Disclaimer: Masashi Kishimoto

Rated: T

Genre: Hurt/Comfort; Romance

Pair: Hinata

Warning: AU, OCC, Gak nyambung.

Summary: Hinata yang adalah pacar Sasuke akhirnya mengetahui alasan Sasuke merubah sikapnya. Dan dengan alasan itu juga Hinata akhirnya tau alasan ayahnya menentang hubungannya dengan Sasuke.

Don't like don't read.

Chapter 1

Hinata POV

Aku menunggu di taman yang kau janjikan, kau bukan orang yang suka terlambat tapi kenapa saat ini kau membiarkan aku menunggu berjam-jam tanpa ada kabar darimu, aku sudah coba meneleponmu, tapi tidak kau angkat, aku juga sudah mengirim banyak pesan di hp-mu, tetapi tidak ada yang kau balas. Kau ingin membiarkanku menunggu berapa jam lagi..?

DRRTTT….DRRTTT….

Suara dering hp-ku yang kutunggu sjak tadi berbunyi juga, tapi ternyata bukan kau yang meneleponku, melainkan kakakku.

"Kau di mana? Ini sudah malam, cepat pulang." Ucap Neji-nii, dengan nada cemas.

"Sebentar lagi Neji-nii, aku sedang ada janji dengan seseorang." Balasku.

"Pasti pacarmu itu,kan. Sudah berapa kali kubilang dia itu bukan anak baik-baik." Jelas Neji-nii padaku.

"Mungkin bagi Neji-nii, dia bukan anak baik, tapi bagiku dia adalah anak terbaik yang kukenal. Maaf Neji-nii, hari ini aku pulang larut." Langsung saja kututup telepon itu.

Perkataan Neji-nii membuat perasaanku semakin tidak enak. Memang sudah dari dulu keluargaku tidak suka dengan anak itu.

1 jam

2 jam

3 jam…

Ini sudah jam 11 malam, aku sudah meunggunya sejak tadi pagi. Kenapa kau tidak datang juga..?

DEG..

Kenapa ya sepertinya ada orang orang yang mengintaiku, tapi siapa? Dan dimana orang itu..? aku tidak melihat siapa-siapa. Sepi. Hanya ada aku di taman ini sekarang, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Aku sudah sangat ketakutan kalau harus sendirian di taman tadi.

Di rumah.

"Dari mana saja kau..? Kau membuat seisi rumah khawatir." Kata ayahku saat meliharku baru pulang.

"Aku menunggu seseorang, ayah." Jawabku, aku tidak berani menatap ayahku, pasti aku akan dihukum lagi, tidak boleh keluar rumah.

"Untuk apa kau menunggu anak itu..? Apa kau masih belum sadar juga, dia bukan anak baik-baik. Kenapa kau jadi susah untuk diberitahu?"

"Kenapa ayah selalu menjelekannya? Kenapa ayah selalu menjelekan Sasuke? Sasuke tidak seperti yang ayah pikirkan."

"Karena dia Uchiha, ayah sering katakan padamu Uchiha adalah saingan perusahaan kita."

"Uchiha..Uchiha…Hanya karena Sasuke anak dari Fugaku Uchiha pemimpin perusahaan itu, ayah menjelek-jelekan Sasuke. Apa hanya karena itu?Aku sudah lelah dengan perdebatan ini ayah. Apa bagi ayah perusahaan kita lebih penting dari kebahagiaanku?" Kataku keras dan berlari menuju kamarku, dan mengunci pintunya.

Aku tidak tau kenapa ayahku selalu berpikiran tidak baik pada Uchiha, hanya karena sama-sama mempunyai perusahaan besar, bukan berarti bersifat jelek,kan. Lagipula kalau memang pimpinan perusahaan Uchiha itu tidak baik, bukan berarti semua anggota Uchiha itu tidak baik,kan?

Argh… sudahlah aku tidak peduli dengan perkataan ayah, akan aku buktikan kalau Sasuke itu orang baik-baik dan juga pasti ada alas an kenapa tadi dia tidak datang.

Hari berikutnya

Aku bangun dari tidurku, tidur yang sama sekali tidak nyenyak. Aku bersiap untuk mandi, pikiranku masih melayang jauh, Kenapa Sasuke tidak datang?, Kenapa ayahku tidak suka dengan Sasuke?, dan Siapa yang mengikutiku kemarin?.

Aku berjalan menuju meja makan, Ayah, Neji-nii, Hanabi sudah mulai memakan sarapan mereka.

"Hinata, ayah tau kemarin ayah salah. Ayah tidak bermaksud merusak kebahagiaanmu. Ayah hanya ingin menjagamu." Kata ayahku saat aku duduk di sebelah Neji-nii.

"Tidak apa aku juga keterlaluan sudah menbentak ayah. Aku senang kalau ayah masih memperhatikan aku." Jawabku sambil mulai memakan sarapanku.

Setelah selesai sarapan ayah mengantar aku, Neji-nii, dan Hanabi sekolah dengan mobilnya. Jarang sekali ayahku mau mengantarku mungkin karena belakangan ini ayah selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Di sekolah

Aku berjalan masuk menuju kelas, seperti biasa aku disambut oleh sahabat-sahabatku, Sakura, Ino, Tenten, dan Temari.

"Hinata, gimana kemarin kamu dan Sasuke ngapain aja?" Tanya Ino padaku.

"Em..Kemarin…Sasuke tidak datang." Jawabku. Entah kenapa sekilas aku melihat Sakura tersenyum puas dengan jawabanku. Aneh sekali, biasanya Sakura-lah yang paling maeah kalau Sasuke tidak datang saat janjian. Tapi aku hanya merasa salah lihat saja jadi tidak aku tanyakan.

"Hinata sabar ya. Pasti ada alasannya kenapa Sasuke tidak datang." Hibur Tenten.

"Em.."Kataku sambil menganggukkan kepala.

"Hinata, maaf kemarin aku tidak bisa datang." Suara Sasuke mengejutkanku, Sasuke yang baru saja datang itu menaruh tas di kursinya dan menghampiriku. Tangannya memegang kedua tanganku.

"Maaf, ya." Ucap Sasuke, tapi kenapa rasanya Sasuke tidak menyesal.? Pandangan Sasuke juga tidak menuju ke arahku melainkan ke sebelahku, tempat Sakura berdiri. Kenapa Sasuke memandangi Sakura? Aku tidak menghiraukan keganjilan ini mungkin hanya perasaanku saja.

"Tidak apa, kok. Memangnya kemarin Sasuke ada acara apa?" Tanyaku pada Sasuke.

"Kemarin….em…. aku disuruh ayahku membantu di perusahaannya." Walau Sasuke menjawab pertanyaanku, tapi kenapa pandangannya masih mengarah ke Sakura..? Aku tidak berani menanyakannya ke Sasuke. Aku tidak mau Sasuke tersinggung.

Selama pelajaran berlangsung, aku sering kali melihat Sasuke yang bertukar pandang dengan Sakura. Ini aneh kenapa mereka jadi seakrab itu. Kenapa sekarang Sasuke jadi lebih memperhatikan Sakura? Lagi-lagi kusimpan semua pertanyaanku ini.

Akhirnya tiba juga pulang sekolah. Aku paling tidak sabar menunggu pulang sekolah karena biasanya Sasuke akan mengantarku pulang.

"Eng…Hinata. Hari ini kau pulang sendiri saja ya..?"Tanya Sasuke yang sekarang sudah ada di depanku.

"Eh…apa?"Tanyaku tidak yakin.

"Iya hari ini kau pulang sendiri saja." Ucap Sasuke memperjelas perkataannya.

"Tapi, kenapa?" Tanyaku penasaran.

"Aku sibuk, Hinata. Maaf." Kata Sasuke, lalu berjalan pergi meninggalkan aku.

"Hinata, aku pulang duluan ya." Ucap Sakura, lagi-lagi aku melihat senyum puas Sakura. Apa maksudnya ini? Kenapa semuanya jadi seperti ini.? Tanyaku dalam hati. Aku pulang sendiri sekarang, aku masih tidak habis pikir kenapa Sasuke jadi seperti itu, dan kenapa sekarang Sakura jadi suka tersenyum puas saat mengetahui Sasuke tidak menemaniku..?

Aku pulang ke rumah dengan rasa penasaran, hatiku masih bertanya-tanya.

Saat aku mengganti baju seragamku, ada sebuah pasan masuk ke hp-ku, dari Sasuke langsung saja kubuka pesan itu, Sasuke ingin bertemu denganku. Bukannya tadi bilang dia sibuk? Akhirnya aku ganti baju lagi dan datang menemui Sasuke di taman yang kemarin.

Aku melihat Sasuke berdiri, tapi kenapa juga ada Sakura..? Aku menghampiri mereka.

"Sasuke, ada apa?" Tanya pada Sasuke.

"Aku ingin putus." Jawab Sasuke.

"Putus? Tapi, kenapa?" Tanyaku tidak percaya.

"Kau memang baik, sih. Tapi apa boleh buat memang sejak awal yang kuincar hanya Sakura." Jelas Sasuke.

"Jadi selama ini kamu, mempermainkan aku..?" Tanyaku masih tidak percaya.

"Bagaimana, ya? Mungkin iya." Jawab Sasuke santai.

Aku menampar Sasuke, aku tidak terima dipermainkan seperti ini. Bahkan sahabatku sendiri juga ikut mempermainkan aku.

"Cih… memang Hyuga dimana saja sama." Ejek Sasuke.

"Sakura, aku tidak pernah menyangka kau menkhianati aku." Kali ini aku berkata pada Sakura.

"Maaf, tapi aku lebih ingin bersama Sasuke daripada jadi sahabatmu." Jawab Sakura.

Tidak, aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Aku berlari meninggalkan Sasuke dan Sakura. Kenapa aku harus dikhianati oleh pacar dan sahabatku..?

Seharusnya memang dari sejak awal aku mendengarkan ayahku. Aku berlari pulang ke rumah mengurung diri dalam kamarku. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku rasa untuk beberapa hari ini aku akan lebih baik mengurung diriku di kamar.

TBC

Updetnya akan saya usahakan secepat mungkin, dan maaf kalau masih banyak typo-nya. Jangan lupa REVIEW.