FATHER'S FAVORITE SON

NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

.

.

.

Pagi ini sangat cerah, langit begitu bersih dan biru walaupun hawa sedikit dingin. Emang kapan Konoha tidak mengalami musim dingin? Bulan-bulan ini emang bisa membuat tubuh menggigil.

Seorang lelaki menggeratkan jaketnya semakin rapat berusaha mengusir sedikit rasa dingin di tubuhnya, namanya Uchiha Sasuke anak sulung dari Fugaku Uchiha pemilik toko buku yang sangat tersohor di Konoha.

Remaja yang cukup di kenal karena wajahnya yang rupawan bak dewa, pintar dan paling jenius di kelasnya dan juga karakter dan sifatnya yang acuh tak acuh menambah poin plus di mata-mata gadis di sekolahnya.

Hari ini juga begitu berarti baginya, hari kelahirannya. Ibu dan ayah di rumah berjanji akan menutup toko sebentar demi merayakan hari jadinya nanti malam. Walau ia sama sekali tidak menyukai pesta tapi ia tidak keberatan dengan perhatian yang di berikan oleh keluarganya.

Sasuke melangkah dengan tenang ke sekolah, sampai seorang gadis berambut gulali memanggilnya dengan ceria yang berlebihan.

"Sasuke-kun! Pagi! Happy day!" serunya sambil menyodorkan sebuah sapu tangan cantik berwarna pink dengan pita besar di atasnya, Sasuke dengan malas mengambilnya.

"Hn, makasih," katanya cuek, dan tanpa disuruh gadis yang bernama Sakura itu berjalan di sampingnya dan berceloteh sesuka hati.

Sakura bisa di sebut tetangganya, anaknya sangat ceria, cerewet plus kasar. Sebenarnya Sasuke malas bertemu dengan orang yang super berisik begini, tapi Sakura itu teman yang sangat baik.

"Nanti di sekolah pasti heboh! Padahal aku ingin kasih hadiah kejutan, tapi kalau di sekolah mana bisa!" katanya sambil cemberut, "Fansmu bejibun." Sasuke hanya melirik setengah hati mendengar keluhan gadis ini. Ia juga harus bersiap-siap dengan terror berupa hadiah yang banyak, ia jadi kesal dengan hanya memikirkannya.

"Uuuh lihat tv kemarin? Special kisah hantu. Takut sekali, ya." Ah gadis ini cepat sekali mengubah topic pembicaraannya, kadang karena itulah ia sedikit menyukai Sakura.

"Kalau takut kenapa nonton?"

"Uuu~~~Sasuke kamu nggak asyik." Pria itu memutar bola matanya melihat gadis itu merajuk, sungguh tidak cocok dengan sifatnya. Namun seperti tebakan Sasuke selanjutnya gadis ini kembali berisik dan bercerita tentang apa yang ia nonton semalam.

Dari pembicaraannya Sasuke tahu perempuan ini sama sekali tidak takut pada hal demikian, tapi si gadis Nampak berpura-pura. Apa semua gadis-gadis begini ya? Untuk menarik lawan jenis. Berpura-pura lemah agar dilindungi.

Ahh… tapi apa peduli Sasuke.

Ia mengabaikan wanita itu dan terus berjalan sambil membuka buku pelajarannya, tapi tiba-tiba perempuan itu menahannya, membuat ia gusar. "Ck, Apa?"

"Sasu! Anjing~~" Sasuke melihat kedepan.

Disana ada seekor anjing header tapi ukurannya tidak normal, sangat besar berdiri dengan lidah terjulur keluar dan matanya sangat mengancam.

GEEERRRR!—suaranya juga cukup keras.

"Anjingnya besar banget." Itu ucapan terakhir Sakura sebelum anjing itu berhambur kearah mereka. Dengan kocar-kacir sambil mengumpat mereka menghindari kejaran anjing yang buas itu.

GUK! GUK! GUK!

"Sasuke tolooong!" Sasuke melirik gadis itu yang tertinggal. "Cepat lari, bodoh!" bentak Sasuke kesal, namun malang, Sakura tersandung dan terjatuh.

Sasuke cemas ia hendak berbalik untuk menolongnya tapi anjing yang mengejar mereka tidak peduli sama gadis itu ia malah bernapsu untuk mengejar Sasuke.

Lelaki itu kembali mengumpat dan secepat kilat kabur. "Kusooo! Kenapa aku!" sialnya anjing itu rasanya punya kecepatan lari seperti macan, karena secepat kilat anjing itu sudah menerjang dan hampir mengenai bahu Sasuke. Kalau tidak sebuah tangan yang menarik bahunya dan mencengkeram anjing besar itu.

Laki-laki dengan mata sebiru lautan, rambutnya keemasan berkibar diantara peluh yang menetes. Rahangnya kokoh, kulitnya kehitaman dan tangannya—tangan seorang pahlawan.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya dengan suara yang berat, dia benar-benar lelaki asing tapi entah kenapa rasanya bisa diandalkan. Tanpa sedar ia terhipnotis dengan pandangan di depannya.

Namun seseorang menarik bajunya membuatnya sadar dan menoleh pada orang dibelakangnya yang ternyata Cuma anak kecil. Ia menyodorkan sapu tangan padanya.

"Hn." Jawabanya sambil mengambil sapu tangannya dari pria cilik itu. Bocah itu melihatnya malu-malu,ia memang kurang bisa mengucap terimakasih.

"Bilang terima kasih, kek! dia sudah capek-capek mengambilnya pria sombong." Ejekan itu membuat sasuke geram, ia salah karena terpesona pada pria pirang konyol yang menolongnya tadi. Lelaki ini sangat menyebalkan.

Kalau dilihat dari wajah pria besar dan si kecil ini, mirip, walau rambutnya beda. Mungkin saja mereka adik kakak. Adik kecil itu mendekat dan memegang sudut bajunya sambil menundukkan kepalanya.

"Naruto, anjingnya?" Ah Sasuke baru sadar tentang anjing yang di cekik oleh pria bertubuh besar ini.

"Bodoh Menma, ini bukan anjing tapi goro-goro." Katanya sambil cengar-cengir, ia tenang-tenang saja bahkan saat anjing besar itu tiba-tiba berubah menjadi binatang aneh. Sanggup membuat Sasuke syok.

(goro-goro semacam siluman yang menyerupai serangga)

"Tuh kan goro-goro, hahahah." Sekarang Sasuke mulai tidak mempercayai matanya sendiri. Kejadian aneh apa yang sekarang menimpanya?

"Menma lubang."

"Baik." Dua lelaki aneh di depannya tidak merasa aneh padahal yang mereka lakukan adalah hal ganjil. Sasuke yakin kalau mereka bukanlah manusia. Apalagi saat si pria kecil membuat lubang hitam gede di dinding, lubang itu berputar dengan cepat dan si pria pirang langsung melempar mahkluk yang seperti kecoak itu kedalam sana. Dan menghilang.

Sasuke sudah pada tahap parah syoknya, tanpa mengatakan apa-apa ia langsung tancap kaki dari dua mahluk aneh tersebut.

Pria kecil itu hanya melihat dengan pandangan sendu kearah Sasuke yang terus lari.

"Kenapa tu si pria sombong?" si pria kecil menggeleng. Sambil terkekeh pria pirang itu kembali bertanya, "Gimana menurutmu, Menma." Si pria kecil melihat lagi kedepan sambil bersemu.

"Hmm~~senang bertemu~~"

"Sasuke kau tidak apa?" Sasuke mengatur nafasnya yang memburu saat Sakura tepat di depannya, ia memegang bahu perempuan cantik itu membuat Sakura memerah. "Sasu…"

Sekarang pipinya tambah merona ketika tangan lembut Sasuke mengenggam tangannya, belum pernah Sakura merasakan diperlakukan oleh Sasuke seintim ini, apa jangan-jangan karena dikejar anjing tadi akhirnya pria ini sadar kalau selama ini Sasuke punya perasaaan sama Sakura.

Oh bunga apa Yang sekarang berguguran indah di hatinya? Oh malaikat cinta akhirnya kau menancapkan panah yang berbisa di hati Sasuke pria idaman Sakura. Terima kasih tuhan Sakura berjanji akan mengadakan syukuran setelah ini.

PLAKKK!

Namun keindahan itu berakhir ketika ia merasakan pipinya panas, "Uuuh Sasu kenapa menamparku?" ujarnya berkaca-kaca kemana semua sikap manis pria dambaan Sakura ini?

"Kupikir kau kerasukan! Matamu tadi aneh sekali, aku merinding." Sakura mengerucut bibirnya sambil mengusap pipinya yang sakit, padahal tadi ia bersikap sangat manis tapi kenapa tidak mempan pada Sasuke ya?

"Ayo cepat pergi dari sini?" Sakura mengangguk, ia juga takut ketika melihat wajah Sasuke yang tegang tapi senang juga saat tangannya masih dalam genggaman Sasuke yang hangat.

Namun, beberapa langkah mereka jalan, tiba-tiba tanah tempat mereka berpijak bergetar dengan hebat dan dalam waktu singkat tanah itu meledak—DUARRRR!

BLUGH!—muncullah semacam tumbuhan kecambah kacang namun mempunyai mulut dengan taring yang banyak. Sakura menjerit keras dan pingsan di tempat, Sasuke berusaha menyeret Sakura dari tempat itu dengan susah payah. Belum sempat ia mencerna kejadian yang menimpanya ia merasakan tangannya di tarik kemudian ia sudah di bopong di bahu seseorang.

"Ayo lari! Mereka mengejarmu!" sekarang Sasuke sadar siapa yang menolongnya, yang membopongnya adalah lelaki yang sama yang tadi menolongnya.

Ia mencengkeram kuat punggung laki-laki itu, tubuhnya terlonjak saat lelaki pirang itu berlari, ia tidak mengerti kenapa mahluk-makhluk yang tidak pernah ia percayai itu tiba-tiba muncul mengejarnya dengan penuh napsu. Ia melihat kebelakang dengan perasaan yang tidak mungkin bisa ia cerna dengan otak ketika melihat tumbuhan buas itu mengejar mereka.

Ia sekarang panik, "Apa? Apa itu?" Tanya dengan tidak yakin.

"Serangga dari neraka. Mereka mengincarmu?" jawaban itu bikin Sasuke makin tidak percaya, apa ia gila pikir Sasuke tapi melihat tumbuhan hidup itu, serangga yang si pirang bilang membuat ia harus berpikir ulang.

"Kenapa mereka mengincarku?"

Tapi bukannya menjawab si pirang mirip kodok itu malah sok, "Jangan khawatir, aku akan melindungimu…" Namun sebelum si pirang menyelesaikan ucapannya sebuah tumbuhan itu melompat dan mengigit leher si pirang. "Sakit!" raungnya sambil menghantam serangga itu sampai terpental, membuat Sasuke berpikir si pria ini akan mati. Bisa di percaya tidak ya?

"Kau tak apa-apa?" Tanya Sasuke khawatir, "Hahaha bisa segera menutup kok."

Jawaban yang di berikan lelaki itu membuat Sasuke syok apalagi saat melihat luka yang besar dileher Naruto perlahan-lahan menutup dengan sendirinya meninggalkan noda darah yang mengering. Membuat Sasuke yakin kalau pria yang membopongnya ini bukanlah manusia biasa.

"Kau manusia?!"

"Wkwkwkwk agak berbeda sih…" orang ini masih santai saja. Tapi saat ia berusaha melihat kedepan ia kembali panik, di sana ia melihat si pria kecil berdiri dengan lubang yang ia buat di sampingnya. Gawat ia akan di apain? Ia menendang membabi buta! "Lepaskan aku!" membuat Naruto kewalahan

"Tenang! Aku Temanmu!"

"Lepaskan aku!" namun suara Sasuke yang panik tenggelam saat ia sudah menghilang di balik lubang terkutuk itu. saat sadar ia berada di sebuah tempat empuk dan ia kembali panik saat menyadari tempat pendaratannya adalah awan yang tebal.

"Kau baik-baik saja, bu?" pertanyaan bocah disampingnya melupakan awan tadi, "Ibu?! Apa maksudmu?" ia heran dan memastikan kalau bocah itu hanya bercanda denganya, tapi Menma memandang dengan sungguh-sungguh dan khawatir dengan keadaannya, bocah itu serius.

Bocah itu serius dan Sasuke merasakan horor. "Kenapa kau memanggilku begitu?" Menma tersipu dan ia berbalik tapi masih mencuri pandang padanya, si pirang tertawa. "Menma malu ya?" beraninya ia tertawa saat Sasuke merasa di bodohi.

Hampir saja ia ingin menendang si pirang itu tapi saat melihat kebawah Sasuke terkejut bukan main. Sebuah dunia yang tidak pernah ia lihat sebelumnya, tidak ini seperti dunia imajinasi saat kamu nonton film jurassic, dengan pohon raksasa dan danau yang luas.

"Di mana ini?"

Dengan gaya sok cool Naruto berdiri di depannya mengacak rambutnya, "Ini negeriku, negeri orang mati. Manusia menyebutnya neraka atau orang mati." Sasuke memandang orang ini dengan curiga. "Kau bercanda ya , dobe?"

"Aku tidak bercanda!" seru Naruto sambil melotot, sasuke berdecak ia melipat tangannya. "Kalau ini neraka, kenapa tidak ada api? Kalo aku di sini artinya mati? Bearti kau pembunuh."

Naruto bengong ini cowok kok songgong banget ya? udah di lempar kemari tapi bisa-bisanya masih bersikap angkuh. " Ibu belum mati,kok. Nanti kita akan kembalikan ibu kedunia, Ia kan Naruto?" Ih panggilan itu bikin Sasuke kesel.

"Dengar, Menma ini adalah manusia yang meninggal 900 tahun yang lalu dan jatuh ke dunia hantu."

"Hantu? kenapa wajahnya tidak buruk rupa?" Tanya Sasuke yang biking Naruto sebal ke ubun-ubun, "Dengar kalau orang bicara, teme!"

"Dobe ngapain di dengar."

"ARHHHHHH!"

"Saat aku sedang jalan-jalan dulu 900 tahun yang lalu aku menemukan Menma yang pingsan di dekat sungai, hantu kalau di biarkan mengembara pada suatu saat akan musnah dan tidak bisa masuk surga apa lagi bereikarnasi, karena aku ingin ia hidup tenang kukeluarkan jantungku."

Sasuke mendengar penjelasan itu setengah hati, tidak masuk dalam logikanya tapi kejadian aneh yang terus menimpanya hari ini membuat ia sedikit percaya.

"Aku punya dua jantung, satu biasa satu lagi untuk sumber kekuatanku untuk mempertahankan diri."

"Hah? Emang bisa begitu?"

"Bisa karena aku adalah penjaga di sini hahahaha." Sekarang Naruto malah sombong

"Tapi karena terus berkonsentrasi menyembuhkan Menma aku tidak sedar saat Menma memakan jantungku, jadinya aku harus terus berada di sampingnya dan tak bisa berbuat apa-apa." Menma tampak menunduk malu saat Naruto menceritakan kisahnya.

"Kau benar-benar dobe ya," ejek Sasuke kejam, "Hey…hey mestinya kau berterima kasih padaku, teme." Kata Naruto kesal.

"Kenapa harus berterimakasih," kata Sasuke ketus.

"Karena kau…" Naruto mendekat mukanya kearah Sasuke membuat laki-laki tu memicingkan matanya. "900 tahun yang lalu, kau mati sehari sebelum Menma mati . Kau adalah reinkarnasi ibu Menma."

"Apa?" Sasuke terbelalak, "Kau mati tepat saat kau ulang tahun, dan kau meninggalkan kalimat terakhir pada Menma, gara-gara itu Menma tidak bisa menuju surga dan bereinkarnasi, oleh sebab itu cepatlah ingat masa lalumu sehingga ia bisa tenang dan jantungku kembali."

Naruto dengan penuh semangat memegang pundak Sasuke, " Ayo, ingatlah! Cepat ingatlah!...gimana ada yang kau ingat?"

Sasuke mengatup mulutnya kesal, "Heh dobe biarpun kau paksa begitu aku tidak bisa ingat, aku juga tidak percaya."

"Grrrrr! Apa?" wajah Naruto kesal dan marah. "Biarpun kau marah aku juga tidak ingat, dobe" ujar Sasuke santai. "Kau harus ingat! Ayo ingat! Ingatlaaah." Mantra Naruto sambil mengelilinginya, Sasuke dan Menma hanya memandang orang ini masa bodoh.

"Gimana caranya bisa ingat, tolol." Naruto berhenti dan melihat Sasuke serius,pria onik itu mulai menfokuskan pendengarannya. Naruto berkedip dan memandang mata hitam Sasuke lekat-lekat.

"Memang tidak ada cara untuk ingat… pokoknya cepat kau ingat! Kalau tidak aku dalam kesulitan."

Bukh! Sasuke memukul kepala Naruto dengan kesal. "Kau itu sok kuasa, lagipula kenapa kau bisa tahu aku dari masa lalu?" Naruto memegang kepalanya kesal, " Itu karena kau penjaga disini, teme tadi sudah ku bilangkan!"

"Lupa," jawab Sasuke tanpa perasaan membuat Naruto kesal setengah mati, ia mendumel dalam hati kenapa orang seperti ini yang jadi ibu Menma, di masa lalu pasti Menma sangat sensara.

"Kau memikirkan hal buruk terhadapku ya?" Naruto menyipit matanya pria ini cenayang ya? Pikirnya lebay.

"Lalu kenapa serangga itu ikut menyerangku juga, kalau Menma yang memakan jantungmu?"

Naruto berdecak, ia mengelus dagunya bangga. "Kalau kau bertanya baiklah akan ku jawab." Sasuke melihat orang ini dengan malas.

"Jantungku itu, kalau di makan orang lain, akan membuat umurnya lebih panjang. Jadi efeknya sama jika memakan arwah Menma yang telah memakan jantungku."

Kali ini Naruto berpose seperti guru Sasuke di depan kelas yang membuat pria onyk itu ingin menendangnya. "Di dunia lalu kau dan Menma itu adalah ibu dan anak, kalian punya ikatan spiritual yang artinya jantungku juga punya efek dengan arwahmu. Karena itu para goro-goro mengincarmu."

"Kau membuatku dalam masalah karena kebodohanmu, idiot." Tuding Sasuke pada Naruto, pria pirang itu melotot dan menunjuk Menma sebagai pelakunya, sedangkan Menma hanya terpana memandang Sasuke.

Ia mendekat dan menggenggam celana Sasuke dan mendongak dengan wajah merah. "Meski sudah reinkarnasi… ibu masih seperti dulu."

TAK! Sasuke langsung menjitak dahi Menma keras membuat Naruto berteriak heboh.

"Jangan tatap aku seperti tu dan jangan panggil ibu," ucap Sasuke sambil memalingkan wajahnya.

Namun tiba-tiba suara ledakan menyentak mereka bertiga! Rupanya serangga yang tadi masih menyerang mereka, Sasuke kembali mengutuk dengan wajah horor sedangkan Naruto berdiri dengan sigap dengan senjata rantai berkarat di tangannya.

"Ayo, Menma!" yang disambut anggukan oleh anak kecil itu. Menma berdiri kemudian memejamkan matanya seluruh tubuhnya mengeluarkankan cahaya kuning yang membuat Sasuke kaget, rantai Naruto juga bersinar.

Serangga itu Nampak ketakutan! Sasuke yakin kekuatan yang Naruto keluarkan pastilah besar hingga serangga itu pun merasa keder. Lihatlah rasa percaya diri yang besar serta sikap penuh kehebatan yang di tunjukkan oleh Naruto! Namun, begitu rantai di lontarkan suara ledakannya tidak lebih besar dari suara kentut.

Goro-goro... bengong

Sasuke... bengong

Naruto tertawa bangga!

Menma (…)

"Dasar baka dobe idiot!" umpat Sasuke kesal bahkan goro-goro itu tertawa terbahak-bahak dengan suara aneh. "Selanjutnya apa, Naruto?" Tanya Menma polos, Naruto masih tertawa…

Tertawa…

"Kabur!"

Dasar idiot!

"Pengecut!"

"Kekuatan kita nggak cukup, Sasuke!"

"Penakut!"

"Arrrrggghhh… lawan kita lebih hebat!"

"Laki-laki bermental banci."

Cukup sudah! Ia menarik bahu Sasuke dengan kesal "Kau yang tidak berguna di sini! Teme brengsek!"

"Kau menyebut dirimu, tuan terlalu dobe," ejek Sasuke sambil menyeringai.

"Lalu kau sendiri ? sudah ingat tentang Menma?" Sasuke melihat pria itu dengan matanya yang sipit bibirnya kembali menyeringai membuat Naruto ingin merobek mulut itu. "Dasar dobe."

Naruto menyerah, tidak seharusnya ia meladeni Sasuke saat situasi seperti ini, ia harus pokus. "Coba kau panggil nama anak ini," kata Naruto kepada Sasuke

"Buat apa? Apa ini ke-dobeanmu yang lain lagi?"

"Grrrrrrr! Panggil saja." Sasuke berdecak dengan malas namun ia tetap melakukannya setengah hati.

"Menma-kun." Namun Menma hanya bergeming saja membuat Naruto kembali kesal setengah mati. "Teme sinting! Kau kan ibunya, nama panggilannya!" serunya dengan keras, membuat Sasuke jengkel

"Aku bukan ibunya!"elak Sasuke

"Dulu kau ibunya!"seru Naruto kesal

"Sekarang bukan!" elak Sasuke lagi, mendengar perkataan Sasuke, Menma merasa sedih, matanya berkaca-kaca tanpa ia sadari.

"Akhh! Menma kau bodoh! Jangan nangis!" teriak Naruto lagi dengan kesal. Namun Sasuke yang melihat air mata bocah itu merasa bersalah, ia tahu kadang perkataannya sering menyakiti orang tapi sebenarnya Sasuke tipe yang lemah sama anak kecil.

"Aku mengerti! Nggak akan pakai kun, menma!menma! begitu?!" dalam sekejap Menma tercenggang dengan nada kesungguhan Sasuke, tubuhnya lebih bersinar bahkan lebih berkilau di bandingkan yang tadi bahkan Naruto berwow riang sambil tertawa dengan gembira.

"Kenapa Menma begitu?"

"Kesedihan Menma berkurang satu, karena ia ingin sekali di panggil ibunya. Kalau arwah Menma bisa diselamatkan, jantungku juga bisa kembali." Kata Naruto sambil menggenggam rantainya dengan erat, rantai yang berkarat itu sekarang bahkan berwarna merah. Kemudian…

DUAAARR! Ledakan besar muncul dengan cepat sekarang tubuh serangga yang mengejar mereka hancur menjadi debu. Sasuke bahkan tidak bisa mempercaya dengan penglihatannya.

"Kuat!"

"Tidak!" bantah Naruto sambil menggelengkan kepalanya, "Kekuatannya belum sempurna." Ujarnya pelan, entah kenapa saat begini ia begitu mempesona di mata Sasuke. Kalau kekuatan besar begini belum sempurna, kekuatan sebesar apa yang sempurna? Sasuke menggeleng kan kepalanya tidak bisa membayangkannya,.

Sasuke merasa ada yang memeluk pinggangnya erat, saat ia melihat Menma memeluknya erat sambil gementar "Ibu." Sasuke ingin melepaskan pelukan bocah itu, tapi ia tidak tega meski Sasuke tidak ingat apapun tapi bagi Menma, ini merupakan pertemuannya kembali setelah 900 tahun tentu bocah itu begitu merindukan ibunya.

Menma memang manis dan menggemaskan tapi panggilannya itu...uuhhh!

"Nah! Mengerti sekarangkan teme? Kesedihan Menma terhapus seperti tadi… nantinya ia akan hidup tenang dan jantungku kembali seperti semula." Ujar Naruto ceria sambil memegang kedua tangan Sasuke dengan gembira. Sasuke kesal ia menarik tangannya kasar.

"Jadi begitulah… sampai kau ingat dunia masa lalumu… kita akan selalu mengikutimu."

"Kalau seumur hidup aku tidak ingat?"

"Kau akan kujatuhkan ke negeri orang mati dan arwahmu tidak akan tenang sampai kau mengingatnya!"

Dasar iblis!