Halo, aku masih author baru jadi mohon bantuannya, ya! Padahal udah lama pengen publish fic SasuNaru tapi nggak pernah kesampaian. Yang nggak suka cerita yang bertema Boys love atau homo mohon jangan bacanya, aku nggak mau nanggung dosa karena mempengaruhi orang lain. Ya udah, langsung mulai aja deh. Read and review.
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Pair : SasuNaru
Genre : Hurt/Comfort, Romance (?), dll.
Warning : BOYS LOVE, typo, AU,OOC, dll.
UNDER SAKURA FLOWERS
Musim semi, musim dimana semua bunga bermekaran, membawa semua orang melihat keindahan yang dimiliki setiap bunga. Tak terkecuali dengan seorang pemuda yang kini tengah berdiri di bawah pohon Sakura yang tengah mekar. Pemuda dengan surai pirang dan iris safir seindah langit biru tanpa awannya terus terpaku pada pemandangan sekitar yang dipenuhi oleh pohon-pohon Sakura yang tengah menggugurkan kelopaknya karena tertiup angin, sehingga menciptakan keindahan tersendiri bagi orang yang melihatnya. Akan tetapi, pemuda itu berdiri di sini bukan hanya sekedar untuk melihat pemandangan indah tersebut, tapi ia juga tengah menunggu seseorang atau lebih tepatnya kekasihnya. Ya, kekasihnya yang sudah dua Minggu tidak ia temui karena urusan pekerjaan tersebut memintanya bertemu ditempat mereka pertama kali menjalin hubungan, yaitu tepat di bawah pohon Sakura yang pemuda tersebut tempati.
Pemuda tersebut tersenyum saat mengingat kekasih yang dia rindukan menelponnya untuk meminta bertemu. Namun, ada satu hal yang mengganjal dipikirannya ketika mengingat perkataan kekasihnya di telepon.
Flashback
Di dalam ruangan dengan ukuran 6 5 meter terdapat seorang pemuda berumur 22 tahun dengan pakaian ala Dokter tengah duduk di sebuah kursi, di depannya terdapat sebuah meja yang di atasnya ada papan nama dengan tulisan 'Namikaze Naruto'. Pemuda yang ternyata bernama Naruto itu baru saja selesai memeriksa beberapa pasien dan ia berniat untuk beristirahat sebentar di ruangannya. Namun, istirahatnya harus terganggu karena sebuah suara pada ponselnya yang menandakan adanya panggilan masuk. Ia baru saja berniat untuk memarahi orang telah menggangu istirahatnya, namun sepertinya niatnya itu tidak ia teruskan ketika melihat kekasihnya lah yang kini tengah menelponnya. Dengan segera ia mengangkat telepon tersebut.
"Halo?" ucap Naruto.
"Halo, apa kabar? Bagaimana keadaanmu di sana?" tanya sebuah suara baritone di seberang telepon sana.
"Baik. Kau sendiri?"
"Aku juga baik."
"Baguslah. Lalu bagaimana proyek perusahaanmu, apakah berjalan lancar?"
"Semua lancar, walaupun sempat ada sedikit masalah. Oh ya, bisakah kita bertemu besok lusa ada yang ingin aku sampaikan padamu?" tanya suara di telepon tersebut.
"Bertemu? Tentu saja bisa. Dimana?" Ucap Naruto dengan penuh semangat. Mereka sudah lama tidak bertemu dan akhirnya kekasihnya itu mau meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.
"Di tempat biasa. Datanglah pada pukul 11."
"Baiklah." Balas Naruto disertai senyum di bibirnya.
"Dan satu hal lagi."
"Hm?"
"Persiapkan hatimu baik-baik."
"?"
"Baiklah, sampai jumpa nanti."
"Tu..." teleponpun terputus sebelum Naruto menyelesaikan kalimatnya.
Flashback off
Ia mengernyitkan dahinya seketika itu juga mengingat percakapan di telepon waktu itu. 'Apa maksudnya persiapkan hati?' batinnya bingung. 'Oh, apa mungkin yang dia maksud waktu itu?' matanya terbelalak seketika mengingat kejadian dua setengah bulan lalu.
Flashback
Langit malam ini begitu indah dengan banyaknya bintang-bintang di langit yang bertebaran. Disebuah bangku taman terdapat sepasang kekasih yang tengah duduk di sana menikmati keindahan langit dimalam itu, saling merangkul satu sama lain membagi kehangatan yang ada pada tubuh mereka kepada pasangannya. Suasana di sekitar mereka begitu hening dan damai. Namun, suasana tersebut hilang ketika salah satu dari mereka membuka suara.
"Hey, menurut pendapatmu bagaimana dengan hubungan kita?" ucap Naruto membuka pembicaraan mereka.
"Hn? Apa maksudmu?" ucap sosok di sebelahnya tanpa mengalihkan padangannya dari langit malam.
"Yah, yang kumaksud itu, kita inikan sudah lima tahun pacaran dan itu merupakan waktu yang cukup lama. Ditambah lagi kita sudah memiliki pekerjaan dan hidup dengan mapan. Jadi apakah kau tidak mau melanjutkan hubungan ini ketingkat yang lebih tinggi?"
"..."
Narutopun melirik sosok di sebelahnya karena tidak mendapat respon. Dan saat itu dia melihat sedikit raut ketegangan di wajah kekasihnya.
"Hei, kau dengar tidak?" tanya Naruto karena tidak mendapat balasan respon daritadi.
"Aku dengar." respon sosok itu akhirnya.
"Jadi, bagaimana menurutmu?"
"Akan kupikirkan."
"Oh, baiklah kalau begitu."
Suasanapun kembali hening saat Naruto menyelesaikan kalimatnya. Dan mereka pun kembali pada kegiatan awal mereka tadi, yaitu menikmati pemandangan di atas mereka.
Flashback off
Senyumpun kembali terlukis di wajahnya. Sepertinya ini merupakan hari paling bahagia yang pernah ia miliki selama hidup ini. Ah, ia jadi tidak sabar untuk segera bertemu dengan kekasihnya. Iapun melirik jam tangan yang terdapat di tangan kanannya dan waktu pada jam tangan tersebut menunjukan pukul 12:34. Sudah satu setengah jam lebih dia menunggu di tempat ini tapi kekasihnya tersebut belum muncul juga. 'Mungkin dia masih ada urusan di kantor.' Batin Naruto. Ya, menjadi kekasih dari seorang Presdir pemilik perusahaan yang terkenal tidaklah mudah. Kekasihnya itu selalu saja sibuk akan urusan perusahaan, sehingga sangat sulit untuk bisa bertemu dengannya.
Piip...piip...piip...
Terdengar bunyi dering dari ponselnya, iapun segera mengambil ponselnya yang terdapat di saku jaket yang dia kenakan. Dilihatnya layar ponsel yang menampilkan nama kekasihnya, segeralah ia mengangkat panggilan di ponselnya.
"Halo, Sasuke kau dimana? Aku sudah sampai dari tadi." ucap Naruto pada kekasihnya yang ternyata bernama Sasuke.
"Naruto, maaf. Kurasa aku tidak bisa datang, urusan di kantor sangat banyak dan aku tidak bisa meninggalkannya."
"Oh, begitu. Sudahlah, tidak apa-apa, mungkin lain kali saja kita bertemu." terdengar rasa kecewa ketika Naruto berucap.
"Aku sungguh minta maaf. Tapi bukankah, aku bilang waktu itu aku ingin menyampaikan sesuatu padamu. Kurasa aku akan menyampaikannya sekarang melalui telepon. Naruto, aku ingin..."
Mendengar ucapan kekasihnya, tiba-tiba jantung Naruto berdetak cepat, seakan-akan jantungnya ingin membobol tulang rusuk di dadanya dan melompat keluar. Ia sangat bahagia, akhirnya impiannya akan terwujud, impiannya untuk bersama Sasuke, Uchiha Sasuke yang merupakan cinta pertamanya sekaligus cinta terakhirnya. Ia bisa melihat bagaimana bahagianya ia dikehidupan nanti. Hidupnya bersama Sasuke.
"Aku..."
"Aku ingin kita putus, Naruto."
Deg!
Jantungnya yang tadi berdetak cepat sekarang berhenti untuk sesaat. Sakit, kenapa jantungnya terasa sakit? Perasaan apa ini, kenapa Jantungnya seakan ditusuk oleh ribuan jarum? Kenapa jantungnya seakan dicengkram kuat-kuat? Kenapa jantungnya seperti diiris dan dipotong-potong? Sebenarnya perasaan apa yang dia rasakan sekarang?
"Ap...apa ma...maksudmu Sasuke? Leluconmu sungguh tidak lucu. Kau tidak cocok untuk melucu hahaha." ucap Naruto dan mengakhiri kalimatnya dengan tawa yang dipaksakan.
Takut, ia takut kalau itu semua adalah kenyataan, ia tidak mau kehilangan Sasuke. Tolong, siapa saja tolong bangunkan dari mimpi buruk ini, ia tidak mau merasakannya, tolong akhiri mimpi mengerikan ini.
"Naruto, aku serius. Kita akhiri saja hubungan ini, lebih baik kita putus."
"Ta...tap...tapi, kenapa?"
Tes tes
Air matapun mulai menetes dari mata safirnya yang sudah kehilangan cahaya indahnya. Safir yang dulunya selalu memancarkan kebahagiaan itu kini hanya mulai memperlihatkan rasa sakit dan kesedihan, tidak ada lagi kebahagiaan di sana.
"Aku sudah tidak lagi mencintaimu, Naruto. Ada seseorang yang telah merebut hatiku darimu. Tidak ada lagi cinta yang kumiliki untuk bisa kuberikan padamu. Sebaiknya lupakan perasaanmu padaku selama ini. Aku tidak ingin menyakitimu lebih jauh lagi."
"Ti...tidak, Sasuke to...tolong berikan aku satu kesempatan, berikan aku satu kesempatan kali ini. Aku pasti akan membuatmu mencintaiku lagi."
"Maaf, aku tidak bisa memberikanmu kesempatan."
"Sa...Sasuke, aku mohon tolong pikirkan. A...aku masih mencintaimu. Dan aku yakin kalau kau masih mencintaku juga. Cintamu pada orang itu hanyalah rasa suka sesaat, aku yakin itu."
"Tidak, kau salah Naruto. Maaf, aku tidak bisa memenuhi permintaanmu. Selamat tinggal."
"Sasuke, tung..."
Tut...tut...tut...
Teleponpun terputus dan mengakhiri perdebatan diantara mereka.
Bruk
Narutopun jatuh terduduk di atas tanah.
"Hiks...hiks...hiks..." suara tangisan akhirnya keluar dari mulutnya. 'Sakit, sakit sekali. Apakah ini yang biasa orang sebut dengan patah hati. Seperti inikah rasanya.' batinnya.
Ini kenyataan, ternyata ini memang kenyataan dan bukanlah sebuah mimpi buruk. Semuanya telah hilang, Sasukenya, impiannya, perasaannya, cintanya, semua sudah tidak ada lagi. Semuanya pergi sekaligus, meninggalkannya sendirian dalam rasa sakit.
Kalau begitu, kemana cinta yang selalu Naruto berikan pada pemuda itu? Apakah cinta yang ia berikan selama ini tidak pernah menetap di hati pemuda itu? Kenapa semua ini terjadi padanya, apakah salah ia mencintai orang itu? Apakah ia pernah melakukan kesalahan di masa lalu, sehingga Tuhan menghukumnya dengan cara seperti ini? Ia sungguh tidak mengerti dengan kejadian yang ia alami.
Sekarang hatinya telah sakit dan hancur. Ia tidak sanggup menerima semua ini, ia masih mencintai Sasuke. Tapi, Sasukenya sudah tidak mencintainya lagi. Bagaimana cara agar ia bisa menghilangkan rasa sakit ini. Orang bilang, dengan menemukan cinta lain maka kita akan bisa mengobati sakit hati kita. Tapi bisakah, bisakah ia jatuh cinta lagi saat ia masih mencintai kekasihnya yang telah menyakitinya. Dan adakah orang yang bisa menggeser posisi Sasuke di hatinya.
TBC OR END
Untuk sementara sampai sini aja, nggak tau mau dilanjuti atau nggak, sebenarnya ini fic multichap, cuma ide untuk jalan ceritanya nggak terlalu dapat. Jadi fic ini bisa oneshot, tapi kalau dapat ilham (maksudnya imajinasi) nanti bakal dilanjutin.
