Tittle : House of Happiness
Author : Kim Joungwook
Pairing : NamJin
Length : oneshot
Genre : Romance
Summary :
Warning : Shounen-ai, BoyXBoy. Typo(s). Don't Like Don't Read!
.
.
.
BTS
.
Mobil hitam dengan plat seoul itu memasuki sebuah pekarangan luas dengan pagar putih yang tadi dibukakan oleh salah satu penjaga disana. Rumah yang terbilang mewah itu terlihat cukup ramai dengan tiga mobil yang sudah lebih dulu terparkir disana. Membuat pemilik mobil hitam yang baru saja datang itu harus pintar-pintar mencari posisi yang tepat.
"jja, kita sudah sampai. Uri Jaehyunnie sudah tak sabar bertemu halmoni ne~" Namjoon – pemilik mobil hitam tadi – menggenggam kedua tangan bayi diatas pangkuan Seokjin yang duduk disampingnya.
Bayi sepuluh bulan yang cukup tembem itu tertawa, menunjukkan gusi merahnya yang mulai ditumbuhi gigi. Bayi bernama Jaehyun itu balas menggenggam tangan Namjoon dan mengayunkannya keatas bawa, "ppa! Ppa!"
"Ne~ appa disini. Ayo kita turun." Ucap Namjoon. Ia mematikan mesin mobilnya dan turun terlebih dahulu untuk berputar dan membukakan pintu Seokjin, membuat istrinya itu dengan mudah keluar mobil dengan membawa Jaehyun dalam gendongannya.
Seokjin tersenyum melihat sifat Namjoon yang semakin manis sejak Jaehyun hadir diantara mereka, "gomawo, appa." Ucapnya pelan. Namjoon terkekeh dan mencuri sebuah kecupan singkat dipipi Seokjin, "My pleasure, eomma."
Rona merah menjalari pipi Seokjin, panggilan eomma yang sudah hampir satu tahun ini sering dipakai Namjoon masih membuat wajahnya merona dan dadanya berdebar nyaman.
"jangan lupa tas Jaehyunnie, Namjoon ah." Ucap Seokjin. Ia membenarkan gendongan Jaehyun yang mulai bertingkah dalam rengkuhannya. Ia terus mengoceh asal dan terkekeh melihat Namjoon yang masih sempat menggodanya di tengah kegiatannya mengambil perlengkapan Jaehyun di kursi tengah.
"kau hanya membawa dua tas kan, sayang? Satu milik Jaehyun satu milikmu?" tanya Namjoon dengan dua tangan yang penuh membawa tas. Seokjin mengangguk, "iya." Lalu menepuk pelan punggung Jaehyun yang menghadap ke belakang, tepatnya memandang Namjoon melalui pundaknya.
Keduanya lalu berjalan beriringan memasuki rumah dengan salah satu lengan Namjoon memeluk pundak Seokjin, ikut mengusap punggung Jaehyun.
"Aigoo~ siapa yang akhirnya datang~ jagoan samchon akhirnya sampai! Sini sama samchon!" suara heboh Taehyung membuat Jaehyun sedikit berjengit kaget sebelum menjerit dan bertepuk tangan melihat kehadiran Taehyung didepannya.
"Con~camcon~" ia berteriak heboh dan kedua lengan pendeknya berusaha menggapai tubuh Taehyung, membuat Seokjin sedikit kualahan. "pelan-pelan chagi." Ucapnya lembut sembari menyerahkan Jaehyun kedalam gendongan Taehyung.
"hati-hati, tae." Ucapnya pelan sembari menggenggam tangan Jaehyun yang kini berada digendongan Taehyung.
"iya, hyung, tenang saja! Aku sudah sering menggendong, Jaehyun. Bukankah begitu, Jaehyunnie~?" Jaehyun balas tertawa dan menepuk pelan wajah taehyung, "Tae tae~" ia berteriak heboh. Bayi yang belum bisa berbicara lancar itu gemar sekali berteriak dan mengatakan papaun yang bisa ia ikuti dari orang-orang disekitarnya.
.
.
.
"Sayang, ayo menyapa eomma dulu." Suara Namjoon menyadarkan Seokjin yang tengah memandang kelakuan Jaehyun dengan Taehyung. Ia menoleh ke arah Namjoon dan bisa melihat kedua tangannya kosong, sepertinya suami tampannya itu sudah lebih dulu masuk dan meletakkan tas mereka.
Seokjin mengangguk dan berjalan beriringan dengan Namjoon, diikuti Taehyung dibelakangnya. Celotehan Jaehyun mengiringi langkah mereka memasuki rumah lebih dalam. Seokjin tersenyum lebar begitu mendapati rumah begitu ramai dengan seluruh saudara Namjoon berkumpul disana. Ada dua adik kembar Namjoon, Jimin dan Taehyung, bersama pasangan masing-masing. Ada juga eomma appa Namjoon yang kini berdiri menyambut kedatangnya.
"kalian datang juga. Eomma sudah menunggu sedari tadi, Seokjin ah." Ucap eomma Kim sebelum mencium keuda pipi Seokjin lalu memeluknya erat, menimbulkan kekehan malu dari namja cantik itu. "mianhae, eomma. Tadi Jaehyun susah sekali diajak mandi, jadi membutuhkan beberapa waktu untuk membuatnya tampan."
Eomma tertawa dan melepas pelukannya, "apakah bekas operasinya masih sakit?" tanyanya sembari tangannya mengusap pelan perut Seokjin yang memakai sweater hangat berwarna pink lembut. Seokjin menggeleng, "sudah tidak. Minggu kemarin kembai ke dokter, katanya sudah mulai pudar bekasnya."
"syukurlah."
"bisakah kalian berbicara sembari duduk? Jangan berdiri disitu saja. Kemarilah Seokjin, duduk disini." Ucap appa sembari menepuk sofa disampingnya. Ia tersenyum dan menunduk ringan. Ia bisa melihat Jaehyun yang sudah dikelilingi ssamchonnya, ada Jimin, Taehyung, dan Joungkook disana.
"sudah lama tidak melihat kalian lagi dirumah ini." Ucap appa dan memeluk singkat tubuh Seokjin, "Baru minggu kemarin aku dan Jaehyun kemari, appa."
Appa tertawa, "Yah, kalau sudah tua waktu terasa sangat lama karena tidak ada kegiatan untuk dilakukan."
"ini minummu, sayang." Namjoon tiba-tiba datang membawa dua gelas jus dan meletakkannya didepan Seokjin.
"Aku bisa mengambilnya sendiri, Namjoon."
"biarkan suamimu memanjakanmu, sayang. Laki-laki kalau baru saja menjadi appa memang seperti itu, sayang sekali dengan istrinya. Nikmati saja masa-masa sekarang." Ucap eomma. Hal itu membuat Seokjin merona tipis, apalagi Namjoon yang kini duduk disampingnya juga sempat-sempatnya mencium pelipisnya.
"Astaga! Namjoon hyung membuatku geli." Suara Yoongi membuat Seokjin tertawa, pasangan hidup Jimin itu memang orangnya cukup dingin, meski sebenarnya lembut sekali.
"Makanya, cepat-cepatlah punya momongan juga. Agar Jimin lebih perhatian padamu." Ucap Namjoon, sengaja menyindir. Yoongi berdecak, "apaan sih, hyung. Aku dan Jimin baru saja menikah, masa sudah mau punya anak."
Lalu kelima orang dewasa disana mulai berbincang sendiri, membahas apapun, mulai dari pernikahan Yoongi dan Jimin 2 bulan lalu, hingga Jaehyun yang sudah lancar merangkak dan duduk. Sesekali terselip godaan untuk Yoongi, pengantin baru, atau untuk Seokjin dan Namjoon yang sedang dalam masa romantis-romantisnya sejak kehadiran Jaehyun.
"mma~! Eomma~!" tiba-tiba Jaehyun berteriak dan menangis tersedu sembari mencari keberadaan Seokjin yang duduk di sofa belakangnya. Seokjin yang mendengar anaknya menangis segara berdiri dan menghampiri Jaehyun yang dikelilingi Taehyung, Jimin, dan Joungkook.
"aigoo~ anak eomma kenapa menangis, hm?" tanya Seokjin lembut sembari membawa tubuh Jaehyun ke pangkuannya. Ia ikut duduk dikarpet bersama yang lain dan mengusap lembut wajah berair Jaehyun. Bahkan wajah putih anaknya itu sudah berubah merah, efek menangis.
Jaehyun masih terisak dan memeluk leher Seokjin, meminta gendong. Seokjin hanya tersenyum tipis dan berdiri, membawa Jaehyun untuk ia gendong.
"Ada apa ini, Joungkook ah?" tanya Namjoon masih duduk disofanya, hanya melihat Seokjin yang berusaha menghentikan tangisan Jaehyun.
Joungkook berdiri dan mengisi tempat kosong Seokjin tadi diatas sofa, "entahlah, aku juga tak tahu. Aku tadi hanya sedang mencoba memfoto Jaehyun dengan kamera baruku, lalu Taehyung dan Jimin yang membuat anak itu tetap tertawa. Tapi tiba-tiba ia menangis saat aku akan memfotonya."
"Joungkook! Kau bodoh ya?! Jaehyun menangis karena takut kau bentak tadi." Ucap Jimin tiba-tiba, ia kini sudah duduk disamping Yoongi di sisi sofa yang lain. Taehyung yang ditinggal sendiri dibawah beranjak berdiri dan mendudukkan dirinya dipangkuan Joungkook karena sofa yang penuh. Meski ada sofa di sisi lain, tapi ia mau dekat dengan Joungkook.
"Jaehyun menangis karena tadi kau membentaknya yang akan menyentuh lensa mahalmu, Kookie ya. Kau tak tahu? Dasar!" ucap Taehyung sembari memberikan sentilan pelan di dahi Joungkook yang lehernya ia peluk.
Namjoon menggelengkan kepalanya melihat kelakukan adik kembarnya. Jimin yang mulai mendusel-dusel Yoongi dan Taehyung yang dengan manjanya duduk dipangkuan Joungkook, kekasihnya.
"Kim Taehyung, bisakah kau duduk dengan benar? Masih ada sofa lain untuk kau duduki." Ucap Namjoon. Taehyung menggeleng cepat dan justru mengeratkan pelukannya di leher Joungkook, "shireo! Aku mau duduk bersama Joungkook."
"Terserah kau saja."
"kau seperti lupa kelakuan adikmu sendiri, Namjoon." Ucap eomma terkekeh geli. Sedangkan appa hanya menggelengkan kepalanya maklum.
"Namjoon, dimana kau meletakkan tas Jaehyun? Dia butuh susunya."
"ya, akan aku ambilkan."
Lalu keluarga kecil itu segera berlalu dari ruang keluarga, meninggalkan keheningan disana.
"Kuharap kau cepat memberi umma cucu lagi, Jimin, Yoongi." Ucap eomma memecah keheningan.
"iya hyung, kapan mau punya anak?!" kali ini Taehyung ikut menimpali, memandang Yoongi yang balas memandangnya malas.
"kau saja yang punya anak. Cepat menikah sana dengan Joungkook!" balas Yoongi sengit. Ia sangat tak suka saat sudah mulai menyinggung soal anak, ia merasa belum siap menjadi orang tua. Sedangkan Jimin hanya diam dan mengusap lembut punggung Yoongi, mencoba menenangkan istrinya itu. Jimin juga tidak memaksa Yoongi kok.
"Joungkook baru saja lulus kuliah, hyung! Biarkan dia bekerja dulu." Bela Taehyung, "benarkan Kookie?" fakta bahwa Taehyung merupakan bungsu kembar dikeluarga kim membuat ia sedikit manja.
Joungkook menyeringai, "menikahi hyung sekarang juga tak apa."
.
.
.
Hoseok – sepupu Namjoon datang saat makan siang. Ia beralasan menyelesaikan beberapa hal di kantor sebelum bisa kesini. Dengan membawa sogokan berupa cheese cake yang sangat lezat.
"Aigoo~ jagoan samchon sudah besar eoh?" ucap Hoseok heboh saat melihat Jaehyun yang dipangku Namjoon tengah membawa biskuit berbentuk stick yang ia genggam. Jaehyun tertawa melihat wajah Hoseok dan menggapai ingin digendong.
"Camcon~" rengeknya manja. Hoseok tertawa dan membawa Jaehyun ke dalam gendongannya. Ia berjalan sedikit menjauh saat Seokjin dan eomma datang membawa makan siang.
"Kau sudah datang Hoseok?" tanya eomma saat melihat sosok Hoseok yang tengah bermain dengan Jaehyun. "iya eomma, baru saja datang."
"kalau begitu ayo makan siang dulu." Tambah satu-satunya yeoja disana. Hoseok mengangguk dan kembali memberikan Jaehyun kepangkuan Namjoon, "kita main lagi nanti ne jagon?!" yang dibalas dengan pekikan senang dari Jaehyun.
Meja persegi panjang di ruang makan itu terisi penuh. Diujung kanan ada appa, lalu disamping kirinya ada eomma, lalu Taehyung, Joungkook, dan Hoseok. Sedang disisi kanan ada Namjoon, Seokjin, Jimin, dan Yoongi. Mereka makan dengan tenang, kecuali suara Jaehyun yang cukup nyaring.
Seokjin kini memangku Jaehyun, membiarkan anak itu menggenggam biskuit sticknya di kedua tangan, dan ia mencoba menyuapi Jaehyun dengan bubur tim yang ia bawa dari rumah. Ia masak sendiri, selagi ia bisa, kenapa harus membeli produk pabrik? Seokjin berusaha membuat makanan sehat untuk Jaehyun dan Namjoon.
"Ayo sayang, buka mulutnya. Aaa~ pintarnya~" Seokjin berhasil memasukkan satu suapan kedalam mulut Jaehyun, membuat pipi bayi itu semakin tembem. Jaehyun memukulkan biskuit digenggamannya pada Namjoon, yang duduk disebelah Seokjin. Posisi Jaehyun yang duduk menyamping dipangkuan Seokjin membuat bayi itu menghadap Namjoon.
Namjoon menoleh dan mengusap lembut kepala Jaehyun, "ada apa, sayang?"
Jaehyun tertawa dan menunjuk wajah Namjoon, "ppa~ appa~"
Namjoon berpura menggigit tangan Jaehyun dan menghasilkan tawa Jaehyun yang semakin keras, bahkan anak itu memukul wajah Namjoon senang.
"Sudah Namjoon, habiskan makanmu dulu. Biarkan Jaehyun juga makan." Ucap Seokjin, ia menarik Jaehyun ke pangkuannya, memperbaiki posisinya agar sedikit menjauh dari Namjoon.
"kau juga harus makan Seokjin." Ucap appa dari ujung meja. Seokjin tersenyum dan mengangguk, "ne appa. Setelah Jaehyun selesai makan, aku juga akan makan."
"apa aku perlu menyuapimu, princess?"
Seokjin membulatkan matanya dan memukul lengan Namjoon, "sudah kubilang jangan memanggilku begitu jika ada orang lain."ucapnya kesal. Wajahnya merona parah, hingga ia melampiaskan dengan memeluk Jaehyun erat-serat.
Sedangkan yng dimarahi justru terkekeh, Namjoon sangat menyukai respon malu-malu Seokjin setiap ia memnggilnya princess. Itu panggilan sayangnya untuk Seokjin sejak mereka pacaran hingga menikah. Namun sejak ada Jaehyun, Seokjin selalu memperingtkan Namjoon untuk berhenti memanggil seperti itu. Ia takut Jaehyun akan meniru appanya.
"Namjoon hyung benar-benar perayu ulung didepan Seokjin hyung." Ucap Joungkook. Namjoon hanya terkekeh mendapat komentar seperti itu.
"sudah-sudah, makan dulu dengan tenang. Seokjin kau selesaikan dulu menyuapi Jaehyun. Menjadi ibu memang harus begitu, mendahulukan anaknya dulu. Kalian akan merasakannya nanti jika sudah menjadi orang tua." Ucapan eomma membuat keadaan menjadi tenang, minus Jaehyun yang masih saja mengoceh.
"mma~ mam, mam." Jaehyun menarik lengan Seokjin, meminta sang eomma untuk kembali menyuapinya. Seokjin tersenyum lebar, "anak eomma lapar, eoh? Jja, aa~"
Seokjin tersenyum melihat Jaehyun dengan semangat memakan makan siangnya. Beruntung Jaehyun bukan tipe yang susah kalau diminta makan, mungkin gen dari sang eomma.
Namjoon tersenyum melihat interaksi Seokjin dan Jaehyun, ia mendekat dan berbisik lembut tepat ditelinga Seokjin.
"Aku mencintaimu."
Dan lagi-lagi membuat Seokjin merona parah dengan tindakan absurd suaminya itu. Meski ia tetap membalas pernyataan cinta itu, walau sudah berpuluh kali ia mendapat pernyataan yang sama dari Namjoon, tetap saja sensasi menggeletik didasar perutnya belum menghilang, belum lagi dadanya yang membuncah dengan rasa bahagia.
"Aku juga mencintaimu." Balasnya tanpa suara. Ia tak mau menjadi bahan godaan keluarga Namjoon lagi.
.
.
.
END
No comment.
Aku Cuma pingin buat Seokjin dan Namjoon yang punya anak dan main ke rumah orang tua Namjoon dan berkumpul dengan keluarganya. Udah, gitu doang. Absurd banget ya? Hehe, maafin~
Gomawo yang sudah menyempatkan membaca.
