Annyeong! Aku kembali lagi dengan FF Yoonmin kali ini,
Sebelumnya, aku kasih peringatan ya~
WARNING! Ini fanfiction YAOI dan rated M, NC 18+! Jadi, bagi yang gak suka YAOI atau rated M, bisa ditinggalkan^^
Kuharap kalian suka, yuk langsung aja dibaca~
My Little Bro part 1, enjoy!
"Aish mengapa kau sangat berisik?" Ucap salah satu namja berambut abu yang menatap namja lainnya berambut merah.
"Aku ingin bermain hyung" ucap namja tersebut menghela nafas.
"Aku masih banyak tugas, carilah teman yang lain!" Ucap namja berambut abu membentak lawan bicara.
"B-baiklah" namja yang dibentak menunduk dan keluar dari kamar.
Dapat dipastikan namja tersebut sudah menangis sekarang.
"SUGA!" Suara bising dari luar kamar membuat namja berambut abu tersebut berdecak kesal.
"WAE EOMMA?"
"KAU APAKAN ADIKMU?!"
"AISH DIA MENGGANGGUKU"
"KEMARILAH!"
Mau tidak mau namja berambut abu yang dipanggil suga tadi keluar kamar dan menatap ibunya yang sedang menenangkan adiknya tersebut.
"Hiks hyung jahat" ucap namja berambut merah yang merupakan adiknya.
"Kau menggangguku" ucap suga.
"A-aku kan hanya ingin bermain hiks"
"Aku sibuk" ucapnya judes.
"Jimin kan hanya ingin bermain denganmu suga" ucap sang ibu.
"Eomma, harusnya kau tau bahwa aku ini sibuk. Aku baru memasuki kuliah dan tugas sedang menumpuk" ucap suga.
"Jika tugasmu sudah selesai, belikanlah adikmu ini es krim" ucap ibu.
"Yeeee es krim" ucap jimin yang merupakan adik dari suga.
"Aish baiklah tapi sekarang jangan ganggu aku" ucap suga dan masuk kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Demi apa suga sangat kesal dengan tugas yang terus menumpuk tiap harinya, belum lagi proyek. Suga baru saja memasuki masa kuliahnya, itulah mengapa ia merasa sulit untuk menjalaninya karena masih ditahap awal. Perkenalkan, nama dari namja berambut abu ini adalah yoongi, park yoongi. Dia merupakan anak angkat dari keluarga park karena keluarga aslinya sudah tiada akibat kecelakaan mobil yang membuat ayah dan ibunya meninggal ketika ia berumur 5 tahun. Nama aslinya adalah min yoongi, tetapi karena diangkat oleh keluarga park, mau tidak mau ia harus mengubah namanya menjadi park yoongi. Ia kerap dipanggil dengan nama suga oleh keluarga park karena mukanya memang manis dan juga imut. Tetapi siapa sangka jika kepribadiannya bertolak belakang dengan wajahnya. Ia cepat emosi, judes, dan malas tetapi ia juga memiliki banyak sifat baik. Ia sekarang baru memasuki tingkat kuliah. Sedangkan adiknya, namja berambut merah tadi bernama Park Jimin. Jimin memiliki kepribadian yang terbalik dari hyungnya. Ia sangat baik, mudah menangis, dan sangat jarang emosi bahkan hampir mendekati kata tidak pernah. Ia baru saja naik kelas 12. Meskipun umurnya sudah dikatakan remaja, jimin masih bersifat anak-anak. Mereka memiliki usia yang berbeda 1 tahun. Mereka hidup berempat bersama sang ayah dan ibu. Tetapi ayah sering pergi ke luar kota karena sibuk bekerja. Jadi, mereka lebih berasa hidup bertiga. Ayahnya biasa pulang selama beberapa bulan sekali.
"Ahhhh akhirnya selesai" ucap suga mereganggkan otot-otot tubuhnya yang sekarang sudah kaku.
Sugapun langsung keluar kamar karena akan membelikan jimin es krim.
"Ibu aku akan pergi membelikan jimin es krim dulu" ucapnya melihat sang ibu sedang menonton tv bersama jimin.
"Aku ikut!" Ucap jimin berdiri.
"Aniya diam saja dirumah" ucap suga.
"Kumohon" ucap jimin merayu dengan merangkul tangan suga.
"Ajaklah jimin" ucap ibu.
"Aish baiklah" ucap suga dan langsung keluar tanpa menunggu jimin.
Jiminpun berlari kecil mengejar suga.
"Hyung tunggu aku" ucap jimin karena suga berjalan dengan agak cepat.
Suga tidak mempedulikannya dan bahkan mempercepat jalannya.
"Hyuuuuuung" jimin sedikit berteriak sehingga banyak orang yang memperhatikan mereka berdua.
"Yak kecilkan suaramu, orang-orang akan memperhatikan kita" ucap suga yang tidak lagi mempercepat langkahnya.
"Habis hyung meninggalkanku" ucap jimin mempoutkan bibirnya.
"Aku lelah jimin ingin beristirahat aish mengapa kau suka sekali menggangguku?" Ucap suga.
"Aku hanya ingin bermain denganmu hyung, apa kau membeli kaset ps baru? Aihh aku tidak sabar memainkannya denganmu hyung, kau membelinya kan? Aku melihatnya! Kemaren kau menaruhnya di atas meja makan" ucap jimin yang antusias.
"Ne aku membelinya" ucap suga malas.
"Kapan kau akan bermain denganku hyung? Aku akan mengalahkanmu dalam kaset yang kau beli itu lihat saja" ucap jimin menggandeng tangan suga.
Suga tidak terkejut akan hal itu karena ia sudah terbiasa mendapatkan perlakuan secara tiba-tiba seperti ini dari jimin. Ia hanya diam.
"Aku masih sibuk jimin" ucap suga.
"Apa sibuk itu membuatmu stress hyung?" Tanya jimin.
"Ya begitulah" ucap suga.
"Kalau begitu aku akan membuat hyung tidak stress lagi. Bagaimana jika aku yang mentraktir hyung es krim? Atau membelikan hyung makanan? Atau menemani hyung jalan-jalan? Apa hyung mau?" Tanya jimin menatap suga.
"Kau diam saja sehari sudah membuat stressku menghilang jimin" ucap suga.
"Huu wae? Aku ingin selalu bercerita denganmu hyung" ucap jimin.
Suga tidak menjawabnya dan terus berjalan menghiraukan jimin yang akan tambah cerewet setiap menitnya.
"Aku vanila!" Ucap jimin antusias saat berada di kedai es krim.
Ya jimin memang sangat menyukai es krim, khususnya rasa vanila.
"Vanila satu" ucap suga dan mengeluarkan beberapa uang untuk membayarnya lalu mengambil es krim tersebut dari tangan pelayan.
"Hyung tidak membeli? Wae? Es krim itu enak hyung" ucap jimin menjilat es krim tersebut dengan lahap.
Suga tersenyum tipis melihat kelakuan adiknya ini, seperti anak kecil. Jimin memakan es krim tersebut dengan cepat.
"Sudah?" Tanya suga.
"Sudah, ayo jalan-jalan" ucap jimin.
"Pulang" ucap suga dan langsung berdiri keluar kedai untuk pulang.
"Pulang? Wae? Cepat sekali hyung, jalan-jalan dulu" ucap jimin menggoyang-goyangkan tangan suga.
"Hyung capek jimin" ucap suga.
"Kumohon, aku ingin bermain hyung"
"Tidak, tunggu aku libur saja" ucap suga.
"Ini hari apa hyung?" Tanya jimin.
"Jumat" ucap suga.
"Yey besok kita akan jalan-jalan"
"Besok?" Tanya suga.
"Ne kan besok hyung libur" ucap jimin tersenyum senang.
"Maksudku libur panjang aish"
"Aniya kau mengatakan hanya libur tadi dan besok kau libur jadi kau akan jalan-jalan bersamaku besok" ucap jimin menggandeng tangan suga lagi.
Sedangkan suga hanya menghela nafas pasrah. Jimin terus saja berisik diperjalanan pulang membuat suga benar-benar kesal karena suara berisiknya tersebut. Hingga merekapun sampai di rumah. Suga langsung masuk ke kamar berniat istirahat. Tetapi jimin juga mengikutinya masuk ke kamarnya.
"Hyung kajja main" ucap jimin.
"Aku mau istirahat jimin ini sudah malam, besok kan jalan-jalan" ucap suga yang sudah nyaman berada di atas tempat tidur sambil memeluk gulingnya.
'Anak ini pikirannya hanya main main saja' batin suga kesal.
"Aku ikut" ucap jimin dan ikut menidurkan diri disamping suga.
"Terserah saja" ucap suga dan menutup matanya untuk tidur.
Suga juga membalikkan badannya agar tidak menghadap ke jimin. Sedangkan jimin tetap mengambil posisi menghadap ke punggung suga.
"Hyung besok jadikan jalan-jalan?" Tanya jimin.
"Ne" ucap suga yang hampir saja tidur.
"Kemana hyung? Aku ingin pergi ke wahana permainan, aku tidak pernah kesana" ucap jimin ceria.
"Mm" ucap suga lagi.
Hening.
Suga pikir jimin sudah tidur karena tidak ada suara lagi. Dia lalu bersyukur dan segera fokus untuk tidur.
"Hyung?"
"Aish apa lagi?" Ucap suga kesal.
"Jaljayo" ucap jimin pelan dan memeluk erat gulingnya.
Suga tidak merespon.
Keesokan harinya,
"Hyunggg bangunlah! Hari ini kita akan jalan-jalan!" Ucap jimin berteriak disamping telinga suga yang masih tertidur dengan damai.
Suga langsung terbangun dan merasakan pusing karena diteriakin tiba-tiba.
"AISH JIMIIIIIIN!"
Suga langsung berteriak kesal.
"Hyung ayo bangun" ucap jimin.
"Aku masih mengantuk" ucap suga dan langsung menarik selimutnya lagi.
"Ini sudah jam 7 hyung! Ayoo jalan-jalan, aku sudah mandi" ucap jimin dan menarik-narik selimut suga.
Suga tetap menutup mata dan menahan selimutnya agar tidak tertarik.
"Hyuuuuuuuuuuuung nanti tempat wahananya tutup" Ucap jimin.
"Ini masih jam 7 pagi, tempat tersebut memang masih tutup ishhh jangan menggangguku" ucap suga.
"Lalu jam berapaa dia akan buka hyung?" Tanya jimin bingung.
"Jam 9" ucap suga.
"Huh baiklah" ucap jimin dan pergi keluar kamar untuk mencari ibunya.
Sedangkan suga kembali tidur.
"Eomma" ucap jimin melihat ibunya sedang memasak di dapur.
"Ne jiminnie" ucap sang ibu.
"Eomma jam berapa tempat wahana buka?" Tanya jimin sambil membantu ibunya memasak.
"Jam 8 jimin, wae? Kau ingin kesana?" Tanya ibunya melihat jimin.
"Ne, suga hyung akan mengajakku ke tempat wahana eomma" ucap jimin dengan raut muka yang senang.
"Jinja? Wah tumben anak itu mau berjalan-jalan eoh" ucap ibu.
"Tentu saja dia mau" ucap jimin.
"Apa benar dia mau? Apa kau tidak memaksanya?" Ucap ibu bingung karena suga bukanlah tipe namja yang suka berjalan-jalan kalau tidak dipaksa.
"Aniya aku tidak memaksanya, dia mau sendiri" ucap jimin.
"Baguslah kalau ada perubahan dari hyung manismu itu" ucap ibu.
Jimin tersenyum dan membantu ibunya memasak hingga selesai. Setelah selesai, jimin melihat jam yang menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Jiminpun memutuskan ke kamar suga untuk membangunkan suga.
"Suga hyung?" Jimin mengintip dari pintu.
"Ahh kau belum bangun hyung" ucap jimin yang melihat suga masih memeluk guling dengan selimut yang menutupi badannya.
Jiminpun mendekati suga.
"Hyungg" ucap jimin menggoyangkan badan suga perlahan tetapi tidak ada jawaban sedikitpun dari suga.
"Hyung bangunlahh" ucap jimin lagi menggoyangkan dengan lebih cepat.
"Hyuuuuuuuuuuung" ucap jimin memukul-mukul suga dengan agak keras.
Suga membuka matanya dan menatap tajam mata jimin.
"Aish aku masih ngantuk" ucap suga dengan suara yang serak.
"Nanti kita terlambat! Kajja bangun" ucap jimin menarik lengan suga.
"Tidak ada kata terlambat kalau ingin kesana aish nanti sore saja perginya"
"Itu tidak boleh! Aku ingin sekarang hyung aku bosan" ucap jimin.
"Ini jam berapa?" Tanya suga.
"Jam 9 hyung" ucap jimin berbohong.
"Ahh sudah lama aku tidur" ucap suga dan bangun dari tempat tidur.
"Yey hyung bangun! Kita akan pergi kan hyung?" Tanya jimin.
"Nanti" ucap suga.
"Habis kau mandi makan ya?" Tanya jimin.
"Apa kau sangat ingin pergi ke sana? Nanti panas" ucap suga.
"Aku ingiiiiiiin sekali pergi bersamamu hyung! Aku inginnya sekarang" ucap jimin membuat suga mengangguk pasrah.
"Keluarlah, hyung mau mandi" ucap suga.
Jiminpun keluar dengan senyuman yang lebar karena akan pergi jalan-jalan sebentar lagi.
"Eoh mengapa kau senyum seperti itu?" Tanya ibu yang melihat jimin.
"Sebentar lagi aku akan pergi bersama suga hyung ke tempat wahana eomma, apa eomma mau ikut?" Tanya jimin.
"Pergilah, eomma mau membersihkan rumah saja kalau kalian tidak dirumah, eomma males pergi-pergi"
"Baiklah eomma aku tidak sabar ingin naik semua wahana!" Ucap jimin membuat ibunya terkekeh senang.
"Sarapan dulu sana" ucap ibu.
"Tunggu suga hyung" ucap jimin.
Tak lama kemudian, suga keluar dengan baju kaos biasa dan celana selutut.
"Tumben kau bangun pagi" ucap ibu.
"Ini sudah siang eomma lagipula jimin ingin pergi jalan-jalan" ucap suga.
"Ini baru jam 8 wow kau sudah menjadi rajin suga?" Ucap ibu.
Seketika suga memberikan death glare kepada jimin dan jimin hanya terkekeh.
"Kau berkata bahwa ini jam 9 aishhh" ucap suga kesal.
"Kau lama sekali lasing hyung aku kan sudah gak sabar" ucap jimin.
"Kalau kau tidak menggangguku, mungkin aku masih tidur sekarang aish"
"Kan kau ingin jalan-jalan sudahlah lagipula sekarang kau sudah mandi suga" ucap ibu terkekeh melihat raut wajah suga yang kesal.
"Bukan aku yang ingin, dia memaksaku" ucap suga menatap jimin.
"Jimin sepertinya kau sudah berbohong pada kakak dan juga ibumu" ucap ibu.
"Hehehe aku terlalu bersemangat hingga lupa akan kenyataan eomma,hyung mianhae" ucap jimin cengik.
"Ya sudahh kalian sarapan saja dulu, ibu juga ikut" ucap ibu.
Suga dan jiminpun menurut dan segera keruang makan untuk makan bersama.
"Selamat makan!" Ucap jimin berteriak.
Mereka bertigapun makan.
"H-hyummng ma-uhuk"
Suga yang melihat jimin tersedak langsung segera mengambil minum dan memberikannya pada jimin.
"Yak makan itu yang benar, jangan sambil berbicara" ucap suga.
Ibu hanya tersenyum. Ia mengetahui bahwa kedua anaknya tidaklah akur. Jimin selalu ingin bersama suga tetapi suga selalu menganggap bahwa jimin sebagai pengganggunya. Tetapi ibu juga tau kalau suga sebenarnya sangat penyayang. Suga memperhatikan jimin dalam diam. Berbeda dengan jimin yang memperhatikan suga dengan cara cerewet. Itulah yang tidak disukai suga. Jimin terlalu cerewet baginya.
"Ehehe mianhae" ucap jimin setelah meminum air tersebut.
"Hyung kau mau nambah? Enak kan masakannya? Aku tadi pagi membantu eomma memasak didapur" ucap jimin.
"Aku sudah kenyang jimin, makanannya enak" ucap suga.
Jiminpun tersenyum senang dan segera menghabiskan makanannya.
"Kajja hyung!" Ucap jimin yang sudah selesai siap-siap untuk pergi.
"Eomma aku dan jimin pergi dulu" ucap suga dan salaman dengan ibu begitu juga dengan jimin yang mengikuti suga.
Selesai pamit, merekapun pergi bersama dengan suga yang menyetir mobil.
"Hyung kau nanti mau naik wahana apa?" Tanya jimin menatap suga yang fokus pada jalanan.
"Aku tidak main, aku hanya menemani" ucap suga pelan.
"Mwo?! Ishhh kau harus main hyung" ucap jimin mempoutkan bibirnya.
Suga terkekeh pelan.
"Aku kan berkata akan jalan-jalan bersamamu bukan bermain bersamamu"
"Yasudah aku gamau pulang kalau sudah sampai sana" ucap jimin ngambek.
"Kalau gitu aku akan meninggalkanmu" ucap suga membuat jimin tambah kesal.
"Ishh yasudah biarin saja aku hilang" ucap jimin kesal.
"Begini deh, kalau aku main kau juga harus ikut menaiki wahana apapun yang aku mau, bagaimana?" Tanya suga.
"T-tapi gak yang tinggi-tinggi kan hyung?" Tanya jimin.
"Tentu saja yang tinggi juga. Bagaimana?" Tanya suga terkekeh.
"Baiklah! Aku tidak takut!" Ucap jimin.
"Kalau gitu aku akan ikut main"
Selama diperjalanan, jimin tetap berbicara. Terkadang suga membalasnya dengan malas karena pertanyaan yang dilontarkan jimin hanyalah basa basi.
"Hyung apa masih lama?" Tanya jimin.
"Lama? Apanya?" Tanya suga.
"Jauhnya" ucap jimin.
"Jauhnya?" Tanya suga.
"Apa masih jauh perjalananya hyung?" Tanya jimin membenarkan perkataannya.
"Tidak ini sudah dekat" ucap suga.
"Yes akhirnya! Aku sudah sangat bosan" ucap jimin ngomong sendiri.
Tak lama kemudian, mereka sampai. Baru saja suga memarkirkan mobilnya, jimin sudah keluar dan berlarian kesana-sini. Sugapun kewalahan mengejar jimin.
"Yak jimin!" Teriak suga.
"Cepatlah hyung!" Teriak jimin dan terus berlari ke arah loket.
Sugapun ikut berlari hingga mereka sampai ke loket. Suga mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal sedangkan jimin dengan wajah tersenyum senang melihat bahwa antriannya tidak panjang karena masih tergolong pagi untuk pergi ke tempat seperti ini. Suga dan jiminpun mengantri dengan antrian ketiga. Setelah sampai di loket, sugapun membeli tiket.
"Berapa tiket?" Tanya pelayan tersebut.
"2" ucap suga.
"Nikmatilah" ucap pelayan tersebut sambil memberikan dua tiket.
Jiminpun ingin mengambilnya tetapi suga terlebih dahulu mengambil.
"Tidak lari" ucap suga.
Jimin hanya terkekeh. Merekapun masuk berdua dan menaiki wahana yang dipilih oleh jimin. Sebenarnya bukan wahana, tetapi hanya permainan kecil.
"Hyung bagaimana jika kita bermain itu" jimin menunjuk permainan memasukan bola ke dalam botol.
"Terserah saja" ucap suga.
"Kajja!" Jimin menggandeng tangan suga dan menariknya ke arah permainan yang ia katakan tersebut.
"Pelan-pelan saja aish wahana ini akan tutup malam, tidak perlu berlari-lari" ucap suga yang ditarik.
Merekapun mencoba bermain permainan tersebut sendiri-sendiri. Jimin kalah disaat ia baru saja bermain sedangkan suga memenangkannya.
"Kau payah" ucap suga.
"Ingin hadiah yang mana?" Tanya salah satu pelayan.
"Mendapat hadiah?!" Tanya jimin yang bersemangat mendengarnya.
"Tentu saja, pacar anda sudah memenangkan permainannya"
"Ne? Pacar?" Tanya jimin.
"Bukankah namja disamping anda ini pacar anda?" Tanya pelayan tersebut.
"A-ani dia hyungku" ucap jimin.
"Ahhh mianhae" ucap pelayan tersebut sedangkan suga terkejut.
"Hyuuung kau mau hadiah yang mana?" Tanya jimin menatap suga.
"Kau saja yang pilih" ucap suga.
"Yey! Aku ingin boneka biru itu" ucap jimin menunjuk salah satu boneka yang berukuran lumayan besar.
Pelayan tersebutpun memberikannya kepada jimin yang heboh.
"Aku akan memberikannya nama Jisu!" Ucap jimin memeluk boneka tersebut.
"Wae?" Tanya suga.
"Jisu, jimin dan suga" ucap jimin tersenyum senang.
'Imut' batin suga.
"Hyung kajja main yang lain!" Ucap jimin sambil membawa bonekanya.
Jimin memainkan semua permainan yang sebenarnya untuk anak kecil, contohnya saja, ia ingin bermain kuda-kuda yang berputar, cup tea yang berputar, bombomcar kecil, serta yang lainnya. Suga selalu menolak tetapi jimin memaksanya. Ya karena masih pagi dan tidak banyak orang, akhirnya suga mau mengikuti jimin. Suga terlihat seperti orang bodoh menaiki wahana seperti itu.
"Hyung kita naik wahana apa lagi?" Tanya jimin yang sudah puas dengan permainan 'kekanak kanakan'nya itu.
"Sekarang giliran permainanku?"
"Memangnya hyung mau naik apa?" Tanya jimin menatap suga.
"Itu" suga menunjuk pada salah satu wahana yang kerap disebut 'rollercoaster' tersebut.
"N-ne? Jangan hyung itu bahaya" ucap jimin yang takut akan ketinggian.
"Kajja" ucap suga.
"A-aniya" ucap jimin.
"Hey aku sudah menuruti keinginan bermainmu, kini giliranku" ucap suga.
Jiminpun pasrah dan mengikuti suga.
Mereka berduapun menunggu giliran untuk naik ke rollercoaster karena hari sudah semakin siang menandakan tempat tersebut semakin ramai. Setelah mendapat giliran, jimin dengan ragu duduk dikursi rollercoaster tersebut. Sedangkan bonekanya dititipkan pada pelayan yang mengatur rollercoaster.
"H-hyung aku takut" ucap jimin dengan tangan yang bergemetar.
"Gwaenchana" ucap suga yang memakaikan pengaman pada jimin.
Sugapun ikut duduk dan memasang pengaman. Ia menatap jimin.
"Jangan takut" ucap suga melihat raut wajah jimin yang sangat ketakutan.
Jimin mencoba tersenyum walaupun tipis. Rollercoaster tersebut bergerak maju. Tangan jimin langsung memegang tangan suga. Suga hanya tersenyum. Rollercoaster tersebut menaiki tanjakan perlahan karena akan meluncur dengan cepat setelahnya.
"H-hyung, hyung hue i-ini mengerikan" ucap jimin yang ketakutan melihat ke samping kiri kanannya karena sudah berada ditempat yang tinggi.
Suga hanya terkekeh melihat jimin.
"E-eomma aku ingin pulang" ucap jimin dengan mata berkaca-kaca karena sebentar lagi rollercoaster akan meluncur dengan cepat.
Untungnya mereka tidak duduk di tempat yang paling depan.
"Bersiaplah" ucap suga.
Sedetik kemudian, rollercoaster tersebut meluncur dengan cepat.
"HYUUUUUUUUUUUUUUUNG!" Jimin dengan cepat menutup matanya dan menggenggam tangan suga dengan erat.
Sedangkan suga tertawa bahagia karena menyukai wahana yang berbau menantang. Ia menatap jimin yang ketakutan dan membuatnya tambah mengeraskan suara tertawanya.
"EOMMA AKU INGIN PULANG!" Teriak jimin membuat suga tertawa.
Suga menikmati angin yang berhembus kencang pada wajahnya dengan terus menggenggam tangan jimin erat.
"H-HYUNG LAMA SEKALI PERMAINANNYA SELESAI!" Teriak jimin.
"SEBENTAR LAGI" teriak suga.
Dan benar, tak lama kemudian rollercoaster semakin melambat dan akhirnya berhenti. Mereka berdua langsung turun. Jimin terduduk lemas dilantai membuat suga tertawa.
"Ayo pulang hyung" ucap jimin lesu.
Suga dapat melihat bekas air mata yang mengering pada wajah jimin.
"Wae? Aku baru memilih 1 permainan" ucap suga terkekeh.
"Aku takut ketinggian hyung, berhentilah" ucap jimin.
"Hey tidak semua ketinggian itu buruk jimin" ucap suga.
"Itu menyeramkan" ucap jimin.
Suga berjongkok di depan jimin.
"Bangunlah" ucap suga dan mengambil tangan jimin untuk menariknya.
Jiminpun bangun.
"Kajja" ucap suga.
"Mau kemana hyung?" Tanya jimin.
"Mencari wahana lainnya" ucap suga.
Jimin langsung berjongkok.
"Andwaeee" ucap jimin.
"Wahana ini tidak menyeramkan, aku berjanji" ucap suga.
"B-baiklah" ucap jimin lalu berdiri.
"Ambilah bonekamu dulu" ucap suga.
Jiminpun mengambil boneka tadi dan segera mengikuti suga. Mereka berhenti pada salah satu wahana besar berbentuk bulat seperti roda.
"Woahhh aku sering melihat ini di tv hyung!" Ucap jimin berteriak.
"Aishh kecilkan suaramu" ucap suga karena mereka langsung diperhatikan dengan pengunjung lainnya.
"Apa namanya hyung?" Tanya jimin.
"Bianglala" ucap suga.
"Ini besar sekali" ucap jimin heboh.
"Kau mau menaikinya?" Tanya suga.
"Ani" ucap jimin.
"Wae? Kau terlihat antusias" ucap suga.
"Tinggi sekali hyung!" Ucap jimin.
"Kajja" ucap suga menarik tangan jimin agar mendekati wahana tersebut.
"Hyung aku tidak berani" ucap jimin.
"Ini tidak menyeramkan" ucap suga.
Suga terus menarik jimin agar naik wahana tersebut, akhirnya jiminpun mengalah dan mereka berduapun naik bianglala bersama.
"H-hyung" jimin yang duduk berhadapan dengan suga menatap suga.
"Waeyo?" Tanya suga.
"A-aku mau duduk disampingmu"
"Kemarilah" ucap suga.
Jiminpun berdiri dengan gemetar dan ingin melangkahkan kakinya. Tetapi ia sangat takut.
"A-aniya aku tidak bisa" ucap jimin.
"Hey kau hanya perlu melangkahkan kakimu satu langkah dan kau sampai" ucap suga terkekeh.
"Apa kau sangat takut?" Tanya suga.
Jimin hanya mengangguk. Akhirnya sugalah yang berdiri dan pindah untuk duduk disamping jimin. Jimin langsung menggenggam tangan suga.
"Ini tidak menyeramkan, nanti jika sudah dipaling atas, kau akan takjub melihat pemandangannya" ucap suga.
"Ini masih menyeramkan hyung" ucap jimin yang memangku bonekanya.
"Percayalah" ucap suga.
Jimin tersenyum manis ke arah suga.
"Kau tampak manis" ucap suga dan tersenyum balik ke arah jimin.
Jiminpun tersipu malu karena hyungnya tumben memujinya seperti ini. Pipinya mulai memerah. Sugapun terkejut.
"Kau sakit?" Tanya suga dan langsung mengecek suhu pada kening jimin.
"Aniya hyung waeyo?" Tanya jimin.
"Pipimu memerah" ucap suga.
"Ah jinja?" Tanya jimin dan menyentuh kedua pipinya.
Sedangkan suga tertawa melihat jimin yang kebingungan. Semakin tinggi bianglala, maka semakin gemetarlah badan jimin. Ia bahkan menutup matanya ketika akan mencapai puncak.
"Bukalah matamu" ucap suga.
Jimin menggeleng pelan.
"Cepat, pemandangannya sangat indah"
Jiminpun perlahan membuka matanya.
"Wow" jimin terpukau melihat keindahan pemandangan didepan matanya.
"Bagus bukan?" Tanya suga.
Jimin mengangguk dengan mulut yang masih terbuka membentuk huruf "A".
"Sudah kubilang, tidak semua ketinggian itu buruk" ucap suga.
Jimin berdiri dan melihat pemandangan tersebut lebih dekat dengan memegang pintu dari bianglala tersebut. Sugapun ikut berdiri dan memegang pundak jimin.
"Jangan terlalu dekat, nanti jatuh" ucap suga membuat jimin melihat ke bawah.
"HUAHHHH!" Jimin berteriak dan langsung memeluk suga.
DEG
Jantung suga berdetak cepat.
TBC!
Gimana ceritanya? Aku kayanya buat ff ini sedikit part tapi dalam 1 part akan panjang.
Tapi enaknya gimana ya? Banyak part-pendek atau sedikit part-panjang?
Kasih sarannya ya di review, gomawoo~
