"Tae?"

Jungkook menggeram tertahan, mencoba bertahan dengan gejolak khawatir dalam dada saat dirinya tidak menemukan Tae; penyebab mengapa dirinya menjadi seperti ini.

"Taehyung, dimana kamu?" Dia menolehkan kepalanya ke salah satu sumber suara yang ada di flatnya. Dapur mungkin? Beranjaklah Jungkook dari tempatnya dan apa? dia tidak menemukan Taehyungnya di sana. "Oh Tuhan. Taehyung jawablah aku!"

Jungkook mengambil handphonenya, ponsel pintar dengan fitur terbaru yang canggih. Tergesa-gesa ia menekan handphonenya itu. Mencoba melakukan speed dial ke Taehyung. Nihil. Tak ada jawaban. Lalu apa yang ia dapatkan? Suara handphone Taehyung yang mencapai indera pendengarannya dan benda itu terletak tak jauh dari tempat Jungkook berdiri. Terlalu memang.

Jeon -marga yang ia dapatkan dari ayahnya- Jungkook tak kehabisan akal. Dia memutuskan untuk pergi ke rumah Yoongi; kakak kelasnya semasa sekolah menengah atas dan menjadi kakak terbaik yang ia dapatkan sampai sekarang.

"Taehyung bikin khawatir saja."

Saat membuka pintu flatnya,

"Astaga!" Jungkook menabrak seseorang di depannya. Kepala berhias rambut sewarna dengan batang pohon beringin itu mengaduh dengan keras.

"Aduh! Kamu buat aku kaget Jungkook dan ini sakit!" Itu Taehyung. Kim Taehyung. Dia sibuk mengusap keningnya yang menabrak dagu Jungkook sembari mengoceh tentang sakit yang ia dapatkan dari tragedi tabrakan tadi.

Jungkook diam dan Taehyung tetap berisik dengan keluhannya. Hanya ada suara Taehyung saat ini. Di sisi lain, Taehyung tidak tahu akan tatapan menusuk Jungkook terhadapnya.

"Kamu pergi tanpa kabar dan datang dengan tiba-tiba. Kamu meninggalkan handphone dan aku lihat kamu tidak mengenakan jaket. Kamu sadar betul bukan kalau cuaca di luar sangat tidak baik?"

"Iya, aku tahu."

"Sudah aku ingatkan terus-menerus, bawa handphonemu ketika kamu ke luar flat. Bisakah kamu melakukan itu? Aku 'gak tahu musti bilang apa lagi ke kamu untuk satu hal itu, Tae."

"Iya."

"Kamu jangan iya-iya saja. Jawab yang lain!" Duh, Jungkook rindu suara serak Taehyung. Betul tidak, Jeon Jungkook?

"Oke, Jungkook."

Ya Tuhan...

"Sayang,"

"Aku bukan sayangnya kamu, Jungkook. Bukan."

"Masa bodoh. Masuk sekarang! Aku bahkan 'gak sadar kalau kita masih di depan pintu." Jeon menggenggam jemari Kim dengan lembut. Hah, sungguh rindu dia walau terpisah 2 jam saja. Tipikal budak cinta.

Taehyung sih kerjanya senyum-senyum. Terlepas begitu cepat dari kalimat yang baru saja ia keluarkan; bukan sayangnya Jungkook. Terlihat berseri dengan Jungkook yang membawa plastik-plastik besar yang entah apa itu isinya sebelum Taehyung memberi tahu.

"Isinya apa Tae? Coba kamu ceritakan dari mana saja kamu."

"Ini? Hm... aku habis beli perlengkapan puppy. Pakaian, makanan, mainan, semuanya!" Taehyung berdiri di depan Jungkook dan mulai bercerita dengan semangat menggebu. Jungkook sudah mangap ingin menyuarakan sesuatu namun Taehyung mendahuluinya, "Iya Kook! Aku mau puppy! Aku mau adopsi satu. Kalau kamu ijinkan, aku jadi mau dua!" Dengan senyuman dan binar-binar kemanisan yang tidak dapat dicegah si Jeon, Taehyung mengatakannya. Jangan lupakan aura bling-bling yang terdapat pada Taehyung saat mengatakannya.

"Kamu mendadak sekali Tae. Sungguh. Harusnya kamu beri tahu aku terlebih dahulu. Lihat? Kamu jadi terkena omelanku begini tadi. Dan juga, kamu mau puppy? Kamu baru beri tahu aku sekarang Kim Taehyung! Sekarang! Mana bisa aku tolak kalau kamu sudah beli ini dan itu." Jungkook tampak sangar sekaligus lucu sekarang. Taehyung tahu, di balik semua omelan Jungkook terdapat rasa khawatir yang besar. Taehyung tahu itu.

"Maaf, aku niatnya mau beri kamu kejutan." Mana tega Jungkook memberi omelan lagi pada Taehyung. Dia, Kim Taehyung menampakkan wajah merengut manisnya dengan mata yang tidak mau melihat ke arah mata Jungkook berada.

"Ya sudah, kamu mau puppy? Oke, aku bolehkan. Kamu yang jaga, ya?" Jungkook mengatakannya sambil mengusap rahang Taehyung, memeluknya dengan perlahan. Menempatkan tangan kirinya di lekukan pinggang Taehyung dan tangan kanannya menyusuri leher sehabis puas dengan rahang.

Jungkook, kamu itu betul-betul sayang Taehyung ya.

Taehyung tentu senang mendengar itu. Dengan cepat dia kecup pinggiran bibir Jungkook dan menarik diri kembali sebelum Jungkook melakukan apa-apa kepadanya.

"Dasar rubah!"

"Tentu! Tapi aku manis!" Taehyung melepaskan diri dari pelukan Jungkook. Dan hasilnya, Jungkook mengerucutkan bibirnya membentuk aksara ㅅ. Mengingatkan Taehyung pada seseorang di luar sana. Hih, sok ngambek.

"Sayang,"

"Aku bukan sayang kamu Kook. Berisik tahu."

"Terus apa? Kamu apanya aku kalau begitu?"

Taehyung tampak seolah sedang berpikir, berusaha menemukan kata yang cocok untuk memberi kesan surprise! pada Jungkook.

"Apa Tae?" Jungkook sangat tidak sabaran. Tapi menggemaskan, jadi tidak apa-apa bagi Taehyung. "Beri tahu aku, cepatlah."

Oh, Jungkook mendekatkan tubuhnya ke tubuh Taehyung. Melakukannya sambil mengerling polos namun tersirat kenakalan di dalamnya. Melakukan itu lagi pada Taehyung. Kabedon.

"Jeon Jungkook, kamu harum. Aku suka." Jari Taehyung menggelitik tengkuk Jungkook dan sensasinya sangat disukai si Jeon. Geli tapi enak. Pikirnya.

"Jangan lari dari pertanyaanku, Manis. Kamu itu apa untukku kalau bukan sayang?"

"Aku?" Taehyung menunjuk dirinya sendiri sebelum menempelkan keningnya pada kening Jungkook. Butuh gerakan menjinjit, fakta untuk kalian; Jungkook lebih tinggi dari Taehyung padahal si kelinci ini lebih muda dua tahun darinya (Taehyung memanggilnya kelinci karena gigi seri Jungkook menyamai gigi kelinci).

Taehyung tersenyum samar, mengecup manis bibir Jungkook sebelum mengatakan itu di telinganya.

"Aku bukan sayang kamu tapi aku ini cinta kamu, Jungkook."

Mencium sekilas daun telinga Jungkook dan kabur dari dekapan Jungkook dengan kecepatan cahaya.

Jungkook menghela napas, mengelus dadanya. Sabar.

"Memang betul kamu itu rubah, Tae..."

.

.

tbc?

Halo! Pengguna sothesky di sini! Bagaimana ceritanya? Aku (sangat) butuh kritik dan saran kalian guna mengembangkan cerita-ceritaku yang akan datang, bolehkah?

Terima kasih sudah baca 'jocular' dan maaf untuk segala kesalahan yang aku buat di tulisanku ini!

i uwu u, hehe.