*29 Oktober 2011: Fic ini terlalu lebay, jadi ada sedikit yang diubah, alur tidak berubah sama sekali looh... (gak maksud :P)*
Dark-Kiddo bikin multichapter lagi... Setelah kebosenan gak tau ngapain, akhirnya bikin fic juga.
Setting Fic: 1 tahun setelah event Persona 3, Indonesia.
Disclaimer: Semua konsep tentang Persona, Velvet Room, Igor, dan yah beberapa karakter Persona 3 yang bakal nongol juga di chapter-chapter selanjutnya itu punya ATLUS, saya cuma bisa ngarang cerita ini doang. Oh iya, kota Bekasi itu milik penduduknya, dan gua nyeritain sekilas tentang kota yang dulu gua tinggalin beserta isinya. Enak yah kalo kita bikin fic dan tau suasananya... Nama-nama OC disini saya buat sendiri jika ada kesamaan karakter itu tidak disengajakan...
Warning: Bahasa gak cocok buat anak kecil, humor gak jelas, gak maksud.
Enjoy...
Persona: Ruler of the Hell
Chapter 1
Opened Gate
Juli 2011
"Woi, gondrong, bangun!"
Seorang ibu membangunkan anaknya yang sedang tertidur di dalam bus.
"Ugh, apaan sih bu?"
Anak itu berambut hitam, lebih panjang daripada anak-anak laki-laki biasanya. Ia memakai kalung Pentagram berwarna hitam dan memakai jaket hitam dengan warna merah di bagian resleting jaketnya.
"Sudah sampai, Ryo…"
Ryo's POV
Nama gue Aurellius Ryo, kali ini, dengan tidak beruntungnya, gue dan mak gua harus tingal disini, Bekasi, Jawa Barat. Gue baru SMP kelas 3, gua emang sering dipanggil 'gondrong', tau sendiri kenapa.
"Bu, rumah kita yang baru dimana sih?"
"Itu…"
Mak gua menunjukkan sebuah rumah yang kecil, sederhana, well, emang seharusnya kek gini. Gua gak punya barang yang banyak juga.
Sampe di rumah, gua langsung tidur, berhubung besok gua harus masuk ke sekolah gua yang baru.
SMP Negeri 666
Gokil isn't? Tapi sekolah ini sudah terkenal seantero Bekasi loh, gak ngerti juga kenapa? Hari ini gua cuma masuk buat persiapan MOS ama ngeliat kelas.
Gua melangkahkan kaki ke hall sekolah.
"Oi, anak baru ye?"
Suara itu sepertinya tidak asing, tapi kan gua baru disini, kok kayaknya suaranya familiar yah? Gua pun menoleh ke sumber suara.
"Adrian toh…", gua menyadari bahwa dia adalah Adrian, dulu ini salah satu yang membuat gua semangat pindah ke sini, tapi oh, well, pas gua chatting ama dia di Yo'ahMessengger! Dia ngomongin tentang CD Porno yang baru dia beli di emperan deket-deket sini, yah, nak, saya kesini bukan nyari CD Porno, what a waste, mending gua langsung order online, kenalan gua ada yang suka jualin, tapi gua gak tertarik sama PORNO ORANG BENERAN.
"Ati-ati loh, anak-anak pengurus OSIS tahun ini garang lho, termasuk gua!"
Yah, garang banget, apalagi kalo lu tiba-tiba keinget film porno yang lu tonton trus tiba-tiba ngerage didepan anak-anak baru. Gak kebayang. Gak kebayang…
Dan pada saat hal itu terjadi, jangan bawa masalah sama saya, oke?
"Iya, kakak, maaf atas kelancangan saya…", gua gak berekspresi.
"Nah, gitu dong, jadi orang baru harus patuh ama senior! Huahahhahahha…"
Najis.
Coba ngomong itu lagi setelah kita melakukan perbandingan nilai Ulangan Akhir Semester 1. Percaya diri sekali yah saya.
Anyway, persiapan MOS udah mau mulai.
Nametag, baju olahraga, pakai sepatu olahraga, kaus kaki putih.
Nyet, ini biasa kali.
Tapi liat deh bawah ini.
Membuat yel-yel / lagu kelompok seunik-uniknya, boleh memakai instrumen apa saja, berkelompok, kelompok diumumkan saat hari H.
Yah ampun, repot sangat.
MOS kali ini dilaksanakan selama 3 hari, tipikal.
Pulang dari sekolah, gua dicengin Adrian.
"Oi, mau gua ajak jalan-jalan gak?"
"Jalan kemana? Ke tempat jualan CD?"
"Ya enggak lah, masa lu baru nyampe semalem aja udah disuguhin begituan."
Alhasil gua dibawa keliling.
"Nah, disini jualan nasi uduk, murah lho, gua siang-siang makan disini.", dia menunjuk sebuah rumah makan yang jualan Nasi Uduk dan sebagainya.
"Nah, kalo itu, warteg yang lumayan rame, gua juga biasanya makan disitu kalo malem.", dia menunjuk warteg sebelah Indahmaret, sebuah Minimarket.
"Tahukah anda kalo di depan sekolah itu banyak jajanan, tapi sekarang sudah dipindah lokasikan ke depan ruko-ruko ini, huh, menyedihkan sekali, padahal tempat jajan ini disukain ama hampir semua murid lho.", Adrian nunjukin gua tempat jajanan yang lumayan rame dikerumunin anak-anak SMP dan SMA.
"Eh, udah selesai belom? Gua mau pulang coy…", gua udah mulai bosen.
"Eh, lu bosen ye? Gimana kalo kita maen aja di mall situ?", Adrian nunjuk mall yang bernama Square.
Gua mengiyakan ajakan itu, gua udah lama gak main game coy.
"Yaaah, penuh bro!", Adrian ngeluh sesampai gua ama dia sampe di warnet di dalem mall itu.
"Mbak, ada yang tinggal bentar lagi gak?", Adrian nanya ke mbak-mbak operatornya.
"Nggak ada dek, baru pada maen semua."
"Bro, kalo lu mau maen disini, lu harus berjuang buat dapetin tempat, tapi kalo cuma mau maen-maen biasa wherever you want mah mending lu cari warnet lain, disini warnet banyak.", Adrian memberikan gua pelajaran yang baik sekali untuk hari ini.
Setelah jalan-jalan di sekitar dengan tour si Adrian, gua pulang dengan selamat, setelah sampe di rumah, gua langsung tiduran.
Gua merem, pengennya sih tidur.
Lebih dalam.
Lebih dalam lagi.
Tiba-tiba mendapat penglihatan ditengah tidur gua, menyaksikan sesuatu yang mengerikan.
Seseorang anak remaja, berambut biru dan memakai seragam sekolah, sedang melayang, ingin menggapai Bulan, Bulan yang sangat mengerikan, seakan terbuka.
Lalu penglihatan gua menghadap ke bawah, dimana beberapa orang tak berdaya di atas sebuah menara yang sangat tinggi, sepertinya teman orang yang melayang itu memanggil namanya.
"MINATOOO!"
Lalu mereka berteriak kepadanya, dengan bahasa jepang, sepertinya ini memang di Jepang yah.
Gua seakan mengikutinya keatas langit. Keatas, terus keatas, keatas, keatas, tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
Gua tiba-tiba berada di suatu tempat, tempat yang terlihat sederhana, dengan nuansa biru. Ruangan ini hampir tidak ada dekorasinya, dihadapan gua ada seseorang kakek-kakek berhidung panjang yang duduk di depan meja berbentuk persegi berwarna biru.
"Ah, sepertinya ada pengunjung baru, selamat datang di Velvet Room, tempat diantara mimpi dan kenyataan, pikiran dan alam fisik, anak muda, sepertinya kau punya takdir yang sangat berbeda dari kebanyakan orang.", kata kakek-kakek itu.
"Oh, perkenalkan, namaku Igor"
Igor? Om Igor Sayk*ji ntar kalo tua kayak gini yah, hidungnya kayaknya digedein pakek arab oil tuh, keseringan ngoles pake arab oil ampe lupa makan, jadi krempeng, mungkin ada sensasi ngoles arab oilnya kali ye.
"Aku akan menemani perjalananmu, selama perjalanmu, kau akan membutuhkan bantuanku. Tanda tangan disini, dengan menanda tangani ini, kau bertanggung jawab penuh atas segala tindakanmu.", Igor memberikan kertas kepadaku. Aku tanpa berpikir hanya dapat menandatangani kertas itu, ini hanya mimpi, bukan?
"Oh, ya, aku baru ingat, aku akan memerikanmu ini.", Igor memberikanku sebuah kunci.
"Ini adalah kunci masuk ke ruangan ini, kau mungkin akan kembali atas kehendakmu sendiri, yah, aku tidak boleh membiarkanmu lama-lama disini. Dengar."
"Gondrong, bangun!", suara mak gua kedengeran.
"Nah, maka dari itu, sampai jumpa…", tiba-tiba penglihatanku menghitam.
"Bangun dong!", Mak gua mulai toyor-toyor kepala gua.
"Kenapa sih bu?", gua ngeluh sambil ngucek mata gua.
"Gimana sih cara nyalain TV di luar? Ada acara gossip nih!"
Ya ampun, gua kira ada apaan, pasti kakek-kakek yang namanya Igor itu ketipu ama mak gua, mampus.
"Yaudah, bu, kasih remotenya aja, aku kasih tau yang mana tombolnya."
Mak gua keluar, dan gua menyadari ada sesuatu di genggaman tangan gua.
"Kunci itu?", gua kaget, kenapa ada kunci yang tadi dikasih Igor, jangan-jangan itu bukan mimpi lagi, trus gua maen tanda tangan aja pulak, watdehel? Ah, biarin lah, coba aja gua lakukan hal yang seharusnya dan tertulis di kertas itu, jalan aman… jalan aman… Lagipula dengan analisa otak gua, nothing suspicious in that contract. Cuma tanggung jawab kan? Tenang, gua gak bakal perkosa anak dibawah umur kok.
"Nih, remotenya.", mak gua masuk ke kamar gua, langsung gua sembunyiin kunci ini.
"Nih lho bu", gua tunjukin tombol merah.
"Ooooh…", Mak gua Cuma ber-oh ria dan meninggalkan kamar gua.
2 hari setelah gua dapet mimpi yang agak menjurus ke realita itu. Sekaligus hari pertama MOS.
"…..Kelompok 43, Aurellius Ryo, Amanda Angela, Radityo Hendramono, Sasha Adiansyah, Nadia Hermawan. Kelompok 44…"
Gila tuh pengurus OSIS semangat banget bacain kelompok-kelompok yang bakal bikin lagu itu. Gua cukup terkesan, pulang-pulang pasti tuh orang gak bisa ngomong lagi, benar-benar kakak OSIS yang berbakti kepada negara, melatih adik-adik kelas 7 untuk memperhatikan orang lain, kalo besok mati gara-gara keaisan suara trus dikubur gua yang baca doa deh, sebagai tanda hormat.
Abis tuh orang kasih tau kelompok-kelompoknya, gua langsung masuk ke kelompok gua, yang setelah gua temuin mereka, capek tauk muter-muter lapangan, dan bagusnya, gua satu-satunya anak kelas 9 di kelompok, yang lain kelas 7, wadepak…
"Kak, jadi kita bikin apa nih?", Nadia nanya gua.
"Bikin yel-yel lah Nad…", kata Radityo, yang dipanggil Tyo.
"Ya kayak gimana?", kata Nadia kesel.
"Jadi gimana nih kak?", Amanda juga nanya gua.
"Gua sih punya ide, bikin kayak Paduan suara aja, ada siapa kek yang mainin perkusi gitu, ngetok-ngetok meja kek…", gua akhirnya memberikan ide, cemerlang menurut gua.
"Mending gitu aja deh, udah bener, lu bertiga nyanyi ye, kan suara lu pada bagus.", Tyo nyamber.
"Trus lu ngapain?", kata Sasha ke Tyo.
"Gua jadi penonton aja…", Tyo ngawur.
"Sial, udah, lu besok bawa papan dari besi kek, trus lu ketokin pakek tulang di jari telunjuk lu.", gua makin ngawur.
"Ntar jariku bisa diamputasi dooong….. Tulangku kropos dong…"
"Makanya, ntar pulang minum Anlene yang buat lansia dong…", Nadia nyamber.
Semuanya ketawa, akhirnya saya berhasil membuat kelompok ini lebih 'hidup', senangnya.
Ahhh… Akhirnya hari pertama selesai, besok itu hari kedua dan hari penampilan yel-yel, moga aja pada lancar besok. Lagian juga besok masih bisa latihan.
Sesampai gua di rumah, gua mandi bentar, trus tidur.
Di mimpi gua terlihat kilasan ingatan gua bersama anak-anak kelas 7 itu. Lalu di depan pandangan gua ada kartu tarot, bertuliskan "The Fool".
Now you can access the power of "The Fool".
"Huh, what the hell wae lah…", pikir gua sesaat, dan tidur gua semakin lelap
…
Ruangan ini lagi?
Gua terbangung di "Velvet Room".
"Oh, maaf mengganggu tidurmu nak, aku ingin menjelaskan beberapa hal tentang hal yang kau lihat tadi.", Igor ngomong agak terbelit-belit.
"Setiap hubunganmu antara orang-orang disekitarmu, disebut Social Link, hubungan ini sangatlah berguna, semakin banyak hubunganmu, semakin besar kekuatan yang kau dapat, kau baru saja mendapat 'The Fool', maka kau dapat mengakses kemampuan 'The Fool' ini".
"Aku sungguh tidak mengerti…"
"Kau akan mengerti… Oh, ya aku hampir lupa, kekuatanmu sangatlah unik, seperti angka 0, kau mempunyai kekuatan tak terbatas. Maka dari itu, aku disini untuk membantumu.", Igor ngomong gak jelas lagi.
"Nah, sampai jumpa lagi…"
Hari ini adalah hari kedua MOS, dan hari penampilan.
Penampilan Kelompok 1 mempunyai giliran pertama, dan mereka juga memakai gitar, dan ada 3, wow, niat.
Penampilan mereka dimulai, yak, dimulai.
treweweweweweeew jeng jreeeeeennggg…
Suara Gitarnya keren juga.
Tunggu!
Kok gua ngerasa pandangan gua makin putih yah? Seakan semuanya menghilang. Bagaikan ada cahaya yang terang jatoh ke depan gua.
Cahaya ini semakin terang.
Sekarang, di depan gua, muncul pintu Gerbang besar!
TIba-tiba gua terlempar masuk setelah gerbang itu terbuka bersama dengan seorang cewek yang terlempar juga ke dalam gerbang ini.
BRUUKK!
Gua jatoh di lantai berwarna coklat. Bersamaan dengan jatohnya cewek itu juga.
"Kau tidak apa-apa?", cewek itu menghampiri gua.
"Huh? Aku dimana? Kau siapa?", gua nanya ke cewek itu.
"Oh, kenalin, gue Novia, gua gak tau sih sebenernya secara pasti, tapi kayaknya gua pernah kesini deh, beberapa kali…", kata cewek yang bernama Novia itu.
Novia itu, well, lumayan cantik, rambutnya pirang dikuncir, kulitnya putih, yah, gitulah penampakannya, pastinya kakinya masih napak.
"Lu anak baru ya?", tanya Novia.
"Iya, lu anak 666 'kan?"
"Iya, gua kelas 9, lu juga kelas 9 ya? Eh, ngomong-ngomong gua belum tau nama lu…"
"Gua Ryo."
Nah, sekarang gimana cara kita keluar dari sini, neng geulis….
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHH!"
Tiba-tiba Novia teriak di sebelah gua.
"Ke- Kenapa lu?", gua kaget setengah mampus, suaranya nyaring abis.
"Gua ngerasain sesuatu diujung sana, kekuatan yang besar.", dia nunjuk ke depan, di depan gelap banget, gua gak bisa ngeliat apa-apa, kayaknya nih orang punya kekuatan samting laik det lah, apa ada hubungannya ama kakek-kakek Igor itu ya?
"Gua coba cek…", kata gua sambil memberanikan diri buat maju.
"JANGAN!", Novia histeris lagi, dan sekarang ia jatuh dan berlutut.
"Kekuatan itu…. Mendekat! MENDEKAT!", Novia makin histeris, gua makin ketakutan.
Tiba-tiba ada monster yang muncul dari kegelapan, menyerang Novia, mau gak mau gua tahan monster itu, lagian monsternya gak seberapa besar kok.
Monster itu ukurannya mirip badan gua, bentuknya persegi panjang berwarna merah terang, ada topeng di tengah-tengah sisi depannya.
Gua pegang monster itu dan gua lempar ke bagian kiri posisi gua.
"Sha-Shadow…", Novia masih berlutut di tempat yang tadi, ia tampak stress.
"Hei! Ryo! Kau punya Persona kan? Jika tidak bagaimana kau bisa masuk ke sini? Lawan dia pakai Persona!", Novia mulai bicara ngelantur, tapi ada benernya juga sih, gimana gua gak aneh kalo gua masuk ke tempat orang aneh ini.
"Mana gua tau Nov! Gua aja baru tau ada namanya 'Persona'!"
Tiba-tiba monster itu berubah bentuk, menjadi lebih besar, sangat besar, berbentuk laba-laba, warnanya tetap merah terang, tetap ada topeng di kepalanya.
Gara-gara monster ini, ruangan jadi lebih terang, and guess what? Ini udah kayak gerbang ke neraka, di depan gua ada jalan yang disamping kiri dan kanannya ada kobaran api, diujung jalan itu ada gerbang seperti jeruji yang berwarna hitam.
Monster laba-laba itu mulai menyerang gua.
Gua ngehindar ke kiri, supaya laba-laba itu gak nyerang Novia yang masih berlutut.
Monster itu terus nyerang, kadang-kadang nyembur api, gua berasa di neraka beneran.
"Nov, cara pake Persona emang gimanaa?", gua teriak ke Novia. Gua dah capek ngehindar.
Novia ngangkat kepalanya, dia memegang kepalanya pake tangan kanan, sepertinya ia ngasih tau cara buat pake Persona, oke gua coba.
Gua pegang kepala gua pakek tangan kanan gua.
Gak ada apa-apa. Gua geleng-geleng ke arah Novia.
"Pakai niat untuk memanggil Persona! Niatkan!", Novia teriak ke gua.
Monster itu bakal nyembur gua pakek api, tapi gua tetep panggil Persona.
Badan gua berasa aneh.
"PERSONAHH!"
PRANG!
Sebuah makhluk muncul lagi, itu kah Persona gua? Dia berwarna hitam, pinggriannya berwarna merah, di sekitar badannya ada semacam rune-rune / simbol aneh berwarna merah, sekarang dia ada di depan gua, menghadapi monster itu.
"Ini Persona Nov?", gua nanya Novia.
"FOKUS RYO!"
Monster itu mulai nyembur api ke gua lagi.
Tanpa pikir panjang, gua merintahin Persona gua.
"CHAOS! TAHAN!", Chaos (Persona gua) menahan semburan api monster itu dengan perisai yang ia buat.
"Gimana cara ngalahin monster ini yah?", gua bergumam pelan.
"PAKAI SERANGAN ES!", Novia teriak ke gua.
"Serangan Es? Gua gak ada coy!"
"HAH? KITA TIDAK AKAN MENANG! MUNDUR!"
Sesaat gua berpikir, apa ternyata gua punya yah? Gua teringat lagi 1 Skill Chaos.
"Dark Creation!"
Chaos membuat seekor makhluk lagi, makhluk yang mirip banget ama dia, tapi lebih kecil.
Gua langsung merintahin 'anak' Chaos itu buat nyerang pake serangan es.
Bufu!
CESSSSS!
Monster laba-laba itu membeku. Nggak bisa gerak.
"Nah, sekarang gimana nih? Gua gak bisa abisin dia!", gua teriak lagi ke Novia, tanpa noleh ke dia.
"Ryo, titik lemahnya adalah Kepalanya!", Novia teriak ke gua.
"Gua manjat nih?"
"Iya! Cepet keburu dia bisa gerak lagi!"
"Gak perlu!", sesaat gua tersenyum, dan gua merintahin 'anak' Chaos lagi.
Bash!
JEGER!
'Anak' Chaos membanting tangannya ke kepala monster laba-laba itu. Habislah sudah monster itu.
"GAAAAAAAAAAAAAHHHHH!"
Tiba-tiba monster itu udah ilang ditelan kegelapan.
"He-Hebat…", Novia bengong.
Gua cuma bisa duduk kecapekan di pojokkan, rasanya pengen tidur. Sementara Novia kayaknya udah berdiri.
"Oi, ayo keluar, anak baru.", Novia dengan nyolot ngajak gua keluar. Siapa yang tadi ketakutan, hah?
Ternyata ada gerbang keluarnya, tepatnya di belakang posisi gua tadi pas masuk. Gerbangnya sama dengan tadi yang gua masukin, coba gua tau dari tadi.
Novia ngebuka gerbang itu dengan mudahnya, lalu kami pun keluar. Cahaya datang dari luar gerbang, menyilaukan mata gua, gua pun cuma melangkah ke depan tanpa mikir lagi.
Bersambung
Oeeee... akhirnya saya kembali ke bumi ini lagi...
Memberikan fic gak maksud dan gak jelas ini... Maafkan bila ada salah kata, atau fic ini sangat kurang, saya juga masih cupu sama beginian
MBOKNUS!
Karena ada OC disini, dan Personanya juga bukan dari SMT Persona sendiri, maka akan saya tambahin tentang Personanya si Ryo, tapi si Novia kagak, soalnya belum muncul.
Aurellius Ryo
Persona: Chaos
Arcana : The Fool (0)
Level: 5
Skill:
- Shield : Melindungi diri dari semua serangan kecuali Almighty untuk beberapa saat
- Dark Creation : Membuat 1 'anak' Chaos (gua belom dapet sebutan yang pas) yang bisa dikendaliin juga, punya susunan skill random (level awal semua), life pointnya dikit, kalau ada 'anak' mati bisa berpengaruh ke life Ryo / Chaos juga.
Oh, ya, bisa diliat protagonis disini agak beda ama protagonis Persona Series lainnya yang isa gonta ganti Persona seenak udelnya, ntar liat deh chapter selangjutnye...
Thanks for reading...!
