Jun, begitu pemuda itu disapa, tengah termangu disebuah lorong kereta. Disana hanya ada dirinya, dan seorang remaja bersurai coklat sebahu yang duduk bersebrangan dengannya. Itu sahabatnya, Yoon Jeonghan.

"Jeonghan"

"Hm ?" Yang dipanggil tetap fokus pada layar ponselnya.

"Kenapa…"

"Kenapa apa? Bicara yang betul. "

"Kamu serius.. seorang master Bdsm ?"

Jeonghan meletakkan ponselnya, memandang jun intens.

"Lantas kenapa ? Kamu mau aku rape ?" tanyanya lantang. Jeonghan bisa dibilang sensitif jika ada yang membahas tentang pekerjaannya yang satu itu.

Jun terdiam. Bingung mau bicara apa. Semenjak insiden tadi sore, ia jadi sedikit takut pada Jeonghan. Ia yang hendak menyambangi rumah Jeonghan untuk menjemputnya untuk pergi ke toko buku. Namun telinganya yang kelewat tajam itu, mendengar suara desahan dan pukulan diiringi rintihan dan titah yang berasal dari Jeonghan. Bodohnya, Jun malah mengetuk pintu dan memanggil teman kecilnya tersebut sehingga ia tahu sedang apa Jeonghan disana.

"nggak Kok"

"Sudahlah, jangan tanya lagi. Aku ini Cuma seorang master bdsm, bukan seorang Rapist. Aku nggak memperkosa orang secara paksa, kecuali jika kau memintanya. "

"Apa.. kalau aku meminta, Kau tetap mau melaksanakannya? "

Jeonghan tersenyum miring. "jadi, Kau menawarkan diri, Wen Junhui? "

Tak disangka, Lawan bicaranya mengangguk, walau sedikit ragu. Jun pernah sesekali membaca cerita sex tentang Bdsm, dan kadang terbesit pikiran-pikiran untuk di-bdsm oleh sang master.

"Okay, kalau begitu kita ganti tujuan. Bukan toko buku, tapi.. Rumahku. "

"Kita pulang lagi? "

"kau pikir kita akan "Pulang"? Tentu saja tidak !"

"Ta-tapi.."

"Kebetulan setelah membeli beberapa sex toys baru, aku ingin mencobanya pada slave ku, dan itu kau. "

Sekarang Jun dibuat ngeri mendengarnya.