Tittle : Blue eyes, Pink Hair-Boy/ I
Cast :
Xi Luhan
Oh Sehun
Genre : supranatural, fantasy
Author : E
~ this is YAOI, and as a human, saya tidak luput dari kesalahan
,
.
~ ALL PLEASANT NEWLY
"anyeongaseyo… Oh Sehun imnhida, bagaptasimnida"
"okay, Oh Sehun, silahkan duduk di bangku yang kosong. Kita lanjutkan pelajarannya anak-anak"
Pria tampan bernama lengkap Oh Se hoon menuju tempat duduk sebelumnya membungkuk memberi hormat pada sang guru. Interaksi sebagai murid baru di mulai teman sebangku Sehun.
Sepertinya hari pertama di sekolah tidaklah buruk, dan Sehun menyukai semua yang berhubungan dengan sekolahnya. Pria tampan berkulit putih susu itu tengah memperhatikan keindahan taman belakang sekolah dari balik jendela kaca kelas. Cukup pendengarannya yang fokus dengan guru bahasa inggris tengah menjelaskan di depan. Sehun butuh sesuatu untuk memberi aura positif saat belajar, ia tak butuh tekanan
Sistim pembelajaran yang tidak biasa di sekolah barunya membuatnya lebih cepat lelah dan ingin cepat beristirahat di asrama. Namun tak hanya Sehun yang seperti itu, teman-teman barunya juga mulai mengeluh. Meskipun ia menyukai sekolah barunya, ingin Sehun menyuarakan protes belajar non stop hingga pukul 10 malam hanya beristirahat 30 menit sebanyak 3 kali. Tidur tepat jam pembelajaran selesai dan bangun saat sang surya belum kembali
Hal paling di tunggu semua pelajar Incheon Performing Art School di mulai beberapa menit yang lalu. Kebanyakan siswa langsung berhambur memenuhi cafetaria kesayangan mereka, ada yang pergi ke perpustakaan, taman, toilet, dan melakukan semua yang mereka inginkan saat jam istirahat berlangsung
Layaknya seorang murid baru, Sehun juga di perlakukan. Berkeliling sekolah di temani seorang teman. Sehun terlihat menyimak apa yang di jelaskan teman sebangkunya itu. sesekali ia bertanya. Mereka sudah berkeliling setengah jam istirahat dan hampir seluruh tempat telah di ketahui Sehun
"YA! Kkamjong…" teriakan seseorang mengintrupsi kegiatan Sehun dan teman sebangkunya. Mereka menoleh secara bersamaan mendapati seorang pria pendek memakai seragam yang sama dengan mereka berlari menghampiri kedua orang itu. orang yang di panggil Kkamjong tersenyum melihat siapa yang mendatangi mereka
"Kyungsoo hyung ?.."
"hhh… hhh…. Kau tidak ke kantin ?" Kyungsoo berkata sambil menetralkan deru nafasnya akibat berlari
"hmm. Tidak hyung, aku akan ke kantin jam istirahat ke dua"
"kenapa ? kau— eh?" merasa deru nafasnya kembali normal. Kyungsoo mengangkat kepalannya yang semula menunduk dengan tangan bertumpu pada lututnya. Awalnya ia ingin bertanya alasan Kkamjong atau Kim Jong In teman sebangku Sehun tidak ke kantin. Padahal biasanya ia paling semangat jika jam istirahat. Dan saat mengangkat kepala, saat itupun Kyungsoo sadar ada orang lain di situ selain Jongin dan dirinya
"ah~ ini Sehun, hyung…, di siswa pindahan dari Jepang." Jongin memperkenalkan mengisyaratkan Sehun. Sehun tersenyum dan menjulurkan tangannya menjabat Kyungsoo
"Oh Sehun imnhida…"
"Do Kyungsoo imnhida.., oh, kau ingin menemaninya berkeliling ?. baiklah, kalau begitu aku menyusul Baekhyun dan Chanyeol saja ke kantin. Anyeong Kkamjong-ah… anyeong Sehun-ah…." Setelahnya Kyungsoo berlari meninggalkan Sehun dan jongin yang masih berdiri memperhatikan punggung Kyungsoo semakin menjauh..
"kajja, kita lanjutkan berkelilingnya"
Mereka kembali berkeliling lingkungan sekolah hingga asrama. Beberapa saat kemudian bel pergantian jam berbunyi dan mereka kembali ke kelas, semua murid kembali ke kelas masing-masing dan mengikuti pelajaran tengah berlangsung. Seperti biasa, Sehun lebih memilih memperhatikan situasi di luar kelas dari pada guru tengah menjelaskan. Tapi tetap saja, telinganya akan fokus pada sang guru
Hari pertama di sekolah berjalan dengan baik, bahkan Sehun mempunyai banyak teman baru dan Jongin bukan hanya teman sebangkunya tapi dia juga roomate. Sehun merasa sekolahnya sangat bagus dan besar. Beruntung ia bisa bersekolah di tempat itu, apalagi dengan lingkungan sosial yang sangat bersahabat
Malam telah tiba dan jam pelajaran telah usai 5 menit yang lalu. Sekolah mulai terlihat sepi karena seluruh siswa berpindah melakukan kegiatan mereka di asrama. Terlihat 5 orang siswa tengah bercengkrama di salah satu dorm
"jika kau perlu uang, kau bisa minta pada pria berkebangsaan China di kelas XI-A, dia tidak akan memberi penolakan"
Seorang pria bertubuh paling tinggi di antara mereka bicara mengarahkan ceritanya pada Sehun. Sebagai murid baru mungkin ia perlu kenal beberapa siswa yang cukup di sebut di sekolah, entah itu baik atau buruk
"chanyeol, kau jangan memberi pengaruh buruk pada Sehun. Jangan dengarkan dia Sehun, dia itu seorang koruptor pajak."
Kyungsoo menengahi dan tawapun pecah di antara mereka mendengar penuturan Kyungsoo. Semua terlihat senang dengan kehadiran teman baru di lingkungan mereka.
Malam semakin larut dan mereka tidak bisa berlama-lama menghabiskan waktu mengobrol karena waktu mengistirahatkan tubuh tidak sebanyak waktu belajar. Satu jam cukup untuk menghabiskan waktu berkumpul. Semunya kembali ke dorm masing-masing meninggalkan Sehun dan Jongin yang bersiap untuk tidur
"Kai.."
"hmm.."
"kau menyadarinya ?"
"apa ?"
Sehun dan Kai sedang berbaring di tempat tidur masing-masing. Sehun sangat penasaran dengan sesuatu, ia ingin bertanya pada Jongin. Suaranya masih cukup keras di dengar oleh Jongin dari lantai atas di mana tempatnya tidur
"Baekhyun hyung dan Chanyeol hyung, mereka… terlihat dekat."
"haha.. mereka memang dekat."
"hanya saja, terlalu dekat"
"lalu ?"
"seperti hubungan spesial…" sehun berkata mengerutkan alisnya memandang langit-langit di mana balik langit-langit itu Kai berbaring
"mereka memang mempunyai hubungan seperti itu" ucapan Jongin membuat Sehun memposisikan dirinya duduk di ranjang berusaha melihat ke atas di mana Jongin tak terlihat karena pembantas lantai
"mereka berpacaran ?"
"ne~…., kau akan menemukan banyak yang seperti itu di sini. Jadi, sekarang tidurlah. Besok kau bangun tidak seperti jam biasa saat berada di rumah."
Dengan itu mereka memposisikan tidur yang nyaman. Sesaat kemudian hening, hanya ada deru nafas dan suara dentingan jam
"buka kaki selebar bahu. Posisikan tangan di depan dada, seperti ini.. lihat aku, hei… hei…. Kau yang di sana—"
Matahari belum kembali mendudukki singasananya tapi para pelajar Incheon Performing Art School sudah memulai aktifitas pagi dengan olahraga. Intruksi sang guru benar-benar membuat sakit telinga mereka karena berteriak terlalu keras
Jongin mengerutu karena ia tidak tidur cukup lama, itu semua karena ia terbangun lebih cepat dari yang seharusnya. Tidak bisa tidur lagi, ia bermain game handphonenya. Tidak seperti Jonging, Chanyeol, Baekhyun, Kyungsoo dan Sehun teliti mengikuti instruksi sang guru
Selesai dengan pemanasan, mereka berlari mengelilingi sekolah hingga asrama, mengikuti jalan di mana tersedia untuk berjalan. Mereka berlari bersama
"hei Kai, kau kenapa ?. dari tadi wajahmu seperti itu ?." tanya Chanyeol yang melihat Jongin terus memasang wajah masam dan menggerutu
"dia tidak tidur dengan baik, hyung." Sehun menjawab karena Jongin terus menggerutu tak berniat menanggapi pertanyaan Chanyeol
"kalau begitu, lebih baik kau tidur sambil berlari saja." Penuturan Baekhyun membuat tawa mereka pecah. Suhu yang dingin di pagi itu tidak mempengaruhi mereka karena kebersamaan membawa kehangatan di antara mereka.
Mereka berlari sambil membincangkan hal konyol yang memecah tawa. Mereka sudah berkeliling dengan berlari setengah lingkungan sekolah dan sekarang menuju asrama. Sehun selalu memperhatikan setiap tempat yang ia lewati, semuanya tempat yang ia lihat kemarin bersama jongin
Saat memasuki wilayah asrama, Sehun berhenti mengundang tanya dari 4 orang lainnya. Sehun memperhatikan sesuatu di sebelah kanan. Ke-4 orang lainnya memperhatikan Sehun dan mengikuti arah pandangnya
Baekhyun yang menyadari itu, segera menarik lengan pria lebih muda darinya itu kembali berlari menuju lapangan asrama di mana guru pembimbing tengah menunggu mereka. Sesampainya, Sehun tidak fokus dengan intruksi guru pembimbing mengenai kegiatan berikutnya. Ia masih memikirkan yang di lihatnya tadi. Sehun ingin bertanya tapi ia harus menunda sampai kembali dengan aktifitas belajar
"kyungsoo hyung, aku merindukan masakanmu. Kapan kau akan memasakkanku lagi ?... apa sangat sibuk berada di tingkat akhir" jongin bertanya sambil menyeruput minumannya.
saat ini mereka telah kembali kesekolah dan menikmati berlangsungnya jam istirahat dengan mengisi perut kosong mereka. Seakan tak pernah kehabisan bahan obrolan, selalu saja ada yang mereka di bicarakan. Semuanya saling menanggapi tapi Sehun masih diam dengan kepenasaranannya itu
"Sehun-ah, kau kenapa ?. dari tadi kau diam saja" Baekhyun yang menyadari keterdiaman Sehun bertanya. Ketiga orang lainnya langsung memberikankan pandangan yang sama dengan pertanyaan Baekhyun ke arah Sehun. Sehun melihat mereka sebelum menghela nafas
"Kai, kau yakin sudah membawaku berkeliling seluruh tempat di sekolah ini ?." jongin yang di arahkan atas pertanyaan mengerutkan alisnya dan mengangguk
"aku rasa.. kau belum memberitauku gedung asrama yang terlihat tua itu. yang itu, tadi yang terdapat di belakang asrama."
Entah apa yang salah dengan pertanyaan Sehun, membuat ke-empat orang lainnya melotot saling berpandangan. Sehun yang melihat tingkah aneh ke-empat orang itu mengerutkan alisnya tidak mengerti
"Sehun-ah, tidak usah kau pikirkan itu. tapi aku ingatkan, jangan sesekali kau melirik atau menginjakkan kaki di pembatas pagar gedung asrama itu" jongin berkata sambil menepuk bahu kiri Sehun
"kenapa ?"
"entahlah, aku tidak percaya dengan hal semacam ini. tapi, beberapa hal aneh membuktikan kebenaran kabar yang beredar di sekolah ini." jelas Chanyeol mencodongkan tubuhnya ke depan dan melihat teman-temannya meyakinkan
"begini Sehun-ah, konon katanya gedung itu ada penghuninya. Maksudku bukan peghuni dalam istilah normal, penghuni…. Iblis atau semacam lucifer mungkin. Aku juga tidak begitu jelas, tapi menurut siswa yang ada di sini seperti itu. sebenarnya aku tidak percaya, tapi aku juga tidak mau ambil resiko dengan masuk ke halaman pembatas itu." jelas Kyungsoo, ke-empat orang lainya menatapnya penasaran
"ada yang mengatakan, kau akan mati ketakutan saat melihat iblisnya. Jadi, lebih baik kau jauhi tempat itu" Baekhyun menambahkan
"ada juga yang yang mengatakan pernah melihat si iblis. Mereka berkata Wajahnya tidak mengerikan tapi sangat mempesona. Kau akan tertipu saat melihatnya, ia begitu sempurna saat kau melihatnya. katanya ia sangat manis dan cantik, matanya sangat indah. Tapi jangan tertipu di balik ke cantikkannya itu, dia membawa malapetaka untuk siapa saja yang berhubungan dengannya" tambah Kyungsoo merelat penutiran Baekhyun bahwa sang iblis mengerikan
"dia seorang gadis ?" tanya Sehun yang sedari tadi menyimak dengan serius. Ke-empat orang menggeleng
"kau tau bukan?, ini sekolah namja. Menurut desas-desus yang beredar, namja itu juga bersekolah di sini, dia sempurna dan sangat populer. Namun karena itulah ada beberapa kelompok yang tidak menykai atau iri dengan kesempurnaanya itu. mereka mempengaruhi semua orang menjauhinya, bahkan para guru. Mereka berkata dia jelmaan iblis—
-Bukan hanya itu, bahkan di luar lingkungan sekolahpun namja itu di jauhi karena di anggap aneh. Matanya memang indah dan sangat berbeda dari orang biasanya, rambutnya juga. Biarpun kau menganti warna rambutnya, warnanya akan tetap seperti itu… makannya orang mulai berfikir ucapan kelompok yang iri dengannya itu ada benarnya.—
-di manapun namja itu berada, semua orang yang ia lewati menghindarinya, ada juga yang bersembunyi. Mereka meyakini namja itu adalah jelmaan iblis. Gedung tua yang kau lihat itu, dulunya di huni seperti seharusnya oleh pelajar di sekolah ini. hanya saja, kehadiran namja itu di asrama yang sama membuat penghuni asrama pindah, ada juga yang pindah sekolah. Mereka sering melihat hal aneh katanya. Banyak siswa mulai menyuarakan protes pada kepala sekolah, tapi kepala sekolah takut mengusir namja itu dari sekolah. Melihat namja itu saja kepala sekolah takut, bagaimana jika bicara dengannya ?—
-namja itu mulai mengurung diri di dalam dorm. Ia tak pernah keluar dan menyaksikan tatapan aneh orang terhadapnya. Ia hanya menyaksikan kegiatan dari jendela kaca di dormnya. Tapi saat ini, aku rasa dia tidak mengawasi kegiatan lagi. kejadian itu sudah cukup lama, beberapa ratus tahun yang lalu, jadi tidak mungkin bukan ? namja itu masih hidup ?. hanya jika dia benar-benar jelmaan iblis. Tapi.. entahlah, itu hanya kabar kecil yang hinggap di telingaku. Aku tidak pernah mengalami berada dalam asrama tua itu. tapi, melihatnya saja, aku rasa banyak hal aneh di dalam sana, atau mahkluk aneh mungkin."
Ke-empat orang lainnya hanya melongo menyimak Kyungsoo yang bicara panjang lebar. Kyungsoo yang di tatap seperti itu acuh memilih memakan kembali ramyunnya
"woah…., Kyungsoo, kau memang menyukai semua buku" tutur Chanyeol yang mendapat tanda tanya dari Kyungsoo
"bahkan cerita seperti itupun kau tau, hyung ?. apa bukunya ada di perpustakaan ? sejarah horor sekolah ini..?"
Pernyataan Jongin membuat Kyungsoo langsung menjitak kepala pria itu. Jongin hanya bisa meringis mendapat perlakuan demikian, dan kejadian itu mengundang tawa dari teman-temannya kecuali Sehun yang masih penasaran
"lalu… bagaimana ciri-ciri namja itu, hyung ?. Kau bilang ia sangat sempurna. sesempurna apa dia ?." tanya Sehun dengan wajah penasaran
"hmm.., matanya berwar—"
Teng dong… teng.. dong….
Ucapan Kyungsoo terpotong saat bel pergantian jam berbunyi. Mereka langsung bergegas meninggalkan kantin menuju kelas masing-masing. Sehun yang masih pensaran berencana menagih penjelasan dari Kyungsoo saat kembali ke asrama
~FOLLOW YOUR STEP
MEETING WITH BEAUTIFUL HIM
.
.
Sudah 5 hari Sehun bersekolah di situ, dan akhir-akhir ini sekolah sangat sibuk mempersiapkan kegiatan ujian. Tidak ada banyak waktu untuk bersantai dan bermain. Semuanya sibuk dengan kegiatan masing sampai-sampai waktu liburan dan istirahatpun di gunakan dengan baik
"Sehun, kau tidak pulang ?" tanya Jongin saat mengemasi barangnya. Ia melihat Sehun tengah mengerjakan esay, padahal ini hari sabtu. Setiap hari sabtu dan minggu, siswa memang di izinkan pulang ke rumah. Tapi jika tak ingin pulang, kau bisa tetap di asrama
"aku juga akan pulang. Tapi, aku akan menyerahkan esayku dulu pada Jung seongsanim. Kau sudah ?" tanya Sehun bangkit dari tempat duduknya berjalan ke arah pintu, membuka knop pintu dan menatap jongin
"sudah, kalau begitu cepat selesaikan urusanmu." Jongin berkata masih sibuk dengan barangnya. Sehunpun mengangguk dan menghilang di balik pintu
Sehun memilih melewati gedung belakang asrama, mengingat jalur itu lebih dekat dengan gedung administrasi sekolah. Ia ingin cepat menyerahkan esaynya dan pulang ke rumah. Sehun melangkahkan kakinya sambil melakukan gerakan kecil. Ia coba mencari suasana yang menyenangkan. Merasa tali sepatunya lepas, ia berjongkok meletakkan kertas esay di sampingnya dan mengikat tali sepatu yang mengganggu kegiatan menari sambil berjalannya
Fyyuuuwwww…. Wuuusshhhh…..
"eh." Sehun berhenti mengikat tali sepatu saat melihat kertas easynya terbang tertiup angin. Ia segera meraih kertas itu. namun kertasnya terbang menjauh. Sehun terus mengikuti kertasnya sambil menjulurkan tangannya seakan menjangkau kertas tersebut
Bruuunnnnngg….
"aww.." terlalu fokus dengan kertasnya. Ia tidak menyadari mengikuti kertas itu sampai menabrak pagar besi yang ada di depannya. Sehun memeganggi bagian yang sakit akibat kecerobohan yang di buatnya. Di lihatnya kertas itu tak terbang lagi tertiup angin. Seulas senyum terukir di bibirnya namun segera sirna menyadari di mana kertas itu tergeletak
Saat itu pula Sehun menyadari kalau ia menabrak pagar pembantas gedung asrama tua yang di ceritakan Kyungsoo. Seketika tubuhnya menegang, ia menatap gedung itu lalu beralih ke kertas yang ada di halaman gedung. sehun menelan salivanya, ingin sekali ia menjangkau kertas itu tanpa memasuki halaman gedung. Hanya saja, tangannya tidak sepanjang itu dapat menjangkau kertas yang berada di tengah halaman
Sehun coba berfikir. Dia mencari sebuah kayu saat beberapa ide terlintas di kepalanya. Sehun mendapat kayu yang cukup panjang untuk meraih kertas itu. di masukkannya kayu itu ke sela-sela pagar besi dan ia berjongkok agar bisa menggapai kertasnya. Kayu itu terus mengayit kertas seiring gerakan tangannya. Jelas sekali ia kesusahan menggapainya
"Oh Sehun." Seseorang mengintrupsi kegiatannya, ia pun menolehkan kepalnya melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata itu Suho, kepala asrama B. suho mendekati Sehun dan menariknya berdiri lalu sedikit menjauh dari pagar
"sedang apa kau di sini ?"
"ini hyung, aku sudah susah paya mengerjakan esay dari Jung seongsanim dan aku berencana pulang kalau esaynya sudah ku serahkan. Tapi… kertas esaynya tertiup angin dan masuk ke—"
sehun tidak melanjutkan perkataannya mengisyaratkan Suho melihat arah pandangnya ke sebuah kertas yang ada di halaman gedung tua. Suhopun mengikuti arah pandang Sehun tanpa melihat objek lain di dalam pagar pembatas lalu beralih menatap Sehun
Suho menumpukan tangan kanannya di bahu Sehun dan tersenyum. Senyum yang dapat menenangkan siapapun yang melihatnya. sehun menatap Suho sejenak, menghela nafas dan menunduk
"sudahlah, relakan saja kertas itu. lebih baik hubungi jung seongsanim dan minta soal esay yang baru. Kalau kau berencana pulang, kau bisa mengerjakannya di rumah bukan ?. nah, sekarang pergilah. Jangan pikirkan kertas yang sudah hilang itu."
suho berkata lalu berjalan mendahului Sehun. Sehun menghela nafas dan mengangkat kepalnya, ia menolehkan tatapannya ke kertas yang sudah di anggap hilang Padahal ada di depan mata, lalu beralih melihat gedung tua dan pergi ke arah di mana Suho berjalan tadi
Seperginya Sehun, seorang pria bertubuh mungil dan rampaing, berseragam siswa Incheon Performing Art School berdiri di halaman gedung tua melihat kertas yang terletak tepat di ujung sepatunya. Pria itu memiringkan kepalanya mengamati kertas milik Sehun. Ia meraih kertas itu dan menelusuri dengan mata indahnya yang berwarna biru sedikit gelap, mata yang sangat indah bak kristal diamon.
Sehun berjalan menuju asrama dengan mulut komat kamit. Ia menggerutui jung-seongsanim yang memberinya soal lebih sulit dari yang sebelumnya, padahal ia sudah menjelaskan apa yang terjadi dengan kertas esaynya namun tetap saja
Langkah yang cukup cepat dan ia yakin hari ini ia tak harus pulang karena jung seongsanim memintanya mengumpulkan hari ini juga. Jung seongsanim benar-benar tidak terima alasan Sehun yang menurutnya sangat ceroboh. ia meminta Sehun mengumpulakn hari ini karena Jung seongsanim yakin jika Sehun membawanya pulang. mungkin saja kecerobohan Sehun membuatnya tidak mengumpulkan esaynya lagi
Sehun berhenti melangkahkan kakinya saat berada di depan gedung tua. Ia melihat lagi halaman gedung tua itu namun ia tak menemukan apa yang di carinya
"kemana kertasnya ?. apa tertiup angin lagi ?." Sehun bermonolog pada dirinya sendiri. alisnya terangkat menelusuri halaman gedung namun tak menemukan kertas miliknya yang tergeletak di halaman itu tadi
Srek… srek….
Sehun merasakan seseorang menarik-narik jaketnya dari belakang. Iapun membalik badannya melihat siapa yang menarik-narik jaketnya. Alisnya berkerut menemukan seorang yang tak di kenalnya di hadapannya. Kesan pertama adalah rambut berwarna pink. Orang itu menundukkan wajahnya melihat sebuah kertas di tangan kanannya. Sehun melihat apa yang di genggam orang itu. mulutnya membulat, segera ia raih kertas dari genggaman orang itu dan melihatnya. orang itu mendongak dan menatap Sehun yang tengah memperhatikan kertas yang ternyata berisikan soal esay miliknya
"milikmu ?." tanya orang itu dengan tatapan polos memperhatikan Sehun yang tengah asik menelusuri soal easay telah ia kerjakan beberapa waktu yang lalu -dinyatakan—hilang. tidak mendapat respon, orang itu memiringkan kepalanya dan berkedip beberapa kali. Ia menarik-nari—lagi—jaket Sehun memintanya menjawab pertanyaannya
"bagaimana bisa…. Ker… tas.. i….n—" sehun yang ingin bertanya tidak dapat melanjutkan perkataannya saat melihat orang di hadpannya itu.
tangan yang memegang kertas sejajar dengan leher perlahan jatuh menyingkirkan kertas yang –sedikit—menghalangi wajah orang di hadapannya. Di awal kalimat Sehun terdengar biasa, namun ia terbata dan suaranya memelan di akhir ketika melihat orang di depannya
sehun tak dapat berkedip. Seakan wajah dan mata indah orang itu telah mengutuknya tak bisa melakukan gerakan apapun. Dengan polosnya orang itu tersenyum semakin membuat Sehun tak berkutik. Menyadari sikap Sehun. Orang itu kembali memperlihatkan wajah polosnya sambil memiringkan kepala ke arah yang lain dan menarik-narik jaket Sehun. Saat itu pula Sehun kembali ke duania, ia masih menatap orang di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan
"milikmu ?." tanya orang itu—lagi—menunjuk kertas di genggaman Sehun. Sehun tak langsung menjawab, ia masih menatap orang di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan
"a-ah.. n…ne~" sehun menjawab dan tersenyum
"kenapa kau tidak masuk dan mengambilnya di dalam sana ?." orang itu menatap halaman bangunan tua. Sehun tersentak seakan kembali dari lamunannya. Ia mengikuti arah pandang orang itu dan segera meraih lengan orang itu menjauhi halaman gedung tua. Mereka berhenti di sekitar halaman asrama B. sehun membalik tubuhnya menghadap orang itu yang memiringkan kepalanya menatap Sehun dengan polos. Sehun—kembali—terdiam menatap orang itu lalu menggelengkan kepalanya—seakan—mengusir semua yang ada dalam pikirannya saat itu
"apa kau tiak tau ?. kita di larang masuk ke sana"
"kenapa ?."
"seorang teman memberitauku cerita yang sangat panjang" orang itu berkedip beberapa kali. Sehun melihat kertas dalam genggamanannya
"apa kau mengambilnya langsung ke halaman gedung ?." sehun bertanya menunjukkan kertas di genggamannya. Pria yang di tanya melihat kertas dan mengangguk lucu
"kau tidak apa-apa ?. apa terjadi sesuatu yang aneh ?." sehun bertanya—lagi—menatap intens pria yang menggelengkan kepalanya itu
"baguslah… tapi, sebaiknya kau jangan masuk ke situ lagi. ne~" sehun berucap, pria di hadapannya memiringkan kepala masih menatap Sehun "ah, kalau begitu terima kasih… err… boleh aku tau namamu ?." Sehun nampak kaku menggaruk tengkuknya lalu mengulurkan tangan kanannya menjabat si pria di hadapannya. Si pria menatap uluran tangan Sehun dan menjabatnya
"Luhan…" pria itu berkata dan tersenyum manis membuat warna merah yang samar di kedua pipi Sehun. Kembali tenggelam dalam indahnya ukiran wajah pria dengan senyum di hadapannya membuat Sehun tak bisa berbuat apapun selain memandangi keindahan di hadapannya. Sehun merasa waktu berhenti saat pria itu tersenyum sangat manis padanya
"kau ?. Oh Sehun ?" ucapan si pria bagai lonceng pengembali waktu, membuat Sehun kembali ke dunia tempatnya berpijak
"a-ah, ne~ ba..bagaimana kau tau ?."
"kau menulis namamu di situ.." Luhan menunjuk kertas di genggaman Sehun dengan tangannya yang lain. sementara tangan, bukan. Telapak tangan yang satunya lagi masih di genggam Sehun. Apa mereka tak menyadarinya ?
Sehun mengikuti arah yang di tunjukkan Luhan dan pria berparas tampan itu hanya tersenyum canggung menggaruk tengkuk yang tak gatal. Saat melihat kertas, ia sadar tangan mereka masih saling menjabat, dengan segera Sehun melepas dan meminta maaf. Kelihatan sekali Sehun salah tingkah, sementara Luhan sedari tadi menatapnya
Sehun memperhatikan Luhan—lagi—dari ujung kaki hinggga rambut. Sementara yang di tatap tetap seperti biasa. Memang apa yang di lihat Luhan dari Sehun sehingga pandangannya tak lepas dari Sehun
Sehun baru menyadari jika Luhan menggunakan seragam yang biasa di gunakan setiap Ju'mat—kemarin. Dan harusnya hari ini tak harus memakai seragam karena hari ini dan besok sekolah di liburkan
Sehun memperhatikan lagi, Luhan memiliki mata tak seperti orang kebanyakan. Mata itu sangat indah, biru, jernih dan bersinar. Mata itu seperti kristal diamon yang sangat indah dan langkah. Melihat sekilas saja membuat siapapun seakan tenggelam ke dalam mata itu dan tak bisa berpaling untuk tak melihatnya
Dan pandangan Sehun beralih ke rambut Luhan yang berwarna pink. Warna yang sangat cocok dengan warna kulitnya yang seputih salju. Rambut pink itu bergerak halus tertiup similir angin di sekitar mereka. Luhan terlalu membius untuk membuat Sehun berpaling. Entah apa yang Sehun pikirkan tangannya terangkat menyentuh surai pink halus milik Luhan
Pria cantik mungil itu tersenyum dan menutup matanya menikmati belaian Sehun di kepalanya, turun ke telinga dan pipi tirusnya yang halus. Sehun tak bisa menolak Luhan saat menatap Luhan yang sangat cantik. Tanpa sadar seulas senyum terukir di bibirnya menikmati kontak telapak tangannya dengan pipi Luhan yang lembut
Melihat Luhan menikmatinya membuat Sehun benar-benar tak bisa menolak pesona pria di hadapannya itu. seakan Luhan adalah magnet yang terus menarik dirinya masuk ke dalam dunia Luhan. sehun benar-benar tenggelam dalam pesona Luhan, perlahan ia mendekat menghapus jarak antara dirinya dan Luhan yang cantik. Mendekat secara perlahan seiring matanya yang ikut mertutup
"YA! Oh Sehun…"
Teriakan seseorang memanggil namanya bagai alarm yang setiap pagi membangunkannya dari alam mimpi. Seperti saat ini, menyadarkannya dari apa yang baru saja ingin ia lakukan
Cepat Sehun melihat siapa yang memanggilnya. Seorang familiar, ia roomatenya tengah berlari menghampiri dirinya yang masih pada posisi tadi
"YA! Kenapa kau di sini ? bukannya kau menemui Jung seongsanim ?. dan… kenapa kau… berdiri seperti itu ?"
Jongin berkata dengan alis terangkat, aneh melihat sahabatnya saat itu. sehun yang sadar dengan posisinya berdiri tegak dan menurunkan tangannya. Namun ia sedikit terkejut, bukan. Tapi sangat terkejut melakukannya. Bukankah tadi ia memegangi pipi Luhan ? dan… ingin.. ingin…. Sudahlah, tapi dimana pria itu ? di mana Luhan ?
Ia yakin tak merasakan pergerakan Luhan yang pergi dari tempat itu. lalu di mana dia ?
"kau kenapa ?. apa yang kau cari ?" Jongin melihat Sehun bertingkah aneh melihat kesana kemari seperti mencari sesuatu coba bertanya.
"tadi, apa saat kau berlari menghampiriku, kau melihat seorang bersamaku ?"
"tidak. Aku melihatmu dengan posisi aneh mendorong dirimu ke depan sambil memejamkan mata. tadi tidak ada seorangpun di sini selain dirimu, Oh Sehun!"
"tidak, tadi aku bersama Luhan. dia yang mengembalikan kertas ini padaku" sehun mengangkat kertas di genggamannya tepat depan wajah Jongin
"Luhan ? Luhan siapa ? aku tidak melihat siapapun disini. Sudahlah, kau aneh, Oh Sehun. Lebih baik cepat serahkan lembar esay itu dan kemasi barangmu. Kita bisa berangkat saat gelap jika kau menunda waktu lagi" Jongin menyingkirkan kertas menghalangi penglihatannya sebelum berucap
Sehun nampaknya mencerna perkataan Sehun. Ia yakin tadi bersama Luhan di situ. Sekali lagi Sehun melihat ke sekitarnya lalu menatap Jongin
"Kai, aku tidak jadi pulang. Maaf, tapi sepertinya aku punya banyak tugas yang harus di selesaikan"
Sehun berucap seraya berlari menuju gedung administrasi sekolah, meninggalkan Kai yang sibuk meneriaki dan memakinya karena sudah rela menunggu namun mereka tak jadi berangkat bersama
To be countinue
A/N : anyeong readersnim~ Ell punya FF geje hehe~ Ell mau minta maaf karna belum bisa lanjutin FF yang lain, tapi udah bikin yang baru. Tapi tenang, yang ini pasti tamat kok, Cuma ada… 3 chapter mungkin ? kk~
Ell mau ucapin terimakasih yang udah bersedia mampir ke FF author amatir. Ell selalu baca kritik dan saran kalian kok walau Ell gak bisa balas ^^. Tapi Ell bakal nambahin ke jalan ceritanya apa yang kalian pengen. Kalau bisa dan sesuai kelanjutan
Jadi…. Ell tunggu kritik dan sarannya kkk~. Jangan sungkan kalau mau ngasih kritik dan saran. Ungkapin apa yang readersnim rasa pas baca FF nya. Kalaupun mau marah, silahkan Ell terima kkk~ tapi.. jangan siksa Ell
Yaudah, gitu aja..
