Cerita ini berlatar setelah festival olahraga U.A telah berakhir di season kedua anime Boku no Hero Academia.

~~~~~~

Bagaimana jika Bakugou Katsuki tidak pergi ke tempat pahlawan The Best Jeanist, namun malah pergi ke tempat pahlawan lain? Bagaimana jika kantor latihan kepahlawanan tempat ia berlatih berada di kota lain? Bagaimana jika jangka waktu bimbingan dengan para pahlawan itu bukan hanya seminggu namun sebulan? kira-kira dengan adanya dua perbedaan itu kemanakah nasib bakugou akan di bawa? apakah semakin baik atau justru semakin buruk?

Bakugou Pov

Aku menyeret kakiku keluar dari stasiun kurang ajar itu. Bagaimana bisa mereka membuat penumpang keretanya menunggu selama dua jam hanya karena kesalahan teknis kecil seperti itu.

Aku terus menggerutu sambil berjalan menuju arah kantor pahlawan yang akan menjadi tempat bimbinganku. Seharusnya aku memilih tempat pahlawan The Best Jeanist ,namun para orang dewasa merepotkan itu malah seenanaknya saja memindahkanku ke tempat lain.

Nama pemilik kantor kepahlawanan yang akan kumasuki juga terdengar sangat asing bagiku, apa karena dia perempuan? Tch, sudahlah abaikan! Asalkan dengan latihan ini aku dapat membuktikan kepada si Deku sialan itu bahwa aku lebih baik darinya maka hal seperti ini tidak ada apa-apanya bagiku. Namun, sepertinya masih ada saja hal yang mencoba memperburuk moodku sejak pagi. Entah mengapa sejak tiba di daerah ini sinyal data internetku malah lemot seperti ini. Apa sih yang dikerjakan pengelolanya, sialan!

Tiba-tiba saja terdengar suara gemelontang dari gang gedung di depanku, suara itu pun diikuti dengan suara-suara yang tak asing bagiku. Suara perkelahian, aku pun memutuskan untuk melihat ke gang itu. Namun, betapa terkejutnya aku mendapati seorang gadis dengan seragam dan terining SMA seumuranku yang berdiri sempoyongan di tengah-tengah lima orang laki-laki yang terlihat siap menyerangnya. secara reflek aku berlari ke kerumunan itu dan menyerang satu-persatu dari para laki-laki brengsek ini. Menyedihkan sekali, pikirku setelah memberikan ledakan terakhir tepat di wajah si cecunguk ini yang akhirnya pingsan bersama rekannya. Quirk yang dimiliki mereka tidak digunakan secara efektif, ditambah lagi mereka dengan pengecutnya mengeroyok seorang gadis.

Tiba-tiba aku teringat dengan gadis yang berdiri di belakangku, dengan canggung aku bertanya, " Hey, kau nggak apa-apa?" sesaat gadis ini hanya terdiam wajahnya terlihat sangat kaget melihatku. Di waktu yang singkat itu aku mencari tanda-tanda cedera di tubuhnya, namun mataku tak menemukan salah satupun. Pandangan mataku yang awalnya hanya berniat melihat cederanya beralih memandang matanya.

Dia memiliki mata oranye yang cerah, rambutnya lurus berwarna hitam legam, kulitnya juga lebih pucat daripada milikku.

Gadis di depanku masih saja diam, sesaat sebelum aku memtuskan untuk langsung meninggalkannya dia mulai bersuara namun aku tak sempat menanggapinya karena tiba-tiba saja gadis ini pingsan, dengan cekatan aku menangkap tubuhnya sebelum dia menyentuh lantai semen tempat kami sebelumnya berpijak. Seketika juga aku dapat merasakan panas tubuhnya yang abnormal, sial! Dia demam.

Tanpa berpikir lagi aku segera menggendongnya di punggung dan bergerak menuju rumah sakit terdekat.

~~~~~~

#Ini fanfic pertamaku disini. Jadi harap maklum kalau bentuknya agak kurang rapi, ya...

#Aku sadar akan hal itu bahkan aku sendiri juga cukup sedih karenanya...

#Tapi aku tidak akan kalah dengan author lain disini...

#Aku harap para pembaca dapat menikmati ceritaku, sama sepertiku...

#See you next time!!!