Stay

Casts : Kim Jongwoon, Kim Heechul, Kim Ryeowook, Lee Sungmin, and others

Rated : T

Disclaimer : FF ini sepenuhnya milik author yg miskin ide. All casts belong to God, their family, SMEnt & ELF

Warning : Gender Switch, OOC, typos, out of EYD, abal. No summary.

HAPPY READING ^^

.

.

.

Kriiingggg….

Bel tanda istirahat pun akhirnya berbunyi. Guru itu segera mengakhiri kelasnya kemudian diikuti dengan para siswa yang berhamburan keluar kelas.

"Annyeong, Ryeowook-ah…" sapa seorang yeoja bermata bulat dan bersinar.

"Ne, annyeong…" balas yeoja mungil dan cantik bernama Ryeowook itu.

"Naneun Lee Sungmin imnida…" kata yeoja itu lagi.

"Ah, ne Sungmin-ah…"

"Mulai sekarang kita berteman ya…" kata Sungmin sambil mengulurkan tangannya.

"Ne…" jawab Ryeowook dengan senang sambil menjabat tangan Sungmin.

"Mau kuajak jalan-jalan untuk mengenal sekolah ini?" tawar Sungmin.

"Ne, tentu saja… Kajja!"

.

.

.

Ryeowook baru saja sampai di rumahnya. Abeoji-nya sudah menunggu di dalam sambil membaca-baca buku yang Ryeowook sendiri tidak mengerti isinya. Pernah suatu kali yeoja itu iseng membaca buku milik abeoji-nya, namun ia tidak mengerti sama sekali inti dari buku itu.

"Abeoji, aku pulang…" seru Ryeowook sambil memasuki rumahnya. Ryeowook segera duduk di samping abeoji-nya. Abeoji Ryeowook langsung menutup buku itu lalu mengalihkan perhatiannya pada putri semata wayangnya.

"Kau sudah pulang? Kenapa pulang malam?" tanya abeoji-nya.

"Mianhae, abeoji… Tadi aku belajar di rumah Sungmin… Mianhae tidak memberitahumu terlebih dahulu…" jawab Ryeowook.

"Baiklah, kali ini abeoji maafkan, tapi lain kali kau harus memberi tahu abeoji, arachi?"

"Ne, abeoji…"

"Bagaimana sekolahmu selama 3 hari ini?" tanya abeoji-nya.

"Semua berjalan lancar… Sungmin sangat baik padaku, dia juga memberitahuku tentang kegiatan-kegiatan sekolah…"

"Hmm, kau pasti sangat senang berteman dengannya…"

"Ne… Sungmin sangat baik dan periang… Aku suka sifatnya…"

"Ne… Kurasa Sungmin sama sepertimu… Periang sekaligus cerewet…" canda abeoji Ryeowook.

"Ya, abeoji!" sungut Ryeowook sambil mempoutkan bibirnya.

"Oh ya, bagaimana pekerjaan abeoji? Apa abeoji nyaman kembali bekerja dengan keluarga Kim?" tanya Ryeowook.

"Hmmm, ne… Mereka sama baiknya seperti dulu… Bahkan lebih baik…"

"Jeongmal?"

"Ne…"

"Emmm… Abeoji, bagaimana keadaan Jongwoon?" tanya Ryeowook malu-malu.

"Tuan Jongwoon? Bahkan abeoji belum pernah bertemu dengannya selama seminggu ini…"

"Benarkah?"

"Ne…"

"Oh begitu…" lirih Ryeowook.

"Wae, Wookie? Kau merindukannya?"

"Mwo? Ah, an– emmm, sedikit…" kata Ryeowook sambil menyatukan jari telunjuknya dan ibu jarinya, membuat abeoji-nya tertawa.

"Lalu bagaimana keadaan Heechul eonnie?" tanya Ryeowook lagi.

"Oh, Nona Heechul baik-baik saja… Sekarang dia menjadi salah satu manager di perusahaan Tuan Kim sekaligus memiliki beberapa café di Seoul… Nona Heechul sangat cantik…"

"Jinjja?"

"Ne… Tapi tetap putri abeoji yang paling cantik…"

"Ya! Abeoji sedang merayuku?" canda Ryeowook membuat keduanya tertawa.

.

.

.

Cuaca siang hari yang berawan membuat kedua yeoja mungil itu memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di taman dekat lapangan basket. Mereka berbagi headset sambil melihat beberapa siswa bermain basket disana.

"Sungmin-ah, siapa Yesung? Kenapa yeoja-yeoja itu membawa banner Yesung?" tanya Ryeowook saat melihat segerombolan siswi yang sedang membawa banner di sekitar siswa yang sedang bermain basket itu sambil meneriakkan nama namja itu.

"Ah… Dia namja yang terkenal di sekolah… Orang tuanya memiliki sebuah perusahaan dan noona-nya memiliki beberapa café di Seoul…"

"Jinjja?"

"Ne… Nah, itu… Kau lihat namja yang tidak mengenakan jas sekolah? Dia yang bernama Yesung…"

"Oh… Tidak terlihat seperti namja yang terkenal di sekolah…"

"Ya, Ryeowook-ah! Jangan asal bicara… Yesung itu namja paling keren di sekolah… Meskipun sikapnya sedikit dingin dan tak acuh, tapi justru itulah yang membuatnya terlihat keren…" jelas Sungmin.

"Aiishhh, mana ada namja keren yang tak acuh? Namja keren itu namja yang romantis, Sungmin-ah…"

"Tapi Yesung berbeda… Kau lihat saja nanti… Kau juga pasti akan jatuh hati padanya…" kata Sungmin.

"Ckckck, kau ini… Ah, jangan-jangan kau menyukai Yesung ya?" tanya Ryeowook sambil melepas headsetnya.

"Hmmm, Yesung memang keren tapi aku tidak menyukainya…"

"Lalu siapa yang kau sukai?" tanya Ryeowook.

"Ya! Jangan menginterogasiku…"

"Ya~ aku hanya bertanya…"

"Untuk apa kau bertanya seperti itu?"

"Hanya ingin tahu saja… Apa kau tidak ingin memberitahuku? Padahal kau sudah kuanggap sahabatku…" kata Ryeowook berpura-pura sedih.

"Ya~ Ryeowook-ah… Bukan begitu, tapi… Aisshhh, baiklah kuberitahu, tapi kau harus janji jangan mengatakannya pada siapapun, arachi?"

"Ne… Aku janji…" kata Ryeowook sambil membuat angka 2 dengan jarinya.

"Kau lihat namja tinggi yang sekarang sedang men-dribble bola?" tanya Sungmin. Ryeowook hanya mengangguk.

"Nah, itu dia…" lanjut Sungmin malu-malu.

"Hmmm, lumayan juga seleramu… Siapa namanya?" tanya Ryeowook.

"Namanya Kyuhyun, Cho Kyuhyun, sahabat terdekat Yesung…"

"Oh… Mereka pasti segerombolan anak orang kaya…"

"Yup! Orangtua mereka adalah orang-orang yang sangat berpengaruh di dunia bisnis Korea…"

"Sudah kuduga, orang kaya hanya bermain dengan orang kaya…" sambung Ryeowook.

"Tapi Sungmin-ah, bukankah ayahmu bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan?" tanya Ryeowook setelah beberapa saat.

"Ne, lebih tepatnya perusahaan milik Yesung…"

"Jinjja?"

"Ne... Waeyo?"

"Aniyo… Tapi kenapa kau mau berteman denganku? Aku hanya anak seorang supir…" kata Ryeowook.

"Ya! Apa kau tidak ingin berteman denganku? Bagiku selama pekerjaan orang tuamu tidak melanggar hukum, tentu saja aku akan dengan senang hati berteman denganmu…"

"Benarkah?"

"Kau meragukanku?"

"Kau marah?"

"Sedikit…"

"Haha… Ani… Aku sangat senang memiliki teman sepertimu…" kata Ryeowook sambil melingkarkan tangannya pada Sungmin.

"Kajja kita ke kelas, sebentar lagi jam istirahat habis…" ajak Ryeowook. Mereka pun segera berdiri dari tempat mereka.

"Jangan cemberut lagi, Minnie…" kata Ryeowook sambil mencubit pipi Sungmin.

"Ya! Jangan cubit pipiku…" protes Sungmin yang membuat Ryeowook tertawa. Ryeowook pun melingkarkan satu tangannya di leher Sungmin.

.

.

.

"Jongwoonie, lihat bintang itu… Berkerlap-kerlip, sangat indah…" kata seorang yeoja kecil berumur 6 tahun.

"Ne… Kau suka bintang, Wookie?" tanya namja kecil yang dipanggil Jongwoon.

"Hmm! Karena kata Heechul eonnie bintang memancarkan cahayanya sendiri… Tidak seperti bulan yang cahayanya berasal dari matahari…" jelas yeoja itu.

"Kalau begitu aku berjanji akan mengajakmu ke bintang saat dewasa nanti…"

"Jinjja, Jongwoonie?"

"Ne… Aku janji!"

Ryeowook tersenyum hambar saat kenangan masa kecilnya kembali muncul. Apakah Jongwoon masih ingat padanya?

Ryeowook membuka laci meja belajarnya, mengambil sebuah kotak kecil berwarna ungu lalu membuka kotak itu. Ia megambil benda dari dalam kotak itu– sebuah kalung. Sebuah kalung sederhana berbentuk bintang yang terbuat dari kayu. Ryeowook tersenyum sambil mengelus kalung itu.

Kalung itu pemberian Jongwoon– teman kecil sekaligus namja pertama yang disukainya. Jongwoon adalah namja yang selalu ada dalam hatinya. Setiap hari, bahkan setiap Ryeowook ingin melakukan sesuatu, nama namja itu selalu muncul di pikirannya. Apakah Ryeowook jatuh cinta pada Jongwoon? Entahlah. Yeoja itu sendiri masih ragu untuk menyebutnya cinta. Yang jelas Ryeowook ingin sekali bertemu dengan namja itu. Jongwoon.

Tok… Tok.. Tok…

"Ne…" kata Ryeowook.

"Apa abeoji boleh masuk?" tanya abeoji Ryeowook dari luar.

"Ne… Abeoji masuk saja…" jawab Ryeowook sambil kembali memasukkan kalung itu ke dalam kotaknya.

BLAM

Ryeowook segera membalikkan badannya saat mendengar abeojinya menutup pintu kamarnya. Yeoja itu tersenyum pada ayahnya sebelum ayahnya duduk di tepi ranjangnya.

"Kau sudah selesai belajar?" tanya abeoji Ryeowook.

"Ne… Ada apa, abeoji?" tanya Ryeowook.

"Ini…" kata abeoji Ryeowook sambil mengulurkan sebuah kotak yang cukup besar.

"Apa ini?" tanya Ryeowook sambil mengambil kotak itu dari tangan abeojinya.

"Buka saja jika kau penasaran…"

Ryeowook pun membuka kotak itu yang ternyata berisi sebuah ponsel. Ryeowook sedikit tercengang dengan pemberian abeojinya itu. Seingatnya, ia tidak pernah meminta ponsel dari ayahnya.

"Abeoji… Bukankah aku tidak pernah meminta ponsel?" tanya Ryeowook.

"Ne… Tapi kurasa kau membutuhkannya…" jawab abeoji Ryeowook.

"Ani… Aku tidak terlalu membutuhkannya…"

"Ani… Kau membutuhkannya untuk menghubungi abeoji…"

Ryeowook hanya menatap abeoji-nya tidak setuju.

"Keluarga Kim juga member abeoji sebuah ponsel… Mereka bilang agar kami lebih mudah berkomunikasi… Abeoji sudah menyimpan nomor abeoji di ponselmu…"

"Apa ini pemberian keluarga Kim juga?"

"Ani… Abeoji mengumpulkan uang untuk membelikanmu ponsel…"'

"Ya, abeoji! Aku bisa menggunakan telepon umum… Abeoji tidak perlu membelikanku ponsel… Apalagi sampai mengumpulkan uang hanya untuk membelikanku ponsel…" protes Ryeowook.

"Sudahlah… Kau tidak mau menerima pemberian abeoji?"

"Bukan begitu–"

"Kalau begitu pakailah…" potong abeoji Ryeowook. Ryeowook menatap abeoji-nya beberapa saat lalu menghembuskan napasnya.

"Baiklah… Gomawo, abeoji…"

Abeoji Ryeowook pun tersenyum.

"Ne… Sekarang kau tidurlah… Jaljayo…" kata abeoji Ryeowook sambil membelai rambut putrinya.

"Ne… Jaljayo…" balas Ryeowook.

.

.

.

"Ryeowook-ah, mianhae… Aku tidak bisa menemanimu…"

"Gwaenchanha, Sungmin-ah, kau tidak perlu meminta maaf…" balas Ryeowook.

"Baiklah… Kalau kau ingin pergi ke suatu tempat lagi, aku janji akan menemanimu… Mianhae, eoh?" kata Sungmin lagi.

"Ne… Sudahlah, kau bisa membuat abeoji-mu marah jika kau tidak cepat pulang…"

"Ne… Ryeowook-ah, annyeong!" kata Sungmin sambil melambaikan tangannya lalu pergi dari hadapan Ryeowook.

Ryeowook memasuki toko musik itu. Yeoja itu berpindah dari satu rak ke rak lainnya. Dari genre musik satu ke genre musik lainnya. Akhirnya yeoja itu berhenti di sebuah rak yang berisi lagu anak-anak. Ia hendak mengambil salah satu kaset ketika ada seseorang juga yang ingin mengambil kaset itu.

"Oh maaf, kau bisa mengambilnya…" kata Ryeowook.

"Gwaenchanha… Aku sebenarnya sudah memilikinya tapi aku terlalu ceroboh menaruhnya…"

"Oh begitu… Kau ingin membelinya lagi?" tanya Ryeowook.

"Apa kau juga menginginkannya? Aku bisa mencarinya di toko lain… Ambillah jika kau menginginkannya…"

"Ani… Sepertinya kau lebih membutuhkannya…" kata Ryeowook.

"Emmm, sebenarnya tidak juga…"

"Nan gwaenchanha…" kata Ryeowook.

"Baiklah…"

"Kau menyukai lagu itu, Yesung-ssi?"

"Ne… Kau tahu namaku?" tanya orang itu heran. Ryeowook tersenyum.

"Aku cukup pintar untuk bisa membaca namamu…" kata Ryeowook sambil menunjuk name tag namja itu– Yesung, di bagian dada sebelah kiri seragam namja itu.

"Oh… Kau juga menyukainya?" tanya Yesung.

"Ne… Lagu masa kecilku yang mengingatkanku pada seseorang…" jawab Ryeowook lalu tersenyum hambar saat wajah Jongwoon muncul di otaknya. Yesung hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Baiklah Yesung-ssi, aku harus pergi sekarang… Annyeong…" kata Ryeowook sambil membungkukkan badannya lalu pergi dari hadapan namja itu.

.

.

.

TBC

.

.

.

3...2...1...

jeng...jeng...jeng

annyeong readersdeul! apa kabar? :D

adakah yg kangen? ;;;)))

akhirnya setelah berbulan-bulan author bisa comeback juga huhuhu :')

yes, ini ff pertama saya di comeback saya ini, maaf malah nge-post YeWook, soalnya ini yang udah siap lahir batin buat debut kkk~

tapi saya janji akan terbitkan ff KyuMin as soon as possible ;)

apakah saya terlalu bertele-tele? sepertinya iya XD ok dah, maaf saya terlalu banyak cuap-cuap *maklum udah lama gak cuap-cuap disini LOL*

langsung aja, yg pengen ff ini berlanjut REVIEW pleaseeee ;) tanpa review kalian author gak maju-maju entar haha

see yaaaa :D