Pada dasarnya, Tuhan selalu adil pada umatnya. Saat beliau mengambil sesuatu dari hambanya, maka beliau akan menggantinya, dengan sesuatu yang lebih indah. Ketika beliau menurunkan cobaannya, maka terdapat hikmah di dalamnya. Tak semua cobaan akan memberikan kesedihan yang mendalam, adapula cobaan yang akan membuat semua tersadar akan kebesaran-Nya.

.

.

.

.

.

My Life.

Chara © MK

Rated : T

Naruhina slight Sasusaku slight Saino.

Warn : Typo, Eyd, alur mungkin cepat.

.

.

.

.

.

Terinspirasi dari '1 litre of tears'

.

.

.

.

.

.

Prolog.

Disini tampak 3 bocah perempuan tengah sibuk dengan ponsel pintar mereka. Mereka merupakan gadis pelajar tingkat SMA yang tengah menikmati waktu istirahat di kantin. Tidak pada umumnya, ketiga gadis ini malah sibuk dengan ponsel yang sedari tadi mereka mainkan. Sebut saja, Hinata, Shion, Sara. Ketiga gadis inilah yang tengah sibuk memencet layar ponsel mereka.

Tet!

Bel masuk berkumandang seketika itu, ketiga kepala tadi, mengalihkan perhatian dari ponsel mereka dan menyimpan benda itu ke dalam saku. Mereka berdiri dari kursi yang mereka duduki dan meninggalkan meja tempat mereka berkumpul. Berjalan melewati lorong menuju kelas mereka.

Kriet.

Mereka duduk berurutan yang paling depan Hinata, lalu Shion, baru Sara. Duduk diam menunggu bangku lain terisi dan guru memasuki kelas. Proses pelajaran sedang berlangsung. Mereka tampak fokus menyerap ilmu yang diberikan oleh sang pengajar.

Sara, gadis keturunan kerajaan yang bersekolah di Tokyo Gakuen dan berteman dengan Shion dan Hinata. Dia merupakan pewaris tunggal dari kerajaan itu. Rambut merahnya yang menawan, suara merdu yang menenangkan hati, membuat para pria mengejarnya.

Mikko Shion, gadis yang jalan takdirnya mirip dengan Sara, seorang calon ratu di sebuah kerajaan. Juga seorang ballerina yang terkenal. Rambut kuning pucat yang menggoda, serta tubuhnya yang indah, juga membuat para pria mengahantuinya.

Hyuuga Hinata, salah satu putri dari Hyuuga Hiashi, pemilik Hyuuga corp. Seorang atlet basket yang selalu memenangkan perlombaan. Rambut Indigonya yang unik, serta tubuh sintal yang ia miliki, mengakibatkan dirinya berkali-kali menerima surat lamaran pernikahan.

Mereka bertiga bersatu dalam sebuah kelompok persahabatan. Sekolah di Tokyo Gakuen, membuat mereka bertemu di awal tahun pelajaran. Bersama dari awal hingga pertengahan tahun ini. Mereka sering bersama, kemanapun.

.

.

.

SKIP TIME

.

.

.

Jam pelajaran telah usai, ketiga gadis itu mengemasi buku mereka dan berjalan ke luar kelas.

"Kamu ada eskulkan, Hinata?" Shion, gadis ini membuka pembicaraan.

"Um, aku akan kesana sekarang! Bye-bye!" teriak Hinata sambil berlari meninggalkan kedua gadis ini yang masih tersenyum.

"Tak bisakah dia berpamitan tanpa berlari." Ucap Sara dengan senyum yang masih terpampang.

"Entahlah, itu kebiasaannya." Balas Shion.

Mereka berdua pun tertawa bersama mengingat kelakuan sahabat mereka, Hinata.

.

.

.

.

.

.

Lapangan tertutup untuk basket.

Hinata berlari menuju tengah lapangan, setelah dia berganti pakaian, dirinya mulai merenggangkan ototnya. Serasa cukup, dia mulai mendrabble bola sambil berjalan dan memasukkan ke ring

Plung.

Dia tersenyum bahagia, bola basketnya memasuki sasaran. 2 minggu lagi dia harus mengikuti turnamen yang ke 20. Meski eskul untuk hari ini diliburkan, dirinya lebih memilih untuk berlatih. Takut gelar yang ia dapat akan menghilang.

Berkali-kali gadis itu berlatih memasukkan bola dan hasilnya pun sama, selalu masuk. Jadi, untuk apa dirinya berlatih? Yah, untuk mengisi waktu luang.

.

.

.

.

1 jam berlalu.

Langit Tokyo tampak indah dengan sentuhan warna jingga. Gadis yang sedari tadi berlatih, kini memilih untuk mengemasi bola yang berceceran. Selesai mengumpulkan bola, dia mengambil tas ransel yang tadi, dia geletakkan begitu saja di bangku penonton.

Tanpa berganti seragam sekolah, dia bergegas pulang. Dengan jarak yang cukup jauh, dia memilih untuk berjalan. Bukannya dia anak orang kaya? Iya, itu benar. Tapi prinsipnya, 'hindari semua polusi, atau termasuk pendosa'. Baginya para pengendara kendaraan yang menghasilkan asap yang pekat, termasuk pendosa. Bagaimana tidak? Asap pekat yang dihasilkan membuat orang lain terganggu dan orang yang mengganggu hak orang lain, termasuk pendosa ringan kan? Dan satu lagi! Pendosa ringan, sedang atau sebagainya, tetaplah pendosa.

Dia berjalan menyususri trotoar yang tampak ramai. Alisnya menyernyit heran. Kenapa hari ini bisa begitu ramai?, batinnya. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, kepalanya menuntut untuk mengetahui penyebab keramaian di sini. Ah! Dia baru ingat sekarang. Bukankah ini akhir pekan? Begitu dia mengingat ini akhir pekan, langkah yang semula santai, kini bertambah cepat dan semakin cepat.

BRUK! DUGH!CKIET!

Baru saja, dia menyadari bahwa hari ini adalah akhir pekan, yang artinya keluarganya bisa berkumpul. Dan kini dirinya terkapar di atas aspal yang terasa panas. Matanya tersasa buram dan berat. Sesuatu juga mengalir dari beberapa bagian tubuhnya. Dia berusaha untuk bangun, tapi kegelapan yang ia dapatkan.

.

.

.

.

.

.

.

Di sisi lain, tamapk seorang pria muda yang keluar dari kelas perkuliahannya dengan menenteng sebuah tas coklat. Dia tampak mempesona dengan balutan kaos putih dengan celana panjang berwarna hitam. Berjalan santai menuju tempat parker.

Kring~~~

Siapa lagi?, batinnya.

"Halo?"

"Halo, bisa bicara dengan saudara Hyuuga Neji?" sebuah suara lembut menyapa gendang telinganya.

"Ah, saya sendiri."

"Saya Tenten, dari rumah sakit Tonan. Begini, saudari anda, Hyuuga Hinata, mengalami kecelakan dan sekarang berada di rumah sakit kami." Ucap wanita itu lagi.

"Apa?! Baiklah, saya akan segera menghubungi keluarga saya, dan segera ke sana! Terima kasih sudah menghubungi saya."

"Sama-sama." Balas wanita itu.

Neji terkejut setengah mati, baru saja dia ingin pulang dan bercengkrama bersama keluarganya, malah adik sepupu yang sudah dia anggap sebagai adik kandung, Hyuuga Hinata, mengalami kecelakaan. Segera saja, dia memasuki lamborgini hitamnya dan menginjak gas secara penuh.

.

.

.

.

.

.

.

Brum! Ckiet.

"Ah! Itu pasti Neji-nii!"

Seorang gadis berambut coklat dengan mata seindah bulan, berlari menuju pintu dan membukanya, menunggu sang kakak dari daun pintu.

"Okaeri, Neji-nii!" salam gadis itu.

"Tadaima, Hana-chan." Balas Neji dengan senyum yang terpampang.

Neji sedikit menunduk dan mulai mencium kening adiknya.

"Okaa-san dan Tou-san di rumah?"

"Hum! Mereka sedang bersantai di ruang tamu."

"Baiklah, ayo kita kesana!" ajak Neji.

Mereka berdua, memasuki ruang tamu dan menemukan kedua orang tua mereka sedang bercengkrama sambil minum teh.

"Tadaima, Okaa-san, Tou-san." Salam Neji.

"Okaeri, Neji-kun." Balas ibunya, sedangkan sang ayah hanya diam dan tersenyum menanggapi salam Neji.

"Astaga!"

"Ada apa, Neji?" kini sang ayah yang membalas keterkejutannya.

"Tou-san! Aku lupa, Hinata sedang berada di rumah sakit Tonan, karena kecelakaan." Ucap Neji dengan raut wajah yang tampak khawatir.

"Apa?!" ayah dan ibunya terkejut, dengan berita yang ia sampaikan.

Tapi, tak ada waktu untuk terkejut sekarang. Mungkin saja, nyawa Hinata sedang dalam bahaya, kalau mereka tak cepat sampai.

"Sekarang kita kesana!" ucap pria paruh baya itu.

.

.

.

.

Terus kebawah!

.

.

.

.

.

.

Semakin kebawah!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

WEEEKKKKK! :P

TBC!

#anetirutirusalahsatuauthor.

BUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA! :D

Gile ni anak, 2 fic belum kelar, udh rilis yang baru, tau ah. #plak. XD

Hai reader yang tercinta, dari yang cantik hingga yang ganteng, dari yang imut-imut hingga amit-amit #apaancoba? :D

Hipu membawa fic baru dengan alur yang pastinya mbulet, dan bikin mual-mual. Wkwkwk :'V

Gini ya, ini fic itu gak tau genrenya apa, inikan tak tulis angst and family, tapi mungkin suatu saat, akan berganti. :"V

Hm.. ini cerita ane ambil dari sebuah film yang mengakibatkan tisu gue ludes. :"(

1 LITRE OF TEARS.

Tapi, jangan reader pikir, ceritanya bakal sama plek. Cuma penyakit dan alur (mungkin). Yang akan ane samakan, untuk kejadian, akan ane rubah, full menurut otak ane. 8)

So, kalo anda berpikiran bahwa ini bakalan sama kayak film yang ane sebutin, ane minta maaf dengan saat –eh! Sangat, tolong buang jauh pemikiran anda.

Akhir kata,

Mind to RnR?