodenya. Bunuh aku, ya... ya?"

Baekhyun memeluk erat pemuda yang bahkan bersuara pun sudah tercekat. Mencium sayang keningnya seakan pemuda itu ingin berangkat kuliah ke luar negeri.

Kemudian Baekhyun melangkah mundur. Mengambil salah satu pecahan kaca yang tersebar di penjuru rumah.

Baekhyun menatap pemuda itu lekat, seluruh tubuh pemuda itu kucel sekucel dirinya, kacau sekacau dirinya, menderita dan terluka sama sepertinya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan pemuda ini, adiknya tercinta. Keluarga terakhir yang ia punya, satu-satunya yang tersisa.

Dengan seluruh tekat bulat yang Baekhyun miliki, ia menancapkan pecahan kaca itu ke perutnya. Kaca itu menembus perut Baekhyun. Menyayat perih dirinya, membuat perutnya melilit menderita. Ia terjatuh tak sanggup menopang dirinya sendiri. Tangan Baekhyun yang gemetar penuh goresan masih menusuk perutnya dengan kaca. Ia mendengar jeritan pilu adiknya lagi. Sebelum semua mengabur dan gelap, Baekhyun masih bisa bergumam.

"Aku menyayangimu, lebih dari apapun."

Tbc.


yang baru dan horor.