Their Memories Live Within Us

(Spoiler Alert)

Summary: Setelah perang besar di Underworld, Dia bangun dari Underworld. Tapi ada sesuatu yang terjadi dan ingatan Alice hilang/amnesia. Ia ingat apa yang terjadi saat ia mengulang masa kecilnya di Underworld. Tetapi, ia tidak tahu suatu hal yang penting dan seseorang memberitahunya sesuatu yang tidak diduga.

Ini saya, adalah Teks Naratif

"Reader aktif adalah yang terbaik!" Normal

"Saya insomnia" Bergumam (Tanda petik tidak italic)

'Mau tulis apa ya?' Batin karakter

"Saya baca novel kemarin malam" Flashback (Tanda petik italic)

«Linear» Skill dalam game/suatu nama

«Tulisan/nama suci»

Ini tulisan pertama saya, punten kalo ada kesalahan.

Don't like don't read. Enjoy...

AU, Romance, General, (Mungkin) OOC, KazutoxHarem


10 menit setelah fase percepatan kritis, Koujirou POV...

"Koujirou-san, ada masalah dengan Lightcube Alice" Aku dan Kikouka yang sedang berusaha mematikan STL langsung mengalihkan perhatian kami ke arahnya.

"Ada apa lagi, Higa? Aku baru saja dari reaktor, ada masalah apa lagi? Sialan dengan semua ini." Dia sepertinya frustrasi, walaupun ia menyumpah diam-diam, kami masih mendengarnya.

'Mungkin semua pekerjaannya mempengaruhinya' Aku hanya mendesah, lagi pula kami tetaplah manusia.

"Ingatannya..." Higa menunduk dan bergumam sesuatu yang tak jelas.

"Apa, Higa?" Aku bertanya tak sabaran.

"Ingatannya hilang, Ia hanya akan ingat kejadian sebelum ia dibawa ke «Gereja Axiom». Bahkan jika aku berusaha mengembalikannya, itu akan sulit karena kita tidak sepenuhnya mengerti tentang sistem Kuantum. Digital dan Kuantum itu berbeda, apa yang bisa kulakukan adalah menyalin dan menganalisisnya"

'Kami-sama, mudahkanlah kami dan mereka dalam menghadapinya' Aku berdoa dalam hati dan berpikir bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.

10 menit kemudian, Kazuto POV...

"... Fluctlight merak sudah mencapai batasnya! Dan aktivitas mental mereka hampir hilang, Kazuto punya harapan, tapi... Lihat! Dia sudah mulai sadar" I baru saja mendengar percakapan, kelihatannya aku berhasil.

"A-Ap-Apa yang terjadi, di mana Asuna?" Aku tetap bertanya walaupun capek, pikiranku... penuh, Aku tak bisa berpikir banyak dulu.

"Maaf Kazuto, tapi kau harus beristirahat dulu. Besok, ku beritahu kau, OK?" Higa kembali membaringkanku dan setelahnya, aku dibawa ke ruang medis dan menjalani beberapa pengecekan.


Keesokannya, di ruang medis...

"...Kau yakin tentang itu? Itu akan berat..." Suara wanita bisa terdengar dari luar, aku berusaha mendengarkannya, tetapi kepalaku mulai pusing lagi.

"Aku hanya akan memberitahunya..., Aku tidak akan melakukannya Higa" Sebuah suara dewasa bercampur, ku pikir itu hanya percakapan biasa.

"...Kita bertanggungjawab..., KEPADANYA!" Siapa yang teriak-teriak?

"Aku terganggu tahu, berisik!" Aku teriak balik, lebih baik dari pada mendengar orang teriak-teriak tak jelas diluar..

"Cukup... kita tinggal masuk 'kan? Lalu pintunya terbuka, dan 3 orang masuk ke dalam, salah satunya tidak ku kenal.

"Kami minta maaf jika kami mengganggumu, Kazuto. Ah, namaku Dr. Koujirou Rinko, Yoroshiku" Aku hanya menyunggingkan senyuman kepadanya.

"Kami di sini untuk mengetes ingatanmu, walaupun seharusnya kami membawa keluargamu, tetapi mereka tidak di sini. Jadi, aku dan Kiku-san akan mewakilkan keluargamu. Pertama-tama, apa yang kau ingat tentang dirimu?"

"Namaku Kirigaya Kazuto, 17 tahun, SAO survivor, orang-orang terdekatku, Kaa-san, Tou-san, Suguha, A...! Asuna! Dimana dia?!" Mereka langsung bermuka salah, aku menaikkan alisku, Aku hanya tak mengerti situasinya.

"Kazuto, aku lupa mengatakannya. Apakah kau mau mengetahui kebenarannya walaupun itu menyakiti hatimu? Kami hanya ingin dirimu siap" Aku menelan ludahku setelah aku minum, ini adalah pilihan yang sulit.

'Tapi, aku harus menghadapi kenyataan. Asuna, Alice, Aku harus mengetahui kondisi mereka'

"Aku... aku tak ingin lari dari kenyataan lagi, Aku siap"

"Kazuto..." Kikouka mengepalkan tangannya, Aku tidak merasakannya normal.

"Yes?" Mereka cemberut, tapi Higa yang paling terbuka. Aku semakin bingung dengan situasinya. Mereka mengalihkan pandangannya, tetapi Koujirou-sensei melanjutkannya.

"Asuna... Dia; Dia tak sadar" Aku syok, sangat syok sampai aku tak menyadari air mataku sudah mengalir.

"Kami berusaha, tapi Asuna tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan... Kami minta maaf, Kazuto" Dia dan Higa menangis, Kikouka menunduk dan cemberut. Setelah menenangkan diri, Aku bertanya tentangnya juga.

"Lalu, (Hiks) Bagaimana dengan Alice?" 'Aku harap ia baik-baik saja, Kami-sama'

"Dia baik-baik saja, tapi... Dia mengalami amnesia" Aku... semakin larut dalam kesedihan, Aku tak bisa menahannya, 'Eugeo, maafkan kesalahanku' Setelahnya, aku pingsan.

3rd POV...

"Kazuto sedang dalam pemulihan, tapi mungkin ia punya trauma. Di rekaman medisnya, ia sudah terlibat beberapa kasus ingatan, paling buruk saat ia Dive di STL. Ia beruntung tidak trauma lagi setelah mengetahuinya. Kita hanya bisa berharap Ia tidak mengalami trauma berat lagi dan... Kami minta maaf" Mereka membungkuk kepada keluarga Kirigaya dan Yuuki, karena mereka tidak mengetahui kondisinya.

Suguha tahu kalau Kazuto di Underworld, tetapi ia tak mengetahui kondisinya. Jadi akan sia-sia memberitahu orang tuanya atau itu akan membuat mereka panik. Paniknya keluarga Yuuki sedikit berlebihan, tetapi setelah mereka di beritahu... Kondisinya, mereka langsung menangis. Mereka menawarkan perlindungan dan dana dari pemerintah, Yuuki menerimanya tapi Kirigaya bilang Keputusannya ada di tangan Kazuto".


Seminggu kemudian, Kazuto POV...

Sebelum aku meninggalkan rumah sakit, Kikouka-san bertanya apa yang aku inginkan.

"Jadi Kazuto, sebagai permintaan maaf kami, apa yang kau inginkan?"

"Aku hanya punya 3 permintaan selain yang kau tawarkan, Kikouka-san. Pertama, Aku ingin Alice berada sepenuhnya di tanganku dan di bantu oleh kalian bertiga. Kedua, Aku ingin jaminan agar bisa masuk universitas Tokyo di jurusan Neuroscience. Terakhir, Aku ingin keluargaku dan temanku dilindungi, hanya asuransi dan VPN khusus, mungkin?" Mereka terkejut, mungkin mereka tidak mengira perubahanku tiba-tiba.

"Aku telah berubah, Kikouka-san. Aku belajar dari pengalamanku, Aku belajar untuk berpikir jauh ke depan, Aku tak boleh terpaku dengan masa lalu. Saya telah dewasa, Kikouka" Mereka terlihat lebih terkejut dan aku bersumpah melihat mereka bergidik, mungkin karena mataku yang menajam dan suaraku yang memberat.

"Aku tak bisa menjamin permintaan keduamu, tapi akan ku usahakan. Hubungi salah satu dari kami jika kau membutuhkan bantuan kami, kami akan membantumu. Kita bertemu lagi di rumahmu, semoga beruntung, Kazuto"

Setelah itu, kami berpisah menuju tujuan masing-masing. Saat aku sampai di rumah, aku disambut dengan hangat. Tapi, aku dapat merasakan aura kekhawatiran mereka.

"Kaa-san, Tou-san, Suguha. Kalian tak perlu khawatir tentang diriku, dan... Aku ingin memberikan setengah uangnya kepada kalian dan mulai tinggal sendiri" Mereka terlihat terkejut, juga. Yah... perubahan memang mengubah, lagian menurutku diriku yang lama itu... Labil, agak malas dan emosional.

"OK, Kazuto. Kami terima keputusanmu, kau bisa tinggal sendiri di apartemen yang akan kita sewa" Aku berencana membeli rumahku dengan uang sendiri, tetapi sebelum aku berbicara, Suguha tiba-tiba memotong.

"Hei, tunggu dulu! Kalian semua bahkan tak bertanya pendapatku" Dia terlihat kesal, tetapi aku sudah tahu apa yang Suguha mau.

"Aku berencana membeli rumahnya dengan uang sendiri, aku tak ingin membebankan kalian lagi, Kaa-san, Tou-san. Juga, Suguha, kau mau tinggal bersamaku? Aku tanya sambil menyunggingkan senyum, walaupun pasti terlihat sedikit seram karena mataku ini.

"A-A-Apa! AKU TAK BERPIKIR SEPERTI ITU! KAKAK JUGA MUNGKIN TERGANGGU KARENA KU!" Mukanya sangat merah, tapi gelagatnya sangat mudah dibaca.

"Kelihatannya itu pilihan yang terbaik, kita selalu pulang larut malam. Kami juga ingin kamu mandiri, jadi itu adalah pilihan yang terbaik" Mukanya semakin memerah, aku hanya tersenyum melihat tingkah laku mereka.

"Baiklah keputusan sudah tetap, Aku dan Suguha akan tinggal bersama 1 minggu lagi. Dan aku mungkin harus memikirkan alasan absenku, mungkin aku akan membeli rumah yang di dekat sekolah itu..." Setelahnya aku mulai merencanakan segalanya, dan aku punya banyak waktu, hari ini lagian hari Sabtu.


Seminggu kemudian 19:00, Rumah baru, Kazuto POV...

Setelah kami sampai di rumah baru kami, perabotannya sudah tertata rapi. Aku hanya membeli perabotan yang tidak kami punyai seperti, TV, AC dll.

Saat masuk, ada Dapur di sisi kanan, seberangnya ada Ruang makan dan di depannya ada Ruang keluarga. Ada halaman belakang di belakannya. Lalu ada Ruang tidur tamu dan Kamar mandi di sebelah pintu masuk. Di atas terdapat Kamarku dan Suguha di sebelahku, lalu ada balkon menghadap halaman belakang yang saling tersambung antar kamar untuk keamanan dan ruang yang luas. Ada ruang komputer di hadapan Kamarku dan Suguha, peralatan elektronik ada di sana, kami rebahan sebentar di sofa. Tak terlalu jauh, tapi motorku dan sepeda kami sudah dipindahkan ke sini, jadi kami harus jalan sedikit.

Kami dive in di ruangan komputer setelah beristirahat sebentar, aku cukup terkejut saat semua orang berkumpul di pohon kehidupan.

"Aku mohon maaf jika sedikit tak peka, tapi kenapa semuanya di sini? Aku bertanya murni karena penasaran, aku punya beberapa ide tetapi lebih baik mendengarnya langsung dari mereka.

"Kami di sini ingin meminta maaf karena telah membebanimu selama ini, kami semua telah menyusahkanmu. Mulai dari SAO..." Silica berhenti tetapi di lanjutkan oleh yang lain, "ALO..." "Death Gun" "Insiden OS, dan yang lainnya, Kirito" Lalu semuanya membungkuk dalam kepadaku, aku merasa bersalah sangat mendalam.

"A-Ah, semuanya! Tak perlu khawatir tentang itu, aku yang seharusnya berterima kasih dan minta maaf kepada kalian. Aku yang menyusahkan kalian saat perang besar di Underworld jadi, aku yang seharusnya berterima kasih" Semuanya terlihat terkejut dan teman-temanku terlihat syok, Suguha dan Yui tidak terkejut karena sudah mengetahui perubahan sikapku. Tetapi, Sinon menyelaku.

"Kenapa Ka-Kirito? Kenapa kau bisa menerimanya dengan mudah, bahkan kami belum bisa menerima... Kepergiannya" Aku menyangkanya, tetapi bukan Sinon yang ku duga akan menanyakannya.

"Kita semua berubah, Shi-Sinon, begitu juga denganku. Dan aku berterima kasih kepada Kami-sama karena aku telah melalui semua ini, karena itu pula, kita bisa bertemu satu sama lain. Aku tak berpikir jika aku tak melalui Game kematian itu, kita tak akan bertemu sama sekali. Jadi, aku sangat berterima kasih kepada kalian" Setelahnya, aku langsung log out dari ALO. Aku... hanya ingin menenangkan diriku sebandar saja. Sepertinya, Suguha log out juga. Selagi aku di balkon, Ia memelukku dari belakang tubuhku.

"Kamu tak perlu menanggung semuanya, Onii-chan. Dan itu selalu menjadi kebiasaanmu untuk merasa menanggungnya, itu tak baik untuk kesehatanmu" Dia mengelus-elus punggungku, rasanya menenangkan lalu aku tersenyum dan menangis di bawah cahaya bulan.

"Kamu mau menangis di pundakku lagi, Onii~chan?" Aku malu mengingat kejadian itu, ia menjahiliku, tetapi ia memperbaiki perasaanku.. 'Suguha, suatu hari... Kau akan menjadi orang yang hebat'

"Aku mau tapi, sekarang hampir tengah malam. Ayo kita tidur, Suguha"

"Tapi-"

"Gak ada tapi-tapian" Aku bilang dengan nada perintah 'Walaupun sekarang libur musim panas, aku tak mau kamu menjadi insomnia seperti ku' Setelah itu, aku mengunci ruang komputer dan masuk ke kamarku. Lalu tiba-tiba, Suguha mengetuk pintu kamarku.

"Ada apa? Emangnya kamu gak bisa tidur sampai kamu harus tidur bareng dengan ku?" Aku jahili ia sedikit, dia pasti sedang memikirkan sesuatu, tetapi aku tak mau menggagunya.

"Ap-Apa! I-It-Itu tak seperti itu, aku hanya rindu denganmu karena kau tak di rumah cukup lama!" Suaranya terlalu besar, tetapi aku tak memedulikannya.

"Aku bercanda, Ayo tidur di futon seperti saat kita kecil, dan jangan berisik, kamu mungkin membangunkan tetangga" Dia hanya mengalihkan pandangannya agar mukanya tak menghadap ke arahku, walaupun aku tahu mukanya memerah. Dan, Akhirnya kita tidur bersama di futon. Jangan dapat ide. Futon kami terpisah jadi, jangan berpikir yang aneh-aneh.

Besok paginya...

Aku bangun jam 5:00, lalu mandi dan mulai menyiapkan sarapan. Setelah beberapa lama, Suguha bangun lalu kami mulai memakan sarapannya, saat sarapan, Augma ku berdering.

'Aku tidak menyetel alarm, tapi gak ada event juga. Ah, mungkin itu dia' Lalu, aku mulai berjalan untuk mengambil Augma ku.

"Konichiwa, Kazuto. Bisa aku ke rumahmu? Kami sedang ada di rumah orang tuamu, apa kau keberatan?"

"Oh, kau bisa ke sini sekarang, Suguha juga sudah bangun. Jadi, aku tak keberatan" Aku jawab pertanyaan, Kuharap ini tentang Alice.

"Aku akan segera ke sana, sampai jumpa di sana" Setelah sarapan, aku meminta Suguha membuatkan beberapa teh. Sambil menunggu, aku mengerjakan PR musim panasku. Itu menumpuk karena situasi Underworld dan, kemalasan diriku yang lam. Lalu, bel berdering.

"Halo, Kikouka, Higa, Koujirou-sensei" Aku menyapanya dengan sopan tapi, ada seseorang di belakangnya. Dan, mereka memisah dan 2 gadis yang sangat ku kenal muncul di hadapanku.


Stop di sana! Itu ada cliffhinger. Saya harap readers menikmati cerita ini, Review!

OH! Suara baru Kazuto, Saya mengesetnya sekitar B2