Okay folks, yo! Apa kabar semuanya? Kangen aku?
Oke, aku sedang demam Hiso/Gon sekarang. Dan jujur aku adalah author yang sangat moody dan picky. Jadi jangan harap aku tidak akan menempel system Hiatus dalam sequel ini. Anyway, Yaaay! Aku sudah di kelas 3 SMA!
I AM STILL ROOKIE HERE IN THIS FANDOM. JADI MOHON BIMBINGANNYA YA!
I am not the owner of Hunter x Hunter or its characters. Maybe..JUST maybe I will put Hiso Machi. But hell…this is purely HISO GON!
I DO WHAT I WANT!
My Sensei is a Joker
Welcome to Yorkshi City
Jaman di bangku SMP memanglah jaman yang menyenangkan. Walau orang bilang ini adalah jaman peralihan antara Jaman SD yang kekanak-kanakan dengan Jaman SMP yang mulai meranjak ketahap dewasa. Namun bagi Gon Freecs, ini adalah yang biasa saja, tak ada bedanya. Gon, yang berumur 12 tahun dengan paros tubuh kecil dan rambut hitam berantakan ini hanya bisa menerima kenyataan.
Ayahnya meninggalkan dia saat masih bayi dan menitipkannya ke bibi nya, Bibi Mito. Karena urusan perkerjaan. Dibantu oleh nenek Gon yang sudah berumur kurang lebih 68 tahun, bibi Mito membesarkan Gon sampai sekarang. Ia dibesarkan tanpa ayah. Namun bagi Gon itu bukanlah masalah. Sekarang dia sudah duduk dibangku SMP. Whale islan Junior high, tempat dimana Gon bersekolah. Dan itu juga tempat dimana ia mendapatkan banyak teman.
Tak banyak anak-anak yang bersekolah di Whale Island Junior High, namun itu tak mengurangi semangat belajar Gon. Disana Gon sudah bagaikan penguasa sekolah, begitu kata anak-anak disana. Namun Gon tak merasa demikian. Gon yang ceria dan sedikit naïf ini hanya bisa berbaik hati dan berteman dengan siapa saja.
Sekarang sudah tengah semester Ganjil. Tak disangka waktu berjalan begitu cepat. Terlalu cepat untuk Gon kecil untuk menerima kenyataan bahwa dia akan di pindah sekolah ke Yorkshin City Junior High. Ini sudah menjadi keputusan Mito karena melihat prospek pendidikan yang ada di Whale Island sangatlah tidak memadai.
" Bibi sudah meminta ayahmu yang ada di Yorkshin City untuk membiarkan mu tinggal di apartemen nya dan membiayai sekolahmu ", pesan Bibi. " Tapi ? Aku sudah punya banyak teman disini. Dan orang-orang disini sudah banyak mengenal ku. Kenapa aku harus pindah? Lagi pula, nanti bibi sendiri disini…", kata ku mengelak perkataan Mito.
Memang benar orang-orang disini sudah banyak mengenalku, namun yang membuat aku khawatir adalah bibi tinggal sendirian. Aku tahu dari raut wajah bibi, ia tak ingin melepasku. Akan tetapi bibi hanya berkata, " Tak apa Gon. Lagi pula pendidikan mu lebih penting dibandingkan bibi. Apa jangan-jangan kamu takut dengan orang baru? " dengan nada menggoda.
Mendapat tanggapan seperti itu, Gon lalu berkata, " Tidak, aku tidak takut. Hanya saja…apa tidak apa-apa? Mito-san pasti akan kesepian kan? ". Mito yang mendengar jawaban seperti itu pun lalu tertawa kecil, lalu mendekap kepponakannya yang lucu itu ke pelukannya. " Tidak apa-apa Gon. Lagi pula kalau pun bibi kangen sama kamu, kan bibi bisa kirim surat ke kamu. Benar kan? ".
" Iya, Mito-san benar…"
Dan dengan begitu, akhirnya Gon mau mengikuti permintaan Mito.
Dua hari setelah itu, Gon akhirnya dikirim ke Yorkshin City dijemput oleh ayahnya, Ging. Sebelum pergi, Ging diberi pesan oleh Mito untuk selalu menjaga Gon. Gon sudah ia anggap sebagai anak sendiri. Oleh karena itu, ia tak mau terjadi apa-apa terhadap Gon. Ging memaklumi dan mengetahui dengan jelas mengapa ia diberi pesan seperti itu, walau dia ayah kandung Gon sekalipun.
Perjalanan dari whale Island menuju Yorkshin City sangatlah jauh. Ia harus menempuh beberapa minggu di kapal untuk sampai ke kota pelabuhan terdekat yang memiliki bandara untuk pesawat balon udara menuju Yorkshin City. Perjalanan dari kota tersebut sampai ke tempat tujuan memakan waktu 2 Jam. Akan tetapi, sebelum Gon dan ayahnya mendatangi Bandara tersebut, Ayahnya sudah memesan sebuah hotel tidak jauh dari Bandara untuk mereka menginap.
Melelahkan, namun Gon dapat melihat pemandangan yang belum pernah ia liaht. Pemandangan tengah malam yang terlihat bagai bintang bertaburan di daratan. Dari mobil yang berjalan sampai gedung-gedung disana, semuanya sangat lah gemerlap.
" wow ", adalah kata pertama yang Gon ucapkan sesaat ia melihat pemandangan itu. Tertegun bukanlah kata yang pas untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan saat ini. Ging yang sedari tadi melihat anak lelakinya terlihat tercengang melihat pemandangan diluar sana, mendapati dirinya tersenyum. Anak lelakinya begitu polos dan sangat antusias dalam hal apa pun. Jujur dalam tindakan maupun pemikirannya. Sedikit naïf, namun membuat bangga.
" Gon, kau belum pernah melihat pemandangan kota dari udara ya? ", Tanya Ging seraya menyilakan kakinya lalu menyandarkan kepalanya ke tangan. Gon yang sedari tadi terpukau dan terlalu focus memperhatikan pemandangan yang ada di luar sana, tersentak mendengar tiba-tiba ayahnya berbicara. Namun Gon akhirnya bisa mengasai diri.
" Mito-san tak punya cukup uang untuk bertamasya diluar Whale Island, terlebih lagi mengendarai pesawat balon udara ini. Tapi aku sudah cukup senang dengan apa yang ada di hutan dekat rumah. Di sana aku bisa bermain dengan binatang sekitar, merasakan buah segar yang baru dipetik dan banyak lagi ", Jelas Gon kepada ayahnya.
Dan dari situ, Ging menanyakan berbagai macam hal tentang apa yang ia lakukan di hutan, atau apa yang menjadi kebiasaannya saat ia berada di rumah Mito dan banyak lagi pertanyaan yang di lontarkan Ging kepada anak lelakinya itu. Gon pun menjawab semua pertanyaan itu dengan suka cita, mengingat ia tak pernah mendapatkan percakapan ayah-anak. Tidak seperti anak kebanyakan.
Tidak terasa waktu berjalan cepat, pesawat yang mereka tumpangi sudah mendarat di Bandara Yorkahin City.
" Selamat datang di Bandara Yorkshin City. Cek kembali barang bawaan anda sebelum anda meninggalkan pesawat ini dan awak kru kami mengucapkan terima kasih karena sudah memilih armada kami sebagai pengantar anda. Have a nice trip "
Mendengar sang pramugari berbicara, menandakan penerbangan telah usai. Mereka sudah sampai di tempat tujuan. Gon dan ayahnya pun beranjak ke turun dari pesawat menuju Bandara untuk mengambil barang bawaan mereka.
" Gon, kamu lapar tidak? ", tanya ayahnya. " Kalau kamu lapar kita bisa mampir dulu ke restoran itu ", kata Ging seraya menunjuk kearah restoran yang berlogo 'W' di seberang jalan. Gon yang mereasa perutnya sudah mengadakan konser meminta makan, akhirnya mengangguk.
Di restoran tersebut, ia memesan satu paket nasi dengan lauknya, sedang Ging hanya memesan double cheese burger saja.
Melihat hanya itu yang di pesan Ging, Gon pun terheran-heran. " Ging kok tidak mesen banyak? " Katanya dengan tampang lugu khasnya. Ging yang ditanyai seperti itu hanya bisa tersenyum. Bukan masalahnya ia tak mau makan atau bagaimana, tapi dia sedikit tidak mood. Entah kenapa, tapi ia hanya tidak mood saja. " tidak Gon, aku masih kenyang. Kamu saja yang mesen banyak. Lagi pula kamu kan belum makan dari tadi siang ", Kata Ging sambil menggigit burgernya.
Setelah selesai makan, mereka pun menyegat taksi yang lewat untuk mengantar mereka ke apartemen Ging. Susana di perjalanan sangatlah ramai, apa lagi pemandangan kota yang berkilauan membuat Gon tambah terpesona dengan suasana kota di malam hari. Ging yang terhibur dengan melihat anaknya terlihat antusias ini sesaat merasa menyesal karena sudah meninggalkan Gon. Dia anak yang menarik dan patuh. Ging memang menyadari bahwa dirinya tak pantas untuk menjadi orang tua bagi anak ini. Mito lah yang pantas. Walau demikian, sebisa mungkin ia ingin membuat Gon merasa aman di apartemennya.
Tanpa disadari, mereka sudah sampai di depan gedung apartemen Ging. Setelah membayar dan menurunkan barang bawaan mereka, mereka lalu menuju aprtemen Ging.
Apartemen Ging tak terlalu mewah dan tak terlalu murahan seperti apartemen milik kaum tak mampu. Memang benar Ging tinggal di gedung apartemen bintang 8 yang terkesan mewahnya bukan main. Tapi sepertinya Ging hanya menyewa ruangan yang terkesan sederhana namun dapat memuat banyak barang.
" Gon, ini kamar mu. Apartemen ini memiliki kamar mandi masing-masing di setiap kamarnya, jadi kamu tidak perlu sungkan atau apa pun. Anggap saja rumah sendiri. Kamar ini juga sudah di lengkapi barang elektronik yang bakal kamu butuhkan. Aku juga sudah membelikan mu semua peralatan sekolah yang akan kamu butuhkan dan juga seragamnya. Dan kalau ada yang ingin kamu katakana atau yang kamu inginkan, bilang saja. Kamarku ada di depan ruang makan. Dan besok adalah hari pertama mu di Sekolah, Apa kamu tidak apa-apa? Kalau mau, kamu bisa besok bols untuk sehari kalau kamu masih lelah setelah perjalanan ini ", Jelas Ging.
" Iya Ging. Aku tidak apa-apa dan terima kasih atas semuanya ", Kata Gon dengan senyum manis nya seraya mengaggukkan kepala.
Ging yang mendapati jawaban seperti itu hanya bisa tersenyum dan mengelus kepala Gon layaknya Ayah mengusap kepala anaknya. Gon yang baru pertama kali mendapatkan treatment seperti itu hanya bisa terdiam. Reaksi seperti itu membuat Ging heran.
" Kenapa Gon? "
" Aku baru pertama kali di perlakukan seperti ini. Bila Mito-san senang dengan aku, ia biasanya memeluk ku ", jelas Gon dengan raut wajah polos nya. " Tapi bukannya aku tak senang dengan perlakuan Ging ke aku. Aku senang kok ", Sahut Gon seraya menebar senyum kekanak-kanakan dan lugu nya.
" Iya Gon "
Dengan jawaban itu, mereka pergi ke kamar mereka masing-masing. Dikamar, Gon bebenah baju dan segala macam yang ada di kopernya. Mulai sekarang, Apartemen ini adalah rumahnya dan disini adalah kamarnya.
' Aku akan berusaha untuk beradaptasi dengan sekitar. Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja ', Batin Gon seraya menyusun baju-bajunya di lemari pakaian yang ada di kamarnya.
Setelah bebenah dan menyusun apa yang harus ia tata, akhirnya tiba waktunya untuk dia merebahkan badannya ke kasur empuk nan agak mewah di kamarnya.
' Ging bilang besok hari pertama aku masuk sekolah. Jadi aku harus menjaga stamina ku untuk besok. Aku penasaran, teman seperti apa yang aku dapat besok? '
Dan dengan rentetan pikiran bak kereta api tersebut, Gon pun terlelap dalam mimpi indahnya.
Terserah kalau mau Review. Tapi kalau pun ada, aku sangat berterima kasih dan aku akan memberikan coklat didalam mimpimu :p
( iya kali aku bakal ngasih coklat untuk lo pada. That's really imposibru! )
Kasih tahu aku juga kalo ada typo or whatsoever. This is my first time writing HxH fandom. Please lead me :p
Dan tentang semua cerita ku yang aku kasih Hiatus? Okay…I will be honest with you all. I AM NOT REALLY IN THE MOOD TO CONTINUE THAT. Jika kalian semua mau membuat aku berjanji untuk melanjutkannya, I will refuse that. Decline that! KENAPA? Karena aku tidak mau berhutang. Dan hutangku sudah cukup banyak, Jadi…deal with it!
Dan ini adalah BOYS LOVE FANFIC. YAOI!
So, For now on...I am not making Gon as a girl. I will just stick with his true gender. Dan mungkin nanti nya aku bakal masukin Oc aku. Tenang, ini hanya untuk karakter pembantu saja.
IF YOU REVIEW, I REALLY APPRECIATED YOU!
