Rewind the Past and Start Over Again

Warning: YAOI, mpreg, gaje, typos, alur kecepatan, EYD berantakan.

Rated: little M

Length: Chaptered

Disclaimer: Idea and story ARE MINE, no plagiarism is allowed.

Summary: about how Suho hates his miserable life and this motivates him to go back to the past, but he must pay it with an additional requirement.

Happy reading \(•ˆ▾ˆ•)/

Prolog

"A.. Ampun Si..won hyungg ahhh.. Hiks.. Sakithh" jerit namja mungil yang berada di bawah kukungan seseorang.

Kedua pemuda yang naked itu sedang melakukan kegiatan panas yang biasa mereka lakukan di atas ranjang. Namja mungil yang menjerit kesakitan itu, Suho, terus memohon-mohon agar penyiksaan Siwon hyungnya berakhir, tapi sepertinya pria yg lebih dewasa darinya 3 tahun itu tidak memperdulikan erangan kesakitannya, terus menambahkan luka-luka lebam pada tubuh kekasihnya.

" Apa kau bilang? Putus? Kau berani meminta putus denganku hahh? Jawab Kim Suho?!" Namja tampan berusia 23 tahun itu terus mengenjot-genjot miliknya ke tubuh di bawahnya dengan brutal, tangan kanannya tanpa henti-hentinya menonjok pipi dan rahang Suho hingga ujung bibirnya berdarah.

" A.. Akuu..Min..ta maaf hy..unngggg.. Arkhh" sepasang tangan itu melingkar pada leher jenjang Suho dan mencekiknya erat hingga namja manis itu susah bernafas. Tidak peduli pada rontaan namja di bawahnya yang terus menendang-nendang kakinya ke udara dan kedua tangan mungilnya mengapai-gapai pergelangan tangan Siwon berusaha melepaskan diri. Wajah manis itu membiru, ia kehabisan pasukan udara namun pria di atasnya masih belum mau melepaskan cekikannya.

"H..hyungg..ce..chakkkk.. Hikss" Pria tanpa asusila itu bukannya melonggarkan cekikannya malah semakin menguatkan perasannya pada leher Suho hingga lengannya membentuk otot-otot yang terlihat jelas, kedua matanya terlihat berang dan berapi-api seperti hendak membunuh kekasihnya, ia semakin menggerakkan pinggulnya liar ke dalam liang hangat nan sempit yang sudah bersimbah darah akibat perlakuan kasarnya itu tanpa henti, hingga akhirnya..

"Akhhhhhhh"

Hasrat itu akhirnya keluar sepenuhnya di dalam tubuh pria di bawahnya. Siwon mencabut benda kebanggaannya dari tubuh Suho dan menarik helai rambut kepirangan namja manis itu dengan kasar, menyuruhnya menengadah. Wajah kemerahan seperti tomat sambil terengah-engah menghirup udara itu pun berusaha membalas tatapan tajam Siwon dengan kedua mata angelicnya yang berkaca-kaca.

" Kau harusnya beruntung memiliki pacar setampan aku, tapi kau malah mau memutuskanku? Jangan berkhayal Kim Suho.. Aku tidak akan pernah melepaskanmu...ingat itu.. Cih!" Siwon meludahi pria manis yang mukanya dipenuhi dengan lebam-lebam itu tepat di wajahnya, bahkan tubuhnya lecet penuh luka cambukan dan cakaran yang sepertinya akan membekas berminggu-minggu pada kulit putih Suho, jangan lupakan kesepuluh jari tangan Siwon yang membekas pada leher putihnya dengan warna kemerahan yang jelas.

Pria itu memunggut baju-bajunya yang berserakan di atas lantai dengan santainya, membiarkan tubuh mungil itu terkulai lemas dengan jejak-jejak darah dan sperma yang menghiasinya.

Selalu saja begitu, selama 1 tahun mereka pacaran, Siwon selalu memperlakukan Suho dengan kasar, seperti budak sex bukan kekasih. Jangan tanyakan Suho mengapa ia bisa menerima Siwon yang notabene adalah senior tahun terakhir di universitasnya, karena Siwon memberikannya harapan manis pada minggu-minggu pertama mereka mencoba pacaran, memberinya perlindungan dan kasih sayang,namun hal itu tidak bertahan lama.

Tepat satu bulan Suho menjadi kekasih Siwon, pria itu berubah dan menampakan seluruh kelakuan buruknya, dari berselingkuh di belakangnya,minum alkohol hingga mabuk dan malamnya Siwon akan datang ke apartment Suho dan memaksanya untuk melayaninya sampai ia puas. Sekarang Suho benar-benar menyesali pilihannya untuk berpacaran dengan Siwon, ia bahkan tidak bisa melarikan diri dari lelaki possessive dan gila itu.

Suho merasa muak, ia sudah tidak ingin lagi terbelenggu dalam penyiksaan Siwon, namun bila ia meminta untuk putus, nasibnya akan sama seperti sekarang, dengan keadaan tragis dan tubuh memar-memar. Sepertinya hanya ada 1 cara yang ada dipikiran Suho untuk...

' PRANG '

..Melenyapkan seorang Choi Siwon.

Suho membekap mulutnya dengan kedua matanya horor, hendak menjerit histeris ketika kedua tangannya tanpa sadar mengambil vas di sebelahnya dan menghantamkannya pada kepala Siwon. Tubuh lelaki itu ambruk dengan kepala berlelehkan cairan merah, matanya terbuka lebar dengan pupil mata mengecil.

" H..hyungg..ireonaa.. M..maaf h..hyungg" Dengan perasaan penuh ketakutan Suho mencoba menggoyangkan lengan Siwon pelan, namun pria itu tidak kunjung bergerak. Namja manis itu menyentuh leher Siwon dengan jari bergetar, berharap akan mendengar suara denyut nadi yang masih berdetak.

Namun itu hanya sebuah harapan, harapan yang pupus.

Suho sadar seseorang yang tergeletak di hadapannya sudah tidak bernyawa.

Dan ia telah membunuh seseorang, kekasihnya, di apartment nya sendiri.

Tidak ada yang bisa ia lakukan, ia tidak mampu memanggil ambulance lebih parahnya polisi. Setelah terburu-buru berpakaian, kedua kaki mungilnya langsung berlari keluar, menyusuri setiap jalanan tanpa mengenakan alas kaki. Yang ada di pikirannya hanya bagaimana cara melarikan diri, ia harus bersembunyi sebelum polisi menemukan mayat tersebut dan menangkapnya.

.

" Suho hyung?"

Pria mungil bermata besar yang bernama DO itu membelalakan matanya melihat tamu yang sudah berdiri di depan rumahnya. Tentu saja kaget, penampilan senior yang 1 tahun diatasnya, Suho sangat keacak-acakan dengan luka memar dan lebam, rambut yang tidak disisir, wajah yang sangat pucat, baju dan celana yang berantakan dan terlihat bercak-bercak darah, tangan kanannya juga terkotori oleh darah yang sudah mengering, darah Siwon, dan tidak memakai alas kaki.

" H..hyung kau kenapa?"

" DO yah..bolehkah hyung menginap di rumahmu untuk beberapa minggu ke depan? Aku benar-benar membutuhkan tempat tinggal" tembaknya terang-terangan dengan wajah memelas, ia tadi terlalu terburu-buru hingga tidak sempat mengecek dompet yang dibawanya kelebihan uang atau tidak. Ia tidak sanggup membayar uang motel dengan won yang pas-pasan.

" Bisa kok hyung.. Mupung hyungku sedang keluar kota selama sebulan, jadi hyung bisa memakai kamarnya" ujarnya tanpa terlalu curiga, ia tentu tidak mengira sosok di hadapannya ini adalah seorang pembunuh.

" Gomawo DO yah... You really save my life" Suho menghembuskan nafas lega, ia mengikuti namja termungil itu dari belakang. Sepertinya hidupnya beberapa hari ke depan akan susah, hahhhh~

" hyung! tolong cuci tanganmu dulu sebelum kau mengotori rumahku.. haizzzzz"

#####1 week later########

" Apa kau yang bernama Kim Suho?"

Suho yang langsung ditanya itu membatu, ia baru saja keluar dari kelasnya setelah pelajaran berakhir dan hendak pulang ke rumah DO, namun berakhir dicegat oleh pria yang ia kira berusia 40an tahun. Suho berusaha untuk tenang meski hatinya berdebar-debar tidak karuan saat pria itu- detective menghampirinya.

"Y..yaa? Aku Suho" akunya terbata-bata

" Apakah kau mengetahui adanya kasus pembunuhan pria yang bernama Choi Siwon di dalam apartmentmu?" Pria tua itu tersenyum tipis, kedua matanya menatap dalam namja mungil di hadapannya yang sedikit bergetar, muka manis itu pucat pasi dan detective itu mengetahui bahwa namja manis itu mengetahui sesuatu, sangat jelas bahwa namja di hadapannya lah pelakunya, tapi itu masih hipotesanya saja. Ia ingin menginterogasi Suho lebih lanjut lagi untuk membuktikan kebenaran akan kasus pembunuhan tersebut.

Detective itu meremas bahu kanan Suho pelan mencoba mendekatkan dirinya. Namun namja manis itu langsung menepis tangannya dan berlari sekuat tenaga, ia tahu detective dan beberapa polisi sedang mengejarnya. Direbutnya sebuah sepeda dari mahasiswa di tengah jalan dan mengayuh sepeda tersebut secepat mungkin ke sembarang arah, ia tahu ia takkan bisa pulang ke rumah DO, bukan juga rumahnya.

Sadar akan mobil polisi yang mulai mengepungnya, namja manis itu melarikan sepedanya ke gang-gang kecil. Ia lantas melihat adanya lubang kecil pada area teras rumah yang tidak berpenghuni pun langsung menghempaskan sepeda tersebut dan bersembunyi di dalam rumah gelap nan gulita tersebut.

"Ba.. Bagaimana ini? Aku tidak mau dipenjara... S..siwon h..hyung..hiks..m..mianhaeee" ia mulai terisak ketakutan di pojokan lantai dua yang gelap sambil menekukkan kedua lututnya.

" Sepertinya anak itu ada di dalam, aku menemukan sepedanya" panggil seorang polisi dari luar, beberapa pria bertubuh tegap lengkap dengan pistol di pinggulnya itu mulai memasuki area rumah tak berpenghuni tersebut.

" J...jangan .. Tangkap aku..hikss..kumohon.. Aku masih ingin.. kuliah dengan tenang... Hiks hiks.. Eommaaa.. hikss.. " doa Suho pada diri sendiri sambil membenamkan wajahnya yang berurai air mata pada lengan mungilnya yang memeluk tubuhnya sendiri yang bergetar keras.

Suho tak pernah mengalami hidup semenyeramkan ini sebelumnya, sejak kedua orang tuanya meninggal 3 tahun yang lalu ia sudah hidup sendirian karena telah mampu membiayai hidupnya sendiri walau pas-pasan hingga tamat sekolah tinggi bahkan ia dapat kuliah dengan beasiswa 50%.

Kalau waktu bisa dimundurkan, ia ingin kembali ke masa- masa ia SMA, dimana ada makanan lezat yang selalu dimasakkan ibunya setelah pulang sekolah, kecupan penuh kasih sayang dari kedua orang tuanya dan pelukan rasa aman ibunya yang memberinya ketenangan ketika ia mendapat suatu masalah.

Akan kukabulkan...

"Ehh?" Suho mengerjapkan mata angelicnya yang basah, ia yakin ia mendengar suara halus seorang perempuan yang menggema tepat di telinga kanannya.

" Jangan bergerak!" Sebuah cahaya terang yang diyakini dari sebuah senter yang dipegang polisi yang memasuki ruangan gelap itu pun menyambut penglihatannya.

Sangat terang...

Hingga akhirnya seluruh penglihatannya perlahan menjadi warna putih, lalu sesosok perempuan berambut panjang berdiri di hadapannya sambil tersenyum lembut, wajahnya tampak tidak jelas.

" E.. Eomma?"

Brukkk!

Dan namja manis itu pun langsung pingsan di tempatnya, samar-samar ia mendengar suara perempuan itu melanjutkan kata-katanya.

Tetapi ada satu syarat yang harus kaujalani..

Dan itulah kalimat terakhir yang Suho tangkap sebelum ia menutup kedua mata angelicnya..

.

"...ho... Suhooo.. Suho bangunn!"

Namja manis itu menggeliat tidak nyaman, ia mengucek-ngucekkan kedua matanya seraya menguap kecil, tubuhnya terasa sangat berat dan letih layaknya seseorang yang tidur terlalu lama, kepalanya bahkan terasa seperti dihantam batu. Ia mengedip-ngedipkan matanya menangkap seluruh kesadarannya yang masih minim hingga akhirnya ia menyadari siapa yang membangunkannya tadi.

" E..eommaa?!" Jerit Suho kaget, namja manis itu menatap wanita berusia 40 tahun itu dengan tatapan rindu, sedangkan yang ditatap melayangkan tatapan aneh pada anaknya.

" Eoommaaaa.. Suho rinduuu.. sangat rinduu...Suho sayang eomma hikss.. jangan pergi lagii… " namja manis itu langsung menghamburkan diri ke pelukan eommanya sambil membenamkan wajah mungilnya pada perut ibunya. Suho masih duduk di atas kasur,ingat?

" Kenapa sayang? Kau ini aneh.. Baru bangun sudah menangis.. Dasar anak manja" Ibu jelita itu menggelengkan kepalanya bingung melihat kelakuan anak semata wayangnya, namun tetap mengusak surai kemerahan anaknya dengan penuh kasih.

" Sudah jangan menangis lagi.. Kau harus ke sekolah nanti terlambat" Suho mengedipkan matanya bingung mendengar penuturan ibunya.

Sekolah? Bukankah ia sudah berkuliah? Dan kenapa ibunya masih ada disini? Dihadapannya..

Namja manis itu memutar lehernya melihat jam weker di sebelahnya. 10 09 2010

3 tahun yang lalu

What? O.O

" Ayo jangan malas.. Cepat pergi mandi sana. eomma akan buatkan sarapan" usir ibu Suho sambil menepuk bahu anaknya ringan ke kamar mandi, meninggalkan Suho yang masih dalam kebingungannya.

Ia kembali ke masa lalu, dimana ia menjalani masa SMAnya. Ini tidak mungkin…

"Ouchh sakit!" Namja manis itu mencubit pipi tembamnya sendiri.

"Bukan mimpi" batinnya panik, setidaknya kurang lebih ada ketakutan yang menyergap hati Suho, tentu saja mengingat dirinya yang bahkan tidak tahu menahu tentang apa yang akan dan harus dilakukannya di sekolah nanti dan lain sebagainya.

" U..urghhh.. HOeekk!" Namja manis itu merasa perutnya tiba-tiba mual, ia membekap mulutnya dan memuntahkan seluruh isi perutnya di dalam toilet bowl.

" Hueekk..hoekkk" namja manis itu langsung terjatuh lemas sambil memflush toiletnya, ususnya terasa diperas keluar dan kepalanya sangat pusing. Dengan penglihatannya yang samar-samar, ia menangkap sebuah benda yang sepertinya terjatuh di atas keramik toilet. Dengan rasa penasaran ia pun memungut benda pipih berbentuk panjang itu. Alangkah kagetnya ia mendapati benda tersebut bertanda dua garis, positif.

"Aarrghh!" Ia memegang kepalanya sendiri yang berdenyut-denyut. Tiba-tiba kilasan-kilasan tak lengkap memenuhi memori otaknya.

Ia samar-samar melihat beberapa hari atau minggu yang lalu, ia tidak pasti, yang jelas ia melihat dirinya sendiri tengah dicumbu oleh sesosok pria yang lebih tinggi darinya, putih, rahangnya cukup tegas dan sepertinya sangat tampan. Tapi ia tidak mengetahui siapa orang tersebut karena wajahnya sangat tidak jelas karena tertutup oleh wajah danr rambut merah Suho.

Ia mengingat bagaimana namja tinggi tersebut meminta untuk menyetubuhinya dan Suho dengan sukarela membiarkan dirinya disentuh dengan lembut, ia masih dapat merasakan bagaimana tangan besar nan hangat itu menari-nari di atas kulit porselinnya. Namun, firasat Suho mengatakan seseorang yang menyetubuhinya itu adalah sesosok yang asing dan tak dikenalnya, ia juga tidak mengingat adanya seseorang berperawakan seperti itu di dalam hidupnya yang dahulu pernah dilaluinya.

" … Suho ya, saranghaee…"

Dan kilasan memori itu pun berhenti sampai di sana. Suho menjatuhkan benda yang ia pegang tersebut dengan muka pasi, ia ingat sekarang...

Perkataan perempuan asing yang berada di mimpinya tersebut...

Akan kukabulkan permintaanmu..

Tapi ada satu syarat yang harus kaujalani..

Aku telah menanamkan bibit kehidupan di dalam kandunganmu...

Masa lalunya kini telah berubah.

Suho positif hamil...

Namun ia tidak tahu siapa yang menghamilinya.

TBCeehhh?

-.-absurd? Penasaran? Aku sendiri jg ngga tau gimana tanggapan gua sama ff bin gaje ini.. Tp ini murni 90% dari mimpi guahh.. Sooo?

Kalau reviewnya banyak aku akan putar otak gimana lanjutin ni ff

Masih gaje sih sama alurnya, pairingnya juga belum ditentuin gitu, umm...