BEST FRIEND

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Genre: Friendship Romance

Rate: T

Pairing: SasukeHinata

GaaraIno

GaaraMatsuri dll

Chapter 1

Hinata berlari-lari kecil menuju kelasnya dikelas VIII-d. Lima belas menit terlambat dan tigapuluh menit ditahan diruang piket totalnya empatpuluhlima menit atau setara satu jam pelajaran, selama itulah Hinata gadis terpemalu, terbaik, terimut, terlucu, terpolos dan terhobby kesiangan tak dapat masuk kelas.

"Hai semua!" Sapa Hinata dengan wajah tanpa dosa, jam pelajaran pertama dan kedua dihari kamis memang diisi pelajaran matematika dengan pengajar Kakashi Hatake yang sudah bisa dipastikan baru akan masuk kekelas saat jam pelajarannya tinggal sepuluh menit lagi, dengan begitu Hinata bisa dengan mudah masuk kekelas tanpa harus mendapat hukuman tambahan hormat bendera hingga istirahat atau lari lima keliling lapangan basket seperti yang selalu ia alami jika guru pengajar dijam pertama adalah Anko atau Guy.

Hinata duduk dibangku pojok sebelah kiri dijajaran ketiga setelah sebelumnya disebelah kanan, kebiasaan rutin kelas untuk bergilir tempat duduk dengan alasan agar saling mengenal dan menghindari adanya kelompok atau geng dalam kelas yang sering dipandang negative oleh sebagian besar guru, meski sebenarnya itu sama sekali tak berpengaruh, buktinya meski tempat duduk diputar geng-geng kelas masih ada, salah satunya Mawar Hitam Club.

"Hyuuga-sama kau terlambat!" Sambut Sakura dengan nada menyindir dibalas anggukan setuju oleh Ino yang tengah sibuk membereskan poni panjangnya. Ditangan kirinya ada cermin kecil yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi, ditangan kanannya ada sisir mungil yang ia gunakan untuk menyisir rambutnya tiap sepuluh menit sekali, sementara dimejanya yang entah sejak kapan ia sulap menjadi meja rias berserakan bedak, pelembab, lipglos, parfum, kutek, vitamin rambut, lotion dan perangkat make up lainnya.

"Maaf Haruno-sama saya tersesat dijalan bernama kehidupan." Jawab Hinata dengan wajah merasa bersalah yang jelas dibuat-buat hingga akhirnya ketiga gadis itu tertawa bersama. Meniru ucapan Kakashi hanya satu dari sekian banyak ucapan khas orang lain yang selalu mereka tiru untuk dijadikan bahan guyonan, misalnya saja kata Tebayo khas Naruto yang diucapkan dengan logat Jawa atau kata 'Alhamdulillah yah, sesuatu' khas seorang penyanyi wanita Indonesia.

"Akh, sial!" Gerutu Naruto yang langsung duduk dibangku belakan g Hinata. Hari ini memang penuh dengan sesuatu, ketujuh personil Mawar Hitam club duduk berdekatan. Bila dilihat disebelah kanan dekat bangku Hinata ada Gaara yang tengah tertidur karena semalaman begadang akibat insomnianya yang tak kunjung sembuh disampingnya ada Lee yang dengan semangat 45nya terus berpush up ria. Didepan Hinata ada Sakura dan Ino, sementara dibelakangnya ada Naruto yang mencak-mencak kesal bersama Sasuke yang manggut-manggut terbawa alunan musik di earphonenya.

"Kenapa Nar?" Tanya Lee menghentikan olah raga paginya.

"Cewek gue direbut orang!" Erang Naruto tak terima kekasihnya diambil orang, kelima temannya kecuali Hinata hanya memberikan tatapan datar,' Cewek lo yang mana yang gak direbut orang?' Iner mereka mengejek dalam hati, mengingat kebanyakan mantan pacar Naruto memang minta putus karena pihak ketiga dari siperempuan.

"Sudahlah Naruto, mungkin Konan gak ditakdirin buat kamu." Hinata berusaha menenangkan dengan senyuman lembutnya, Naruto mengangguk lemah meski Kyuubi ditubuhnya terus meronta-ronta ingin mengamuk.

"So bijak, berusaha aja jangan kesiangan baru nasihatin orang lain!" Ejek Sasuke melepas Earphonenya. Hinata mendelik tak suka dibalas seringai khas Sasuke. Selalu saja Sasuke yang tak pernah menghargai niat baiknya.

"Pagi anak-anak, kita ulangan." Kakashi masuk kekelas, semua anak kelas VIII d langsung duduk dibangku mereka masing-masing sambil merenggut.

"Ya, ya aku pulang sekarang." Panggilanpun terputus, Sakura menghela nafas berat, wajahnya memerah menahan tangis. Harusnya ia tak mengalami hal seburuk itu diusianya yang baru empatbelas tahun.

"Apa-apaan Sensei itu, selalu saja ulangan dadakan padahal memberikan materi saja tidak." Cibir naruto sebal, mengingat hanya satu soal yang bias ia isi itupun hanya soal dari materi dasar himpunan.

"Itu artinya Kakashi Sensei penuh dedikasi dan semangat masa muda dalam mengajar!" Jawab Lee ngaco sambil tersenyum lima jari padahal dia sendiri hanya mengisi dua soal.

"Naruto sepertinya sedang bad mood karena masalah tadi pagi, tapi ngomong-ngomong dimana Sakura?" Tanya Hinata mencari-cari keberadaan Sakura.

"Oh itu, tadi dia sms katanya pulang duluan biasalah masalah keluarga." Jelas Ino malas, ia mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang pas.

"Permisi nona-nona, bisakah kalian pindah dari sini?" Perintah Ino semanis mungkin dengan tatapan'pergi atau mati'. Ada yang langsung pergi karena takut tapi ada juga yang tak bergeming membuat Ino mulai naik darah.

Brakkk….

Ino menggebrak meja membuat kemeja salah seorang anak basah terkena tumpahan air.

"Kalian tuli eh?"

"Kau kekanak-kanakan senpai, jika kau begitu menginginkan bangku ini mengapa tak kau bawa pulang saja?" Tantang seorang gadisberambut coklat sebahu, orang pertama yang bisa menyaingi Ino. Tubuhnya tinggi putih dengan wajah yang sangat cantik tak jauh beda dengan ino. Gadis itu membuat Ino makin marah, ini bukan lagi soal kursi tapi soal harga diri seorang primadona.

"Kau…"

"sudahlah, kita cari tempat lain saja!" Sela Gaara merasa tak berminat dengan pertengkaran kedua gadis yang memang ia kenal itu. Meski awalnya enggan dengan alasan harga diri tapi akhirnya Inopun mengikuti langkah Gaara disusul Sasuke, Hinata, Naruto dan Lee.

"Senpai..."

"Jika hanya karena om Kakuzu kaya ibu menjodohkanku dengannya. Aku bisa mendapatkan laki-laki lain yang seratus kali lipat lebih kaya dari dia!"

Plak…

"Dasar anak tak tahu diuntung. Siapa yang mengajarimu jadi pembangkang ha? Dan berhenti memanggilnya om dia itu calon suamimu!"

"Jadi aku harus memanggilnya apa? Haruskah aku memanggilnya Kakanda Ibunda?"

Plakkk….

TBC