Naruto by Masashi Kishimoto
Our Boyfriend by Hwang Energy
Let's Read…..
.
.
.
Suatu hari di sebuah rumah pohon, ada suatu genk yang terdiri dari 6 orang perempuan. Mereka adalah:
Tenten: cewek tomboy yang menjabat sebagai ketua di genk tersebut. Rambutnya berwarna cokelat di cepol 2. Dia pintar bahasa mandarin!
Haruno Sakura: cewek feminim yang menjabat sebagai wakil ketua. Dia adalah anggota yang paling gampang dikenali karena rambutnya yang berwarna pink. Pintar IPA!
Yamanaka Ino: cewek centil keturunan bule. Rambutnya pirang di kuncir kuda. Pintar bahasa inggris!
Matsuri: cewek lugu yang sopan. Rambutnya warna cokelat sebahu. Dia yang paling muda diantara teman-temannya. Pintar dalam kerajinan tangan!
Hyuuga Hinata: cewek pemalu yang baik hati. Ia paling pintar dari teman-temannya. Rambutnya panjang berwarna biru ke unguan. Pintar matematika!
Sabaku no Temari: cewek cerewet yang suka ngegosip. Rambutnya berwarna kuning di kuncir 4. Dia yang paling tua di antara teman-temannya. Pintar masak.
Mereka sedang berbincang-bincang. Tapi tiba-tiba Temari berbicara sesuatu yang Tenten tidak suka.
"Guys, aku punya ide!" kata Temari. "Ide apa, Tem?" Tanya Tenten.
"Kita lomba cari pacar, yuk!" ajak Temari. "HAH!" teriak mereka semua kecuali Temari.
"Boleh juga tuh!" setuju Ino. "Ngga ah!" kata Tenten. "Ih, Tenten harus mau dong! Siapa yang mau angkat tangan?" kata Temari.
Lalu, Temari, Ino dan Sakura angkat tangan. Tentan dan Matsuri diam saja. Sedangkan Hinata? Hm, dia mau angkat tangan tapi malu-malu.
"Sayang sekali Aku, Matsuri dan Hinata ngga berminat!" kata Tenten bangga. "Halah…. Aku tau Hinata mau tapi malu" kata Sakura.
"That's right! Iya ga Hinata?" Tanya Ino penuh harapan. "I…. iya" jawab Hinata terbata.
"berarti 4-2. Yey, jadi kita lomba deh" kata Temari bangga sambil melirik Tenten yang kesal.
"Up to you!" kata Tenten kesal. "Ya terserah kalian saja" kata Matsuri lembut.
"Yey!" senang Ino. "Gimana syarat cowok yang kita pacarin harus yang benci sama kita?" usul Sakura.
"Ide bagus tuh!" kata Tenten. "Tadi katanya kau ngga mau ikutan. Gimana sih?" kata Temari sedangkan Tenten hanya cengar cengir.
"Waktunya 2 minggu!" kata Ino. "Oke! Sepakat?" Tanya Tenten. "Sepakat" kata mereka semua.
Keesokan harinya, Tenten terlambat kesekolah. Saat iu, cuacanya hujan. Tenten menunggu di halte bus.
"Hhh…. Udah telat, hujan lagi. Sial banget!" kesal Tenten.
Tiba-tiba seorang cowok bermata lavender memberikan sebuah payung kepada Tenten. Rupanya cowok itu membawa payung 2. Cowok itu segera pergi dengan langkah yang cepat.
"TERIMAKASIH" teriak Tenten kepada cowok itu. Lalu iya segera meninggalkan halte bus tempat dia berteduh.
Saat Tenten sampai di sekolahnya, dia melihat Matsuri sedang menunggunya di pintu sekolah *bukan gerbang loh!* karena hujan. "MATSURI" teriak Tenten sambil mempercepat langkahnya.
"Maaf Matsuri. Aku membuatmu menunggu terlalu lama" kata Tenten. "Iya tidak apa-apa. Lebih baik sekarang kita kekelas, yuk" ajak Matsuri sambil tersenyum. "Oke" kata Tenten.
Saat di perjalanan Tenten dan Matsuri menuju kelas 10-3 *kelas mereka*, Tenten melihat cowok yang memberikan paying kepadanya tadi.
"Ah, itu bukannya cowok yang ngasih aku payung ya? Aku balikin, ah" batin Tenten. "Matsuri, kau duluan saja. Aku masih ada urusan. Bye…." Kata Tenten.
"IYA" teriak Matsuri lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Kembali ke Tenten yang sekarang berada di kelas cowok yang memberikan payung kepadanya.
"Permisi" kata Tenten kepada salah satu cewek yang ada di depan pintu kelas 11-3 *kelas cowok itu*.
"Ya ada apa ya?" Tanya cewek itu. "Unnie, aku mau Tanya, cowok yang itu namanya siapa ya?" Tanya Tenten sambil menunjuk cowok yang meminjamkannya payung.
"Namanya Hyuuga Neji. Kenapa dek? Naksir ya?" ledek cewek itu.
"Ngga kok Unnie. Cuma mau balikin payung aja" kata Tenten lalu masuk kedalam kelas itu.
"Annyeong Neji-oppa, Gomawo karena udah di pinjamin payungnya" kata Tenten. "hn…." Jawab cowok itu, Neji. Lalu Tenten pergi keluar dari kelas itu dan pergi menuju kelasnya.
Saatnya ke Matsuri. Saat Matsuri sedang asyik-asyiknya membaca bukunya, dia tabarakan dengan seorang cowok berambut merah.
"Heh, kalau jalan lihat-lihat dong!" kata cowok itu dingin lalu pergi begitu saja.
Tenten yang melihat Matsuri langsung menghampiri Matsuri. "kau tidak apa-apa kan Matsuri?" Tanya Tenten.
"Aku tidak apa-apa" kata Matsuri. "ayo ke kelas".
Saat Tenten dan Matsuri sampai di kelas, mereka mendapat sambutan dari Sakura, Ino dan Temari yang sedang ngegosip di meja Temari. Sedangkan Hinata? Dia tidak masuk sekolah karena sakit.
"Huuu….. Telat….." sorak mereka bertiga.
"Hehehehe….." tawa Tenten yang dipaksakan.
Lalu Kiba mengagetkan mereka berlima. "WA…. KURENAI-SENSEI DATANG…." Teriak Kiba, spontan seluruh murid kembali ke meja mereka masing-masing.
Benar yang dikatakan Kiba, Kurenai-sensei masuk ke kelas bersama 2 cowok berambut hitam dan merah.
"Loh, bukannya cowok itu yang menabrakku tadi ya?" batin Matsuri melihat cowok berambut merah.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Kurenai-sensei.
"Pagi sensei" sapa Murid-murid.
"Hari ini kita kedatangan murid baru. Kalian berdua, perkenalkan nama kalian" perintah Kurenai-sensei pada kedua cowok itu.
"Hai, namaku Sai. Salam kenal" kata cowok berambut hitam yang kita tau namanya Sai.
"Namaku Sabaku no Gaara, Gaara" kata cowok berambut merah yang kita tau namanya Gaara dengan datar.
"Sai, kau duduk dengan Yamanaka Ino" kata Kurenai-sensei menunjuk Ino. "Dan Gaara, kau duduk dengan Matsuri" kata Kurenai-sensei menunjuk Matsuri.
Lalu, Sai dan Gaara duduk di tempat yang Kurenai-sensei tunjuk.
"Hai Ino, mohon bantuanmu" kata Sai ramah.
"Ya…." Kata Ino sambil tersenyum.
"Huh! Rupanya aku duduk dengan cewek menyebalkan sepertimu!" kata Gaara dingin ke Matsuri.
"A…. Apa?" kata Matsuri.
"Cih! Ternyata selain kau buta, kau tuli juga" kata Gaara.
"Aku tidak buta!" kata Matsuri mulai kesal.
"Hei kau murid baru!" kata Tenten yang duduknya dibelakang Matsuri. Gaara dan Matsuri menengok kebelakang.
"Jangan seenaknya mengatai temanku ya! Kalau kau melakukan itu sekali lagi, kau akan berurusan denganku!" kata Tenten.
"Hn…. Aku tidak takut" kata Gaara membalikan tubuhnya.
"APA KATA…." Kata-kata Tenten terputus karena Kurenai-sensei melototinya.
"Ma…. Maaf Kurenai-sensei" kata Tenten menunduk.
"Hhh…. Buka buku kalian halaman 102" kata Kurenai-sensei.
Sepulang sekolah, Tenten, Temari, Sakura, Ino dan Matsuri pergi kerumah Temari. Saat sampai dirumah Temari, mereka berempat menunggu Temari yang sedang ganti baju.
"Hhh…. Hari ini aku sebel banget!" kata Tenten mulai curhat.
"Kenapa, Ten?" Tanya Ino.
"Kau tau kan murid baru yang bernama Gaara?" Tanya Tenten.
"Tau. Kenapa? Kau naksir?" kata Ino meledek.
"What? Naksir? Dih amit-amit. Masa' dia bilang Matsuri buta dan tuli" kata Tenten.
"What?" kaget Ino.
"Iya, aku juga sebel sama dia. Masa' pas istirahat dia malakkin Lee dan Kiba. Terus, karena Lee dan Kiba ngga mau, akhirnya mereka berdua ditonjok" kata Sakura.
"Kok ga dilaporin ke guru?" Tanya Ino kasihan.
"Ngga tau. Kayaknya sih mereka berdua diancem deh. Hi…. Aku jadi takut" kata Sakura.
"AKU BENCI DIA!" teriak Tenten dan Ino.
"Ehem…." Kata seseorang yang baru datang.
"Ga…. Gaara….!" Kata Sakura takut.
Lalu, Gaara men-deathglare Tenten dan Ino yang sedang berpelukan karena takut. Lalu pandangan Gaara beralih pada Matsuri.
"Cih…." Kata Gaara membuang muka. Lalu Gaara berjalan menuju kamarnya.
"Kenapa Gaara ada di rumah Temari?" Tanya Tenten setelah melepas pelukkannya dengan Ino.
"Karena dia saudaraku" jawab Temari yang sudah selesai mengganti baju.
"Hah? Jadi cowok menyebalkan itu saudaramu?" kata Sakura memelankan kata 'Menyebalkan' supaya tidak terdengar Gaara.
"AKU DENGAR ITU!" teriak Gaara dari dalam kamarnya.
"Buset! Kok dia bisa dengar?" Tanya Sakura. Yang lain hanya menggeleng.
"Eh gimana? Kalian udah dapet calon orang mau kalian pacari belum?" Tanya Temari.
"Belum!" kata Tenten, Sakura, Ino dan Matsuri kompak.
"Tem, aku pulang dulu ya" kata Tenten.
"Iya aku juga" kata Ino dan Sakura bersamaan.
"Kami pulang dulu ya Temari" kata Matsuri.
"Ya…. Hati-hati di jalan" kata Temari. Lalu, mereka berempat pulang.
"Hhh…. Baguslah mereka sudah pulang" kata Gaara.
"Eh, Gaara!" kata Temari.
"Aku benci temanmu yang berambut pendek warnanya cokelat. Siapa namanya?" Tanya Gaara.
"Maksudmu Matsuri?" kata Temari.
"Ya…. Aku benci dia" kata Gaara.
"Kenapa?" Tanya Temari.
"Ya…. Benci saja" kata Gaara lalu masuk kekamarnya.
"Sepertinya Matsuri akan menang!" batin Temari tersenyum.
Keesokkan harinya saat pelajaran olahraga, Asuma-sensei memberitahukan pengumumman tentang pengambil nilaian olahraga yang tidak disukai murid-murid kelas 10-B *kelas Tenten dkk*.
"Anak-anak, hari ini kita akan ambil nilai olahraga lari. Silahkan pilih pasangan kalian cowok dengan cewek" perintah Asuma-sensei yang membuat semuanya berkeluh.
"Eh, aku kemarin dengar kalau Gaara menonjok Lee dan Kiba" kata salah satu siswi.
"Iya, aku jadi takut. Kita jangan pilih dia yuk" ajak salah satu siswi. Gaara mendengar percakapan mereka. Semua siswi menjauhi dia. Tidak hanya siswi, siswa pu juga menjauhi dia. Gaara tidak punya teman.
"Maaf" kata Matsuri menghampiri Gaara.
"Kau…. Mau tidak jadi pasanganku?" Tanya Matsuri. Gaara terkejut. Ternyata masih ada yang mau dengannya.
"Kau tidak apa-apa denganku?" Tanya Gaara. Matsuri mengangguk.
"Baiklah" kata Gaara datar. Temari yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka terkejut.
"Gaara gimana sih? Katanya benci Matsuri, kok mau jadi pasangannya Matsuri?" batin Temari.
Saat istirahat, Tenten dkk pergi kekantin. Saat mereka sampai di kantin, mereka menduduki tempat biasa mereka.
"Pada mau pesan apaan nih?" Tanya Ino yang hari ini bertugas sebagai pelayan khusus teman-teman se-Genknya.
"Makan Bakso aja yuk!" kata Tenten.
"Ya sudah" setuju mereka semua.
"Kalau begitu 3 Bakso campur dan 2 Bakso bihun" kata Ino.
"Kok cuman 5? Ino, emangnya kamu ga mau beli?" Tanya Sakura.
"Ngga ah. Aku bawa bekal dari rumah" kata Ino.
"Oh…." Kata Sakura. Lalu Ino memesan pesanan teman-temannya *Ino= baik kan gw! Gw ga jajan tapi mesennin punya sahabat gw. Baik kan gw? Kurang baik apa gw! Baik… hmphhh…. #Ino mulutnya disumpel *.
"Ah…. Aku lupa bawa uang! Aku ambil dulu ya" kata Tenten. Lalu Tenten berlari secepat mungkin menuju kelasnya tetapi dia tertabrak seseorang.
"Aduh!" kata mereka berdua.
"Ma…. Maaf Neji-oppa!" kata Tenten membungkuk.
"Kau ini…. Makanya jalan yang bener" kata Neji dingin lalu meninggalkan Tenten.
"Aku kan sudah minta maaf" kata Tenten sedih.
Saat pelajaran memasak, Shizune-sensei menyuruh muridnya memasak nasi goreng dengan sebangkunya.
"Anak-anak, hari ini sensei akan melakukan penilaian memasak nasi goreng. Pasangan dengan sebangku kalian" perintah Shizune.
Semua murid mulai memasak. Sai dan Ino membuat nasi goreng ayam. Gaara dan Matsuri memuat nasi goreng telur. Dan sama seperti yang lainnya.
"Sakura, aku kasih tomat ya" kata Sasuke. Ternyata Sakura duduk dengan Sasuke.
"Jangan. Aku benci tomat" kata Sakura.
"Pokoknya harus pakai tomat. Aku benci orang yang benci tomat" kata Sasuke.
"Tapi…." Batin Sakura pasrah saat Sasuke memasukan tomat.
Setelah pelajaran memasak selesai, berikutnya pelajaran menggambar. Kakashi-sensei menyuruh mereka menggambar sesuatu yang mereka suka.
"Gambarlah sesuatu yang kalin suka. Benda, pemandangan, orang…. Terserah kalian. Misalnya seseorang yang kalian suka! Itu juga boleh" kata Kakashi-sensei setengah meledek.
Lalu, semua murid mulai menggambar. Ino melihat gambar Sai. "Bagus sekali!" batin Ino.
"Sai…." Panggil Ino.
"Ya, ada apa Ino?" Tanya Sai.
"Kau menggambar alat-alat melukis ya?" Tanya Ino.
"Iya. Bagus tidak?" kata Sai.
"Jelek" kata Ino bercanda. Tetapi, Sai menganggap itu beneran.
"Jangan seenaknya bilang gambarku jelek. Seperti gambarmu jelek saja. Aku tidak mau berteman denganmu" kata Sai marah.
"Tapi aku kan…." Kata-kata Ino dipotong Sai.
"Diam" kata Sai.
"….Aku kan hanya bercanda" batin Ino.
Sepulang sekolah, Hinata mendapat pekerjaan mengajar seorang pemuda yang sebaya dengannya. Hinata menuju perumahan terkenal yaitu Konoha's House.
Ting…. Tong…. Hinata membunyikan bel rumah orang yang akan dia ajar setelah dia sampai.
Clek…. Pintu itu terbuka. Lalu, munculah seorang wanita berambut merah agak muda.
"Permisi, apa benar ini rumah Uzumaki Naruto?" Tanya Hinata ramah.
"Benar. Kau guru yang akan mengajari Naruto ya? Silahkan masuk" kata wanita itu menyuruh Hinata masuk. Lalu Hinata Masuk.
"Duduk dulu Hinata" kata wanita itu.
"Iya" kata Hinata duduk.
"Naruto, gurumu sudah datang" panggil wanita itu.
Lalu, muncullah sosok pria berambut kuning jabrik dengan matanya yang berwarna biru yang turun dari tangga.
"Kau guruku yang ke-51 ya?" Tanya Naruto. Hinata membelalakan matanya.
"Apa?" kata Hinata.
"Sebaiknya kau mundur saja. Kau bisa gila kalau mengajarku" kata Naruto.
"Aku tidak akan mundur karena aku butuh sekali pekerjaan ini" kata Hinata.
"Percuma…. Kau akan mundur" kata Naruto.
"Kenapa kau mau aku mundur?" Tanya Hinata.
"Itu Karena…." Kata-kata Naruto terpotong ibunya.
"Naruto. Jangan banya bicara! Cepat belajar" kata ibunya marah.
"Huh!" kata Naruto duduk.
"Maaf Hinata, Naruto memang suka begitu. Kalau begitu, tante tinggal dulu" kata Ibunya Naruto masuk ke dapur.
"Nah, Naruto, kau mau belajar apa?" Tanya Hinata.
"Terserah!" kesal Naruto.
"Baiklah…. Kalau begitu kita belajar Matematika. Tolong kerjakan soal…." Kata-kata Hinata terputus karena Naruto tidur.
"Naruto" kata Hinata membangunkan Naruto.
"Ah maaf. Semalam aku main game sampai larut" kata Naruto berbohong.
"Tidak apa-apa. Nah, sekarang…." Kata-kata Hinata terpotong Naruto.
"Ah, jangan belajar Matematika. Belajar bahasa Inggris saja" kata Naruto.
"Baiklah" kata Hinata sabar. Hinata mengeluarkan semua buku bahasa Inggris.
"Coba kau ker…." Lagi-lagi, kata-kata Hinata terpotong.
"Setelah kupikir-pikir…. Lebih baik belajar IPS saja" kata Naruto cengir.
"Hhh…. Baiklah" kata Hinata.
"Aku akan membuatmu tidak betah mengajariku Hinata…. Lihat saja" batin Naruto.
Keesokan harinya saat istirahat, Sakura dan Ino pergi kekantin berdua.
"Sasuke…." Batin Sakura. "Ah, kenapa aku sedih sekali saat Sasuke bilang benci sama orang yang benci tomat. Jangan-jangan aku…." Batin Sakura yang dipotong Ino.
"Sakura, kenapa kau melamun?" Tanya Ino.
"Ah, aku tidak apa-apa kok!" kata Sakura.
"Oh…. Aku lagi sedih nih" kata Ino.
"Sedih kenapa?" Tanya Sakura.
"Kemarin Sai bilang dia ngga mau ngomong sama aku lagi. Padahal kemarin aku bilang gambarnya jelek itu kan hanya bercanda" kata Ino. Sakura tersenyum.
"Jadi ceritanya Ino suka sama Sai nih?" ledek Sakura.
"Ah…. Kau ini apaan sih Sakura" kata ino yang mukanya sudah merah.
"Hahahaha…." Tawa Sakura.
Di tempat lain, Hinata dan Tenten sedang membawa buku agenda yang harus diserahkan ke Kakashi-sensei.
"Tenten…." Panggil Hinata.
"Ya?" kata Tenten.
"Boleh curhat ga?" Tanya Hinata.
"Boleh. Curhat apaan?" Tanya Teten.
"Kemarin kan aku ngajar. Terus muridnya tuh nyeselin banget" kata Hinata.
"Wah, kayaknya Hinata bakal menang nih" ledek Tenten.
"Tenten apaan sih" kesal Hinata.
"Hahahaha…." Tawa Tenten sambil berjalan mundur dan menabrak Neji.
"Maaf Neji-oppa" kata Tenten.
"Ah, kau lagi. Jangan dekati aku! Aku bisa sial" kata Neji dingin lalu pergi.
"Kenapa sih dia kasar sekali padaku? Aku kan tidak sengaja! Apa payung yang dia pinjamkan padaku rusak sama aku? Perasaan ngga deh. Kalau begitu aku belikan saja yang baru" batinTenten.
Saat pulang sekolah, Hinata pergi kerumah Naruto untung mengajarinya.
Ting…. Tong…. Clek….
"Hah? Kau masih mau saja mengajariku" kata Naruto setelah membuka pintu.
"Kan sudah kubilang, aku butuh pekerjaan ini" kata Hinata masuk kerumah Naruto.
"Hhh…. Tidak sopan. Aku belum menyuruhnya masuk dia sudah masuk duluan" kata Naruto ikut masuk. Lalu Naruto dan Hinata duduk diruang tamu.
"Naruto, kau mau belajar apa?" Tanya Hinata.
"Terserah" bentah Naruto membuat Hinata terkejut.
"Aku kan Tanya baik-baik! Kenapa kau membentakku?" bentak Hinata.
"Suka-suka aku! Yang punya mulut aku" bentak Naruto.
"Huh! Kau seperti tidak disekolahkan saja!" kesal Hinata membuat wajah Naruto yang tadinya marah menjadi sedih.
"Aku pernah sekolah…." Kata Naruto. Hinata terkejut.
"…. Hanya 3 bulan saja waktu aku TK" sambung Naruto. Hinata terkejut.
"Ke…. Kenapa hanya 3 bulan saja?" Tanya Hinata.
"Karena…. Aku pernah tertabrak mobil saat aku pulang sekolah. Mulai saat itu, aku tidak boleh sekolah di sekolah lagi. Aku kan hanya anak satu-satunya, jadi orang tuaku tidak ingin aku celaka seperti dulu. Makanya aku Home Schooling" kata Naruto. Hinata terkejut.
"Naruto…." Kata Hinata pelan.
"Aku dari dulu iri melihat orang memakai seragam sekolah. Aku juga ingin sekolah di sekolah. Makanya aku terus bersikap buruk pada guru yang mau mengajariku termaksud kau" kata Naruto. Hinata mengerti perasaan Naruto.
"Jadi, itu sebabnya dia selalu menyuruhku mundur" batin Hinata.
Naruto dan Hinata terdiam. Lama mereka terdiam, Hinata memecahkan keheningan.
"Naruto, orang tuamu dimana?" Tanya Hinata.
"Pergi! Mereka saja tidak ada waktu untukku" kesal Naruto.
"Bagaimana kalau kita hari ini belajar disekolahku?" ajak Hinata. Naruto terkejut.
"Di sekolahmu? Tapi, nanti orang tuaku marah" kata Naruto yang sebenarnya mau.
"Mereka kan pergi. Jam berapa mereka pulang?" Tanya Hinata.
"Mungkin jam 5 sore" jawab Naruto.
"Kalau begitu, ayo kita kesekolahku mumpung orag tuamu belum pulang" ajak Hinata. Naruto tersenyum.
"Baiklah" setuju Naruto. Lalu, Naruto dan Hinata pergi kesekolahnya Hinata.
Di sebuah pertokoan, terlihat Tenten yang bingung mencari paying yang mirip dengan payung Neji.
"Aduh, kok ga ada sih payung bermotif kotak-kotak warna hitam dan putih mirip punya Neji?" kesal Tenten. Tenten membelalakan matanya melihat paying yang dia cari.
"I'm coming umbrella!" seru Tenten.
Dijalanan sekolah yang mulai sepi, Matsuri sedang menyebrang jalan sambil membaca buku kerajinan tangan tapi, dia tertabarak seseorang.
"Aduh" kata mereka berdua.
"Kau…." Kata seseorang itu.
"Ah, maaf Gaara. Aku menabrakmu lagi" kata Matsuri. Ternyata orang itu Gaara.
"Ya tidak apa-apa. Makanya kalau jalan jangan terfokus pada buku saja" kata Gaara sedikit kesal.
Tin…. Tin…. Suara mobil yang akan menabrak mereka berdua. Dengan cepat, Gaara mendorong Matsuri ke pinggir jalan agar Matsuri tidak tertabrak. Tapi, justru Gaara yang tertabrak.
Gubrak!
"GAARA…"
.
.
.
To Be Continued
