Nah,selesai sudah urusanku di dunia yang fana ini. Aku telah mencapai tujuan hidupku,yaitu menyatakan bahwa aku ingin bersamanya selamanya. Dalam bahasa kalian,oke,melamar. Aku tak tahu harus melakukan apa lagi. Yang tertera di otakku hanyalah 'selamatkan Suzuna' saja. Yah,walaupun Suzuna selamat,nyawa dibalas nyawa. Suzuna selamat,aku mati. Keadilan memang selalu ditegakkan,ya. Sebenarnya,aku ingin sekali mendengar jawaban yang meluncur dari bibir manisnya (Author:HUEEEK. OOC tingkat lanjut,dah-_-). Hanya saja,aku sibuk menatap kakinya yang melangkah mundur dan….mulai terjatuh. Aku sudah menyadarinya sepersekian detik yang lalu. Aku mulai melangkah saat itu. Dan,how unfortunately,dia malah melangkahkan kaki kanannya ke jurang. Pada saat itu Suzuna tidak sadar pada pergantian detik nanti dia akan terperosok jatuh dan mati berdarah-darah. Aku langsung memasang wajah super shock dan mencengkeram tangannya kuat-kuat. Detik berikutnya,aku baru sadar bahwa aku menyentuh—memegang malah—tangannya. Kucoba mengelus,tangan putihnya halus sekali. Wajahku memerah untuk ¼ detik berikutnya. Lalu aku sadar dari kemabukan asmara itu. Aku langsung memutar badan kami,yah,kautahu,seperti mengaduk gula dalam teh. Sepintas kulihat dia menutup matanya dalam-dalam. Aku merasakan perasaan gemetaran. Aku ingin memeluk badannya dan berkata 'tak apa. Aku masih disini,kok,'.

Tapi,itu MUSTAHIL.

MUSTAHIL bagi orang penakut sepertiku.

Yah,mungkin tuhan tidak rela Suzuna bersamaku. Terlalu indah untuk disandingkan denganku. itu yang menggambarkan kisahku.Badan Suzuna menghantap tanah. Sebenarnya aku ingin berontak. Tapi…melihatnya tidak mati 100% jauh lebih menyenangkan. Kulihat dia mengaduh,lalu menatapku di jurang itu. Berteriak keras tanpa ampun. Membuatku ingin menutup yaa….setidaknya aku bias mendengar suaranya untuk terakhir kali.

" SENA!"

Aku hanya bisa tersenyum. Senyuman dalam banyak arti;rasa terima kasih atas semua yang telah kaulakukan untukku;penyesalan karena tidak bisa mendengar jawabmu;dan ketakutan akan kematian.

"SENAAA!"

Jangan mengumbar suaramu seperti itu,nanti kau bisa serak. Aku tahu,Suzuna,bahwa Kau telah mengira aku akan mati. Aku juga berfikiran sama. Jika saja aku diatas sana,kita pasti berpelukan lama. Aku mencoba membayangkan.

"Uh,se-sena…uhuk-uhuk…ssse-sena.." tangismu menyayat jiwa dan mengulurkan tangan untukku.

Untukku,karena memang hanya aku yang terperosok dan butuh bantuan. Jangan menangis,Suzuna. Andaikata aku disana,aku pasti memelukmu. Menghiburmu,membuatmu tenang. Menurutmu hanya kau yang tersiksa sekarang? Tidak. Aku seribu kali lebih tersiksa karenamu. Bukan,bukan karena aku akan mati. Hanya saja,aku ingin sekali mendengar jawaban yang tadi kau lontarkan sekali lagi. Sekali lagi,dan silahkan bunuh aku.

"Sena..."

TO BE CONTINUED... (bener gak tulisannya? 0.0;)


heeeeh,akhrnya,fanfic pertamaku :)

awalnya gak chapteran,cuman author lagi males...wkwkwkwk

mind to...

r

e

v

i

e

w

?