YOU ARE THE APPLE OF MY EYE

Remake Novel by Giddens Ko

.

CHANBAEK – GS FOR UKE

ANOTHER CAST

Author hanya me-remake dengan mengganti pemeran, latar, dan lain-lain. Tetapi cerita tetap berdasarkan pada novel aslinya.

.

.

Summary

Kau sangat kekanak-kanakan – Byun Baekhyun

Sedikit pun kau tidak berubah, nenek yang keras kepala – Park Chanyeol

Semua berawal saat Park Chanyeol, seorang siswi pembuat onar, dipindahkan untuk duduk di depan Byun Baekhyun, supaya gadis murid teladan itu bisa mengawasinya. Park Chanyeol merasa Byun Baekhyun sangat membosankan seperti ibu-ibu, juga menyebalkan. Apalagi, gadis itu selalu suka menusuk punggungnya saat ia ingin tidur di kelas dengan pulpen hingga baju seragamnya jadi penuh bercak tinta. Namun, perlahan Park Chanyeol menyadari, kalau Byun Baekhyun adalah seorang gadis yang sangat spesial untuknya.

Karena masa mudaku, semua adalah tentangmu.

.

.

Chapter 1

Kisah ini dimulai dari sebuah dinding.

Musim panas tahun 1990, SMP Hannyoung, Seoul, kelas seni 2A.

Seorang anak laki-laki berambut ikal, penuh percaya diri, berandalan (yang suatu saat menjadi anak yang baik), akhirnya dipindahkan duduk di pojok kelas paling belakang oleh Guru Kim karena sering bercanda ketika pelajaran berlangsung atau bertengkar dengan teman-temannya.

Satu-satunya temannya adalah dinding.

"Chanyeol, kau berisik sekali!" cela Guru Kim dari atas mimbar, sambil melirikku yang sibuk memindahkan barang-barang di dalam laci.

"Saya bersalah, maafkan saya." Aku merapikan buku pelajaran yang sangat berantakan di dalam laci sambil memasang raut wajah serius dan dingin.

Sial. Kalian teman-teman yang tidak tahu balas budi. Ketika pelajaran, aku rajin membuat lelucon tanpa memperoleh imbalan apa pun hanya untuk menyenangkan orang lain, membuat masa muda kalian bahagia. Tak disangka kalian memperlakukanku seperti ini.

Sambil merapikan meja baru, aku menggerutu di dalam hati.

Demi mendapatkan penghargaan "kelas terbaik" setiap minggunya, Guru Kim membuat peraturan yang sangat ketat di kelas. Setiap hari Senin, semua murid di kelas diminta untuk menuliskan tiga nama siswa yang suka membuat keributan minggu lalu di secarik kertas kosong, lalu dikumpulkan ke Mark, si ketua kelas, untuk dihitung.

Setelah dihitung, yang mendapat suara terbanyak dalam daftar hitam pasti akan merasa sangat sial. Guru Kim akan menelpon orangtuanya untuk memberitahukan kelakukan pembuat onar di sekolah, lalu menghukumnya. Aku merasakan kesialan karena namaku berada di urutan pertama daftar hitam saat itu.

Empat puluh lima orang teman sekelasku tidak menyangka bahwa aku bisa dijebak dengan mudah untuk dihukum duduk di sebelah tembok, seperti seorang murid yang belajar di pulau terpencil. Semua orang memperhatikanku dengan seksama dan menunggu perkembangan selanjutnya.

Baiklah, hanya karena namaku berada di peringkat pertama daftar hitam, mengapa aku harus bersedih?

"Hahahaha... Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Chen, yang menempati urutan kedua dari daftar hitam sambil menyibakkan rambutnya.

"Brengsek!" Sial! Apakah salah jika membuat orang lain tertawa?

"Hei jujur, aku tidak menulis namamu, lho!" ujar Kai sambil menunjuk daftar hitam yang tak bernama. Ia juga termasuk pembuat onar di kelas yang seharusnya juga masuk ke daftar hitam.

"Aku juga tidak menulis namamu. Brengsek! Jelas-jelas kau lebih suka mencari gara-gara dibandingkan aku!" ujarku.

Sebenarnya, aku menuliskan nama Kai. Kita harus tahu cara melindungi diri agar tidak disalahkan. Ini benar-benar seperti teror, memaksa orang untuk mengkhianati teman sendiri. Lagi pula aku juga tidak percaya kalau Kai tidak menulis namaku.

"Chanyeol, kau kasihan sekali, hanya bisa mengobrol dengan dinding," ejek Sehun, teman baikku yang setiap hari berangkat ke sekolah dengan bus sekolah.

"Brengsek!" ujarku sambil mengacungkan jari tengah.

Semua orang lantas mengikuti pelajaran dengan tenang, termasuk diriku. Tak ada yang berbicara sendiri.

Aku melihat ke arah tembok yang ada di sebelah kananku. Sebuah tembok yang tidak penting. Sebuah tembok yang tidak penting? Membuatku merasa malu saja.

"Cerita masa mudaku tak seharusnya kuhabiskan dengan tembok," ujarku sambil mendengus.

.

.

Sekarang, aku mulai berbicara dengan dinding, menuliskan pesan melalui grafiti yang kugambar menggunakan pulpen. Aku manusia dan dia hanya tembok yang memiliki loyalitas tinggi, tetapi ia hanya bisa diam ketika berdiskusi. Terkadang aku juga sengaja mengeraskan suara untuk memberi tahu orang lain bahwa walaupun aku sedang berada dalam situasi genting, aku tetap berjuang tanpa henti.

Satu minggu kemudian, aku masih berada di peringkat satu daftar hitam.

Tidak salah lagi, mereka sudah merencanakannya.

Guru Kim berdiri di depan papan tulis dengan marah sampai seluruh tubuhnya gemetar sambil melihat wajah polosku.

"Chanyeol, ada apa denganmu? Kenapa berbicara dengan dinding?" tanya Guru Kim marah, dengan pembuluh darah di dahinya seperti mau meledak.

"Pak, saya sudah introspeksi diri. Berbicara dengan dinding adalah cara saya untuk mengendalikan diri," ujarku malu, tetapi diam-diam kuacungkan jari tengahku di belakang kepala. Seluruh temanku sekuat tenaga menahan tawa mereka.

Guru Kim memejamkan matanya dengan berat, kemudian ia memicing seakan mencoba membuatku gentar. Aku menikmati situasi saat itu, dan dengan sikap kekanak-kanakan malah bangga menjalani hukuman ini karena pada saat yang sama aku juga menjadi pusat perhatian.

Ayo, pak! Tunjukkan keberanianmu sebagai seorang guru!

"Park Chanyeol!" panggil Guru Kim.

"Ya, Pak!" Aku menatap Guru Kim dengan sungguh-sungguh.

"Kau duduk di depan Byun Baekhyun!" ujar Guru Kim sambil membuka matanya yang sudah terlihat marah.

"Hah?"

Apa-apaan ini?

Byun Baekhyun adalah murid perempuan paling pintar di kelas. Ia murid yang baik, berprestasi, dan disukai semua orang. Murid-murid perempuan bahkan tidak ada yang bisa marah karena iri padanya. Ia berambut panjang dan berkelakuan baik.

Ketika berhadapan dengan Byun Baekhyun, aku merasa sangat tidak percaya diri, padahal aku adalah orang yang paling narsis.

"Byun Baekhyun, mulai hari ini, tolong kau awasi Park Chanyeol, anak yang merepotkan ini." Guru Kim terlihat bersungguh-sungguh.

Byun Baekhyun mengerutkan dahinya. Ia menghelas napas berat, merasa putus asa karena tidak berdaya menolak tugas yang mengharuskannya bertanggung jawab atas diriku.

Aku, murid yang selalu masuk peringkat pertama dalam daftar hitam, tiba-tiba diserahkan dalam pengawasan seorang anak perempuan berbadan kecil dan kurus? Seisi kelas pun mulai berisik, bahkan Chen tak bisa menahan tawanya lagi. Sial!

"Pak, tapi saya benar-benar sudah introspeksi diri. Sungguh!" ujarku yang masih terkejut.

"Byun Baekhyun, bisakah?" Guru Kim tiba-tiba bertanya sambil memandang Byun Baekhyun di tempat duduknya.

"Hmm." Byun Baekhyun menjawab dengan tenang. Semua umpatan yang ada di kepalaku tiba-tiba hilang.

Jadi, adegan dalam cerita ini berawal dari tembok yang dipenuhi grafiti, lalu diam-diam membawa wajah cantik Byun Baekhyun ke dalam cerita ini.

Ceritaku, ah bukan, cerita masa muda kami, dimulai begitu saja.

.

.

TBC!

.

.

Halo this is my first time dalam dunia fanfiction. Saya hadir membawa sebuah cerita dari novel "You Are the Apple of My Eye" yang diremake dengan main cast Chanbaek dan ditambah pemeran yang lain.

Jika ada yang suka dan berminat pada cerita ini atau memberi kritik serta saran, silahkan review di kotak review kekeke.