Disclaimer :: Masashi Kishimoto

Rated :: T(een)

Genre :: Romance

Pairing :: Sasuke-Hinata

Warning :: Short, Thypos, tidak sesuai EYD, bahasa acak, dll

-1-

Love in Blind

.

.

.

Seperti biasa, hari ini Neji tidak pernah absen datang ke sebuah rumah sakit mewah yang terletak di pusat kota. Walaupun jauh dari kantornya, Neji tetap bela-belain datang hanya untuk menjenguk adik sepupu kesayangannya yang tidak lain tidak bukan adalah Hyuuga Hinata. Ya, Hinata sakit dia bukan merupakan salah satu staff pekerja disana. Kalau dia jadi salah satu staff disana, bukan menjenguk lagi dong bahasanya.

Beberapa hari yang lalu, adik sepupu Neji yang imut banget kalo lagi malu-malu itu digiring ke rumah sakit ini karena kondisinya makin 'down'. Mungkin karena efek gravitasi bumi. Dan alhasil author dapat tonjokan istimewa dari Neji.

Dari kecil, kondisi Hinata memang lemah. Dia mudah terserang penyakit. Waktu Hinata berumur 15 tahun, dia terserang penyakit kanker mata. Hinata walaupun lemah, tapi dia itu pendiriannya tetap. Ayahnya pernah menyuruhnya untuk melakukan operasi mata. Tapi dia aja yang nggak mau. Ingin tetap memiliki mata langka kebanggan Hyuuga yang dipilih jadi alasannya. Jadi, sekarang Hinata memiliki mata yang tidak mampu untuk melihat dunia. Rasanya tidak tega untuk bilang-nulis- buta di kalimat sebelumnya.

Dan seperti malam-malam sebelumnya, Neji datang menjenguk Hinata yang sudah menginap 5 hari disana. Ah Hinata, kau beruntung memiliki kakak sepupu yang baik banget. Ayah dan adikmu aja jarang menjengukmu. Mungkin udah mau sekarat baru mau datang.

Malam ini, Neji membawa beberapa novel untuk Hinata baca agar tidak bosan. Lho 'kok? Tenang aja. Neji cukup sadar kalo Hinata itu kurang mampu melihat sekelilingnya dan author nggak tega nulis kata 'buta' jadi dia membelikan Hinata novel braile. Itu 'loh, novel yang tulisan dicetak dengan tekstur sehingga pembaca yang kurang mampu melihat dapat 'merasakan' isi novel tersebut.

Tapi tumben banget si Neji mau membelikan Hinata novel braile. Pasti ada maunya nih. Apalagi harga novel ini nggak murah juga susah carinya. Mungkin jika buku ini dijual di pasar loak, pasti buku ini mahalan dari buku biasa yang pernah jadi best seller deh.

"Hinata, aku butuh bantuanmu!"

Tuh 'kan. Tebakan author tepat sasaran.

"B-bantuan a-apa Neji-nii?"

"Begini, er.. Sewaktu aku dalam perjalanan ke sini, aku melewati jalan yang gelap agar cepat sampai kesini. Tapi karena terlalu gelap, aku.. Aku menabrak seseorang. Tenang aja! Aku udah membawa orang itu ke rumah sakit kok! Jadi yang kubutuhkan bantuanmu adalah menjaga orang itu hingga pulih dan seperti sedia kala." Jelas Neji panjang lebar tentang masalah yang baru dihadapinya.

Setelah mendengar cerita Neji, Hinata merasa jantungnya berdebar lebih cepat bahkan aliran darahnya serasa seperti sedang marathon.

"T-t-tapi, dia b-bisa dirawat o-oleh suster d-disini."

"Tolong aku Hinata. Aku merasa sangat bersalah padanya. Inilah salah satu cara untuk menebus kesalahanku. Aku tidak mau dia terganggu karena suster yang kecentilan disini."

Hancur sudah pemikiran tentang Neji yang baik, Neji yang taat pada agama, Neji yang rajin berkunjung, pokoknya yang baik-baik tentang Neji deh. Tiba-tiba terdengar suara yang berasal dari kepalanya yang mengatakan 'kakakmu seorang pembunuh' secara terus menerus. Namun, Hinata tetap berusaha menyangkal dengan menjawab 'Neji-nii sudah bertanggung jawab, dia sudah membawa orang itu ke rumah sakit' secara terus menerus juga. Alhasil, Hinata hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab.

.

.

.

"Dia hanya baik-baik saja. Tapi kecelakaan ini menyebabkan dia tidak bisa melihat dengan baik lagi. Satu-satunya cara hanya dengan mencari pendonor mata dan mengoperasinya."

"Terima kasih, Tsunade-sensei."

"Sama-sama. Oh ya Neji, adikmu Hinata. Kondisinya semakin mengkhawatirkan. Mungkin karena terlalu stress memikirkan ini."

"Benarkah sensei? Jadi bagaimana caranya supaya dia bisa kembali normal?"

"Biarkan saja dulu. Mungkin dia perlu adaptasi dengan situasi yang dihadapinya saat ini."

"Baiklah sensei. Saya pamit dulu."

Selain Hinata, Neji juga menceritakan masalahnya kepada Tsunade—salah satu dokter handal yang menangani Hinata. Neji benar-benar merasa bersalah pada korban tabrakannya itu, walaupun dia sudah membawa korbannya ke rumah sakit terbaik di Konoha. Sebenarnya, ini bukan salah Neji sepenuhnya. Korbannya itu memakai pakaian yang serba hitam. Atas dukungan keadaan yang gelap gulita serta Neji yang tidak hati-hati, maka terjadilah insiden tabrakan mobil dengan manusia yang setengah bersalah itu.

.

.

.

Keesokan harinya, Hinata memutuskan untuk melihat—mengenal— korban tabrakan kakak sepupunya. Awalnya Hinata terlihat ragu. Dia sampai menghitung kancing baju pasiennya untuk memutuskan masuk atau tidak. Setelah dirasa cukup yakin, Hinata memberanikan diri menyentuhkan tangannya pada pegangan pintu masuk yang kebetulan berada tepat di sebrang kamarnya.

Cklek.

Menurut informasi dari Neji, orang ini kemungkinan akan mengalami ketidak mampuan melihat seperti dirinya. Jadi, Hinata agak terlihat tenang jika orang ini 'melihat'nya.

"Kau siapa? Kenapa datang kesini?"

Pertanyaan ketus itu keluar begitu saja dari mulut 'calon pasien' Hinata.

"A-ano, s-selamat p-pagi, er..."

"..."

Hening. Mungkin orang itu belum menangkap arti dari sapaan belum tuntas dari Hinata.

"A-ano, b-bolehkah a-aku tau namamu?"

"..."

"A-ah, b-baiklah. P-perkenalkan, aku H-Hinata H-Hyuuga, suster yang a-akan m-merawatmu."

"Hn. Aku ingin tanya, kenapa aku tidak bisa melihat?"

"A-ano, seseorang m-membawamu kesini dalam keadaan kurang baik. O-orang itu h-hanya membayar biayamu tanpa memberitahukan identitasnya."

Didalam hatinya, Hinata terus mengucapkan kata maaf karena telah berbohong.

"..."

"A-ano, kau b-butuh s-sesuatu? M-mungkin s-sedik-"

"Ambilkan aku tomat sekarang juga!"

.

.

.

TBC

A/N :: Yap! Ini adalah fict multichap pertamaku. Aku udah warn loh klo ini bakalan pendek ceritanya di tiap chap, jadi maklumi aja. Awalnya mau dibikin one-shoot tapi ntah kenapa, kata-kata yang kurangkai di awal sudah sebayak ini. Jadi aku buat beberapa chap aja. Di chap pertama ini, Neji dan Hinata terlihat menonjol dan pasti reader udah tau kan siapa korban Neji? Oke, sekian dulu. Aku cuma mau tanya keep or delete?

Have a Nice Day! (ᵔ.ᵔ)