Disclaimer: I own nothing.
Notes: Walau fic ini bakalan jd fluffy and sweet romance drabbles, akan ada banyak kata umpatan karena di manga mulut Inuyasha cenderung kasar. Gw ga mau bikin dia OOC, dia tetep bakalan jadi hanyou kesayangan gw yg bermulut kasar. Di manga yg gw baca, dia sering manggil Kagome dgn kata 'wench' (perempuan/gadis/cewe) bahkan 'bitch' saat ia kena osuwari. Di fic ini gw mau pake kata panggilan itu jadi 'cewe'. Tapi gw terima masukan. Sweet drabbles ini hanya akan terdiri dari beberapa ratus kata di tiap chapter. I hope enjoy it^^
"KEPARATSIALANBRENGSEK!" ia berhenti sejenak, nafasnya terengah-engah.
Kagome hanya terdiam mendengarkan, "Inuyasha" bisiknya.
"Sial! Urgh" umpat Inuyasha. Dengan hati-hati ia menjaga agar cakarnya tidak merobek saat kedua tangannya sibuk menarik benda yang menyangkut di pahanya. Tidak pernah ia berpikir kain seperti itu akan sangat merepotkan. Bagaimana mungkin orang lain bisa terlihat sangat nyaman memakainya bila menempatkannya di tempat yang tepat saja sangat sulit!?
Kedua tangannya terkepal, ia menenangkan diri ketika ujung-ujung cakarnya yang tajam hampir menembus daging di telapak tangannya, bagaimanapun juga ia tidak mau mengotori pemberian Kagome. Ia menghela nafas, bila tidak karena janjinya ia tidak mau melakukan hal ini. Tapi janji telah terucap, sebagai pria sejati ia berkewajiban untuk memenuhinya. Pertama-tama, ia harus menaklukan kain yang melekat di kakinya.
Apakah ia tidak apa-apa? benak Kagome. Gadis itu menggeleng kecil tuk mengusir pikiran konyol yang dimilikinya.
Peluh mulai bertengger di kening hanyou tampan itu, helaian rambut silver yang membingkai mulai menempel di wajahnya. Kini, benda sialan itu telah takluk dan melekat di tubuhnya dengan sempurna. Celana jeans berwarna hitam itu terasa mencekik, membuatnya susah bernafas, bergerak, dan sangat menyiksa!
"Boleh aku masuk?" tanya Kagome dari balik pintu kamarnya.
"Tentu saja boleh" Inuyasha menoleh sebentar saat pintu dibuka dan Kagome menghambur masuk ke dalam kamar.
Untuk sesaat Kagome terpaku, tercenung, tertegun, membeku, dan terkagum-kagum dalam diam tatkala menatap teman hanyounya itu berdiri dengan pakaian modern. Ia memakai kaos raglan berwarna misty grey dengan warna hitam di bagian lengan. Dada bidangnya terbentuk indah di balik baju, dengan jeans yang dikenakannya, Inuyasha terlihat lebih tinggi dari biasanya. Mungkin mulai saat ini ia tidak akan membiarkan sahabatnya memakai hakama merah itu lagi bila mengingat bagaimana ia terlihat yummy saat mengenakan jeans.
Baka! Gerutunya dalam hati saat pikiran seperti itu terlintas di otaknya.
"Bagaimana?" tanya Inuyasha, ia bertanya lebih kepada benar atau tidaknya ia mengenakan pakaian itu bukan bagaimana ia terlihat.
"Kau..." Kagome mengerjapkan mata beberapa kali sebelum menatap ke arah jendela saat berkata dengan cepat "cocok mengenakan itu"
"Keh"
Cocok? Hanya cocok!? Yang benar saja, cocok sama sekali tidak pantas untuk menggambarkan Inuyasha yang berdiri di hadapannya. Ia juga lebih dari sekadar keren. Tambahkan gitar atau bass atau mungkin sepasang drum stick di tangannya dan Inuyasha akan tampak seperti anggota band rock internasional yang hendak mengadakan pertunjukan di stadion besar dengan puluhan ribu penonton meneriakkan namanya.
"Oi, cewek!"
"Hah?" Kagome tertarik paksa dari lamunannya lalu menatap laki-laki itu. "Sudah kukatakan berkali-kali untuk memanggil namaku" nada Kagome menyentak untuk menutupi rasa malunya.
"Aku sudah memanggil namamu tiga kali tapi kau tidak menjawab" gerutu Inuyasha.
"Oh begitu, gomene Inuyasha"
Pipi keduanya memerah saat mereka sadar terlalu lama menatap satu sama lain. Dalam waktu yang bersamaan mereka berpaling.
"Kalau kau sudah siap ayo berangkat" ajak gadis pemilik iris biru kelabu itu.
Setelah mereka berpamitan dengan ibu dan kakeknya yang sedang menonton tv, Kagome dan Inuyasha berangkat.
"Tunggu!" ucap Kagome saat mereka sudah berada di ambang pintu. Gadis itu berlari, lalu mengambil topi yang tergeletak di atas meja samping telepon. Dalam beberapa detik ia sudah berdiri di hadapan Inuyasha, ia berjinjit dan kedua tangannya terjulur untuk memakaikan topi berwarna merah biru di kepala silver itu.
Pipi Inuyasha bersemu merah oleh kedekatan fisik yang tiba-tiba.
"Ayo" ucap miko penjelajah waktu itu penuh semangat. Kagome menggenggam tangan kanan Inuyasha lalu menariknya.
Kisah mereka di sengoku jidai telah usai, kini penjelajahan mereka di zaman modern telah dimulai.
Dan petualangan mereka kali ini akan lebih mendebarkan, ya kan?
End notes: Fic ini nuntut utk ditulis saat gw lagi ngetik 'Hurricanes' (One-shot KakashixKagome). Drabbles ini bakalan gw update setiap ada ide yang 'mendesak' utk keluar.
Oh ya gw juga akan dgn senang hati nerima saran utk chapter-chapter selanjutnya.
For all reader, minna saiko arigatou.
