Title : Trapped trap itself

Author : kioko2121

Cast : Park Chanyeol, Baekhyun, Kai (yang lain masih rahasia) ^^

Rated : masih T (aman hehe, gak tau nantinya)

Genre : Drama, Romance, School life, etc

Warning : TYPO(s), OOC, FF gaje, Genderswitch

Diclaimer : cast hanya milik orang tua dan Tuhan (tapi Chanyeol punya gue ^^ #dikeroyok fans Chanyeol) tapi cerita PUNYA GUE yang terinspirasi dari sebuah novel (gue ubah alur ceritanya)

Author's note : Baru pertama kali publish, sori kalau gaje hehe namanya baru belajar.

HAPPY READING ^^


Prolog

"Mianhae, Yeollie. Aku senang mengenalmu. Aku beruntung pernah mencintai namja baik sepertimu. Tapi, aku tidak bisa lagi. Aku mencintai orang lain. Aku ingin bahagia dengannya. Lepaskan aku, Yeollie. Semoga kau bisa menemukan cinta yang lebih baik dariku. Gomawo. Selamat tinggal."

"ANDWAEEE!".

Aku terbangun dari mimpi buruk ini lagi. Peluh membasahi setiap jengkal tubuhku. Aku menyentuh pelipisku dan menekannya sekeras mungkin. Argh, kenapa bayang-bayang hitam masa lalu menghantuiku setiap saat. Sudah cukup hati ini hancur. Aku berdiri dan menyibak tirai jendela membiarkan cahaya sang raja siang menyinari kamarku. Aku menyipitkan mataku silau. Entah ini pikiranku atau cahaya matahari terlalu terik pagi ini. Ah, masa bodoh dengan dunia.

Drrtt.

Sambil terus menekan pelipisku yang masih sedikit pusing aku mengambil Iphone-ku yang tergeletak begitu saja di atas meja yang berantakan.

"Hall- Ani.. Yeoboseyo?". Lidahku kaku setelah lama tak mengucapkan bahasa Korea selama 2 tahun.

"Aigoo hyung! Kau sudah pulang dari Amerika? Kemana saja kau selama 2 minggu ini? Kau menghilang tanpa kabar dan kemudian kembali tanpa kabar juga. Kau sudah gila? Aku menuntut penjelasan! Sekarang datang ke ALDORA CAFE dan jangan berdalih."

"Hmm.", aku hanya bergumam tak perduli. Untuk apa aku berbicara jika semua kata yang ingin aku ucapkan tak didengar oleh 'dia'.

"Kenapa kau hanya bergumam, Hyung? Kau tahu, aku terlalu lelah meladeni semua perempuan di sekolah yang mencari dirimu. Betapa kesalnya aku yang mereka cari hanya kau dan bukan aku.".

Perempuan? Bisakah kata itu tidak diucapkan padaku? Kau tahu betapa kata itu mengingatkanku pada luka yang tak kunjung hilang ini?

"Kau urus saja mereka, aku tak berselera.", aku menutup telponnya sepihak tanpa menunggu kata-kata darinya. Dia satu-satunya orang yang dekat denganku. Sangat cerewet dan mau tahu. Nama namja yang menyebalkan itu Kim Jong In atau dia lebih suka dipanggil dengan 'nama kerennya' Kai.

Aku mengambil handukku yang tergantung di sofa dan mulai melangkah ke kamar mandi. Sengaja aku berlama-lama sambil berharap luka lama akan larut bersama dengan aliran air.

.

.

.


"Hyung?", panggil Kai penasaran. Ia membuyarkan lamunanku.

Aku hanya membalasnya dengan mengangkat alisku. "Sebaiknya kau tak usah mendekatinya."

Aku terkejut dan menyeringit dahiku. "Siapa?"

Kai memutar bola matanya dan mendengus kesal. "Jangan berlagak tidak tahu, Hyung. Aku serius. Dia bukan tipe perempuan pada umumnya. Percuma saja rasanya kau menuntut balas dendam."

Aku mengacuhkannya. Memangnya tipe perempuan seperti apa dia? Semua tipe wanita sudah aku taklukan. Siapa yang tidak takluk dengan pesona palyer sepertiku? Bukannya menyombongkan diri, tapi entah kenapa kemana pun aku berada selalu saja ada wanita yang bersikap genit denganku termasuk pelayan wanita yang sedari tadi mengedip matanya. Membuatku mual. Kemudian nama itu muncul begitu saja...

Wu Baek Hyun.

Pantas saja saat pertama kali melihatnya seperti menghidupkan api kemarahan dalam diriku. Mereka memiliki mata yang sama. Mata dari seorang pengkhianat. Aku tidak akan pernah melupakannya, tidak akan pernah. Wu Yi Fan atau Kris yang brengsek. Sahabat munafik!

"Tidak, Kai. Betapa pun ia berbeda dengan perempuan lainnya. Betapa pun susah mendapatkan hatinya. Aku benar-benar akan menaklukannya. Aku ingin melihat adiknya menangis dan membuat Kris memohon padaku. Aku ingin memperlihatkan betapa ia telah menghancurkan hidupku keping demi keping. Aku akan membalaskan semuanya perlahan melalui adiknya tersayang.", aku menremas kaleng sodaku hingga tak berbentuk lagi. Kai hanya menggeleng kepala.

.

.

.

Aku terlalu yakin saat itu, seharusnya aku mendengar penjelasan Kai lebih jauh hingga akhirnya aku sedikit menyesal kenapa tak mendengarkannya.

**_TBC_**

Hehehe penasaran? Update secepatnya :D Please don't be a silent reader, review please! Thanks