Always In My Heart (REMAKE)
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
OCs
CHANBAEK (GS)
Romance, Hurt/Comfort
DON'T LIKE DON'T READ
Chapter 1
Seorang anak laki-laki berpakaian serba hitam berumur 12 tahun tengah berdiri di bawah payung hitam yang menaungi tubuh tingginya. Ekspresi wajahnya datar dan tatapannya sangat kosong. Tak ada setetes pun air mata yang menetes dari kedua matanya, namun jelas raut wajahnya melukiskan kesedihan yang sangat kentara. Ia hanya berdiri menatap lurus batu nisan yang terpahat indah di hadapannya. Sendirian. Orang-orang yang beberapa jam lalu datang kemari bersama dirinya telah kembali ke rumah masing-masing, meninggalkan dirinya yang masih bergeming dengan segala kesedihan yang menggelayuti hatinya.
Getar ponsel di saku celana anak itu mengalihkan sejenak perhatiannya dari batu nisan yang sedari tadi dipandangnya. Dirogohlah saku celananya dan mengeluarkan benda bergetar tersebut. Ia lihat sejenak nama seseorang yang menghubunginya melalui ponsel tersebut sebelum kemudian menekan tombol hijau di sebelah kiri ponsel dan mendekatkan ke telinga kirinya.
"yeoboseo"
"..."
"ne, Imo. Aku akan segera pulang"
"..."
"aniya, gwaenchana. Aku akan pulang sendiri"
"..."
"ne, arrasso"
Anak laki-laki itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celana. Lalu atensinya kembali lagi kepada batu nisan di hadapannya.
"eomma.." panggilnya. Ia mengeratkan genggaman pada benda berkilauan yang ada di tangannya. Matanya memerah menahan tangis, tenggorokannya terasa kering sehingga suaranya pun terdengar lirih. Dihirupnya nafas dalam-dalam dan perlahan dihembuskannya berharap nafasnya yang sedikit tersengal akan kembali normal.
Setelah dirasa cukup tenang, ia melanjutkan ucapannya.
"aku harus pergi.. akan sedikit lama.. aku janji suatu saat nanti aku akan kembali untuk menemui eomma lagi.. nal gidaryeo (tunggu aku).."
"annyeong.."
Kemudian dia berbalik berjalan di bawah guyuran hujan deras dan menjauh dari tempat peristirahatan terakhir orang yang paling berarti di hidupnya.
. . .
_Other side_
"aish.. malah semakin deras" gerutu seorang gadis imut yang tengah berteduh di bawah halte bus. Dia melirik ke sampingnya, ada dua orang yang bernasib sama sepertinya.
Dilihatnya mesin penunjuk waktu di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjuk angka 5. Hari sudah semakin sore. Dan perutnya sudah memprotes untuk segera diisi. Rumahnya hanya bejarak 10 menit berjalan kaki dari halte tempat berteduhnya sekarang. Maka ia pun memutuskan untuk berlari menembus derasnya hujan.
Di persimpangan jalan dekat halte tersebut, si gadis hampir bertabrakan dengan seorang laki-laki berpayung hitam kira-kira seumurannya dengan pakaian resmi serba hitam pula.
"ah kamjagiya" kagetnya. Si gadis langsung menutup mulutnya begitu sadar bahwa ia telah berteriak di hadapan seseorang.
"m-maaf.. a-aku agak terburu-buru sehingga hampir saja menabrakmu" ujar si gadis sambil membungkukkan tubuhnya.
"hm" laki-laki tersebut hanya berdeham sambil mengangguk singkat untuk menjawab menandakan dirinya mengerti.
Respon tersebut membuat si gadis kikuk dan tersenyum canggung. Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
"emm.. k-kalau begitu a-aku duluan" ucap si gadis sambil kembali membungkukkan badannya dan mulai melangkah.
Baru beberapa langkah dan ia bersiap untuk berlari, sebuah suara tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"tunggu!"
Si gadis pun membalikkan badannya dan memandang laki-laki berpayung yang menginterupsi langkahnya. Si laki-laki mendekat ke arahnya. Dan ketika laki-laki tersebut berada persis di hadapan si gadis, laki-laki tersebut meraih tangan si gadis dan meletakkan gagang payung yang dipakainya di genggaman si gadis.
"pakailah, rumahku dekat dari sini" ucap laki-laki tersebut. Si gadih yang mesih terkejut hanya diam dengan mulut yangmembentuk huruf 'o'. Laki-laki tersebut tersenyum tipis melihat ekpresi si gadis yang sangat menggemaskan menurutnya.
"baiklah. Aku pergi. Kau.. lekaslah pulang, hm!" ujar si laki-laki kemudian membalikkan badannya.
Si gadis pun tersadar dan menahan tangan si laki-laki. Si laki-laki menoleh sekilas dengan sebelah alis yang dinaikkan seolah bertanya 'apa lagi?'.
"emm.. dimana rumahmu?" tanya si gadis membuat si laki-laki mengerutkan dahinya. Si gadis pun menyadari ekspresi si laki-laki dan buru-buru menjelaskan.
"a-anu.. i-itu agar aku bisa mengembalikan payungmu" jelas si gadis sambil menampilkan senyum kikuk. Si laki-laki kembali tersenyum tipis.
"depan halte. Rumah putih dengan gerbang hitam tinggi" jawab si laki-laki sebelum kemudian meninggalkan si gadis yang masih menatap punggungnya sambil tersenyum lebar.
Setelah tersadar dari senyum bodohnya, gadis tersebut membalikkan badan dan bermaksud melanjutkan langkah menuju rumah sebelum atensinya terpaku pada sesuatu yang berkilau di dekat kakinya. Ia pun membungkukkan badan dan meraih benda berklau tersebut. Sebuah kalung berbandul 'S' dengan beberapa ukiran rumit menyerupai akar pohon yang memperindah kalung tersebut. Cantik dan berkilau, mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kalung tersebut. Seingatnya tadi tidak ada benda apa pun di sekitarnya. Mungkinkah kalung ini milik laki-laki tadi? ah besok akan kutanyakan, batinnya. ia pun memasukkan kalung tersebut ke dalam saku jaketnya dan mulai melangkah kembali melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.
.
.
AND or TBC
Annyeonghaseo yorobun..
Aku coba-coba nulis nih.. Ini ceritanya remake dari novel dengan judul yang sama. Aku suka banget sama novel ini. Ini novel pertama yang aku baca dan karena novel ini juga aku jadi suka baca novel dan pernah punya cita-cita jadi penulis. Aku lupa penulisnya siapa soalnya aku baca novel ini waktu aku kelas satu smp kalo gak salah, itu juga minjem punya temennya kakak kelas aku. Udah 7 tahun yang lalu. Jadi kayaknya plotnya gak bakalan sama persis sama novel aslinya. Tapi secara garis besar aku samain plotnya dengan menggunakan bahasa aku sendiri.
Jadi ff ini plot-nya aku ambil dari novel itu, tapi bahasanya hasil pemikiran aku. So, maaf kalo rancu dan gak enak dibaca. Mohon maklum ya aku masih belajar.
Dan oleh karena itu, aku berharap banget masukan dari para reader-nim tentang ff pertama aku ini supaya aku bisa lebih baik lagi ke depannya.
Oh iya, makasih banget buat kak uput yang udah mau luangin waktunya buat aku tanya2.. jadi terhura aku hiks /apaan sih lebay banget *plakk/ pokoknya makasih banget ya kak udah bantu dongsaeng-mu yang bawel ini :D
sebenernya aku gak pede publish ini. Tapi pengen belajar juga. Jadi ya gitu deh /apaan sih(2)/. Jadi gimana? Lanjut apa udah aja? RnR juseyo..
