A WORLD WITH NO LIGHT

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Rated: K+

Pagi telah tiba, suasana biru menyelimuti langit Desa Konohagakure. Semua anak pergi kesekolah dengat semangat. Lalu lalang bus sekolah membuat hari semakin ramai dan sinar matahari yang hangat membuat anak-anak gembira.

Tapi, hanya Haruno Sakura yang tidak gembira, gadis berumur 13 tahun ini selalu saja terlambat. Menurutnya, bangun pagi adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Seperti hari-hari biasa Sakura mengulangi satu kesalahan yaitu, terlambat datang ke sekolah.

Saat Sakura berjalan menuju halte, dia melihat bus sekolah yang sedang berhenti. Tapi sayang, dia kurang beruntung bus itu pergi saat Sakura menuju halte tersebut. Sakura mengejar bus tersebut tapi, bus itu sangat cepat. Akhirnya, Sakura berhenti di halte untuk menunggu bus selanjutnya.

Ternyata, menunggu bus selanjutnya tidak secepat yang Sakura bayangkan. Jadi, dengan berat hati Sakura memilih berlari ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, Sakura masuk dengan perasaan yang tidak tenang karena dia sudah tahu apa yang akan terjadi.

"Duh, pasti Anko-sensei marah besar kalau tahu aku terlambat lagi!" pikir Sakura.

Ternyata, apa yang Sakura pikirkan benar. Saat hendak membuka pintu Sakura mendengar seseorang memanggilnya. Lalu, Sakura membalikan badan dan ternyata, yang memanggil nama Sakura adalah Anko-sensei wali kelasnya.

"Sakura, kamu harus mengubah kebiasaan mu! Sekarang,umur mu sudah 13 tahun dan kamu bukan anak SD lagi, sekarang kamu masuk kelas. Hari ini, sensei tidak memberimu hukuman. Tapi ingat ya, lain kali, kamu jangan terlambat lagi!" kata Anko-sensei.

Lalu, Sakura masuk ke kelasnya dan langsung duduk di tempat duduknya. Sakura duduk di sebelah sahabatnya yang bernama Sabaku no Temari.

"Kamu terlambat lagi ya? Apa Anko-sensei memberi mu hukuman?" tanya Temari. Sakura hanya menggelengkan kepalanya lalu, dia mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya.

Beberapa jam kemudian, bel sekolah berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas. Sakura dan Temari pulang bersama sepeti biasa. Kali ini, Temari dan Sakura berencana untuk pergi ke taman untuk bermain.

Setelah sampai di rumah, Sakura langsung mengganti baju dan makan siang. Setelah selesai, Sakura melihat ke arah pintu masuk. Ternyata, Temari sudah menungggunya lalu,Sakura meminta izin pada ibunya. setelah itu, ia keluar dan pergi ke taman bersama temari.

Saat di tengah-tengah perjaanan menuju taman, secara tidak sengaja Sakura menginjak ekor anjing yang sedang tidur. Tiba-tiba anjing itu bangun dan mengejar Sakura dan Temari

"Uwaaa… anjing.." teriak Temari. "Temari, aku takut..!" teriak Sakura

"Sakura, cepat melompat ke semak-semak kita akan bersembunyi di sana!"

"iya" lalu, mereka berdua melompat ke semak-semak dan… "GUBRAAK!" Sakura dan Temari jatuh tepat di depan sebuah pintu besar.

Di permukaan pintu tersebut tertulis sebuah kalimat yang di tulis dengan menggunakan huruf-huruf kuno yang hanya di pakai oleh orang-orang zaman dulu. Kebetulan, Temari bisa membaca kalimat itu. Temari meletekan tangannya tepat dimana tulisan itu berada dan dia menyebutkan arti dari kata tersebut

"Ini artinya: "Kegelapan bukan akhir dari kehidupan"

"Apa maksudnya?" tanya Sakura

"Tunggu, masih ada lanjutannya: "bila pintu ini terbuka, kau akan menemukan makna dari kesenangan" lanjut Temari. Tiba-tiba kertas segel yang melekat pada pintu itu meledak dan pintu besar itu pun terbuka.

Temari dan Sakura masuk ke dalam pintu itu. Di dalamnya, seperti dunia malam. Di depan mereka berdua ada sebuah laut, dan sebuah jembatan kayu tempat kapal menepi. Di pinggir jembatan tempat kapal menepi, mereka berdua melihat beberapa orang yang sedang menumpang pada sebuah perahu yang berukuran kecil dan salah satu penumpang perahu itu berteriak

"Hei, kalian yang ada di sana, cepat kemari!"

lalu, Sakura dan Temari menghampiri kapal yang sedang menepi itu

"Cepat naik, kalian akan ku antar menuju dunia tanpa cahaya" ajak kapten kapal tersebut. Karena penasaran, mereka berdua naik ke kapal itu.

Beberapa jam kemudian, Temari dan Sakura sudah sampai di Dunia tanpa Cahaya. Dunia itu benar-benar gelap. Keadaannya, mirip dengan suasana malam di Desa Konoha. Bedanya, di dunia ini sangat ramai walaupun gelap. Yang menerangi seluruh daerah ini hanya lampu-lampu yang di pasang di seluruh bangunan dan kendaraan.

Sakura dan Temari di turunkan oleh kapten kapal itu di sebuah pelabuhan. Ciri khas pelabuhan itu adalah adanya lampu merah berebenuk hati. Setelah melewati pelabuhan itu, Sakura dan Temari terus berjalan ke arah selatan.

Di sepanjang jalan terlihat banyak sekali manusia yang aneh. Contohnya, manusia dengan alis tebal dan rambut seperti mangkok. Bukan hanya manusia tapi di sini juga banyak benda-benda yang aneh.

Saat sedang asyik berjalan, Sakura sempat berhenti mendadak

"Sakura, ada apa? Kenapa berhenti?" Tanya Temari

"Lihat! batu ini mengeluar kan cahaya, bagus sekali. Bagaimana kalau batu ini kita simpan?"

"hmm.. boleh juga. Kalau di pikir-pikir, batu seperti ini pasti susah di temukan"

"iya, bagaimana kalau batu ini buat kalung?" usul Sakura

"Sebenarnya, aku setuju saja jika batu ini di buat kalung tapi, batu ini ada lima kita kan Cuma berdua. Lagi pula, kita tidak mempunyai bahan-bahan untuk membuat kalung dan yang lebih buruk, aku hanya membawa uang Rp.10.000,-" jelas Temari

"Tenang saja, sebentar lagi pasti kita akan bertemu seseorang"

"Lalu, apa hubungan nya batu ini dengan orang yang akan bertemu dengan kita?" tanya Temari bingung.

"Aku akan memberikan batu ini pada orang itu lalu, aku akan mengusul kan supaya batu ini di buat kalung" jelas Sakura

"Baiklah, aku akan berusaha percaya pada ide mu itu!. Sekarang, ayo kita lanjutkan perjalanan kita!" kata Temari

Mereka berdua terus berjalan selama 1 jam. Sekarang,mereka telah sampai di sebuah desa. Di pintu masuk desa itu terpasang sebuah papan yang bertuliskan "Desa Iwagakure". Di desa itu, banyak sekali penduduk yang berjualan Apel, Sakura dan Temari sempat mencicipi Apel itu rasanya, hm... manis sekali!.

Setelah kenyang makan Apel, Sakura dan Temari kembali melanjutkan perjalanan.

Semua orang berhenti berjalan karena papan tanda kereta api mulai berderu. Tapi, hanya seorang gadis kecil yang tidak menghentikan langkahnya. Kereta api mulai terlihat di ujung jalan tapi, anak itu tetap tidak mau berhenti. Semua orang berusaha menghentikannya tapi, tak seorang pun yang di dengarnya

Saat kereta tersebut hampir menabrak anak itu, Temari segera berlari dan menarik tangan anak itu dan membawanya ke tempat yang aman.

"Hei, apa yang kamu lakukan? Tadi itu sangat berbahaya" seru Temari.

"Kenapa kakak menghentikanku?" tanya anak itu

"Aduh Temari, lebih lembut sedikit dong dia itu sedang sedih. Adik kecil, sekarang jelaskan padaku, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Sakura sangat amat teramat (?) lembut. Temari hanya memalingkan wajahnya melihat kelakuan sahabatnya itu

"Kalian tidak mengenalku jangan ikut campur!" ujar anak itu

"Dengar, masa kecil itu adalah masa yang sangat menyenangkan dan hanya terjadi Sekali seumur hidup. Jadi, jika kamu menghentikannya, aku yakin, kamu akan sangat menyesal!" jelas Temari

"Itu pengalaman mu bukan aku. Jangan samakan aku dengan mu!" kata anak itu

"Sekarang katakan padaku, apa mau mu?"

"Mauku adalah tinggal kan aku sendiri"

"Baik kalau itu mau mu tapi, jangan salah kan aku jika kamu hidup sendiri tanpa teman dan kamu akan hidup dalam kesunyian yang kelam dan hidup tanpa kasih sayang dan kemudian kamu akan tumbuh menjadi seseorang yang sangat amat kejam"

Tiba-tiba kepala anak itu menunduk dan dia menangis.

Beberapa saat kemudian, anak itu mengangkat kepala nya dan menatap Sakura dan Temari.

"Kakak, maaf kan aku karena tadi aku kasar sama kakak. Nama ku Hyuga Hanabi. Nama kakak siapa?" tanya Hanabi

"Aku, Sabaku no Temari dan ini, temanku Haruno Sakura" jawab Temari saat ini, Temari berusaha menunjukan sisi lembutnya.

Setelah berkenalan, Hanabi mengajak Sakura dan Temari kerumahnya.

Setelah dirumah, Hanabi menceritakan kisah hidupnya yang memilukan mulai dari dia tidak pernah bertemu dengan orang tua nya, sampai alasan yang membuat nya ingin bunuh diri.

Dari semua cerita Hanabi, yang paling memilukan adalah dia tidak pernah bertemu dengan orang tuanya. Sudah dari dulu, Hanabi hidup sendiri tanpa orang tua yang mendidiknya. Meskipun begitu, Hanabi adalah anak yang baik.

Walaupun dia tidak pernah di didik orang tua kandungnya tapi, Sejak bayi Hanabi di asuh oleh seorang ibu yang bernama Kurenai Yuhi. Ibu Kurenai pernah bercerita pada Hanabi. Katanya, Hanabi di titip kan ibunya ke ibu Kurenai sebelum ibu dan ayah kandung Hanabi pergi. Hanabi pernah menanyakan pada ibu Kurenai tentang Orang tuanya dan ibu Kurenai dengan senang hati menjelaskannya.

Yang di ceritakan Ibu Kurenai tentang orang tua Hanabi hanya sifat-sifatnya saja. Menurut ibu Kurenai, orang tua Hanabi adalah orang yang sangat baik dan suka menolong. Bu Kurenai juga menceritakan pada saat dia mengalami kesusahan dan kemudian, dia di bantu oleh orang tua Hanabi. Dan tidak lupa, bu Kurenai memberi tahu kan nama orang tua Hanabi. Nama ayah nya adalah Hyuga Hiashi.

Walau pun Ibu Kurenai bukan ibu kandung Hanabi, dia tetap menyayangi Hanabi seperti anaknya sendiri dan Hanabi sangat bahagia.

Tapi, Kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Tiga bulan lalu, bu Kurenai meninggal dunia karena sakit. Dan mulai saat itulah Hanabi hidup sendiri. Hanabi menceritakan itu semua dengan perasaan sedih dan sesekali air mata membasahi pipinya.

untuk menenangkan hati Hanabi, Temari membuatkan 3 gelas cokelat panas. Setelah meminum cokelat panas, mereka bertiga tidur karena lelah setelah perjalanan panjang.

Esoknya, Sakura memberi Hanabi sebuah batu bersinar yang dia temukan di dekat pelabuhan. Ternyata, sama seperti Temari dan Sakura, Hanabi juga menyukai batu itu. Lalu, Sakura mengusulkan supaya Batu tersebut di buat kalung persahabatan dan mereka berdua setuju.

Di buatlah batu itu menjadi kalung yang sangat indah. Dan mereka membuat perjanjian selama batu itu ada pada mereka maka, mereka akan jadi sahabat selamanya.

To be continue...

A/N:

Salam kenal! Saya author baru, dan ini cerita kedua saya. Maaf kalo jelek dan GaJe. Ada yang mau review?