Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: Don't Like Don't Flame

Sweet Dream

_ o () o _

NaruSaku Venus

(Namikaze Naruto x Haruno Sakura)

_ o0o _

Di depan sebuah pintu apartemen aku terpaku, menantikan seseorang membuka pintu yang sebelumnya sudah kuketuk sebanyak tiga kali sebagai tanda bahwa yang datang adalah diriku.

Entah ini kali keberapa aku sudah mengunjungi kamar apartemen dan menginap beberapa hari di dalamnya. Yang kutahu ini rutin sudah kulakukan sejak hampir satu tahun ini.

Saat itu aku yang menyadari bahwa aku mencintainya mendatangi apartemen ini dan mengungkapkan perasaanku padanya. Aku begitu percaya diri bahwa ia akan membalas dan menerima perasaanku karenak aku tahu sejak lama bahkan sejak kecil dia sudah lebih dulu menyukai dan mencintaiku walau aku lebih sering mengabaikan ungkapan perasaannya saat berucap cinta padaku. Ia mencintaiku, dulu dan aku yakin hingga kini.

Tak berapa lama pintu itu terbuka dan menampakkan sosok pemuda berambut kuning dengan tiga garis tipis dikedua pipinya dan pemuda itu seperti biasa akan menghadiahkan cengiran khasnya saat melihat bahwa sosok di balik pintu adalah aku, Haruno Sakura

"Sakura-chan" teriak pemuda kuning itu menarik aku masuk dan segera menutup dan mengunci pintu apartemen. Tubuh berkulit Tan itu langsung memeluk tubuhku.

Tanpa menunggu lama akupun langsung membalas pelukannya, membenamkan wajahku di dadanya. Menyalurkan perasaan rinduku pada tubuh hangat yang membuat aku selalu tenang dalam pelukannya.

"Kau lama sekali. Aku sudah gelisah menunggumu disini" ucap Naruto lirih. "Aku sungguh merindukanmu, Sakura-chan"

Mendengar ucapannya aku melepaskan pelukan kami. Seketika kulihat wajahnya menjadi cemberut protes karena aku membebaskan tubuhku dari tubuhnya. Menyadari ulahku yang membuat dia cemberut aku segera tersenyum dan menempelkan kedua telapak tanganku di kedua sisi wajahnya.

"Aku juga merindukanmu, Naru-kun" sesaat senyumnya kembali mengembang mendengar sufiks 'kun' yang kuucapkan untuknya.

Melihat senyumannya kembali aku ikut tersenyum dan kini aku akan memulai semua kegiatan yang biasa kami lakukan saat aku mengunjungi apartemennya ini. Aku membuka jubah yang kukenakan dalam keseharianku. Menjatuhkan begitu saja jubah itu di atas lantai yang dingin.

Naruto menghentikan kegiatanku yang sudah hendak membuka jaket shinobiku. Kepala kuning itu menggeleng.

"Tak perlu kau yang membukanya!" ucap Naruto menggenggam tanganku. "Serahkan tugas itu padaku" selesai berucap Naruto tanda aba-aba mengangkat tubuhku ala Bridal. Wajahku memerah mendapatkan perlakukan yang Naruto lakukan padaku, meskipun ini bukan pertama kalinya ia memperlakukanku seperti ini namun tetap saja aku selalu malu dengan kelakuannya yang kunilai begitu romantis karena dia selalu lembut padaku.

"Naru-kun" ucapku pelan disela langkah kakinya yang membawaku menuju tempat tidurnya yang tak terlalu besar untuk ditempati berdua. Tak menjawab suaraku, dengan pelan Naruto meletakkan tubuhku mendarat di atas ranjang yang sudah berkali-kali menjadi saksi kemesraan kami dalam setiap cumbuan yang kami lakukan.

Aku terduduk dengan kaki memanjang di atas tempat tidur berwarna lembut itu, Naruto yang berdiri di depan ku membuka baju dan celananya hingga hanya tersisa boxer dengan warna oranye, aku merasakan panas menjalari sekeliling wajahku.

Memandang tubuh Tan-nya dengan lekukan pada dada bidang dan otot-otot pada lengan dan kakinya membuat aku benar-benar menatap kagum pada sosok yang terlihat kekar sekali. Putra tunggal yondaime hokage itu mulai mendekatiku, membentangkan kedua tangannya diantara tubuhku. Wajahnya lebih dulu maju dengan deru nafasnya menerpa wajahku, hidung mancungnya sudah menyentuh lembut hidungku.

Mendaratlah bibirnya pada bibirku, menempel dan menekan hingga menyalurkan getaran yang menjalar ditubuhku dalam sebuah kebahagiaan setiap sentuhan bibir itu pada setiap titik yang ada di tubuhku. Karena tak sabar aku membuka mulutku, membenamkan bibir Naruto. Ia terkekeh pelan melihat ulahku.

"Kau sungguh ganas, Sakura-chan"ucapnya disela hisapan yang kuberikan pada bibirnya.

"Kau membuatku gemas, Naruto-kun" sela-ku menanggapi ucapnya.

Naruto terkekeh lagi sebelum ia memberi balasan dari apa yang aku lakukan menghisap dalam bibirku yang kini sudah berada dalam bekapan bibirnya. Hisapan demi hisapan kami lakukan, saling bertarung lidah dan sama-sama menyalurkan cairan saliva.

"Mmmmnn…" desahan kami tak dapat dielakkan walau terbenam dalam masing-masing mulut kami.

Ciuman yang cukup lama membuat mulut kami sama-sama bawah dan memerah, aku benar-benar terbuai oleh yang Naruto lakukan. Naruto sangat pintar membuaiku dalam jeratnya dan tanpa kusadari kini aku sudah tidak mengenakan sehelai benangpun.

"Naru-kun" ucapku lirih setelah aku melepaskan pagutan kami yang cukup lama. Naruto memberikan cengiran khasnya.

"Hehehe… sudah kubilang serahkan tugas itu padaku. Sudah terjamin tak ada sehelai benangpun yang luput dari tanganku"

Wajahku memerah lagi mendengar ucapannya. "Bisa kita lanjutkan" ucapku tersenyum masih dengan wajah merah. Naruto hanya mengangguk dan langsung mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku.

Kali ini bibirnya langsung terbuka untuk membekap mulutku, hisapannya kali ini semakin kencang dan itu benar-benar membuatku semakin melayang. Tangannya pun tak diam, mendaratkan tangan kekar itu pada kedua payudaraku dan meremasnya, dan sesekali menekan-nekan puncak kedua bukit kenyal milikku.

"Hhhh…" desahanku tertanam lagi menahan hasrat yang melambung tinggi.

Bibir Naruto bergerak turun ke leher jenjangku, mengecup, menghisap dan menggigitnya untuk meninggalkan bercak merah tanda bahwa aku adalah miliknya.

"Aaahhh…"

Bibir dan mulutnya menggantikan kegiatan tangan yang mendarat di atas payudaraku. Bak seorang bayi yang sedang menyusul, Naruto menghisap kuat puncak payudaraku sebelah kiri yang sukses sudah mengeras.

"Aahh... Aaahhh..." desahanku tak terkendali, rasa geli yang kurasakan tak mampu mengendalikan suaraku.

Saat tangan Naruto bergerak turun menuju daerah yang lebih sensitif pada tubuhku dengan mulutnya yang masih menghisap dan menyusu puting payudaraku semakin mengila desahan yang aku keluarkan.

"Aahh... Na-ru... Aahhh... Aahhh..."

Jarinya masuk kedalam liangku yang sudah pasti sudah basah itu membuatku terbelakak karena ia sekaligus memasukkan kedua jarinya. "Naru... Eeng..."

Jari itu mulai bergerak. Desahanku semakin menjadi "Aahhh... Aaahhh..."

Awalnya dengan pelan jari-jarinya ia keluar masukkan. Namun lama kelamaan kecepatan jarinya keluar masuk bertambah cepat dengan menimbulkan suara kecipak dari gesekan jarinya dan liangku yang benar-benar sudah basah.

"Kau sempit Sakura-chan" geram Naruto. Ia menambah kecepatan jarinya.

"Na-ru... Aahhhh... Aahhh... Aahhh..."

"Sebut namaku Sakura-chan!"

"Aahhh... Naru-to... Aaaaahhh... Na-ru"

Aku merasakan perutku penuh dengan gejolak dan terasa seperti ada ratusan kupu-kupu yang berterbangan dan hendak menyembur keluar.

"NA-RUTO... AAAAHHHH..."

Aku sungguh yakin jarinya sudah basah oleh cairan cintaku. Naruto mengeluarkan jarinya dan wajahku seketika memerah saat kulihat Naruto menjilati cairan yang menyelubungi jari telunjuk dan jari tengahnya.


"Sakura-chan" Naruto memposisikan kejantanannya di depan selangkanganku, pemuda rubah itu sudah melepas seluruh sisa pakaian yang menempel pada tubuhnya. kami sudah sama-sama polos.

Aku tak menjawab ucapannya. Rasa lelah dan nikmat membuat aku tak sanggup mengeluarkan sepatah kata lagi, yang bisa kukeluarkan dehaman pelan.

"Ugghh..." Aku merasakan liang kewanitaanku penuh dengan kejantanan Naruto.

Tangan Naruto membelai pipiku "Aku akan mulai, Sakura-chan" Aku hanya mengangguk menanggapi ucapannya.

Kurasakan sebagian kejantannnya perlahan keluar dan dengan cepat ia hentakkan pelan dan itu memberikan reaksi desahanku kembali. Beberapa kali ia menghentak-hentakkan kejantanannya memasuki kewanitaanku. Berkali-kali juga desahanku lolos dari mulutku.

"Aahhh... Aaahhh... Naru-to... Aahh..."

Gerakan Naruto bertambah cepat menghantam kewanitaanku, aku merasakan tubuhku hingga berguncang dan payudaraku bergoyang-goyang seiring dengan gerakan Naruto yang semakin cepat.

"Aaahhh... Aaahhh... Naru... Aaahhh..."

"Saku-chan... Ergh... Uhh..." desah Naruto yang menikmati kejantanannya tercepit kuat di dalam liang kewanitaanku.

Aku mengikuti gerakan Naruto dengan mengangkat pinggul dan memperdalam tusukan demi tusukan yang Naruto lakukan. "Aahhh... Uuhhh..."

Kegiatan InOut kami lakukan hingga berpuluh menit lamanya hingga kudengar Naruto meneriakkan namaku "SAKU..RA-CHAN... UUHHH..." Ini klimaksnya yang pertama malam ini, sedangkan aku sudah klimaks 3 kali dalam cumbuan kami. Dan itu kutahu bahwa aku tak akan bisa tidur malam ini karena Naruto tak akan puas hanya dengan klimaksnya hanya satu kali.

Setelah meneriakkan namaku, Naruto menjatuhkan tubuhnya dan mendekap tubuh polosku. "Istirahatlah sebentar!" ucapnya pelan seraya membelai rambutku yang sedikit menutupi wajahku. Akupun memejamkan mata mendapat perlakuan lembut Naruto padaku dan memeluk tubuhnya erat. "Setelah ini kau tak akan bisa istirahat lagi hingga pagi tiba"

Aku membuka mataku dan melotot kaget. Naruto hanya terkekeh melihat reaksiku. "Hehehehe... Tak apa-kan, Sakura-chan?"

Aku tak dapat menolak keinginannya karena aku juga begitu merindukannya, merindukan setiap sentuhannya pada setiap inci pada tubuhku. Akupun tersenyum "Apapun maumu, Naruto-kun"

Jadilah malam ini kami bercinta hingga pagi tiba, dia sungguh-sungguh puas dengan klimaks sebanyak 4 kali. Sedangkan aku. Jangan ditanyakan! Aku sudah tak mampu menghitung berapa kali cairan cintaku mengalir deras keluar dari liang kewanitaanku membasahi dan melumuri kejantanan Naruto.


"Ohayou, minnasan" ucapan riang Sakura disambut tatapan riang pula bagi beberapa wajah yang menoleh padanya.

"Ohayou Sakura..."

"Ohayou Saku-chan..."

"Pagi Sakura..."

Sakura mendaratkan tubuhnya dibangku kosong yang ada disebelah Ino. "Kenapa baru datang, Forehead" ucap Ino sedikit berbisik.

"Kau kan tau aku baru saja tiba kemarin sore" balas Sakura dengan malas.

"..."

"Ada apa ini? Kenapa kita semua diminta kumpul di sini?" Tanya Sakura heran dengan keadaan sekelilingnya. Terlihat semua shinobi angkatan Sakura berada disana. Kecuali Namikaze Naruto dan Hyuuga Hinata.

Ino terlihat menepuk jidatnya. "Akh jangan-jangan kau memang belum tau" Ucap Ino. "Hari ini adalah upacara pernikahan Naruto dan Hinata"

Mendengar ucapan Ino, Sakura tiba-tiba membeku dengan mata terbelalak. Ino menyentuh bahu Sakura dengan bahunya.

"Sakura" panggil Ino dan gadis pirang itu panik saat melihat keadaan sahabatnya itu. "Hei, Sakura" Ino menepuk kedua pipi Sakura namun sedikitpun Sakura tak bergeming. "FORE...HEAD..."

Jeritan Ino menimbulkan reaksi shinobi yang ada disana, mereka menghampiri kedua gadis itu dan semua menjadi panik.


Gomen-nesai...

Minna... bantu aku untuk melakukannya! apakah ini layak dilanjutkan atau tidak...? mohon review dan favs-nya...

*Kumohon dengan wajah tertunduk*

Arigatou sudah mau baca, review dan mem-favs fic ini

Ja..na..